easter-japanese

IBM disini bukan mengacu kepada merek atau nama perusahaan komputer terkenal. Tetapi singkatan dari ’I Bless Me’ (’Saya Memberkati Saya’).

Kita sering mengcopy kebiasaan dari teman lain kepercayaan dengan menggunakan istilah BBU (Buddha Bless U). Sayapun pada awalnya sering melakukan hal ini. Akan tetapi setelah menganalisa lebih dalam, sebenarnya kalimat ini kurang tepat sehingga saya tidak menggunakannya lagi.

Pesan yang terkandung dalam kalimat tersebut sebenarnya sangat baik. Kita berharap orang lain yang menerima pesan BBU dari kita, akan mendapatkan berkah dari Sang Buddha sehingga menjadi lebih baik, berbahagia, tenang, dan kondisi baik lainnya.

Kita mengerti bahwa Sang Buddha sudah merealisasi kebebasan mutlak (Nibbana atau Nirvana). Beliau sudah tidak campur tangan terhadap kehidupan makhluk-makhluk lain. Beliau sudah mewariskan ’rakit/kendaraan’ (Dhamma, Ajaran Kebenaran yang universal) untuk dipakai menyeberang ke ’pantai pembebasan’. Kita sendirilah yang harus memutuskan apakah akan menggunakan ’rakit/kendaraan’ ala Sang Buddha ataukah kita menggunakan ’alat transportasi’ ala Guru Agama lainnya.

Jikapun kita memilih ’rakit/kendaraan’ ala Buddha Gautama (=menerima Dhamma sebagai penuntun kita), langkah berikutnya adalah menentukan cara mengemudikannya, apakah mengikuti persis SOP (Standard Operating Procedures) seperti yang sudah dibabarkan oleh Beliau (= mempraktekkan Dhamma sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari) ataukah kita akan memodifikasinya ?

Sang Buddha tidak dapat membantu mengemudikan atau menjadi navigator bagi ’rakit/kendaraan’ setiap orang. ’Peta, alat navigasi dan segala perlengkapannya’ (= Dhamma) sudah dibabarkan oleh Sang Buddha. Dhamma dapat diakses oleh siapapun tanpa kecuali, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, suku, usia, dan lain sebagainya.

Dalam paritta Brahmaviharapharana (Peresapan Brahma Vihara), Sang Buddha mengatakan, “…………. Semua makhluk memiliki karmanya sendiri, mewarisi karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri, berhubungan dengan karmanya sendiri, terlindung oleh karmanya sendiri. Apapun karma yang diperbuatnya, baik atau buruk, itulah yang akan diwarisinya.”

Karena itu, tidak ada Makhluk Adi Kuasa atau makhluk lainnya yang bisa memberkahi diri kita. Kita sendirilah yang bisa ’memberkahi’ diri kita dengan cara memupuk karma baik sebanyak mungkin, dalam berbagai kesempatan sepanjang kehidupan ini.

Mudah-mudahan kita menjadi makhluk yang konsisten dalam ’IBM’.