easter-japanese

Inside-out terjadi ketika seseorang memberikan pengaruh kepada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Jika seseorang dipenuhi dengan ketidakbaikan maka yang akan keluar dari dirinya, melalui pikiran-ucapan-perbuatan adalah yang tidak baik pula.

Sewaktu inside-out, kita harus memastikan ‘saringan’ diri sudah tepat sehingga mampu melewatkan keluar diri hanya kebaikan dan bukan keburukan.

Kesimpulannya, ‘saringan’ diri kita hanya boleh melewatkan yang baik-baik saja sewaktu outside-in maupun inside-out. Hanya membolehkan hal-hal baik keluar diri dan menahan hal-hal buruk untuk tidak dilepas sehingga tidak memberi pengaruh buruk bagi orang lain dan lingkungan. Karena itu periksalah ‘saringan’ diri kita secara rutin, apakah sudah terpasang dengan tepat dan dalam ukuran yang cocok.

Banyak orang yang tidak sadar ketika melakukan outside-in maupun inside-out. Tetapi tidak sadar bukan berarti tidak melakukannya. Jika selama ini yang kita praktekkan adalah outside-in dan inside-out yang baik atau positif, tentu ini berita gembira. Akan tetapi jika sebaliknya, tidak hanya merusak diri kita sendiri tetapi juga membuat lingkungan dan orang yang berinteraksi dengan kita menjadi ikut ‘tercemar’.

Untuk sebagian besar orang, karena ‘saringan’nya tidak ada atau tidak berfungsi dengan baik, hal-hal yang baik maupun buruk bisa tembus ke dalam sewaktu outside-in, maupun lewat keluar sewaktu inside-out.

Sewaktu outside-in, kita perlu mengenali orang-orang yang berinteraksi dan memberi pengaruh kepada kita, apakah mereka termasuk manusia ‘rendah’ dan tidak bijaksana, ataukah termasuk manusia ‘tinggi’ dan bijaksana. Tentunya kita berharap hanya manusia ‘tinggi’ dan bijaksanalah yang berhubungan dengan kita. Tetapi realita kehidupan menentukan lain sehingga manusia ‘rendah’ dan tidak bijaksanapun tidak sepenuhnya bisa kita hindari. ‘Saringan’ diri kitalah yang pada akhirnya menentukan berapa besar pengaruh manusia ’rendah’ dan ‘tinggi’ terhadap diri kita.

Sewaktu inside-out, seharusnya kita memperlihatkan kualitas manusia ‘tinggi’ dan bijaksana, sehingga dapat berkontribusi secara positif kepada lingkungan sekitar dan orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Jangan malah berperan sebagai manusia ‘rendah’ dan tidak bijaksana sehingga memupuk karma buruk dalam kehidupan ini.