Bro. andiyh, tidak ada masalah bagi umat Buddha untuk menghormat ke hadapan langit [Tian].
Banyak Vihara Buddhayana yang masih menyediakan altar untuk Tian. Tapi penghormatan terhadap Tian di sini agak berbeda dengan makna penghormatan Tian di agama Tao dan Khonghucu.
Ketika seorang umat Buddha bersembahyang menghadap Tian, maka sebenarnya ia melakukan [ada 2 macam, bisa pilih salah satu]:
1. Menghormat pada Sakra Devanam Indra. Yuhuang Dadi (Tian) dianggap sebagai Sakra [Sakka] dalam agama Buddha. Bahkan hari kebesaran Yuhuang Dadi dan Sakra sama menurut penanggalan Imlek. Jadi sama dengan bro.Edward, ketika kita menghormati Tian, kita menghormati para dewa di alam surga. Apalagi Sakra adalah salah satu Dharmapala [Pelindung Dharma], bukankah kita seharusnya menghormatinya?
2. Menghormat dan berlindung pada DharmakayaDharmakaya dipersonifikasikan sebagai Samantabhadra dan Vajradhara Adi Buddha. Kenapa ya tubuh Adi Buddha ini selalu digambarkan dengan warna biru? Karena warna biru ini menyimbolkan
Langit dalam bahasa Tionghoanya "Tian".
Kenapa Langit [Tian]? karena Langit itu tidak terbatas, kosong namun mencakup semuanya. Ciri-ciri langit ini digunakan untuk menyimbolkan Dharmakaya yang tidak terbatas, kosong namun mencakup semuanya.
Jadi ada 2 option bagi umat Buddha ketika menghormat Tian: menghormat Sakra atau berlindung pada Dharmakaya.
Sesuai kecocokan hati masing-masing saja.
Di dalam Mahayana ada upacara puja yang bernama Zhaitian Fahui (斋天法会). Upacara ini diadakan menghadap langit untuk menghormati Sakra (帝释天) selaku Tian Zhu [Tian Gong] serta para dewa dewi lainnya.
Kalau dilihat upacara ini mirip dengan Jing Tian Gong atau Bai Tian Gong yang biasa dilakukan oleh masyarakat Fujian seminggu setelah Tahun Baru Imlek.
[Upacara Zhaitian Fahui untuk menghormati Sakra di Pushou Si]
[Upacara Zhaitian Fahui untuk menghormati Sakra di Yaowang Si]
[Upacara Zhaitian Fahui di Hanshan Si]
[Upacara Zhaitian Fahui di vihara-vihara lain]
Di kota saya ada sebuah vihara Vajrayana aliran Karma Kagyu yang juga pernah melakukan upacara penghormatan pada Raja Dewa Sakra pada saat hari kebesaran Yuhuang Dadi.
The Siddha Wanderer