easter-japanese

(1) “Para bhikkhu, seorang bhikkhu mungkin memiliki keyakinan tetapi ia tidak bermoral … [13] … (2) … memiliki keyakinan dan bermoral, tetapi ia tidak terpelajar … (3) … terpelajar, tetapi bukan seorang pembabar Dhamma … (4) … seorang pembabar Dhamma, tetapi bukan seorang yang sering mengunjungi kumpulan-kumpulan … (5) … seorang yang sering mengunjungi kumpulan-kumpulan, tetapi bukan seorang yang dengan percaya-diri mengajarkan Dhamma kepada suatu kumpulan … (6) … seorang yang dengan percaya-diri mengajarkan Dhamma kepada suatu kumpulan, tetapi bukan seorang ahli disiplin … (7) … seorang ahli disiplin, tetapi bukan seorang yang mengingat banyak kehidupan lampaunya, yaitu, satu kelahiran, dua kelahiran … [seperti pada 6:2 §4] … demikianlah ia tidak mengingat banyak kehidupan lampaunya dengan aspek-aspek dan rinciannya … (8) … seorang yang mengingat banyak kehidupan lampaunya … tetapi bukan seorang yang, dengan mata dewa, yang murni dan melampaui manusia … [seperti pada 6:2 §5] … memahami bagaimana makhluk-makhluk mengembara sesuai kamma mereka … (9) … seorang yang, dengan mata dewa … memahami bagaimana makhluk-makhluk mengembara sesuai kamma mereka, tetapi bukan seorang yang, dengan hancurnya noda-noda, telah merealisasikan untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, ia berdiam di dalamnya.

“Dengan demikian ia tidak lengkap sehubungan dengan faktor itu. Ia harus memenuhi faktor itu, [dengan berpikir]: ‘Bagaimanakah aku dapat memiliki keyakinan … [14] … dan juga menjadi seorang yang, dengan hancurnya noda-noda, telah merealisasikan untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, aku berdiam di dalamnya?’

(10) “Tetapi ketika seorang bhikkhu (i) memiliki keyakinan, (ii) bermoral, dan (iii) terpelajar; (iv) seorang pembabar Dhamma; (v) seorang yang sering mengunjungi kumpulan-kumpulan; (vi) seorang yang dengan percaya-diri mengajarkan Dhamma kepada suatu kumpulan; (vii) seorang ahli disiplin; (viii) seorang yang mengingat banyak kehidupan lampaunya … dengan aspek-aspek dan rinciannya; (ix) seorang yang, dengan mata dewa … memahami bagaimana makhluk-makhluk mengembara sesuai kamma mereka; dan (x) seorang yang, dengan hancurnya noda-noda, telah merealisasikan untuk dirinya sendiri dengan pengetahuan langsung, dalam kehidupan ini, kebebasan pikiran yang tanpa noda, kebebasan melalui kebijaksanaan, dan setelah memasukinya, ia berdiam di dalamnya, maka ia lengkap sehubungan dengan faktor itu.

“Seorang bhikkhu yang memiliki kesepuluh kualitas ini adalah seorang yang menginspirasi keyakinan dalam segala hal dan yang telah lengkap dalam segala aspek.” [15]