easter-japanese

“Yatha na sakka pathavi samayam – Katum manussena tatha manussa : Tidaklah mungkin untuk meratakan seluruh bumi ini. Demikian pula, tidaklah mungkin untuk menyamakan semua orang”. KHUDAKA NIKAYA I : 731.

Hidup adalah susah dan sangat kompleks serta tidak berarti. Itulah komentar bagi yang masih sakti. Tetapi bagi yang sehat, akan mengatakan bahwa hidup adalah sesuatu yang indah dan nikmat serta berkah. Untuk mengetahuinya, marilah kita berkaca dan merenungkannya barang sejenak, apakah kita masih sehat atau telah sakit ? Secara garis besarnya, terdapat 3 (tiga) perbedaan mendasar bagi yang masih sehat dan sakit dalam menghadapi rintangan dan tantangan hidup.

1.- Dia mampu “menyintai dirinya sendiri” dengan mengontrol emosi, tidak mudah marah, cemas, gelisah, iri hati dan senantiasa mengembangkan cinta kasih. Disamping itu, juga dapat menerima kelemahan, kekecewaan, toleransi terhadap diri sendiri dan orang lain, tidak rendah diri atau sombong, memiliki harga diri, mampu mengatasi berbagai masalah dan menikmati peristiwa sehari – hari dengan kesederhanaan. Sedangkan yang masih sakit, apapun akan dihalalkan asalkan keegoisannya terpenuhi. Hidupnya senantiasa dikontrol oleh emosi, mudah marah dan penuh kebencian, kefanatikan atau berpikiran picik / sempit, sombong dan selalu lari dari kenyataan.

“Disini, di dunia ini, orang harus berlatih dengan cermat untuk menyempurnakan kebajikan moral, karena kebajikan moral bila dikembangkan dengan baik akan menghantarkan semua keberhasilan ke dalam genggaman”. THERAGATHA 608.

2.- Dia merasa nyaman bersama siapapun juga, mampu memberi kasih sayang dan perhatian, memiliki hubungan pribadi yang memuaskan, menyanyangi dan percaya kepada orang lain, menghargai perbedaan – perbedaan, tidak memiliki azas manfaat serta memiliki rasa tanggung jawab. Sedangkan yang masih sakit, semua orang dicurigai dan dianggap musuh, mementingkan diri sendiri, tidak mampu mempercayai orang lain, suka memaksa kehendak, apapun yang diperbuat selalu ada niat terselubung serta tidak pernah mau bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat.

“Seorang teman adalah kawan seperjalanan, seorang ibu adalah teman di rumah. Orang yang mau menolong pada saat dibutuhkan adalah teman yang baik dan setia. Dan perbuatan baik yang dilakukan oleh diri sendiri adalah teman sejati pada masa yang akan datang”. SAMYUTTA NIKAYA I : 37.

3.- Dia mampu memenuhi tuntutan hidup secara wajar dan mengatasinya, menerima yang menjadi tanggung jawabnya, membentuk dan menyesuaikan diri di lingkungan, memiliki visi dan tidak takut menghadapi masa depan, mau menerima pengalaman dan gagasan baru, memanfaatkan kemampuan yang dimiliki, menentukan tujuan yang realistik, mampu mengambil keputusan sendiri serta memiliki rasa puas. Sedangkan yang masih sakit, selain lari dari kenyataan hidup, dia juga tidak mau menyesuaikan diri dengan lingkungan, selalu dihantui oleh rasa takut akan masa depan, tidak mau berubah dan memiliki tujuan yang kabur serta tidak pernah puas atas apa yang telah berhasil dicapai.

“Seseorang yang berbudi dan bijaksana, bersinar bagaikan kobaran api. Bagaikan seekor lebah mengumpulkan madu, ia memperoleh kekayaan dengan tidak merugikan siapapun. Ia membagi kekayaannya dalam empat bagian dan dengan begitu ia membina persahabatan. Satu bagian ia gunakan untuk memenuhi kebutuhannya, dua bagian untuk usahanya, bagian keempat ia simpan untuk digunakan pada saat – saat darurat”. DIGHA NIKAYA 188

Kesimpulan :

Dari kedua contoh yang diatas, akan bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa yang sehat akan selalu menghadapi rintangan dan problema kehidupan ini dengan “positive thinking attitude” yang maknanya adalah sebagai berikut

a) Apapun yang terjadi dihadapi dengan pikiran benar dan menebasnya dengan pedang kebijaksanaan.

b) Tidak akan lari dari kerealitaan hidup karena itu bukanlah cara yang bijaksana tetapi adalah menimbulkan problema yang baru.

c) Senantiasa semangat dan “never give up”. Hidup adalah suatu perjuangan dan oleh karena itu, berjuanglah selalu agar kehidupan ini benar – benar hidup !

d) Tidak akan menyalahkan siapapun juga atas kondisi dan keadaan yang dialami. Menyadari dengan baik, semuanya adalah murni “hasil / akibat” dari perbuatan yang telah diperbuat. Sebaliknya, “negative thinking attitude” yang dimiliki si sakit akan menyebabkan dirinya semakin dalam terjerumus ke liang derita. Sedangkan yang sehat akan selalu bahagia, tentram, damai dan sejahtera. Didasarkan oleh dua kondisi ini, manakah yang akan dipilih ?

Sabbe Satta Sabba Dukkha Pamuccantu – Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata : Semoga semua makhluk terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia, sadhu,…..sadhu,……..sadhu,…….