Chuang
Waisak datang lagi, seperti tahun-tahun yang lampau. Waisak datang lagi untuk kita, mengetuk pintu rumah kita.
Akankah kita terbangun dari tidur yang panjang? Akankah kita menyadari, bahwa kedatangannya bukanlah sekedar basa-basi ritual semata? Melainkan untuk mengingatkan kita akan seorang manusia agung, yang dengan cinta-Nya telah mengubah dunia.
Waisak datang lagi. Kedatangannya mengingatkan kembali pada semangat dari seorang manusia bernama Siddharta. Semangat pencarian jati diri dari seorang pecinta kebenaran, yang tidak sudi menyerah kepada raja kematian. Semangat pembaharuan dari seorang pangeran, yang muak akan kemapanan hidupnya, muak akan penderitaan yang harus dialami oleh setiap manusia, muak akan tipu muslihat kehidupan yang menyebabkan manusia tersesat di rimba samsara.
Akankah kita menyadari, betapa berat perjuangan-Nya untuk membuktikan cinta-Nya pada kita? Akankah kita menyadari, betapa luhur nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran-Nya, yang dengannya kita mampu menjadi orang yang tak terkalahkan?
Waisak datang lagi tahun ini, mengajak kita untuk bangun mengikuti-Nya, untuk menelusuri kembali jejak-jejak emas dari masa 2545 tahun yang lalu.
Akankah kita bersedia bangun dari mimpi-mimpi yang membius, untuk kemudian mengikuti-Nya menuju kebebasan sejati?
Chuang, 200401