easter-japanese

Satu buku Stephen Covey yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia berjudul “7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif”. Dalam kebiasaan kedua dikatakan ‘Mulai dengan akhir dalam pikiran’.

Menurut Covey, kebanyakan hal ‘diciptakan’ dua kali. Pertama di pikiran dan kedua secara fisik. Misalnya kita ingin membangun rumah. Tentu ada gambaran di pikiran, rumah seperti apa yang diinginkan. Letak, bentuk, atap, lantai, pagar, warna tembok, dan sebagainya. Barulah tindakan fisik untuk membangun kemudian dilakukan berdasarkan ‘ciptaan’ pikiran tersebut. Demikian juga jika kita menginginkan perusahaan yang berhasil. Pikirkan dulu definisi perusahaan berhasil dan bagaimana caranya. Barulah diambil tindakan nyata untuk mewujudkannya dalam waktu yang ditentukan.

Bayangkan Anda menghadiri suatu pemakaman atau kremasi. Sewaktu melihat nama mendiang yang tercantum, ternyata itu adalah Anda sendiri. Inginkah Anda mengetahui apa pendapat atau gambaran yang ada dalam benak orang-orang yang hadir, tentang diri Anda ? Tentu Anda ingin dikenang dengan lebih banyak hal baik daripada yang jelek, lebih banyak ‘harum’ daripada ‘busuk’nya. Sungguh berita baik bahwa Anda dan saya belum mati. Kita masih punya waktu untuk membentuk image orang lain tentang diri kita.

Sekarang mulailah dalam pikiran, apa yang Anda ingin orang lain kenang tentang diri Anda. Setelah itu, tentukan bagaimana caranya sehingga kenangan orang lain yang Anda inginkan tersebut, bisa terwujud. Barulah Anda melaksanakan cara tersebut sehari-hari dalam sisa kehidupan yang tersedia.

Kita tidak tahu berapa waktu yang tersisa untuk kita. Tetapi yakinlah bahwa setiap manusia yang dilahirkan, suatu ketika pasti mati. Jika kita ingin di akhir kehidupan nanti, ingatan orang kepada kita lebih banyak yang baik, tentukanlah caranya untuk kemudian segera dipraktekkan.

Sang Buddha mengatakan bahwa pikiran adalah pendahulu, pemula. Hukum Karma mengatur sebab dan akibat perbuatan. Jika ingin menerima yang baik nantinya, perbuatlah yang baik sebelumnya, demikian sebaliknya. Stephen Covey dengan lugas mengatakannya, mulai dengan akhir dalam pikiran – apa yang diinginkan di suatu waktu ke depan, kemudian mulailah secara fisik merealisasikannya. Apa-apa yang dipikirkan, menjadi lebih mungkin terwujud.