easter-japanese

Dalam sebuah buku kumpulan biografi yang saya miliki, ada cerita tentang John D. Rockfeller.

Dia pernah menjadi orang terkaya di Amerika dan dunia era tahun 1920an dengan perusahaan minyaknya ‘The Standard Oil Co’. Rockfeller bisa ‘memperpanjang’ usianya selama 45 tahun dari sewaktu berusia 53 tahun dengan kondisi fisik yang sangat memprihatinkan (rapuh, kepala hampir botak, punggung bongkok, mata yang kekurangan semangat hidup) sampai akhirnya bisa meninggal di usia 98 tahun. Sampai usia 53 tahun, dia sangat kikir dan sering dilanda kecemasan mengenai hartanya dan berharap bisa mengumpulkan lebih banyak lagi.

Banyak orang menyakini rahasia hidup panjang John D. Rockfeller karena dia banyak memberi dan berbuat untuk orang lain dengan kemampuannya (terutama keuangan). Ingatan akan berbagai perbuatan baik yang sudah dilakukan, membuat dirinya merasa tenang, nyaman dan bahagia. Mungkin ini salah satu faktor yang memperpanjang usianya.

Sesuai Dhamma, panjangnya usia Rockefeller bukan semata dari pemberian dan perbuatan baik yang dia lakukan untuk orang lain di kehidupan ini belaka. Ikut berkontribusi tentunya berbagai perbuatan baik yang sudah dia lakukan dalam kehidupan-kehidupan sebelumnya.

Banyak orang kesulitan memberi atau melepaskan yang sudah dimiliki, walaupun sedikit. Jauh lebih mudah untuk menerima. Kita banyak berhitung sewaktu akan memberi. Kebalikannya, dengan royal kita membelanjakan uang untuk menikmati makanan enak walaupun tidak lapar, pakaian bagus walaupun masih banyak pakaian pantas, dan rumah besar walaupun seringkali kosong.

Dalam Dhammapada bait 224, Sang Buddha mengatakan :

“Hendaklah orang mengatakan hal yang benar, hendaknya ia mengendalikan kemarahannya, hendaknya pula ia memberi meskipun hanya (memiliki) sedikit, kepada yang membutuhkan; dengan ketiga cara ini ia akan terlahir di alam kehidupan para Dewa”.

Tentu saja pemberian perlu diberikan dalam bentuk yang tepat, di waktu yang tepat, ke orang yang tepat, di tempat yang tepat dan dengan cara yang tepat sehingga bisa membuahkan karma baik berlimpah bagi pelakunya.

Memberi juga merupakan praktek mengurangi kemelakatan sehingga dapat mengikis lobha (keserahakan).