easter-japanese

Jangan langsung berfantasi macam-macam begitu membaca judul artikel ini. Jangan juga mengharapkan tulisan yang ’membakar’ disini. ML merupakan kependekan dari Masa Lalu.

Walaupun disebut ML, artinya waktu yang sudah lewat, tetapi ML ternyata bisa menjadi masa sekarang maupun masa depan bagi sebagian orang. Maksudnya, hal atau peristiwa yang sudah terjadi, ternyata masih mengisi pikiran orang-orang tersebut di waktu sekarang maupun di waktu mendatang.

ML bisa berupa memori yang baik maupun kurang baik, keberhasilan atau kegagalan, kebanggaan, kesalahan, penyesalan, kemarahan, dendam, dan lain-lain. Seseorang yang ’terjebak’ dalam ML akan menjadi orang yang kurang perhatian terhadap saat sekarang. Kalau bisa waktu akan diputar kembali olehnya ke ML.

Banyak orang berkubang dalam kegagalan atau keberhasilan ML. Mereka seakan terlupa dengan kenyataan bahwa ML telah berlalu. Tak ada yang telah lewat yang bisa kita ubah. ”Nasi sudah menjadi bubur” kata peribahasa.

Sang Buddha tidak melarang kita mengingat ML. Kita diajarkan agar mampu secara tepat memperlakukan ML. Boleh-boleh saja kita mengingat ML. Tetapi jangan sampai ML mendominasi waktu, pikiran, dan perhatian kita sehingga tidak bisa berkonsentrasi kepada apa-apa yang sedang dihadapi di saat sekarang. Hubungan kita dengan ML bukan harus diputus. ML seyogyanya dijadikan landasan untuk membantu membentuk masa sekarang dan masa depan kita seperti yang diinginkan.

Andai kita membiarkan diri terbelenggu oleh ML, kita seumpama kendaraan bermotor yang rodanya copot dan tertinggal di belakang. Apakah kendaraan tersebut bisa berjalan dengan baik dan mengantar kita ke tempat tujuan ? Tentu jawabannya TIDAK. ML jangan menjadi gendongan yang memberatkan kita, tetapi seharusnya menjadi kereta yang membawa kita melewati tahap demi tahap di saat sekarang menuju masa depan yang lebih baik.

Gunakan ML sebagai pengalaman dan pelajaran, untuk melangkah dan bertindak dengan lebih baik. Totalitas kita haruslah diberikan kepada saat sekarang, saat demi saat, sehingga kualitas yang kita hasilkan setiap waktu adalah yang terbaik dari diri kita.