Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti
hehehe... melawak terus...
Anda menulis:
----> kekuatan konsentrasi(khanika samadhi) yg kuat setara dengan jhana. Disini jelas bahwa konsentrasi kuat diperlukan.
itu yg saya sangkal & saya katakan yg disebut sama oleh Mahasi adalah dalam hal fungsi, bukan kekuatannya... ini kutipan saya:
yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).
sekarang anda malah balik haluan, berkelit bicara soal fungsi yg isinya hanya mengulang kalimat saya:
Tulisan Mahasi sudah jelas ttg khanika samadhi yg memiliki fungsi sama dengan jhana adalah bukan pendapat pribadi tetapi sesuai dengan yg dikatakan Mahasi, bacalah kalimat itu dengan teliti
+ + +
. Dan yang pasti saya dan om Faby memiliki kesamaan pengalaman dalam berlatih meditasi vipasanna dengan metode Mahasi Sayadaw bahkan pengalaman2 itu telah dikonfirmasi dengan guru yg mengajarkan. Sehingga apa yg diajarkan Mahasi Sayadaw dan murid2nya memang menyatakan demikian. Entah Anda mengalami atau tidak atau sekedar merab-raba sesuatu yg belum Anda alami dan menyimpulkan dengan logika Anda sendiri.
dimana Mahasi mengatakan khanika samadhi adalah konsentrasi yg sama kuat dg appana samadhi?
hanya dg dalih pengalaman pribadi, anda menggunakan nama guru utk membenarkan pendapat anda.
jika itu diakui bahwa, ini pengalaman pribadi & kesimpulan pribadi anda, maka itu oke.
tapi anda & rekan fabian membawa nama guru, seolah guru yg mengajarkan demikian. disitulah saya katakan Anda mendistorsi ajaran mereka.
Dan satu hal yang penting saya tidak mendistorsi ajaran mereka, mungkin Anda yg mendistorsinya , apakah Anda pernah mencoba teknik Mahasi Sayadaw atau hanya berteori, oleh karena itu saya tanya Anda waktu itu apa yg Anda latih, pernahkan mencoba kekuatan khanika samadhi lalu dikonsultasikan ke ahlinya misal bhikhu2 yg memang mahir dalam metode Mahasi Sayadaw?. Fakta lapangan dan teori logika seringkali berbeda .
ingat, yg meminjam nama Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun adalah rekan fabian & anda.
saya berusaha mengkoreksi anda & rekan fabian, krn forum ini dapat dibaca orang lain di kemudian waktu. terlebih anda berdua adalah moderator di board meditasi.
jika ini anda ucapkan scr lisan tanpa ada audience yg memperhatikan, saya akan membiarkan anda.
tujuan saya disini agar orang yg membaca tulisan kalian nanti setidaknya meragukan & mengecek ke tulisan langsung oleh Mahasi Sayadaw & Ajahn Mun.
saya disini tidak bicara teori & fakta lapangan (praktek). anda berdua menggunakan nama guru secara salah & itu yg saya ingin koreksi. utk mengkoreksi itu saya sama sekali tidak butuh mengumbar pengalaman saya pribadi, sedang anda harus berusaha mempertahankan tulisan anda dg dalih pengalaman anda yg mungkin sudah jauh lebih tinggi dari saya & mungkin juga tidak. asal orang yg membaca nanti, meragukan tulisan anda & kemudian mencari tulisan asli mereka (Ajahn Mun & Mahasi Sayadaw), bagi saya cukup
yg disebut oleh Mahasi adalah khanika samadhi telah memberikan fungsi yg sama seperti appana samadhi (jhana).
jika konsentrasi kuat yg dimaksud rekan fabian adalah khanika samadhi, maka sebaiknya kalimat dari postingan rekan fabian itu dikoreksi dari "...konsentrasi kuat diperlukan..." menjadi "konsentrasi sesaat diperlukan...". saya tidak mengerti motif rekan fabian utk mengubah kata "sesaat" menjadi "kuat". yg jelas "sesaat" & "kuat" itu hal yg berbeda.
Konsentrasi sesaat tidak bisa menjadi konsentrasi yg kuat? padahal fungsi apanna samadhi itu kuat, kalau Mahasi mengatakan khanika samadhi memenuhi atau memberikan fungsi sama seperti jhana. Jhana itu punya fungsi kuat toh karena itu khanika dapat memiliki fungsi sama walaupun jenisnya berbeda.
terlalu dipaksakan utk menyatakan bahwa khanika samadhi sama dgn appana samadhi (jhana)...
saya tidak mengerti bagaimana anda bisa menyamakan saja tahapan konsentrasi yg bertingkat2 akhirnya menjadi sama...
Oleh karena itu Anda harus mengalami sendiri. Sama seperti truck yg bisa menangkut beban 1 ton dan bus yg mengangkut 1 ton . Truck dan bus adalah dua jenis kendaraan berbeda tapi memiliki kekuatan yg sama terhadap beban yg diangkut.
anda mo mengelantur sampai ke mana?
anda tulis, khanika samadhi sama kuat dg appana samadhi (jhana).
itu yg saya kritik, krn itu justru adalah tingkatan konsentrasi...
ketika konsentrasi telah sekuat appana samadhi, maka namanya udah jadi appana samadhi. bukan khanika samadhi yg sekuat appana samadhi[/b]
Telah sekuat appana samadhi adalah sifatnya bukan namanya udah jadi appanna samadhi. Dan khanika samadhi tidak selalu lemah atau dangkal, jika demikian bagaimana mungkin penembusan dapat terjadi.
Coba perhatikan tulisan Anda ttg Ajahn Buddhadasa "KONSENTRASI YG DALAM ADALAH HAMBATAN UMUM BAGI LATIHAN PANDANGAN TERANG. Utk berlatih penyelidikan, seseorang harus turun pada konsentrasi yg lebih dangkal..." Coba bro praktekan dan sampai tahapan seperti kalimat itu dan yg terpenting lanjutkan konsentrasi dangkal tersebut dan lihat apa jadinya jika dilanjutkan terus ..., nanti bro akan tahu jawabannya. Selamat berlatih. Namaste
Inilah jawaban yg saya tulis ttg Ajahn Buddhadasa mengenai konsentrasi yg lebih dangkal jika dilanjutkan terus maka hasilnya bisa menjadi konsentrasi yg dahsyat/kuat yaitu pencapaian nibbana. Janganlah diartikan konsentrasi kuat identik dengan jhana. Dan tulisan konsentrasi dangkalpun bukan berarti selalu dangkal begitu2 saja, coba teman2 bandingkan dengan tulisan Mahasi Sayadaw. Dan memang konsentrasi kuat yang dihasilkan memang HARUS alami/natural inilah disebut upekha(Ajahn Buddhadasa menyebutnya natural concerntration). Jadi dalam konsentrasi kuat tidak hanya mengandung satu aspek tapi beberapa aspek yg saling mendukung, contohnya disana juga ada sati yang kuat selain konsentrasi kuat. Konsentrasi tidak akan kuat kalau tidak seimbang dan yg terjadi ketegangan.
[/i]
Ajahn Buddhadasa Mahathera tidak menyatakan bahwa konsentrasi yg dangkal jika dilanjutkan akan menghasilkan konsentrasi yg dashyat = nibbana. itu jelas pernyataan anda sendiri lagi...
Memang Ajahn Buddhadasa tidak menulis tapi apakah Anda juga sudah bertanya tentang kelanjutannya paling tidak pada murid2 beliau, tetapi apa yg saya katakan adalah berdasarkan pengalaman (tapi bukan mencapai nibbana ya) bahwa konsentrasi itu semakin meningkat kekuatannya. Tapi tidak mengapa jika Anda ingin belajar berdasarkan TEXT BOOK.
yah disini anda sudah lebih jujur, bahwa itu adalah "pengalaman pribadi" anda.
namun tetap saja anda tidak dapat men-claim bahwa pengalaman Ajahn Buddhadasa & murid2nya sama dg anda. itulah yg saya kritik pada anda & rekan fabian.
mengenai saya hanya belajar berdasarkan Text Book, itu adalah suatu opini anda saja.
mungkin iya, mungkin tidak. saya tidak berkepentingan menjawabnya.
Tetapi sesungguhnya banyak sekali petunjuk2 Bhikkhu besar yg mengajarkan meditasi tidak ditulis dalam text book.
Contohnya seperti yg Anda katakan bahwa metode Ajahn Mun sama dengan metode Mahasi. Jawabannya hanya satu Mahasi pevipasanna murni sementara Ajahn Mun menggunakan sarana setelah jhana.
Ini yg perbedaan paling mendasar tetapi tidak bertentangan dgn Ajaran Sang Buddha dan ini telah ditegaskan kembali oleh Luangpu Santi Warayan(praktisi murni teknik Ajahn Mun) dalam ceramahnya , sehingga saya menyimpulkan sama dengan Paauk Sayadaw. Kalaupun Anda berpendapat lain silakan saja....
saya tahu anda membaca Biografi Ajahn Mun yg merupakan kompilasi dari muridnya, Ajahn Maha Boowa.
Ajahn Maha Boowa dari banyak tulisannya memang begitu suka membahas jhana. tidak heran dalam biografi Ajahn Mun, ia membahas jhana juga... saya merekomendasikan anda utk membaca tulisan Ajahn Mun sendiri, Ever-Present Truth, tentang dhamma yg alkaliko & opaniyako. mudah2an akan bermanfaat utk anda.
kasus serupa jg dialami Ajahn Chah (murid Ajahn Mun) dimana ia menyatakan jhana tidak diperlukan sementara ada salah satu muridnya menyatakan jhana itu perlu. jadi tidak bisa berpatokan buta pada murid2nya saja.
setelah konsentrasi alami, hasil yg dikatakannya adalah sbb (sama sekali tidak dikatakan nibbana = konsentrasi yg dashyat
Lagi2 Anda salah mengartikan . Nibbana memang bukan = konsentrasi yg dahsyat tetapi nibbana adalah hasil dari konsentrasi dahsyat yg tentu tidak berdiri sendiri tanpa faktor2 lainnya.
nah skr anda membuat paham baru lagi:
nibbana adalah hasil konsentrasi dahsyat...
dalam tulisan Ajahn Buddhadasa, justru ia mengatakan hanya diperlukan "konsentrasi alami"...
yg menggunakan logika utk menanyakan balik kepada saya, apakah mereka pernah menyatakan konsentrasi kuat tidak perlu adalah anda.
semoga panna dapat tumbuh dalam anda. tentu saja bersama dg sila & samadhi jg.
with metta,
Aneh.. yg mengatakan logika saya tidak dpt dipakai siapa?, apakah artinya saya tidak boleh bertanya seperti itu? pertanyaan terbalik adalah untuk klarifikasi.
anda menggunakan logika.
& saya mengatakan logika anda tidak dapat dipakai.
kemudian anda mengatakan meditasi tidak bisa hanya pakai logika...
Saya rasa diskusi dengan Anda cukup sampai disini saja. Maaf bila ada kata2 yg tidak berkenan di hati Anda_/\_
Maaf juga jika kata2 saya ada yg tidak berkenan di hati anda.
segala tulisan saya bukan dg maksud kritik yg menjatuhkan, namun dg harapan dapat membangun.