Eric Susilo
Namo Buddhaya, Kita tahu sebagai umat Buddha berdana adalah salah satu dari 10 paramitha. Berdana kita harus melakukannya kalau tidak kapan lagi. Akan tetapi pada saat ingin melakukannya munculah pemikiran yang tidak diharapkan. Pemikiran semacam ini harus kita hentikan. Contohnya berdana sutra atau buku dhamma kepada semua umat. Pada waktu mau berdana timbul pemikiran biaya mencetak mahal, mendingin uangnya dibelikan yang lain, dan lain sebagainya. Padahal kalau kita mau beli sesuatu terutama yang kita sukai. Mahalnya seberapapun kita berani keluarkan uang sebanyak-banyaknya, bahkan uang yang ada didompetpun/di atm dihabiskan sampai tak tersisa. Padahal barang yang kita beli itu ada yang harganya lebih mahal daripada mencetak buku dhamma atau sutra Buddha. Inilah Contoh-contoh yang pernah kita lakukan sehari-hari walaupun hanya sekali, dua kali, atau berkali-kali. Kita harus ingat berdana merupakan kesempatan seseorang untuk berbuat baik.
Oleh karena itu kita harus merubah pemikiran kita. Anda bisa menabung lima ratus rupiah per hari, seribu rupiah per hari, jumlahnya bebas tentukan sendiri, tanpa ada unsur paksaan manapun. Ini mudah dilakukan bukan! Hitungannya demikian, contoh saja 500 rupiahX30 hari=15000 rupiah. Jadi selama sebulan kita punya tabungan 15000 rupiah. Misalnya kita mau mencetak sutra yang isinya sedikit hanya beberapa halaman. Seperti sutra jasa pahala membuat patung Buddha, dan lain-lain. Setelah itu kita bisa menggunakan jasa foto copy digital. Nggak mahal foto copy digital 1 lembar A4 hitam putih harganya hanya 120 rupiah, ada yang 125 rupiah, harga tergantung pemilik setempat. Hitungannya seperti ini=bila sutra yang kita cetak hanya 5 lembar saja. Jadi 5 lembarX120 rupiah=600 rupiah. Bila ingin sampul mika, maka untuk biaya penjilitan mika dan memakai plak ban (solasi hitam) seharga 1500 rupiah saja. Jadi satu buku seharga 1500+600=2100 rupiah saja. Selanjutnya kita punya uang sebesar 15000:2100=7 buku sutra yang dicetak. Kalaupun ingin jilid sendiri dirumah, itupun kita hanya membeli sampul mika. Ada yang seharga 500 rupiah ukuran A4, jadi kalau kita menjilid sendiri lebih tidak memakan banyak biaya. Total kita sebulan menghasilkan 7 sutra hanya dengan menabung 500 rupiah saja. Bila satu hari menabung lebih dari 500 rupiah maka buku yang dicetak akan lebih banyak.
JIka tidak menggunakan jasa foto copy digital. Kita menggunakan komputer sendiri, biayanya tergantung setiap seseorang dalam menghitung dengan caranya sendiri-sendiri. Mudah bukan! Setelah itu jangan lupa untuk menyalurkan buku dhamma/sutra Buddha kepada yayasan Buddha terdekat di kota anda. Contoh lainnya berdana makanan kepada Bhikkhu yang sedang berpindatta. Kita harus berbahagia. Jangan berpikiran kalau ada bhikkhu yang berpindatta karena alasan nanti bhikkhunya mengganggu bisnis saya, mengganggu aktifitas saya, dan lain-lainnya. Semua harus ingat bahwa Sang Buddha berpindatta berjalan dari rumah ke rumah untuk memberi kesempatan orang untuk berbuat baik. Kesempatan demikian jangan dilewatkan, karena berdana kepada bhikkhu sangha merupakan ladang yang subur.
Ada contoh yang tidak baik dalam berdana, karena merugikan pihak lain. Contohnya ketika kita mau berdana yang memerlukan pengeluaran uang, seperti berdana di tempat ibadah, dan lain-lain. Pada waktu berdana kita menggunakan uang orang lain tanpa seijin pemiliknya. Bahkan kita bisa bertengkar dengan orang lain hanya karena masalah tersebut. Sayang bukan! Kita bisa mendapatkan sindiran yang miring, bahwa ajarannya yang begini, begitu, dan lain-lain (ucapan yang buruk). Lagi-lagi yang disindir ajarannya. Padahal ajaran Buddhisme itu baik/welas asih, tetapi kita yang kurang tepat menjalankannya, jadi kita yang kena perkataan yang tidak berkenan. Oleh karena itu jangan merugikan diri sendiri, apalagi merugikan orang lain. Malu bukan bila ini terjadi! Semoga berbahagia.