easter-japanese

Dukkha (Pāli दुक्ख; Sanskrit दुःख duḥkha) merupakan sebuah kata yang tidak dapat diterjemahkan dengan sempurna karena tidak ada kata yang dapat mewakili kedalaman, cakupan dan kehalusan dari kata Dukkha.

Dukkha biasa diterjemahkan tergantung konteksnya menjadi

  • Penderitaan
  • Ketidakpuasan
  • Stress

Penyebab dari Dukkha adalah Taṇhā

“Sekarang ini, para bhikkhu, adalah kebenaran mulia penderitaan: kelahiran adalah penderitaan, penuaan adalah penderitaan, sakit adalah penderitaan, kematian adalah penderitaan; berkumpul dengan apa yang tidak menyenangkan adalah penderitaan; berpisah dengan apa yang menyenangkan adalah penderitaan; tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah penderitaan; singkatnya, kelima kelompok unsur kehidupan yang tunduk pada kemelekatan adalah penderitaan.

~ Saṃyutta Nikāya 56.11: Dhammacakkapavattana Sutta

“Dan apakah, para bhikkhu, kebenaran mulia penderitaan? Dapat dikatakan: enam landasan indria internal. Apakah enam ini? Landasan mata … landasan pikiran. Ini disebut kebenaran mulia penderitaan.”

~ Saṃyutta Nikāya 56.14: Ajjhattikāyatana Sutta

“Para bhikkhu, segalanya terbakar. Dan apakah, para bhikkhu, segalanya yang terbakar itu? Mata terbakar, bentuk-bentuk terbakar, kesadaran-mata terbakar, kontak-mata terbakar, dan perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-mata sebagai kondisi – apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan – itu juga terbakar. Terbakar oleh apakah? Terbakar oleh api nafsu, oleh api kebencian, oleh api kebodohan; terbakar oleh kelahiran, penuaan, dan kematian; oleh kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan, Aku katakan.

“Telinga terbakar … Pikiran terbakar … dan perasaan apa pun yang muncul dengan kontak-pikiran sebagai kondisi – apakah menyenangkan atau menyakitkan atau bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan – itu juga terbakar. Terbakar oleh apakah? Terbakar oleh api nafsu, oleh api kebencian, oleh api kebodohan; terbakar oleh kelahiran, penuaan, dan kematian; oleh kesedihan, ratapan, kesakitan, ketidaksenangan, dan keputusasaan, Aku katakan.

~ Saṃyutta Nikāya 35.28: Āditta Sutta

“Sahabat Sāriputta, dikatakan, ‘penderitaan, penderitaan.’ Apakah penderitaan itu?”

“Ada, sahabat, tiga jenis penderitaan ini: penderitaan karena sakit, penderitaan karena bentukan-bentukan, penderitaan karena perubahan. Ini adalah tiga jenis penderitaan.”

“Tetapi, Sahabat, adakah jalan, adalah cara untuk memahami sepenuhnya tiga jenis penderitaan ini?”

“Ada jalan, Sahabat, ada cara … Jalan Mulia Berunsur Delapan ini….”

~ Saṃyutta Nikāya 38.14: Dukkha Sutta