easter-japanese

Seminggu terakhir di Jepang merupakan saat-saat yang luar biasa sibuk: harus membereskan skripsi untuk Lab di Jepang, ngurus-ngurus penghentian kontrak handphone, asuransi, gas, asrama, dsb. Pada saat itu pula, Papaku datang berkunjung ke Jepang dan kami jalan-jalan ke berbagai tempat: Shibuya, Shinjuku, Asakusa, Imperial Palace (Istana Kaisar Jepang), Tokyo Tower, Kuil Meiji Jingu, Kuil Yasukuni, Kamakura, Ofuna Kannon (Avalokitesvara), Odaiba (Aqua Citynya Tokyo), Fuji Q Highland (roller coaster tercuram di dunia) dan di luar planning, kami juga ke Ushiku Amida, bukan hanya patung Buddha, tetapi dari seluruh patung di dunia ini, ia lah patung tertinggi!

Sangat keterlaluan kenapa bahkan orang-orang Jepang banyak yang tidak tahu tentang patung Amida Butsu (Buddha Amitabha) ini. Lain halnya dengan Buddha Kamakura dan Patung Buddha di Kuil Todaiji di Nara (yang dikenal orang-orang sebagai patung Buddha terbesar di Jepang!); padahal ukuran patung Buddha Todaiji ini hanya sebesar telapak tangan Ushiku Amida Buddha! Mungkin karena patung Ushiku Amida ini masih belum memiliki nilai historis (sebab baru selesai dibangun tahun 1993), bandingkan dengan Buddha Kamakura dan Todaiji yang sudah ratusan tahun.

Ushiku Amida ini terbuat dari perunggu dan tingginya 120 meter, kira-kira 3x tinggi Patung Liberty di Amerika; juga masih jauh lebih tinggi dibandingkan patung Buddha di Afganistan (sebelum dihancurkan Taliban). Kita memang benar-benar ketinggalan info. Aku masih ingat dulu waktu SMA pas lomba cerdas cermat Agama Buddha tingkat Nasional di Batam; ada pertanyaan “di negara manakah patung Buddha tertinggi di dunia?” Jawabannya “di Afganistan”. Padahal waktu itu adalah tahun 2003, mestinya jawaban yang benar adalah Ushiku Amida di Jepang!

Aku ketemu info tentang Ushiku Amida ini juga awalnya dari internet secara kebetulan beberapa hari sebelum balik ke Indonesia. Astaga!, hampir setahun di Jepang kenapa aku belum pernah dengar tentang patung Buddha yang satu ini? Aku khawatir banyak info-info yang palsu di internet, tetapi dari feeling ku, kayanya web-sitenya bisa dipercaya dan aku mencari tahu bagaimana cara ke sana.

Ternyata patung ini ada di Prefektur (Provinsi) Ibaraki di kota Ushiku di sebelah timurnya Tokyo dan Prefektur Chiba. Kami pun berangkat ke sana naik kereta api. Karena cukup jauh, kota ini sudah di luar peta jaringan kereta api Tokyo sekitarnya yang aku miliki. Hampir aja kami salah jalur dan tersesat. Untunglah segalanya lancar dan kami pun tiba di Ushiku. Dari sana harus naik bus lagi sekitar 20 menit ke daerah agak pedesaan.

Wuah!!! Dari kejauhan, sudah tampak patung tersebut menjulang tinggi di angkasa. Luar biasa! Patung Amida ini terlihat begitu hening, salah satu mudra tangan memberi berkah dan satunya lagi mudra “janganlah takut” (kalo ga salah). Ternyata, agak jauh di seberang jalan masuk, terdapat kompleks pekuburan yang sangat luas! Mungkin ini seolah Buddha Amitabha sedang memberikan cahayaNya yang tanpa batas kepada semua makhluk untuk mencapai kebahagiaan.

Setelah membayar 800 yen untuk masuk, kami pun berjalan semakin mendekati patung Amida raksasa tersebut. Di sepanjang jalan terhampar banyak sekali kebun bunga aneka jenis. Kebetulan waktu itu adalah musim panas, bunga seperti lavender dan bunga lainnya (tidak tau namanya) sedang musim-musimnya. Ada juga kolam ikan sejenis lele yang berebutan makanan yang dilempar pengunjung serta pot-pot teratai di pinggir sisi jalan setapak di hadapan Buddha.

Di dalam patung Buddha ini ternyata ada lift dan ruangan Bhaktisala. Koridor-koridor gelap dihiasi dengan patung-patung Buddha kecil yang berpendar cahaya yang bisa berubah-ubah warnanya. Di salah satu ruangan, ada ribuan patung Buddha keemasan yang tertata sangat rapi dan berderet bagaikan pola-pola fraktal yang begitu indah. Ada juga satu tempat yang menyimpan relik Buddha Gautama.

Setelah menyusuri semua ruangan, kami pun turun dan keluar dari patung. Di kompleks di sebelah belakang patung terdapat taman tupai dan aneka hewan lain seperti kelinci, marmut, dsb. Yang paling menarik perhatian adalah tupai, sebab mereka imut sekali, kawaii!!! dan sangat lincah serta pintar bersembunyi. Kita bisa memancing mereka mendekat dengan makanan tupai, cracker tipis yang mirip emping.

Selain itu, juga ada pertunjukan sirkus pada jam-jam tertentu. Sirkus dilakukan oleh monyet, lucu sekali :D. Monyet tersebut berusaha berjalan di atas bola; menangkap ring-ring yang dilempar oleh si pawang, serta atraksi-atraksi lainnya dan juga sulap.

Setelah puas menonton, kami pun bermaksud pulang kembali ke Tokyo. Halaman luas dengan bunga-bunganya yang indah bagaikan oase hening jika dibandingkan dengan hiruk pikuknya Tokyo. Aku juga melihat ada lilin-lilin yang dipersiapkan/dipasang di sepanjang jalan, sepertinya akan ada suatu acara/perayaan. Soalnya pertengahan Agustus adalah puncak-puncaknya perayaan Bon (sembahyang kuburan) di Jepang; mungkin akan banyak orang yang datang ke kompleks pekuburan yang luas di seberang pintu masuk sekaligus mengunjungi Ushiku Amida Buddha.


Masih ada satu lagi yang belum sempat kukunjungi, yang letaknya sangat-sangat-sangat jauh di Hokkaido, pulau paling utara Jepang, yaitu patung Kannon (Guan Yin/Avalokitesvara) tertinggi di dunia yang katanya indah sekali. Apalagi Hokkaido terkenal dengan saljunya yang sangat halus (snow powder), salju terbaik di seluruh Jepang! Juga festival saljunya yang sangat romantis (orang-orang membuat rumah sederhana dari salju, saling membagi jeruk mandarin dan bercengkrama/ngobrol-ngobrol).

Yeah, I wish one day…