Willy Yandi Wijaya
Bencana alam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bencana yang disebabkan oleh alam (seperti gempa bumi, angin besar, dan banjir). Dalam tulisan ini, penulis akan membahas tentang bencana alam yang sering terjadi, khususnya di Indonesia dari sudut pandang agama Buddha.
Menurut ajaran Buddha, yang mengatur semua fenomena di seluruh alam semesta ini ada lima hukum, yaitu:
Lima hukum di atas yang mengatur semua fenomena yang terjadi di alam semesta ini, termasuk bencana alam. Ajaran Buddha menjelaskan bahwa bencana alam disebabkan oleh hukum fisika (dalam hal ini geologi), dan bisa juga karena kesalahan manusia. Inti ajaran Buddha adalah bahwa semua fenomena yang terjadi adalah saling terkait.
Hukum fisika mengatur kerja alam yaitu siklus hujan, namun karena manusia banyak menebang pohon sembarang, membuang sampah sembarang sehingga berakibat banjir. Contoh lainnya adalah musim yang kacau yang disebabkan oleh pemanasan global yang juga diakibatkan oleh manusia. Ciri alam adalah selalu seimbang, sehingga ketika alam tidak seimbang lagi (rusak)—disebabkab manusia, maka terjadilah fenomena alam yang tidak biasa sehingga mungkin menjadi bencana bagi manusia.
Lainnya halnya dengan gempa bumi, letusan gunung berapi dan bencana alam geologis lainnya. Hingga saat ini belum terlihat dengan jelas apakah ada kaitan—langsung atau tidak langsung— antara bencana alam geologis dan tindakan manusia. Gempa bumi, letusan gunung berapi, dan bencana alam geologis lainnya lebih banyak disebabkan oleh hukum fisika (geologi). Namun, musim kemarau berkepanjangan, cuaca yang tidak menentu, banjir, longsor, kebakaran hutan yang terjadi sampai saat ini sebagian besar adalah ulah manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Ajaran Buddha mengajarkan kepada manusia terutama untuk berkaca melihat diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain. Satu tindakan kecil—membuang sampah sembarangan—yang dilakukan oleh seorang indivisu bisa saja menyebabkan bencana besar bagi manusia lainnya.