easter-japanese

Sebagian besar tubuh manusia tersusun dari molekul H2O yang sehari-hari kita kenal dengan sebutan air. Air sangat berperan dalam berbagai bentuk kehidupan. Tanpa air, manusia akan mati dan tidak akan pernah ada yang namanya manusia. Awal-awal kehidupan di bumi diyakini oleh para ilmuwan dimulai dari laut (air). Evolusi makhluk dimulai dari laut hingga menjadi berbagai jenis hewan, tumbuhan dan manusia sampai saat ini setelah melewati lebih dari ratusan juta tahun. Selama itu pula, air menjadi penentu dalam kehidupan di planet ini. Kita semua tahu bahwa air sangat dibutuhkan, bahkan lebih penting dari makanan. Namun, apakah kita sadar bahwa di masa yang akan datang mungkin saja kita akan berperang untuk memperebutkan air? Apakah kita juga tahu bahwa air akan membuat bencana bagi manusia?

Kita mengetahui bahwa bumi semakin panas. Pemanasan global telah membuat perubahan cuaca dan iklim. Daerah panas akan semakin panas dan kekeringan akan semakin luas terjadi. Karena pemanasan global, di masa mendatang akan terjadi gangguan hidrologi—atau sedang terjadi. Air akan hilang dari daerah di mana air sangat diharapkan dan akan muncul di tempat yang tidak terduga yang bisa menyebabkan kerusakan. Penguapan juga akan terjadi secara besar-besaran yang menyebabkan meluasnya gurun, aliran sungai akan hilang dan seringkali menyebabkan bencana. Menurut penelitian, aliran air di Sungai Indus menurun sebanyak 40%, aliran Sungai Niger 30% dan aliran Sungai Nil sebanyak 10%. Hal itu akan berdampak kekurangan air besar-besaran di sekitar sungai tersebut.

Saat ini salju di berbagai belahan bumi mencair dan di masa mendatang, manusia akan diserang oleh air karena kenaikan air laut. Es raksasa yang mengapung di pantai Spitsbergen, Norwegia berasal dari lapisan es Arktik yang telah lenyap 40% selama kurun waktu 40 tahun terakhir. Air dari es tersebut akan bergabung dengan air laut. Begitu pula air dari mencairnya es di kutub selatan. Semua itu akan mendorong kenaikan air laut dan akan membuat garis pantai semakin berkurang di masa mendatang. Banyak kota di tepi pantai yang akan tenggelam. Itu berarti air akan membawa kehancuran bagi manusia.

Jika dilihat dari sudut pandang ajaran Buddha, segala sesuatunya adalah netral. Tergantung dari bagaimana memandangnya dan bagaimana menggunakannya. Seperti air yang bisa membawa kehidupan bagi manusia, air juga seringkali menghancurkan manusia. Contohnya tsunami di Aceh yang meratakan daerah pantai dan banjir di Jakarta membawa penderitaan dan wabah penyakit. Siklus air yang tadinya seimbang telah rusak oleh manusia. Kita menghancurkan hutan, membuka lahan hanya untuk memenuhi keserakahan kita. Tanpa sadar kita telah membuat daerah resapan air berkurang sehingga terjadi longsor dan air hujan yang tadinya diserap menjadi mengalir menuju laut. Itu berarti akan berakibat pasokan air tanah berkurang dan terjadilah kekeringan. Hukum sebab akibat (kamma atau karma) akan berlaku. Kita yang membuat dan kita yang akan menerima akibatnya.

Semua kondisi di dunia ini adalah saling terkait (paticcasamuppada atau pratityasamutpada). Jika kita tidak ingin dicelakai oleh air, kita jangan mencelakai air. Artinya kita jangan merusak keseimbangan siklus air. Tidak merusak keseimbangan siklus air berarti berupaya mengurangi pemanasan global. Berupaya mengurangi pemanasan global berarti mengurangi atau menghindari penggunaan barang yang bisa membuat polusi atau kerusakan lingkungan. Hal tersebut tak lain adalah hemat dan jangan serakah. Kita bisa belajar dari diri kita sendiri untuk berhemat (listrik, air,dsb) dan kurangi keserakahan dengan menggunakan barang sesuai kebutuhan dan dapat di daur ulang.

Air adalah sumber kehidupan. Air pun memberikan kita sebuah cara baru dalam membuat bahan bakar yang ramah lingkungan, yakni bahan bakar hidrogen. Hidrogen dapat dibuat dari air dan dibakar seperti layaknya bensin. Bahan bakar dari air ini sangat ramah lingkungan sehingga diharapkan di masa mendatang, bahan bakar hidrogen menjadi bahan bakar utama. Penelitian ini masih terus dikembangkan untuk mendapatkan efisiensi dalam membuat bahan bakar hidrogen. Mobil berbahan bakar hidrogen telah diluncurkan dan mulai banyak diminati. Ini merupakan sinyal positif semakin sadarnya kita.

Hidup manusia seharusnya seperti aliran air sungai. Semakin menuju ke laut, semakin banyak cabang dan semakin membuat makmur pula daerah di sekitarnya. Namun, manusia tidak belajar dari aliran sungai. Semakin banyak manusia, semakin serakah pula manusia sehingga alam dan lingkungan sekitarnya semakin dirusak. Manusia adalah bagian dari bumi. Bumi bukan milik manusia, namun manusialah milik bumi. Mulailah kita menghargai alam dengan menghargai air dahulu.