easter-japanese

“Bhante, dikatakan: ‘Kerukunan dalam Saṅgha, kerukunan dalam Saṅgha.’ Bagaimanakah, Bhante, terjadinya kerukunan dalam Saṅgha?”

“Di sini, Ānanda, (1) para bhikkhu menjelaskan bukan-Dhamma sebagai bukan-Dhamma … [seperti pada 10:38] … dan (10) apa yang ditetapkan oleh Sang Tathāgata sebagai ditetapkan oleh Beliau. Atas sepuluh dasar ini mereka tidak menarik diri dan tidak berpisah. Mereka tidak melakukan tindakan-tindakan resmi secara terpisah dan tidak melafalkan Pātimokkha secara terpisah. Dengan cara inilah, Ānanda, terjadi kerukunan dalam Saṅgha.”1

“Tetapi, Bhante, ketika seseorang merukunkan Saṅgha yang terpecah, apakah yang ia hasilkan?”

“Ia menghasilkan jasa surgawi, Ānanda.”

“Tetapi, Bhante, apakah jasa surgawi itu”

“Ia bergembira di surga selama satu kappa, Ānanda.” [77]

Kerukunan dalam Saṅgha adalah menyenangkan, dan saling membantu2 dari mereka yang hidup dalam kerukunan. Bersenang dalam kerukunan, kokoh dalam Dhamma, ia tidak jatuh dari keamanan dari belenggu. Setelah membawakan kerukunan kepada Saṅgha, ia bergembira di surga selama satu kappa.


Catatan Kaki
  1. Seperti di atas, Ee memperlakukan ini sebagai akhir dari sutta dan kalimat berikutnya sebagai awal dari sutta terpisah, yang dinomori 40. Dengan demikian penomoran Ee sekarang sama dengan edisi lainnya. ↩︎

  2. Saya menambahkan kata “saling” dengan berdasarkan pada kemasan Mp: aññamaññassa saṅgahānuggaho↩︎