Willy Yandi Wijaya
Manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memerlukan teman bagi kehidupannya. Hewan dan alam adalah sahabat manusia yang paling dekat. Kita tahu bahwa manusia, hewan dan tumbuhan hidup dengan saling memengaruhi sehingga ekosistem menjadi seimbang. Ketika dalam suatu ekosistem terjadi ketidakseimbangan, maka bagian dalam ekosistem tersebut akan hancur. Dan kehidupan di planet bumi ini pun akan hancur ketika ekosistem bumi tidak seimbang. Saatnya kita bertindak!!
Belakangan ini setiap hari kita melihat bencana terjadi di mana-mana. Banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, badai, tsunami sampai wabah dan kelaparan di berbagai belahan bumi. Kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai permasalahan global; kelaparan, bencana alam dan perang. Kita menyadari bahwa mereka-mereka yang kelaparan dan menderita adalah manusia seperti kita. Kita juga mengetahui bencana alam merenggut banyak saudara kita di berbagai belahan bumi. Padahal kita semua adalah sahabat! Kita sama-sama manusia, kita sama-sama makhluk hidup, kita sama-sama hidup di bumi. Ada apa dengan semua ini??
Lingkungan adalah sahabat yang sangat penting bagi manusia. Kita tidak bisa hidup tanpa lingkungan yang baik dan mendukung. Ketika lingkungan kita— alam —murka, kita banyak kehilangan saudara-saudara kita. Ketika lingkungan berusaha untuk menyeimbangkan dirinya, bisa jadi itu adalah bencana alam bagi manusia. Kita harus sadar bahwa sahabat terdekat kita—lingkungan—jangan dibuat marah. Jangan merusak lingkungan; hindari penggunaan barang yang merusak lingkungan (karbondioksida atau chlorofluorocarbon/CFC), jangan membuang sampah sembarangan, jangan membakar sampah. Hargailah sahabat kita yang paling penting. Kita kembangkan metta (cinta-kasih), kepada semua mahkluk dan tidak lupa bahwa cinta-kasih juga harus dikembangkan kepada alam sebagai sahabat manusia. Kembangkan cinta-kasih dengan selalu sadar dengan tindakan kita sehingga tidak merusak persahabatan kita dengan alam.
Apa yang mendasari retaknya hubungan kita dengan lingkungan?? Apakah persahabatan yang telah dijalani manusia dengan alam selama kurang lebih tiga juta tahun—sejak zaman makhluk purba autralopithecus— berakhir hanya karena kesalahan sekelompok manusia?? Ya! Kita semua tidak ingin musnah karena bencana, maka mulai saat ini kurangi lobha (keserakahan) kita. Keserakahan adalah sifat manusia yang paling buruk dan sangat menghancurkan—disamping kebencian. Sadar atau tidak sadar keserakahan kita terhadap apa pun, telah membuat sahabat kita rusak. Ekploitasi hutan, penangkapan ikan secara besar-besaran atau dengan bahan peledak, penggunaan minyak bumi yang sangat amat banyak!! Semua keserakahan manusia telah berakibat sahabat kita marah. Pemanasan global, cuaca yang ekstrem, cuaca yang tidak menentu, badai, kekeringan dan banjir adalah wujud kemarahan sahabat kita. Semua itu tak lain disebabkan oleh keserakahan kita, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan barang secara berlebihan telah mendorong produsen terus-menerus mengekploitasi alam demi memuaskan keserakahan kita! Saatnya kita bukan hanya sadar, namun juga bertindak sekarang! Hematlah! Mulai dari listrik, kebutuhan sehari-hari sampai mengurangi barang-barang yang kurang bermanfaat bagi kita.
Sudah saatnya kita bertindak—bukan hanya sadar— bahwa kita memberikan kontribusi bagi keseimbangan alam. Walaupun kecil, tindakan sehari-hari kita mencerminkan wujud kepedulian. Semoga setelah membaca tulisan ini, pembaca semua bukan hanya sekedar tahu, namun setiap saat sadar akan perbuatannya apakah telah merusak persahabatan dengan sekitar kita termasuk lingkungan. Semoga keserakahan kita semua dapat semakin ditekan. Semoga cinta-kasih kita senantiasa terpancar pada lingkungan kita.
Tindakan anda menentukan masa depan bumi!
Tindakan anda menentukan masa depan kita semua!!