Demikian penjelasan Romo Slamet rodjali (Ahli dan praktisi Abhidhamma ) perlunya konsentrasi kuat pada moment penembusan nibbana (dicapainya lokuttara appanna samadhi, dari kedua jalan yaitu pevipasana murni dan melalui jalan samatha)
Smoga bermanfaat :
Bagi mereka yang menempuh jalan 'vipassana-murni' (vipassana-yanika), atau
disebut pula 'vipassana-kering' (suddha-vipassaka), kekuatan samadhi
maksimum yang diperlukan untuk tercapainya magga & phala adalah
'khanika-samadhi' (konsentrasi saat-demi-saat yang obyeknya
BERPINDAH-PINDAH, yakni nama-rupa/badan-batin); 'khanika-samadhi' ini
setara dengan 'upacara-samadhi', di mana kelima rintangan batin dapat reda
(untuk sementara).
('Upacaa-samadhi' (konsentrasi akses) adalah tingkat konsentrasi yang
dicapai oleh pemeditasi yang melalui jalan samatha hingga mencapai jhana
sebelum pindah ke vipassana. Intensitas 'upacara-samadhi' ini sama dengan
'khanika-samadhi', dalam hal mampu menekan kelima rintangan batin.
Perbedaannya ialah dalam 'upacara-samadhi' obyek meditasinya tetap, tidak
berpindah-pindah, misalnya: napas; sedangkan dalam 'khanika-samadhi' obyek
meditasinya berpindah-pindah, yakni semua badan & batin (nama-rupa) yang
muncul.)
Seorang pemeditasi vipassana-murni tetap berada dalam 'khanika-samadhi',
dan tidak bergeser ke 'upacara-samadhi' lalu masuk ke jhana duniawi.
Dalam
keadaan 'khanika-samadhi', pada saatnya kelak ia akan mencapai magga &
phala (pembebasan), tanpa masuk dulu ke jhana duniawi. Pada momen ia
mencapai magga & phala, ia berada dalam jhana-supraduniawi
(lokuttara-jhana). Dengan demikian ia memenuhi pula semua unsur
ARIYA-atthangika-magga (Jalan suci berunsur delapan). Demikianlah
argumentasi guru meditasi yang mengatakan bahwa jhana (duniawi) tidak perlu
untuk mencapai pembebasan. Ini antara lain diuraikan secara terperinci oleh
mendiang YM Mahasi Sayadaw dari Burma.
Link :
http://groups.yahoo.com/group/semedi/message/6409