easter-japanese

“Kejahatan yang dilakukannya sendiri, timbul dari dirinya sendiri, dihasilkan oleh dirinya sendiri, niscaya akan menghancurkan orang bodoh, ibarat intan yang memecahkan permata.” ATTA VAGGA XII : 161.

Realitaannya, kita sering mengalami hal – hal yang diluar dari dugaan atau kehendak kita. Misalnya, dikala berbuat baik, seketika itu pula mengalami kemalangan, yang bisa saja dihina, difitnah atau bahkan disakiti. Begitu juga sebaliknya, si jahat yang tidak “tidak pernah” berbuat baik, kelihatannya senang dan bahagia. Bagi yang tidak mengerti akan kebenaran ini maka akan “enggan” atau tidak mau lagi berbuat baik alias kapok. Tetapi yang mengerti akan kebenaran ini maka akan selalu memiliki :

A. Pengertian benar akan hakekat hukum karma.

  1. Semua makhluk hidup adalah pemilik dari karmanya masing – masing. “Seseorang tidaklah hina karena kelahiran, tidak juga kelahiran menjadikan seseorang suci. Hanya perbuatan yang membuat orang menjadi rendah, hanya perbuatan yang membuat orang menjadi suci.” SUTTA NIPATA 136. .

  2. Semua makhluk hidup adalah pewaris dari karmanya masing – masing. “Ia yang membunuh akan mendapatkan seorang pembunuh, ia yang merebut akan menjumpai seorang perebut, ia yang mencaci maki akan memperoleh cacian. Jadi sebagai akibat dari tindakannya sendiri, si pengganggu pada saatnya akan diganggu pula.” SAMYUTTA NIKAYA I : 85.

  3. Semua makhluk hidup adalah terlahir melalui karmanya masing – masing. “Barang siapa menanggalkan kejahatan yang pernah dilakukannya dengan berbuat kebajikan, niscaya menerangi dunia ini bagaikan bulan yang terbebas dari awam” LOKA VAGGA XIII : 173.

  4. Semua makhluk hidup akan berhubungan dengan karmanya masing – masing. “Semua orang takut akan hukuman, semua orang mencintai kehidupannya. Setelah membandingkan diri sendiri dengan orang lain; hendaknya seseorang tidak membunuh siapapun atau menyebabkan orang lain terbunuh.” DANDA CAGGA : 130.

  5. Semua makhluk hidup akan terlindung oleh karmanya masing – masing. “Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri, karena siapa pula orang lain yang dapat menjadi pelindung…? Setelah dapat melatih diri sendiri dengan baik, seseorang niscaya akan memperoleh perlindungan yang sukar di cari.” ATTA VAGGA XII : 160.

  6. Perbuatan apapun yang diperbuat (baik maupun buruk), pasti akan mewarisinya. “Begitulah, O bhikkhu, seseorang yang tidak dapat menguasai lahir & bathinnya, tidak menguasai keinginan-keinginannya, akan sedikit sekali sifat kebaikan & kebijaksanaan dan lemah dalam tekadnya. Orang demikian akan menderita disebabkan oleh hal – hal yang kecil (sepele)” ANGUTTARA NIKAYA I : 249.

B.- Pengertian benar akan sepuluh persoalan.

    1. Adanya kebajikan yang tinggi dalam berdana.
    1. Adanya kebajikan dalam pemberian yang banyak.
    1. Adanya kebajikan dalam pemberian yang sedikit.
    1. Adanya akibat dari perbuatan yang buruk maupun baik.
  • 5-6. Adanya kebajikan dalam perbuatan yang dilakukan terhadap ibu & ayah.
    1. Adanya makhluk-makhluk yang lahir spontan.
  • 8-9. Adanya dunia ini & alam – alam kehidupan lainnya.
    1. Adanya para Samanera (calon bhikkhu) Brahmana (Buddha & Arahat) yang telah mencapai kesucian.

C. Pengertian benar mengenai Empat Kesunyataan Mulia, yang terdiri dari :

  1. Tentang adanya “dukkha : derita”.
  2. Tentang asal mulanya “dukkha : derita”.
  3. Tentang lengyapnya “dukkha : derita”.
  4. Tentang jalan menuju lenyapnya “dukkha : derita”. Jalan menuju lenyapnya “dukkha : derita”, hanyalah satu yaitu melalui delapan jalan utama.

KESIMPULAN :

Dalam kehidupan ini, sering dialami kejadian – kejadian yang rasanya tidak logis (adil) terjadi pada diri kita. Misalnya : dikala berbuat baik, yang didapat adalah celaan dan fitnahan. Atau dikala berbuat baik, kemalangan – kemalangan dan musibah – musibah, datangnya silih berganti. Kalau kita bisa menghadapi semuanya ini dengan kebijaksanaan maka yang namanya “dukkha : derita”. Oleh karena itu, milikilah pengertian benar yang a) Bisa menerima apapun yang terjadi dan menyakini bahwa semuanya tidaklah terlepas sebagai hasil (akibat) dari perbuatan – perbuatan yang telah diperbuat (disemai) di saat ini atau di masa – masa yang sebelumnya. b) Yakin bahwa perbuatan – perbuatan baik yang bagaimanapun bentuknya “pasti” akan menimbulkan kebahagiaan serta bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun pihak – pihak lain. c) Menyadari dengan baik bahwa asal mula timbulnya “dukkha : derita” adalah bermuara dari diri sendiri. Semoga dengan dimengertinya kebenaran – kebenaran ini, hendaknya setiap derap langkah yang akan dilalui, baik melalui pikiran, ucapan maupun tindakan – tindakan badan jasmani, selalu diliputi oleh kebijaksanaan. Sabbe satta sabba dukkha pamuccantu – sabbe satta bhavantu sukhitata : semoga semua makhluk terbebaskan dari derita & semoga semuanya senantiasa berbahagia…..sadhu…..sadhu…..sadhu………..