easter-japanese

“Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan; kelengahan adalah jalan menuju kematian. Orang yang waspada tidak akan mati, tetapi, orang yang lengah seperti orang yang sudah mati. Setelah mengerti hal ini dengan jelas, orang bijaksana akan bergembira dalam kewaspadaan dan bergembira dalam praktik para Arya”. APPAMADAVAGGA 11:21-22

Diceritakan bahwa Nanda (bukan nama yang sesungguhnya) dikhianati oleh kekasih yang tercinta. Semua teman-temannya turut prihatin dan sedih. Mereka beramai-ramai mengunjungi dan menghibur Nanda dengan nengatakan bahwa itu adalah suatu kesialan. Menangapi komentar teman-temannya, Nanda mengatakan bahwa itu bukanlah suatu kesialan tetapi adalah sesuatu yang pasti akan di alami oleh siapapun juga. Yang namanya perpisahan, pasti akan dialami oleh siapapun juga dan hanya momentumnya saja yang berbeda. Perpisahan, bisa saja di alami pada saat masih hidup atau setelah kematian datang menjemput. Itulah adalah suatu hal yang biasa-biasa saja dan bukanlah suatu kesialan dan tidak perlu disedihkan, demikian komentar Nanda. Setelah mendengar komentar Nanda, teman-temannya akhirnya merasa lega atas kondisi bathin Nanda yang sedemikian stabil. “Bilamana suatu perbuatan setelah selesai dilakukan membuat seseorang menyesal maka perbuatan itu tidak baik. Orang itu akan menerima akibat perbuatannya dengan ratap tangis dan wajah yang berlinang air mata. Bila suatu perbuatan setelah selesai dilakukan tidak membuat seseorang menyesal maka perbuatan itu adalah baik. Orang itu akan menerima buah perbuatannya dengan hati yang gembira dan puas “. BALA VAGGA V : 67-68.

Tiga bulan kemudian, mantan pacar Nanda (yang menghianati Nanda) tertangkap “basah” dengan pacarnya yang baru karena mengkonsumsi narkoba dan divonis hukuman mati. Mengetahui berita ini, Nanda langsung dihubungi oleh teman-temannya. Mereka mengatakan bahwa Nanda sangat beruntung karena dikhianati oleh kekasihnya yang bermoral bejad tersebut. Jika tidak maka tidaklah tertutup kemungkinannya bahwa Nanda pun akan terlibat. Menangapi pernyataan teman-temannya ini, kembali Nanda menegaskan bahwa itu bukanlah suatu keberuntungan dan tidak lah pantas disambut dengan kegembiraan. Karena bahagia di atas penderitaan orang lain, tidaklah baik. Nanda menambahkan bahwa apapun yang terjadi atau di alami, tidaklah terlepas dari proses Hukum Karma. Jika “sila : moralitas ” kita senantiasa terjaga dan terbina dengan baik maka semua kemalangan akan sirna dari jalur kehidupan kita dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kemawasdirian, haruslah selalu dikembangkan di setiap derap langkah yang akan dilalui. “Barang siapa yang mencari kebahagiaan bagi dirinya sendiri dengan jalan menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan maka setelah kematiannya, ia tidak akan memperoleh kebahagiaan. Barang siapa mencari kebahagiaan bagi dirinya sendiri dengan tidak menganiaya makhluk lain yang juga mendambakan kebahagiaan maka setelah kematiannya, ia akan memperoleh kebahagiaan”. DANDA VAGGA X : 131-132.

Realitanya, yang namanya kesialan dan keberuntungan akan selalu mengisi jalur kehidupan ini. Bagi yang tidak mengerti / mampu menerima fenomena ini maka akan menjalaninya dengan kefrustasian dan kekecewaan. Sebaliknya, bagi yang bisa memahaminya dengan baik maka akan menghadapinya dengan kesabaran dan kewaspadaan sehingga yang namanya kebahagiaan dan kedamaian akan selalu mengisi jalur kehidupannya. “Bangun ! Jangan lengah ! Tempuhlah kehidupan benar. Barang siapa menempuh kehidupan benar maka ia akan hidup bahagia di dunia ini maupun di dunia berikutnya”. LOKA VAGGA XIII : 168.

KESIMPULAN

Antara kesialan dan keberuntungan, jaraknya sangatlah tipis. Kesialan yang dialami, bukanlah menandakan bahwa kehidupan ini akan selalu dijalani dengan kesusahan jika tidak berbuat jahat. Tetapi, itu bisa saja menandakan awal dari kebahagiaan. Ini sama ibaratnya dengan melunasi pinjaman (utang), yang bisa saja sesaat dirasakan berat tetapi akhirnya adalah damai karena terbebas dari beban. Begitu juga halnya dengan keberuntungan, yang sama ibaratnya dengan orang yang suka berpesta pora, yang kelihatannya gembira tetapi setelah itu menderita karena kehabisan materi. Agar terbebas dari derita dikala mengalami kedua kondisi yang kontradiski ini maka hadapilah dengan kesabaran dan kewaspadaan. Jangan emosi (lepas control), terlena atau lupa diri. “Setelah lama seseorang pergi jauh dan kemudian pulang ke rumah dengan selamat maka keluarga, kerabat dan sahabat akan menyambutnya dengan senang hati. Begitu juga, perbuatan-perbuatan baik yang telah dilakukan akan menyambut pelakunya yang telah pergi dari dunia ini ke dunia selanjutnya, seperti keluarga yang menyambut pulangnya orang tercinta”. PIYA VAGGA XVI : 219-220.

Sabbe Satta Sabba Dukkha Pamuccantu – Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata : Semoga semua makhluk terbebaskan dari derita dan semoga semuanya senantiasa berbahagia, sadhu,…..sadhu,……..sadhu,…….