easter-japanese

Tidak usah repot mencari Guru nan jauh disana, nan jauh di hutan2 atau di pelosok-pelosok gunung dan gua…

Sebenarnya ada 3 macam Guru: pertama, Guru yg menguasai kitab dengan baik namun tidak dengan sikapnya. Kedua, Guru yg tidak tau apa2 tentang kitab namun sikapnya amatlah terpuji, dan yg ketiga adalah guru yg menguasai kitab dab sikap dengan baik.

Guru yg bertipe ketiga begini amatlah susah ditemui, ditengah kesibukan kita sehari-hari, amatlah beruntung jika bisa bersua dengan Guru yang sempurna tersebut. Namun, bagi yg belum begitu beruntung, tidak usah khawatir, Guru yg bertipe kedua, bertebaran disekeliling kita. Mereka dapat diketahui dari sikapnya yg penyabar, tenang dan penyayang. Kita dapat meneladani dan mencontoh sikap mereka. Kita dapat merujuk dan merenungkan sikap mereka yg sabar, tenang dan penyayang. Kita dapat berguru kepada mereka. Mereka-mereka ini, meski tidak menguasai teori Dhamma sedikitpun, sesungguhnya adalah Guru nan Sejati. Mereka-mereka ini mungkin saja ayah/Ibu kita, mungkin saja Istri/Suami kita, atau ipar atau sepupu atau teman kita… Guru-guru ini bisa siapa saja di sekeliling kita….

Bagaimana dengan Guru pertama, yakni yang menguasai kitab dengan amat sempurna namun belum tentu dengan sikap kesehariannya? Ada orang bijak yg mengatakan: “Anda tidak akan tercerahkan di University”. Guru begini amatlah banyak, tidak usah mencari jauh-jauh… tidak usah khawatir dengan teori Dhamma, jika ingin intelek berteori Dhamma, internet dan buku-buku dapat menjadi subsitusi untuk Guru-guru begini…

Sang Buddha menganjurkan kita untuk senantiasa menyempurnakan batin kita, sikap kita, reaksi kita, pikiran kita… Jika tujuan kita sesuai dengan anjuran Sang Guru tersebut, maka bergurulah kepada orang-orang yg baik sikapnya, baik batinnya, baik kepribadiannya…. Contoh dan teladanilah sikap mereka….