easter-japanese

Dalam berbagai kesempatan ceramah yang saya berikan, sering muncul pertanyaan, ”Bagaimana cara mengerti Dhamma?”. Saya biasanya dengan ’iseng’ akan bertanya kembali ke si penanya, mau mengerti sebagian atau sepenuhnya ?

Ada tiga cara untuk mengerti Dhamma, yaitu :

Pariyatti = mempelajari Dhamma secara teori, atau mempelajari dengan tekun kitab suci Tipitaka/Tripitaka. Patipatti = melaksanakan atau mempraktekkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari. Pativedha = menganalisa kejadian-kejadian hidup sehari-hari melalui meditasi Pandangan Terang (Vipassana Bhavana) sehingga memperoleh hasil (penembusan).

Jika kita ingin sepenuhnya mampu mengerti Dhamma, sehingga pada akhirnya bisa mencapai kebebasan mutlak (merealisasi Nibbana/Nirvana), ketiga cara di atas harus ’diborong’ semuanya, harus dilakukan semuanya secara lengkap.

Mempelajari Dhamma secara teori (Pariyatti) adalah yang paling mudah. Saat ini tersedia banyak alternatif untuk mempelajari teori Dhamma. Mendengarkan Dhammadesana di vihara/cetiya, membaca buku/majalah/tabloid Dhamma, mendengarkan kaset/cd/vcd Dhamma, berdiskusi Dhamma, dan lain-lain.

Mempraktekkan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari (Patipatti) adalah tantangan yang lebih berat. Sebagaimana halnya kebanyakan manusia, berbagai pemahaman, pengertian, dan pikiran yang baik-baik hanya bersemayam dalam kepala kita. Paling jauh sampai ucapan. Berbagai teori Dhamma yang kita ketahui, lebih banyak dipendam daripada dipraktekkan melalui perbuatan badan jasmani sehari-hari. Begitu banyak maaf dan pembenaran diberikan kepada diri untuk tidak mempraktekkan Dhamma.

Untuk bisa rutin bermeditasi lebih berat lagi. Walaupun meditasi diagul-agulkan sebagai ciri khas Buddhisme, semangat untuk menjadikan meditasi sebagai kebiasaan hidup sehari-hari seorang buddhis, masih seperti ’punguk merindukan bulan’. Masih jauh realita dari harapan.

Patipatti dan Pativedha Dhamma seiring sejalan dengan isi Dhammapada bait 183 yang dikenal secara luas, yaitu : jangan berbuat jahat + perbanyak perbuatan baik (= Patipatti Dhamma), dan sucikan pikiran (Pativedha Dhamma). Inilah Ajaran dari setiap Buddha. Berarti, jika kita melakukan ketiga cara mengerti Dhamma (Pariyatti, Patipatti, Pativedha) berarti kita sudah melakukan Ajaran dari setiap Buddha, baik yang pernah ada di masa lalu maupun yang akan ada di waktu mendatang.