//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.  (Read 56075 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #15 on: 13 March 2009, 12:42:12 AM »
mo tanya sedikit,

apa yg dimaksud dgn "konsentrasi" yg di maksudkan? seperti "fokus"? ato seperti apa?
maklum, gak pernah meditasi vipasana ;D
iya
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #16 on: 13 March 2009, 09:33:11 AM »
Quote
memang vipassana bisa dilatih setelah keluar dari jhana seperti pada metoda A Pauk Sayadaw. namun hal tsb bukanlah suatu keharusan shg dikatakan perlu, bukan? misalnya saja metoda Mahasi tidak perlu masuk & keluar dari jhana terlebih dahulu. & lagi, dimanakah Ajahn Mun menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu"?

with metta,
:lotus: _/\_

Mengenai Ajahn Mun silakan Anda meneliti latihan Dhutangga dan praktekan tekniknya, apakah bro sudah praktek teknik Ajahn Mun? Sebenarnya tidak berbeda dengan teknik Paauk Sayadaw.
Dengan demikian  Anda akan tahu apakah menurut teknik Ajahn Mun perlu atau tidaknya konsentrasi kuat, statement beliau bro bisa lihat dengan mudah dari latihan dia , dhamma tidak harus dalam tulisan kalimat atau kata2 dengan kedipan mata pun seharusnya dapat dimengerti bila kita telah menjalankan praktek.  Statement Mahasi Sayadaw sudah jelas entah dalam arti tersurat dan tersirat, jika diartikan lain, selamat mencoba. 

Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. _/\_

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #17 on: 13 March 2009, 02:53:56 PM »
Quote
memang vipassana bisa dilatih setelah keluar dari jhana seperti pada metoda A Pauk Sayadaw. namun hal tsb bukanlah suatu keharusan shg dikatakan perlu, bukan? misalnya saja metoda Mahasi tidak perlu masuk & keluar dari jhana terlebih dahulu. & lagi, dimanakah Ajahn Mun menyatakan konsentrasi kuat adalah "perlu"?

with metta,
:lotus: _/\_

Mengenai Ajahn Mun silakan Anda meneliti latihan Dhutangga dan praktekan tekniknya, apakah bro sudah praktek teknik Ajahn Mun? Sebenarnya tidak berbeda dengan teknik Paauk Sayadaw.
Dengan demikian  Anda akan tahu apakah menurut teknik Ajahn Mun perlu atau tidaknya konsentrasi kuat, statement beliau bro bisa lihat dengan mudah dari latihan dia , dhamma tidak harus dalam tulisan kalimat atau kata2 dengan kedipan mata pun seharusnya dapat dimengerti bila kita telah menjalankan praktek.  Statement Mahasi Sayadaw sudah jelas entah dalam arti tersurat dan tersirat, jika diartikan lain, selamat mencoba. 

mengenai ajaran Ajahn Mun, silahkan Anda baca tulisan "sendiri" beliau, bukan tulisan kompilasi orang lain mengenai dia. saya jg merekomendasikan kepada anda utk membacanya krn disana jelas sekali Ajahn Mun memiliki gaya pengajaran yg sangat unik, mis: permainan suku kata. Selain itu Ajahn Mun jg mendeskripsikan meditasi dg gaya yg alami dan agak jauh dari doktrin, mis: "hanya ada 1 sila, yaitu sadar...". Dalam tulisannya Ajahn Mun lebih mirip Mahasi Sayadaw daripada A Pauk Sayadaw, dimana ia lebih banyak menjelaskan penyelidikan dhamma yg selalu ada sekarang (ever-present truth) dan sedikit sekali membahas konsentrasi. Malah kalau tidak salah dia, seingat saya dia menekankan seseorang utk melihat "dukkha" & "sebab dukkha". Jika seseorang melihat itu, sila-samadhi-panna telah ada dg sendirinya.
 
Mengenai praktek saya tidak ada hubungannya dg topik ini. Yg mengangkat nama kedua guru (Ajahn Mun & Mahasi Sayadaw) adalah rekan Fabian. & saya mempertanyakan referensinya. "Dimana mereka menyatakan konsentrasi kuat adalah perlu?"
Jika rekan Bond, dari prakteknya menangkap bahwa konsentrasi itu perlu, maka itu tidak bisa dikatakan bahwa guru rekan Bond menyatakan itu perlu. itu adalah pernyataan pribadi dari rekan Bond sendiri.
Jika anda berkata dari praktek anda, anda menangkap bahwa konsentrasi itu perlu & guru telah menyatakannya secara tersirat. itu interpretasi anda.

Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. _/\_

Maaf, saya tidak mencari jawaban meditasi (bahkan saya tidak bertanya soal meditasi).
Yg saya tanya adalah soal penggunaan 2 nama guru yg dijadikan sebagai pondasi pernyataan seseorang.

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #18 on: 13 March 2009, 04:22:10 PM »
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #19 on: 13 March 2009, 04:51:05 PM »
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
itu topik lain lagi...

jika mereka tidak menyebut konsentrasi kuat tidak perlu, bukan artinya konsentrasi kuat perlu.

logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #20 on: 13 March 2009, 04:59:02 PM »
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
itu topik lain lagi... bukan masalah topik lain , masih dalam topik yg relevan . pertanyaan yg sederhana bukan...(boleh dijawab boleh juga tidak :D 

jika mereka tidak menyebut konsentrasi kuat tidak perlu, bukan artinya konsentrasi kuat perlu. Intrepertasi sendiri  ^-^

logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? ;)


Selamat makan telur dadar dengan logika  _/\_ ;) ^-^

 
« Last Edit: 13 March 2009, 05:06:42 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #21 on: 13 March 2009, 05:10:54 PM »
Apakah Anda mendapatkan 2 nama guru tersebut juga menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu?
itu topik lain lagi... bukan masalah topik lain , masih dalam topik yg relevan . pertanyaan yg sederhana bukan...(boleh dijawab boleh juga tidak :D 

jika mereka tidak menyebut konsentrasi kuat tidak perlu, bukan artinya konsentrasi kuat perlu. Intrepertasi sendiri  ^-^

logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? ;)


Selamat makan telur dadar dengan logika  _/\_ ;) ^-^

mod debat kusir :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #22 on: 13 March 2009, 05:36:38 PM »
Mod jg manusia... ;D

lanjutttt.... ;D

_/\_ :lotus:
« Last Edit: 13 March 2009, 05:41:55 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #23 on: 13 March 2009, 06:05:14 PM »
Kebetulan ada contekan baru untuk bro and sis disini yg berminat ttg meditasi.


Ini ada kutipan dari kumpulan khotbah Mahasi Sayadaw:

Versi Mahasi Sayadaw: dalam buku The Satipatthana Vipassana Meditation, a collection of basic mindfulness exercise from the discourses of The Venerable Mahasi Sayadaw Agga Maha Pandita (collated by Jinavamsa Bhikkhu):

hal 197, baris ke 10:

This momentary concentration fulfills the same function as the basic Jhana of the serenity vehicle, providing the foundation of mental clarity needed for insight to emerge.
Momentary concentration ini memenuhi fungsi yang sama seperti basis Jhana dari samatha bhavana, menyediakan dasar kejernihan batin yang diperlukan agar pandangan terang muncul.----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.

hal 198 paragraph 4:

Momentary concentration is thus, in contrast to Jhanic concentration, a fluid type of mental collectedness consisting in the uninterrupted continuity of thoughts engaged in noticing the passing succession of objects. Its objects are varied and changing but its force of concentration remains constant. This force fixes the mind on the object as though fixing it in absorption, holding the hindrances at bay and building up power of mental purification. For this reason Momentary Concentration can be understood as implicitly included in access concentration in the standard definition of purification of Mind as consisting  in access and absorption.

Momentary concentration adalah demikian, berlawanan dengan konsentrasi Jhana, kumpulan batin yang mengalir yang berisi kesinambungan tak terputus pikiran yang memperhatikan objek yang silih berganti
Momentary concentration adalah demikian, objeknya beraneka dan berubah, tetapi kekuatan konsentrasinya tetap. Kekuatan konsentrasi mematok batin pada objek seperti mematoknya pada penyerapan (absorption), menahan rintangan batin sehingga tak berkutik dan membangunkekuatan kemurnian batin. Untuk alasan ini Momentary concentration dapat dipahami secara implisit termasuk dalam upacara samadhi (access concentration) pada definisi standar kemurnian batin yang terdapat pada upacara samadhi dan penyerapan.-----> jadi dalam prakteknya memang kekuatan khanika samadhi bisa menjadi sangat kuat setara dengan upacara samadhi ataupun jhana.
                                          ----------------------------------------------------



Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.


Quote
Logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? Wink

bila dinyatakan si Budi sanggup mengangkat barbel seberat 200 kg, apakah perlu dinyatakan bahwa dia kuat?

Agar dapat dimengerti memahami meditasi adalah bukan dengan logika semata tetapi dengan kejernihan hati,panna dan fakta yg ada. Smoga bermanfaat bagi semuanya  _/\_

« Last Edit: 13 March 2009, 06:07:31 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #24 on: 13 March 2009, 06:26:53 PM »
walaupun saya bukan praktisi meditasi, tetapi menurut NALAR saya, saya sependapat dengan sdr.tesla...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #25 on: 13 March 2009, 11:00:14 PM »
This momentary concentration fulfills the same function as the basic Jhana of the serenity vehicle, providing the foundation of mental clarity needed for insight to emerge.
Momentary concentration ini memenuhi fungsi yang sama seperti basis Jhana dari samatha bhavana, menyediakan dasar kejernihan batin yang diperlukan agar pandangan terang muncul.
disana telah dijelaskan oleh Mahasi Sayadaw bahwa khanika samadhi sudah cukup utk menyediakan fondasi. saya sudah tau hal ini dari dulu bahwa Mahasi Sayadaw menerapkan hanya tataran konsentrasi sampai khanika samadhi utk menjadi fondasi vipassananya shg dia menyebutnya "vipassana khanika samadhi".

Quote
----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.
& mohon maaf sekali sdr. bond. tanpa maksud utk merendahkan anda.
yg menyatakan bahwa kekuatan konsentrasi pada khanika samadhi setara dg jhana adalah anda. bukan Mahasi & bahkan guru lainnya... menurut saya anda telah mendistorsi ajaran mereka...

yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Quote
hal 198 paragraph 4:

Momentary concentration is thus, in contrast to Jhanic concentration, a fluid type of mental collectedness consisting in the uninterrupted continuity of thoughts engaged in noticing the passing succession of objects. Its objects are varied and changing but its force of concentration remains constant. This force fixes the mind on the object as though fixing it in absorption, holding the hindrances at bay and building up power of mental purification. For this reason Momentary Concentration can be understood as implicitly included in access concentration in the standard definition of purification of Mind as consisting  in access and absorption.

Momentary concentration adalah demikian, berlawanan dengan konsentrasi Jhana, kumpulan batin yang mengalir yang berisi kesinambungan tak terputus pikiran yang memperhatikan objek yang silih berganti
Momentary concentration adalah demikian, objeknya beraneka dan berubah, tetapi kekuatan konsentrasinya tetap. Kekuatan konsentrasi mematok batin pada objek seperti mematoknya pada penyerapan (absorption), menahan rintangan batin sehingga tak berkutik dan membangunkekuatan kemurnian batin. Untuk alasan ini Momentary concentration dapat dipahami secara implisit termasuk dalam upacara samadhi (access concentration) pada definisi standar kemurnian batin yang terdapat pada upacara samadhi dan penyerapan.-----> jadi dalam prakteknya memang kekuatan khanika samadhi bisa menjadi sangat kuat setara dengan upacara samadhi ataupun jhana.
                                          ----------------------------------------------------
[/i]
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...

ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi.

Quote
Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.

Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...

setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat):

It may happen that what arises is not true insight, because one has been practicing wrongly or has been surrounded by too many false views. But however it turns out, the insight that does arise is bound to be something quite special, for instance extraordinarily clear and profound. If the knowledge gained is right knowledge, corresponding with reality, corresponding with Dhamma, then it will progress, developing ultimately into right and true knowledge of all phenomena. If insight develops in only small measure, it may convert a person into an Aryian at the lowest stage; or if it is not sufficient to do that, it will just make him a high- minded individual, an ordinary person of good qualities.
(maaf... tidak niat saya terjemahkan)


Quote
Quote
Logika demikian tidak dapat dipakai, mereka tidak menyebut perlu makan telor dadar, apa artinya perlu makan telor dadar? Wink

bila dinyatakan si Budi sanggup mengangkat barbel seberat 200 kg, apakah perlu dinyatakan bahwa dia kuat?
oot... tidak nyambung...
anda bertanya kepada saya, "apakah mereka (2 guru tsb) ada menyatakan konsentrasi tidak perlu?" dalam hubungannya utk menguatkan pernyataan rekan fabian bahwa "konsentrasi kuat perlu".
oleh sebab itu saya katakan bahwa, logika tsb tidak dapat dipakai, karena: terlepas dari mereka pernah atau tidak pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu, pernyataan tersebut tidak menyatakan sama sekali bahwa mereka menyatakan konsentrasi kuat perlu.
ini sangat sederhana.
mungkin anda tidak mengerti, maka terpaksa saya menjelaskannya.

1. misalkan mereka ternyata pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu, maka pernyataan rekan fabian jelas adalah fitnah & merupakan perbuatan buruk thd mereka.

2. misalkan mereka tidak pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu, tidak pula berarti bahwa mereka menyatakan konsentrasi kuat perlu... ini hanya berarti mereka tidak membahas konsentrasi kuat. shg pernyataan rekan fabian tidak dapat dikuatkan oleh hal ini.

Quote
Agar dapat dimengerti memahami meditasi adalah bukan dengan logika semata tetapi dengan kejernihan hati,panna dan fakta yg ada. Smoga bermanfaat bagi semuanya  _/\_
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg. :)

with metta,
:lotus:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #26 on: 14 March 2009, 09:59:11 AM »
Quote
& mohon maaf sekali sdr. bond. tanpa maksud utk merendahkan anda.
yg menyatakan bahwa kekuatan konsentrasi pada khanika samadhi setara dg jhana adalah anda. bukan Mahasi & bahkan guru lainnya... menurut saya anda telah mendistorsi ajaran mereka...

Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg  memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti  :).  Dan yang pasti saya dan om Faby memiliki kesamaan pengalaman dalam berlatih meditasi vipasanna dengan metode Mahasi Sayadaw bahkan pengalaman2 itu telah dikonfirmasi dengan guru yg mengajarkan. Sehingga apa yg diajarkan Mahasi Sayadaw dan murid2nya memang menyatakan demikian. Entah Anda mengalami atau tidak atau sekedar merab-raba sesuatu yg belum Anda alami dan menyimpulkan dengan logika Anda sendiri.  Dan satu hal yang penting saya tidak mendistorsi ajaran mereka, mungkin Anda yg mendistorsinya  ^-^, apakah Anda pernah mencoba teknik Mahasi Sayadaw atau hanya berteori, oleh karena itu saya tanya Anda waktu itu apa yg Anda latih, pernahkan mencoba kekuatan khanika samadhi lalu dikonsultasikan ke ahlinya misal bhikhu2 yg memang mahir dalam metode Mahasi Sayadaw?. Fakta lapangan dan teori logika seringkali berbeda . _/\_

Quote

yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Konsentrasi sesaat tidak bisa menjadi konsentrasi yg kuat? padahal fungsi apanna samadhi itu kuat,  kalau Mahasi mengatakan khanika samadhi memenuhi atau memberikan fungsi sama seperti jhana. Jhana itu punya fungsi kuat toh karena itu khanika dapat memiliki fungsi sama walaupun jenisnya berbeda. ;D



Quote
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...

Oleh karena itu Anda harus mengalami sendiri. Sama seperti truck yg bisa menangkut beban 1 ton dan bus yg mengangkut 1 ton . Truck dan bus adalah dua jenis kendaraan berbeda tapi memiliki kekuatan yg sama terhadap beban yg diangkut.

Quote
ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi[/b]

Telah sekuat appana samadhi adalah sifatnya bukan namanya udah jadi appanna samadhi.  Dan khanika samadhi tidak selalu lemah atau dangkal, jika demikian bagaimana mungkin penembusan dapat terjadi.   :)


Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.
[/i]

Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...

Memang Ajahn Buddhadasa tidak menulis tapi apakah Anda juga sudah bertanya tentang kelanjutannya paling tidak pada murid2 beliau, tetapi apa yg saya katakan adalah berdasarkan pengalaman (tapi bukan mencapai nibbana ya) bahwa konsentrasi itu semakin meningkat kekuatannya. Tapi tidak mengapa jika Anda ingin belajar berdasarkan TEXT BOOK.Tetapi sesungguhnya  banyak sekali petunjuk2 Bhikkhu besar yg mengajarkan meditasi tidak ditulis dalam text book.

Contohnya seperti yg Anda katakan bahwa metode Ajahn Mun sama dengan metode Mahasi. Jawabannya hanya satu Mahasi pevipasanna murni sementara Ajahn Mun menggunakan sarana setelah jhana. Ini yg perbedaan paling mendasar tetapi tidak bertentangan dgn Ajaran Sang Buddha dan ini telah ditegaskan kembali oleh Luangpu Santi Warayan(praktisi murni teknik Ajahn Mun) dalam ceramahnya , sehingga saya menyimpulkan sama dengan Paauk Sayadaw. Kalaupun Anda berpendapat lain silakan saja....

Quote
setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat

Lagi2 Anda salah mengartikan  ^-^. Nibbana memang bukan = konsentrasi yg dahsyat tetapi nibbana adalah hasil dari konsentrasi dahsyat yg tentu tidak berdiri sendiri tanpa faktor2 lainnya. :)





Quote
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg. :)

with metta,
:lotus:

Aneh.. yg mengatakan logika saya tidak dpt dipakai siapa?, apakah artinya saya tidak boleh bertanya seperti itu? pertanyaan terbalik adalah untuk klarifikasi.^-^

Saya rasa diskusi dengan Anda cukup sampai disini saja. Maaf bila ada kata2 yg tidak berkenan di hati Anda_/\_



« Last Edit: 14 March 2009, 10:07:51 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #27 on: 14 March 2009, 10:08:33 AM »
peristiwanya spt 'DN 24' nich :))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #28 on: 14 March 2009, 11:59:30 AM »
Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg  memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti  :)
hehehe... melawak terus...
Anda menulis:
Quote
----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.

itu yg saya sangkal & saya katakan yg disebut sama oleh Mahasi adalah dalam hal fungsi, bukan kekuatannya... ini kutipan saya:
Quote
yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

sekarang anda malah balik haluan, berkelit bicara soal fungsi yg isinya hanya mengulang kalimat saya:
Quote
Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg  memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti  :)


+ + +

Quote
.  Dan yang pasti saya dan om Faby memiliki kesamaan pengalaman dalam berlatih meditasi vipasanna dengan metode Mahasi Sayadaw bahkan pengalaman2 itu telah dikonfirmasi dengan guru yg mengajarkan. Sehingga apa yg diajarkan Mahasi Sayadaw dan murid2nya memang menyatakan demikian. Entah Anda mengalami atau tidak atau sekedar merab-raba sesuatu yg belum Anda alami dan menyimpulkan dengan logika Anda sendiri.
dimana Mahasi mengatakan khanika samadhi adalah konsentrasi yg sama kuat dg appana samadhi?
hanya dg dalih pengalaman pribadi, anda menggunakan nama guru utk membenarkan pendapat anda.
jika itu diakui bahwa, ini pengalaman pribadi & kesimpulan pribadi anda, maka itu oke.

tapi anda & rekan fabian membawa nama guru, seolah guru yg mengajarkan demikian. disitulah saya katakan Anda mendistorsi ajaran mereka.

Quote
  Dan satu hal yang penting saya tidak mendistorsi ajaran mereka, mungkin Anda yg mendistorsinya  ^-^, apakah Anda pernah mencoba teknik Mahasi Sayadaw atau hanya berteori, oleh karena itu saya tanya Anda waktu itu apa yg Anda latih, pernahkan mencoba kekuatan khanika samadhi lalu dikonsultasikan ke ahlinya misal bhikhu2 yg memang mahir dalam metode Mahasi Sayadaw?. Fakta lapangan dan teori logika seringkali berbeda . _/\_
ingat, yg meminjam nama Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun adalah rekan fabian & anda.
saya berusaha mengkoreksi anda & rekan fabian, krn forum  ini dapat dibaca orang lain di kemudian waktu. terlebih anda berdua adalah moderator di board meditasi.
jika ini anda ucapkan scr lisan tanpa ada audience yg memperhatikan, saya akan membiarkan anda.
tujuan saya disini agar orang yg membaca tulisan kalian nanti setidaknya meragukan & mengecek ke tulisan langsung oleh Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun.

saya disini tidak bicara teori & fakta lapangan (praktek). anda berdua menggunakan nama guru secara salah & itu yg saya ingin koreksi. utk mengkoreksi itu saya sama sekali tidak butuh mengumbar pengalaman saya pribadi, sedang anda harus berusaha mempertahankan tulisan anda dg dalih pengalaman anda yg mungkin sudah jauh lebih tinggi dari saya & mungkin juga tidak. asal orang yg membaca nanti, meragukan tulisan anda & kemudian mencari tulisan asli mereka (Ajahn Mun & Mahasi Sayadaw), bagi saya cukup :)

Quote
Quote

yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).

jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.

Konsentrasi sesaat tidak bisa menjadi konsentrasi yg kuat? padahal fungsi apanna samadhi itu kuat,  kalau Mahasi mengatakan khanika samadhi memenuhi atau memberikan fungsi sama seperti jhana. Jhana itu punya fungsi kuat toh karena itu khanika dapat memiliki fungsi sama walaupun jenisnya berbeda. ;D

Quote
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...

Oleh karena itu Anda harus mengalami sendiri. Sama seperti truck yg bisa menangkut beban 1 ton dan bus yg mengangkut 1 ton . Truck dan bus adalah dua jenis kendaraan berbeda tapi memiliki kekuatan yg sama terhadap beban yg diangkut.
anda mo mengelantur sampai ke mana?
anda tulis, khanika samadhi sama kuat dg appana samadhi (jhana).
itu yg saya kritik, krn itu justru adalah tingkatan konsentrasi...

Quote
Quote
ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi[/b]

Telah sekuat appana samadhi adalah sifatnya bukan namanya udah jadi appanna samadhi.  Dan khanika samadhi tidak selalu lemah atau dangkal, jika demikian bagaimana mungkin penembusan dapat terjadi.   :)


Quote
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste


Inilah jawaban  yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal  jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.
[/i]

Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...

Memang Ajahn Buddhadasa tidak menulis tapi apakah Anda juga sudah bertanya tentang kelanjutannya paling tidak pada murid2 beliau, tetapi apa yg saya katakan adalah berdasarkan pengalaman (tapi bukan mencapai nibbana ya) bahwa konsentrasi itu semakin meningkat kekuatannya. Tapi tidak mengapa jika Anda ingin belajar berdasarkan TEXT BOOK.
yah disini anda sudah lebih jujur, bahwa itu adalah "pengalaman pribadi" anda.
namun tetap saja anda tidak dapat men-claim bahwa pengalaman Ajahn Buddhadasa & murid2nya sama dg anda. itulah yg saya kritik pada anda & rekan fabian.

mengenai saya hanya belajar berdasarkan Text Book, itu adalah suatu opini anda saja.
mungkin iya, mungkin tidak. saya tidak berkepentingan menjawabnya.

Quote
Tetapi sesungguhnya  banyak sekali petunjuk2 Bhikkhu besar yg mengajarkan meditasi tidak ditulis dalam text book.

Contohnya seperti yg Anda katakan bahwa metode Ajahn Mun sama dengan metode Mahasi. Jawabannya hanya satu Mahasi pevipasanna murni sementara Ajahn Mun menggunakan sarana setelah jhana.

Ini yg perbedaan paling mendasar tetapi tidak bertentangan dgn Ajaran Sang Buddha dan ini telah ditegaskan kembali oleh Luangpu Santi Warayan(praktisi murni teknik Ajahn Mun) dalam ceramahnya , sehingga saya menyimpulkan sama dengan Paauk Sayadaw. Kalaupun Anda berpendapat lain silakan saja....
saya tahu anda membaca Biografi Ajahn Mun yg merupakan kompilasi dari muridnya, Ajahn Maha Boowa.
Ajahn Maha Boowa dari banyak tulisannya memang begitu suka membahas jhana. tidak heran dalam biografi Ajahn Mun, ia membahas jhana juga... saya merekomendasikan anda utk membaca tulisan Ajahn Mun sendiri, Ever-Present Truth, tentang dhamma yg alkaliko & opaniyako. mudah2an akan bermanfaat utk anda.

kasus serupa jg dialami Ajahn Chah (murid Ajahn Mun) dimana ia menyatakan jhana tidak diperlukan sementara ada salah satu muridnya menyatakan jhana itu perlu. jadi tidak bisa berpatokan buta pada murid2nya saja.

Quote
Quote
setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat

Lagi2 Anda salah mengartikan  ^-^. Nibbana memang bukan = konsentrasi yg dahsyat tetapi nibbana adalah hasil dari konsentrasi dahsyat yg tentu tidak berdiri sendiri tanpa faktor2 lainnya. :)
nah skr anda membuat paham baru lagi:
nibbana adalah hasil konsentrasi dahsyat...

dalam tulisan Ajahn Buddhadasa, justru ia mengatakan hanya diperlukan "konsentrasi alami"...

Quote
Quote
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg. :)

with metta,
:lotus:

Aneh.. yg mengatakan logika saya tidak dpt dipakai siapa?, apakah artinya saya tidak boleh bertanya seperti itu? pertanyaan terbalik adalah untuk klarifikasi.^-^

anda menggunakan logika.
& saya mengatakan logika anda tidak dapat dipakai.
kemudian anda mengatakan meditasi tidak bisa hanya pakai logika...

Quote
Saya rasa diskusi dengan Anda cukup sampai disini saja. Maaf bila ada kata2 yg tidak berkenan di hati Anda_/\_
Maaf juga jika kata2 saya ada yg tidak berkenan di hati anda.
segala tulisan saya bukan dg maksud kritik yg menjatuhkan, namun dg harapan dapat membangun.
_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Jhana78

  • Teman
  • **
  • Posts: 88
  • Reputasi: 4
Re: Salah persepsi mengenai meditasi direct Vipassana.
« Reply #29 on: 14 March 2009, 12:15:03 PM »
ternyata benar, pikiran manusia itu memisah-misahkan, menyekat-nyekat, dan menjadi hambatan bagi kasih. pikiran seorang manusia secara langung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, akhirnya menyangkal pikiran manusia lainnya. di sinilah munculnya benih-benih "rasa tidak suka", perbedaan, sekat-sekat, kontras-kontras, dan rasa pertentangan. tidak satupun pemikiran manusia yang tidak menyangkal pikiran manusia lainnya. semua buah pikiran itu menyangkal dan disangkal. termasuk apa yang saya katakan ini.

semoga semua makhluk dapat hidup berbahagia. semoa sekat-sekat pemikiran berkurang. semoga diskusi dapat berjalan dengan metta bhavana.