easter-japanese

Dunia yang awalnya bergejolak karena pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) perlahan mulai beradaptasi melalui penerapan protokol sehat. Protokol sehat ini mencakup upaya-upaya proteksi dari potensi penularan COVID-19 dari luar, seperti memakai masker dengan baik dan benar, menjaga jarak ketika beraktivitas dengan orang lain (physical distancing), meningkatkan frekuensi mencuci tangan dan membersihkan tubuh, pengaturan operasional perkantoran, dan masih banyak upaya lainnya.

Protokol sehat melalui upaya-upaya proteksi dari luar tersebut adalah langkah yang sangat baik untuk menahan laju penularan virus. Upaya-upaya tersebut cenderung bersifat represif dan berjangka waktu pendek, yang efektif untuk menahan laju pertambahan kasus penderita COVID-19 yang sampai saat ini masih signifikan. Namun demikian, upaya-upaya bersifat represif saja tentu tidak cukup. Perlu ada upaya-upaya yang bersifat preventif yang seharusnya menjadi pelengkap dalam penerapan protokol sehat. Upaya-upaya tersebut tergolong dalam upaya-upaya proteksi dari dalam, yakni dari sistem tubuh manusia yang begitu cerdas dan luar biasa. Dengan upaya-upaya proteksi dari dalam, kita tidak hanya mampu melawan pandemi COVID-19, tetapi juga menjadikan kesehatan sebagai “masker” alamiah tubuh, sehingga lebih resisten terhadap berbagai gangguan kesehatan yang datang saat ini maupun di masa mendatang.

Upaya-upaya proteksi dari dalam dapat efektif diterapkan ketika dilandasi dengan pemahaman yang benar. Pemahaman adalah fondasi dari kepatuhan (Rai, 2020a). Dengan memahami sistem tubuh, kita akan menjadikan kesehatan sebagai syarat. Kesehatan tidak hanya dicari-cari saat ia jauh dari kita, tetapi menjadi syarat mutlak yang tidak boleh ditoleransi.

Kesehatan kerap dianggap remeh, terlebih saat kesehatan itu kita miliki. Padahal, kesehatan sesungguhnya adalah keuntungan yang paling besar (Dhammapada XV:204). Kesehatan juga menjadi faktor yang mengondisikan seseorang dapat berumur panjang. Ada lima faktor yang dapat mendorong manusia untuk berumur panjang (Gunasilo, 2020):

  1. Bersikap dan berkelakuan yang sesuai dengan tubuh.
  2. Tahu batas atau ukuran yang sesuai untuk tubuh.
  3. Mengonsumsi makanan yang mudah dicerna.
  4. Memiliki moralitas.
  5. Memiliki teman yang baik.

Dua faktor pertama menunjukkan pentingnya memahami tubuh sebagai usaha untuk menjaga kesehatan.

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, tubuh perlu dipahami dengan benar. Hal pertama yang penting untuk dipahami dari tubuh adalah komposisi tubuh. Dewasa ini, banyak orang kelebihan berat badan dan berlomba-lomba untuk menurunkan berat badan, sebagian kecil justru sebaliknya, berusaha untuk menaikkan berat badan karena merasa terlalu kurus. Agar upaya-upaya itu dapat dilakukan secara efektif, komposisi tubuh perlu dipahami dengan benar.

Tubuh terdiri atas lima bagian utama: cairan, organ, tulang, otot, dan lemak (Rai, 2020a). Cairan harus diseimbangkan. Organ perlu dijaga kesehatannya. Tulang harus dikuatkan, dengan cara menguatkan otot, khususnya otot rangka. Sementara itu, lemak harus diseimbangkan jumlahnya. Seiring bertambahnya usia, otot yang jarang dikencangkan akan mengalami penurunan massa, sehingga tulang pun akan melemah. Ketika tulang melemah, gerakan tubuh menjadi lebih sedikit dan metabolisme menurun. Akibatnya, kadar lemak akan meningkat, yang akhirnya berpotensi menyebabkan berbagai penyakit degeneratif (tidak menular). Kondisi ini menjadi “tuan rumah” yang ramah bagi “opportunis” seperti virus dan bakteri (Rai, 2020a).

Upaya-upaya proteksi dari dalam sejatinya dilakukan dengan menyeimbangkan kembali komposisi tubuh kita (Rai, 2020a). Komposisi tubuh kita dapat diseimbangkan dengan memilih latihan yang tepat. Kita cenderung sibuk untuk menurunkan kadar lemak. Dengan demikian, pendekatan latihan kardiovaskular menjadi begitu populer. Di sisi lain, latihan beban cenderung under-rated atau kurang populer (Rai, 2020a). Padahal dilihat dari akar masalahnya, kadar lemak menjadi tinggi karena otot rangka yang lemah. Selain itu, latihan kardiovaskular juga hanya akan membakar lemak pada intensitas tertentu.

Latihan beban yang sesungguhnya efektif untuk mengencangkan otot kurang populer di kalangan masyarakat umum. Contoh saja, di momen pandemi ini, banyak orang yang justru melakukan latihan kardiovaskular seperti marathon dan bersepeda. Tentu, latihan kardiovaskular adalah baik untuk jantung dan untuk pembakaran lemak, tetapi akan jauh lebih efektif dilakukan setelah latihan beban.

Otot adalah organ terbesar dalam tubuh kita yang dapat pula menjadi rahasia seseorang terlihat awet muda. Oleh karena itu, pengencangan otot rangka melalui latihan beban adalah satu kunci. Ketika otot rangka dikencangkan, kandungan gula dalam sel-sel tubuh akan dibakar. Pengencangan otot rangka bahkan diklaim sebagai aktivitas membakar gula yang paling efektif, banyak, dan singkat (Rai, 2020b). Usai otot rangka dikencangkan, ia akan kembali membutuhkan asupan gula. Dengan kata lain, sensitivitas insulin akan meningkat dan pada saat bersamaan, resistensi insulin akan menurun. Sensitivitas insulin yang baik akan mengurangi potensi penumpukan gula di sel-sel lemak. Otot rangka yang dikencangkan melalui latihan beban ini akan “rusak” dan merangsang pertumbuhan otot-otot baru. Ketika otot rangka semakin banyak, tangki cadangan gula pun akan meningkat, artinya metabolisme tubuh akan lebih baik (Rai, 2020b). Otot rangka yang kuat akan merangsang kekuatan tulang. Tulang yang kuat kemudian mengakomodasi gerakan tubuh yang lebih aktif, sehingga pada akhirnya mendorong pembakaran kadar lemak secara lebih optimal.

Latihan beban yang under-rated perlu dipahami sebagai kunci menyeimbangkan komposisi tubuh. Seiring bertambahnya usia, otot rangka sebagai organ penting dalam tubuh perlu memastikan kesehatan tubuh. Berkurangnya dominasi otot rangka sebagai “pemegang saham utama” tubuh kita adalah alasan kuat untuk menderita di usia tua. Tua adalah pasti, tetapi menderita karena tua hanya satu pilihan, pilihan yang tentu bisa dihindari.

Memahami komposisi tubuh adalah langkah awal untuk menerapkan protokol sehat proteksi dari dalam. Dengan memahami komposisi tubuh, kita akan mampu memilih latihan yang tepat dan menjadikan kesehatan sebagai syarat mutlak, sekali pun kesehatan itu masih dalam genggaman kita. Protokol sehat akan menjadi lengkap dengan diterapkannya upaya-upaya proteksi dari dalam. Yuk, bersama-sama pahami kesehatan sebagai keuntungan paling besar!


Daftar Pustaka

Daftar Referensi