//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ASK] TAMRAPARNIYA  (Read 34565 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
[ASK] TAMRAPARNIYA
« on: 08 December 2013, 01:52:33 PM »
loha.. mo numpang nanya dunk, ada yg tau TAMRAPARNIYA itu apa ga? ktnya salah satu aliran buddhisme awal.
soalnya ada yang nanya gue tau  TAMRAPARNIYA ga, jelas aje gue ga tau, wong om gugel aja gue tanyak ndak tau  :P

mohon sharingnya. aligato....



Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #1 on: 08 December 2013, 02:03:27 PM »
loha.. mo numpang nanya dunk, ada yg tau TAMRAPARNIYA itu apa ga? ktnya salah satu aliran buddhisme awal.
soalnya ada yang nanya gue tau  TAMRAPARNIYA ga, jelas aje gue ga tau, wong om gugel aja gue tanyak ndak tau  :P

mohon sharingnya. aligato....




Tamraparniya = silsilah Tamraparni/Tamrapanni [nama kuno Sri Lanka], sub-aliran Vibhajjavada yang berkembang di Sri Lanka dan merupakan cikal bakal aliran Theravada saat ini. Selengkapnya pernah dibahas di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24695.0.html
« Last Edit: 08 December 2013, 02:06:36 PM by Shinichi »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #2 on: 09 December 2013, 10:33:32 AM »
loha.. mo numpang nanya dunk, ada yg tau TAMRAPARNIYA itu apa ga? ktnya salah satu aliran buddhisme awal.
soalnya ada yang nanya gue tau  TAMRAPARNIYA ga, jelas aje gue ga tau, wong om gugel aja gue tanyak ndak tau  :P

mohon sharingnya. aligato....
Pertama-tama kalau belajar sejarah Buddhisme, perlu diketahui bahwa mengenai masa-masa awal Buddhisme -termasuk perpecahan pertama- tidak ada catatan pastinya. Beberapa sumber yang bertahan memberikan keterangan yang berbeda-beda.

Walaupun banyak perbedaan, tapi hampir semua setuju bahwa perpecahan awal membentuk Mahasanghika dan Sthaviravada. Waktu dan penyebab perpecahan juga tidak pasti. Kemudian berangsur muncul perbedaan pendapat dalam interpretasi dharma, maka muncullah istilah seperti "Pudgalavada", "Sarvastivada", dan lain-lain. Kemunculan ini bukan serta-merta ada aliran baru, tapi merujuk pada kelompok yang menganut ajaran tersebut. Misalnya Sthaviravada yang selalu menuntut penjelasan detail disebut Vibhajyavada.

Kelompok Vibhajyavada ini (dan sebagian kecil Mahisasaka yang belakangan bergabung) yang juga menyebar ke Sri Lanka, dan kelompok yang tinggal di sini disebut Tamraparniya. (Tambapanni/Tamraparni adalah nama kerajaan di Sri Lanka kuno.) Karena Buddha melarang "kultus" bahasa dan menganjurkan penyebaran dharma dalam masing-masing dialek (Vin. Cv.V.33.1), maka lain daerah, lain pula dialek ajarannya, dan kebetulan kelompok Tamraparni ini mengusung dialek Prakrit dari Avanti, yaitu Pali. "Sthavira" atau sesepuh, dalam Pali disebut "Thera", maka mereka disebut "Theravada" karena mereka menganggap diri mereka mewakili aliran Sthaviravada. (Namun tentu saja pada kenyataannya Sthaviravada dan Theravada sudah jauh berbeda.)

Tradisi yang pertama menetap di sini adalah Mahavihara, namun seperti di daratan asalnya, Theravada ini mengembangkan ajaran-ajarannya masing-masing. Abhayagiri mengadopsi ajaran Mahayana dan Vajrayana, dan pada abad ke 3, menjadi ajaran yang dominan dan didukung oleh para pemimpin. Mahavihara menolak konsep Mahayana, maka dikenal sebagai Theravada Hinayana dan memang minoritas. Hal ini berlanjut sampai pada pergantian penguasa sekitar abad ke 12 di mana raja Parakkamabāhu, seorang pendukung Mahavihara, berkuasa. Mulai saat itu, terjadilah sapu-bersih terhadap non-Mahavihara. Ajaran Mahayana, Vajrayana, Vetullavada, dan lain-lain yang tidak sesuai dengan standard Mahavihara, dianggap sesat, kitab-kitabnya dibakar, dan dilarang berkembang. Bhikkhu-bhikkhunya diwajibkan tahbis ulang jadi samanera atau lepas jubah.

Jadi "Tamraparniya" merujuk pada pecahan dari Sangha Awal yang disebut Sthaviravada, yang terbagi lagi dalam kelompok bernama Vibhajyavada, yang sebagian menyebar ke Sri Lanka. Kelompok ini mencakup Theravada Mahayana yang berpusat di Abhayagirivihara, dan Theravada Hinayana di Mahavihara. Mahavihara ini menghabisi saingan-saingannya dan bertahan menjadi Theravada yang kita kenal sekarang ini.


Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #3 on: 10 December 2013, 11:21:13 AM »
Pertama-tama kalau belajar sejarah Buddhisme, perlu diketahui bahwa mengenai masa-masa awal Buddhisme -termasuk perpecahan pertama- tidak ada catatan pastinya. Beberapa sumber yang bertahan memberikan keterangan yang berbeda-beda.

Walaupun banyak perbedaan, tapi hampir semua setuju bahwa perpecahan awal membentuk Mahasanghika dan Sthaviravada. Waktu dan penyebab perpecahan juga tidak pasti. Kemudian berangsur muncul perbedaan pendapat dalam interpretasi dharma, maka muncullah istilah seperti "Pudgalavada", "Sarvastivada", dan lain-lain.---> apa arti istilah tersebut? Kemunculan ini bukan serta-merta ada aliran baru, tapi merujuk pada kelompok yang menganut ajaran tersebut. Misalnya Sthaviravada yang selalu menuntut penjelasan detail disebut Vibhajyavada.---> penjelasan detail apa maksudny?

Kelompok Vibhajyavada ini (dan sebagian kecil Mahisasaka yang belakangan bergabung) yang juga menyebar ke Sri Lanka, dan kelompok yang tinggal di sini disebut Tamraparniya. (Tambapanni/Tamraparni adalah nama kerajaan di Sri Lanka kuno.) Karena Buddha melarang "kultus" bahasa dan menganjurkan penyebaran dharma dalam masing-masing dialek (Vin. Cv.V.33.1), maka lain daerah, lain pula dialek ajarannya, dan kebetulan kelompok Tamraparni ini mengusung dialek Prakrit dari Avanti, yaitu Pali. "Sthavira" atau sesepuh, dalam Pali disebut "Thera", maka mereka disebut "Theravada" karena mereka menganggap diri mereka mewakili aliran Sthaviravada. (Namun tentu saja pada kenyataannya Sthaviravada dan Theravada sudah jauh berbeda.)---> jauh berbeda gimana? jadi theravada itu sebenarnya aliran sthaviravada?

Tradisi yang pertama menetap di sini adalah Mahavihara,---> banyak banget sih alirannya, bisa tolong di list satu satu ga?dan di beri penjelasan, jadi ga bingung. hehe.. mahavira berbeda dengan sthaviravada ? namun seperti di daratan asalnya, Theravada ini mengembangkan ajaran-ajarannya masing-masing. Abhayagiri mengadopsi ajaran Mahayana dan Vajrayana, dan pada abad ke 3, menjadi ajaran yang dominan dan didukung oleh para pemimpin. Mahavihara menolak konsep Mahayana, maka dikenal sebagai Theravada Hinayana dan memang minoritas. Hal ini berlanjut sampai pada pergantian penguasa sekitar abad ke 12 di mana raja Parakkamabāhu, seorang pendukung Mahavihara, berkuasa. Mulai saat itu, terjadilah sapu-bersih terhadap non-Mahavihara. Ajaran Mahayana, Vajrayana, Vetullavada,---> vetullavada ?? dan lain-lain yang tidak sesuai dengan standard Mahavihara, dianggap sesat, kitab-kitabnya dibakar, dan dilarang berkembang. Bhikkhu-bhikkhunya diwajibkan tahbis ulang jadi samanera atau lepas jubah.

Jadi "Tamraparniya" merujuk pada pecahan dari Sangha Awal yang disebut Sthaviravada, yang terbagi lagi dalam kelompok bernama Vibhajyavada, yang sebagian menyebar ke Sri Lanka. Kelompok ini mencakup Theravada Mahayana yang berpusat di Abhayagirivihara, dan Theravada Hinayana di Mahavihara.---> mksdnya apaan theravada mahayana dan hinayana? perasaan dulunya belajar hinayana itu nama lain dari theravada. Mahavihara ini menghabisi saingan-saingannya dan bertahan menjadi Theravada yang kita kenal sekarang ini.---> menghabisi saingan -saingannya gimana maksudny?




jadi mahavira itu dari sthaviravada? *confused*

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #4 on: 10 December 2013, 11:48:14 AM »
 [at] Chandra Rasmi:

Beberapa penjelasan tentang aliran-aliran Buddhisme awal bisa dibaca di link yang saya berikan pada Reply #1 di atas
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #5 on: 10 December 2013, 04:12:31 PM »
 [at] Chandra Rasmi:

1. Istilah "vada" itu berarti ajaran. Semenjak perpecahan awal, masing-masing kelompok mengembangkan ajaran-ajaran khas mereka masing-masing, maka kelompok mereka dikenal dengan nama ajarannya.

Misalnya sekelompok orang mengemukakan ada suatu identitas makhluk yang di luar nama-rupa, namun tentu saja tidak kekal dan bukan roh/diri. Identitas makhluk ini yang membedakan satu makhluk dengan makhluk lainnya. Ajaran ini disebut Pudgalavada (pudgala/puggala=personal; vada=ajaran).

Sarvastivada = "Sarva/sabba" (=semua) + "asti/atthi" (=ada) + "vada", ajaran ini mengemukakan eksistensi makhluk (sebelum nirvana) ada dalam 3 masa: lalu, sekarang, dan akan datang.


2. Vibhajya (=pembagian/analisis) + vada. Ini adalah kelompok yang membahas dhamma dengan cara menganalisa dan membagi objek menjadi lebih detail. Model ini bisa kita lihat gambarannya dari turunannya, Theravada dengan ajaran khas sektariannya, Abhidhamma, yang selalu berusaha membagi fenomena sampai sekecil-kecilnya.


3. Jauh berbeda karena Sthaviravada adalah aliran yang muncul sekitar 3 SM, sedangkan Theravada (yang kita kenal sekarang) adalah keturunan dari aliran yang muncul belakangan sekitar 3 M. Pada masa antaranya, begitu banyak "pergolakan", baik segi ajaran, budaya, dan politik yang menyebabkan perubahan-perubahan.
Ya, Theravada itu turunan dari Sthaviravada.


4. Ga bisa, terlalu banyak dan karena catatan tidak lengkap, beberapa aliran tidak diketahui asal-usul pastinya bagaimana. Tapi Wikipedia ada list hipotetis yang menggabungkan berbagai sumber:

Sthaviravāda
      Pudgalavāda ('Personalist') (c. 280 BCE)
            Vatsīputrīya (during Aśoka) later name: Saṃmitīya
            Dharmottarīya
            Bhadrayānīya
            Sannāgarika
      Vibhajjavāda (prior to 240 BCE; during Aśoka)
            Theravāda (c. 240 BCE)
            Mahīśāsaka (after 232 BCE)
                Dharmaguptaka (after 232 BCE)
      Sarvāstivāda (c. 237 BCE)
            Kāśyapīya (after 232 BCE)
            Sautrāntika (between 50 BCE and c. 100 CE)
            Mūlasarvāstivāda (3rd and 4th centuries)
            Vaibhāṣika
--------------------------------------------------------------
Mahāsāṃghika
      Ekavyahārikas (during Aśoka)
            Lokottaravāda
      Gokulika (during Aśoka)
            Bahuśrutīya (late third century BCE)
            Prajñaptivāda (late third century BCE)
      Caitika (mid-first century BCE)
            Apara Śaila
            Uttara Śaila


5. Sekte Buddhisme memang jumlahnya sangat banyak. Ini baru yang berakar pada sekte mula-mula, belum termasuk sub dari sub aliran seperti Vibhasika, Darstantika, dll.; atau aliran baru yang berbasis teks Mahayana seperti Madhyamaka, Yogacara, Pure Land, dll. Cukup "mengharukan" melihat kondisi umat Buddha di Indonesia yang kebanyakan menganggap aliran Buddhisme hanya 3: yang berbasis tradisi India (Theravada), Tiongkok (Mahayana), dan Tibet (Vajrayana/Tantrayana).

Sekelompok orang dari Sthaviravada memisahkan diri membentuk Vibhajyavada, kemudian sebagian Vibhajyavada pergi ke Sri Lanka. Di Sri Lanka, berkembang menjadi 3 aliran utama di vihara berbeda: Abhayagirivihara, Mahavihara, dan Jetavanavihara. Jadi mana mungkin keduanya identik?



6. Vetullavada ini tidak ada catatan pasti mengenai isinya, hanya disebut-sebut sebagai salah satu ajaran sesat yang dimusnahkan.


7. "Mahayana" secara teknis BUKAN nama aliran, tapi seperti sebutan bagi mereka yang mengambil doktrin "Bodhisatva". Sedangkan istilah pejoratif "Hinayana" muncul untuk melecehkan mereka yang tidak mau mengambil doktrin tersebut. Jadi di Sri Lanka itu, Theravada yang di Abhayagiri menganut doktrin bodhisatva, maka disebut "Theravada Mahayana", sedangkan di Mahavihara menolaknya, jadi disebut "Theravada Hinayana".

(Setahu saya, sekarang ini sudah berangsur ditinggalkan istilah "hinayana" tersebut, dan Mahayanis menyebut Non-Mahayanis sebagai "Sravakayana". Walaupun secara teknis sebetulnya sama, tapi tidak ada tendensi 'melecehkan'.)


8. Itu udah dijelaskan. Semua ajarannya dianggap sesat, dilarang, kitab-kitabnya dimusnahkan (seperti kira-kira ajaran komunis di era ORBA), lalu bhikkhu-bhikkhunya harus tahbis ulang jadi Samanera di Mahavihara atau kembali ke umat awam.

« Last Edit: 10 December 2013, 04:14:11 PM by Kainyn_Kutho »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #6 on: 10 December 2013, 05:29:40 PM »
1. Istilah "vada" itu berarti ajaran. Semenjak perpecahan awal, masing-masing kelompok mengembangkan ajaran-ajaran khas mereka masing-masing, maka kelompok mereka dikenal dengan nama ajarannya.

Misalnya sekelompok orang mengemukakan ada suatu identitas makhluk yang di luar nama-rupa, namun tentu saja tidak kekal dan bukan roh/diri. Identitas makhluk ini yang membedakan satu makhluk dengan makhluk lainnya. Ajaran ini disebut Pudgalavada (pudgala/puggala=personal; vada=ajaran).

Sarvastivada = "Sarva/sabba" (=semua) + "asti/atthi" (=ada) + "vada", ajaran ini mengemukakan eksistensi makhluk (sebelum nirvana) ada dalam 3 masa: lalu, sekarang, dan akan datang.


2. Vibhajya (=pembagian/analisis) + vada. Ini adalah kelompok yang membahas dhamma dengan cara menganalisa dan membagi objek menjadi lebih detail. Model ini bisa kita lihat gambarannya dari turunannya, Theravada dengan ajaran khas sektariannya, Abhidhamma, yang selalu berusaha membagi fenomena sampai sekecil-kecilnya.
Mbok ya kalo ngasih tanggapan itu jangan bernada apriori lah, khususnya kepada Theravada dan Abhidhamma.  Masa sampai perlu memberikan penekanan: "ajaran khas sektariannya (Abhidhamma)" ? :o

Kalau begitu, aliran lain (Mahayana, --di sini gw pake istilah secara umum saja biar gampang) yang juga ada Abhidharma-nya seharusnya anda tulis juga ajaran khas sektarian.

Lalu bagaimana dengan ajaran khas Mahayana lain seperti Sukhavati, Chan (Zen), Avalokitesvara, dll perlu anda komentari juga dengan kalimat: ajaran khas sektariannya?


Quote
3. Jauh berbeda karena Sthaviravada adalah aliran yang muncul sekitar 3 SM, sedangkan Theravada (yang kita kenal sekarang) adalah keturunan dari aliran yang muncul belakangan sekitar 3 M.  Pada masa antaranya, begitu banyak "pergolakan", baik segi ajaran, budaya, dan politik yang menyebabkan perubahan-perubahan.
Ya, Theravada itu turunan dari Sthaviravada.
Apa ada perbedaan antara Sthaviravada dengan Theravada?  Bisa ditunjukkan sedikit saja (banyak juga boleh), di mana jauhnya perbedaan yg anda katakan di antara keduanya?

Secara silsilah, IMO, Theravada adalah kesinambungan yang tak terputus dari sangha yg dibentuk Sang Buddha sendiri dengan Dhamma-Vinaya yang tak dikurangi.

Ibarat kota Jakarta dulu jaman Fatahillah disebut Jayakarta, jaman kompeni disebut Batavia.  Beda2 nama namun barangnya ya sami mawon, tergantung eranya mana.


Quote
4. Ga bisa, terlalu banyak dan karena catatan tidak lengkap, beberapa aliran tidak diketahui asal-usul pastinya bagaimana. Tapi Wikipedia ada list hipotetis yang menggabungkan berbagai sumber:

Sthaviravāda
      Pudgalavāda ('Personalist') (c. 280 BCE)
            Vatsīputrīya (during Aśoka) later name: Saṃmitīya
            Dharmottarīya
            Bhadrayānīya
            Sannāgarika
      Vibhajjavāda (prior to 240 BCE; during Aśoka)
            Theravāda (c. 240 BCE)
            Mahīśāsaka (after 232 BCE)
                Dharmaguptaka (after 232 BCE)
      Sarvāstivāda (c. 237 BCE)
            Kāśyapīya (after 232 BCE)
            Sautrāntika (between 50 BCE and c. 100 CE)
            Mūlasarvāstivāda (3rd and 4th centuries)
            Vaibhāṣika
Yg dibold di atas saja (Theravāda (c. 240 BCE)) sudah beda dengan pendapat Anda di nomor 3 yg Anda tulis:  'muncul belakangan sekitar 3 M'.   

Piye iki, koq bisa?


Quote
5. Sekte Buddhisme memang jumlahnya sangat banyak. Ini baru yang berakar pada sekte mula-mula, belum termasuk sub dari sub aliran seperti Vibhasika, Darstantika, dll.; atau aliran baru yang berbasis teks Mahayana seperti Madhyamaka, Yogacara, Pure Land, dll. Cukup "mengharukan" melihat kondisi umat Buddha di Indonesia yang kebanyakan menganggap aliran Buddhisme hanya 3: yang berbasis tradisi India (Theravada), Tiongkok (Mahayana), dan Tibet (Vajrayana/Tantrayana).
Gw juga 'prihatin' dengan tulisan Anda di atas.  Pada kenyataannya, secara umum scholar memang membagi 3 besar Buddhism yaitu tradisi Selatan (Theravada), Utara (Mahayana), yg kemudian pecah lagi menjadi Tantra/Vajrayana di daerah Tibet.  Tentu saja pembicaraan ini dalam konteks masa sekarang (present) bukan bicara sejarah masa lalu saat perpecahan2 terjadi (past).


Quote
7. "Mahayana" secara teknis BUKAN nama aliran, tapi seperti sebutan bagi mereka yang mengambil doktrin "Bodhisatva". Sedangkan istilah pejoratif "Hinayana" muncul untuk melecehkan mereka yang tidak mau mengambil doktrin tersebut. Jadi di Sri Lanka itu, Theravada yang di Abhayagiri menganut doktrin bodhisatva, maka disebut "Theravada Mahayana", sedangkan di Mahavihara menolaknya, jadi disebut "Theravada Hinayana".

(Setahu saya, sekarang ini sudah berangsur ditinggalkan istilah "hinayana" tersebut, dan Mahayanis menyebut Non-Mahayanis sebagai "Sravakayana". Walaupun secara teknis sebetulnya sama, tapi tidak ada tendensi 'melecehkan'.)
Terlalu dangkal kalau Anda menyebut hanya seperti itu, harusnya anda mampu menganalisa lebih dalam lagi dengan dasar literatur Anda yang lengkap dan tidak ditutup-tutupi.

Pertanyaannya adalah:  Mengapa Mahayana menyebut yg non doktrin bodhisatva sebagai Hinayana?
Jawab : karena doktrin arahat mereka pandang lebih inferior, selfish, dan Mahayana sendiri menganggap bahwa mencapai arahat saja belumlah final atau belum yg tertinggi dalam hal kesucian.  Dan ini sangat bertentangan dengan doktrin Theravada aseli

Membaca tulisan anda bahwa "Jadi di Sri Lanka itu, Theravada yang di Abhayagiri menganut doktrin bodhisatva, maka disebut "Theravada Mahayana", sedangkan di Mahavihara menolaknya, jadi disebut "Theravada Hinayana"  koq jadi mirip2 analoginya sama Sangha Agung Indonesia (SAI) yg punya pembagian: SAI-Sangha Mahayana, SAI-Sangha Theravada, SAI-Sangha Tantrayana khasnya Sagin (sekte Buddhayana)?.  ^-^ :whistle:
« Last Edit: 10 December 2013, 05:43:48 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #7 on: 11 December 2013, 11:01:42 AM »
Mbok ya kalo ngasih tanggapan itu jangan bernada apriori lah, khususnya kepada Theravada dan Abhidhamma.  Masa sampai perlu memberikan penekanan: "ajaran khas sektariannya (Abhidhamma)" ? :o
Semua sekte awal memiliki banyak sekali kesamaan doktrin sebab berasal dari sumber yang sama. Namun ada interpretasi berbeda dan kemudian dituangkan dalam doktrin sektarian tertentu yang membedakan satu sekte dengan sekte lainnya, dan untuk kasus Vibhajyavada, doktrin sektariannya memang Abhidharma. Beberapa sekte lain juga memiliki Abhidharma, namun lainnya ada juga yang tidak punya Abhidharma.

Jadi memang adalah kenyataan Abhidharma adalah sebuah doktrin sektarian Vibhajyavada (dan beberapa sekte lainnya), tidak ada nada negatif di sini, hanya tergantung persepsi pembaca saja.


Quote
Kalau begitu, aliran lain (Mahayana, --di sini gw pake istilah secara umum saja biar gampang) yang juga ada Abhidharma-nya seharusnya anda tulis juga ajaran khas sektarian.
Betul, misalnya Sarvastivada juga dikenal dari doktrin sektariannya yang tertuang dalam Abhidharma, Mahasanghika dikenal dari doktrin sektarian "ajaran transendental di luar kata" (seperti cikal-bakal Zen), jika itu membantu anda merasa lebih nyaman.

Sebagai ulangan, "Mahayana" bukanlah sekte dan tidak dikenal dalam sekte awal manapun.


Quote
Lalu bagaimana dengan ajaran khas Mahayana lain seperti Sukhavati, Chan (Zen), Avalokitesvara, dll perlu anda komentari juga dengan kalimat: ajaran khas sektariannya?
Ya, jika ditanyakan tentang aliran lain dan ajaran khas sektariannya, maka saya akan menjawab dengan kalimat serupa.


Quote
Apa ada perbedaan antara Sthaviravada dengan Theravada?  Bisa ditunjukkan sedikit saja (banyak juga boleh), di mana jauhnya perbedaan yg anda katakan di antara keduanya?
Gambaran kasarnya adalah Theravada (yang sekarang) = Sthaviravada + Abhidhamma + Komentar + Visuddhimagga + tradisi setempat + sejarah sektarian. 


Quote
Secara silsilah, IMO, Theravada adalah kesinambungan yang tak terputus dari sangha yg dibentuk Sang Buddha sendiri dengan Dhamma-Vinaya yang tak dikurangi.

Ibarat kota Jakarta dulu jaman Fatahillah disebut Jayakarta, jaman kompeni disebut Batavia.  Beda2 nama namun barangnya ya sami mawon, tergantung eranya mana.
Yang saya sebut "sejarah sektarian" di atas, ini adalah salah satu contohnya. Pola pikir yang mayoritas beredar di kalangan Theravada bersumber dari Dipavamsa.

Dipavamsa ini mencatat -tidak tanggung-tanggung- kejadian era Buddha langsung. Diceritakan mengenai sewaktu Buddha mencapai penerangan sempurna, ia melihat Sri Lanka akan menjadi Dhammadipa (pulau dhamma), kemudian menyempatkan diri mampir ke sana membersihkan Yakkha dan Naga jahat agar bisa ditinggali manusia, dan atas permintaan Dewa, meninggalkan Siripada di puncak gunung. Kemudian pada masa mahaparinibbana, Buddha juga melihat pada hari itu juga Vijaya, manusia pertama memulai peradaban di Sri Lanka, maka secara khusus meminta Sakka pergi ke sana melindunginya, dan Sakka menugaskan Deva Uppalavana.

Jauh di depan, ada kisah konsili ke 2 di mana Vajjiputtaka korting vinaya, dikeluarkan dan membentuk Mahasanghika. Kemudian juga mengindikasikan bahwa Moggalliputtatissa adalah "Theravada" dan merumuskan semua kesesatan aliran lain dalam kathavatthu, kitab Abhidhamma ke 4. Kemudian berlanjut tentang tokoh-tokoh yang diutus, salah satunya ke Sri Lanka, yang intinya menekankan pada "kemurnian ajaran" dan "kemurnian silsilah" yang tak terputus sejak jaman Buddha.

Nyaman dengan kisah tersebut? Sepenuhnya sah. Namun jika ingin mengetahui fakta sejarah, anda harus berlapang-dada merelakan kenyamanan tersebut.


Quote
Yg dibold di atas saja (Theravāda (c. 240 BCE)) sudah beda dengan pendapat Anda di nomor 3 yg Anda tulis:  'muncul belakangan sekitar 3 M'.   

Piye iki, koq bisa?
Theravada di sekte mula-mula (240 BCE) itu sama sekali bukan Theravada (Sri Lanka) yang kita kenal sekarang. Itu adalah kategorisasi Vibhajyavada yang tidak menganut doktrin Mahisasaka.

Saya perjelas: Vibhajyavada yang pergi ke Sri Lanka (termasuk sebagian Mahisasaka yang belakangan bergabung) dan menetap di Mahavihara (bukan Abhayagirivihara ataupun Jetavanavihara) sekitar abad 3M, itulah yang menjadi cikal-bakal Theravada yang sekarang.

Jadi walaupun ada kesamaan nama seperti Sthaviravada dengan Theravada, Theravada (sekte awal) dan Theravada (Sri Lanka), pahami konteksnya, jangan sampai tercampur.


Quote
Gw juga 'prihatin' dengan tulisan Anda di atas.  Pada kenyataannya, secara umum scholar memang membagi 3 besar Buddhism yaitu tradisi Selatan (Theravada), Utara (Mahayana), yg kemudian pecah lagi menjadi Tantra/Vajrayana di daerah Tibet.  Tentu saja pembicaraan ini dalam konteks masa sekarang (present) bukan bicara sejarah masa lalu saat perpecahan2 terjadi (past).
;D Cukup manis anda yang "sangat berpengatahuan tentang sejarah sekte" prihatin terhadap saya. Terima kasih perhatiannya.


Quote
Terlalu dangkal kalau Anda menyebut hanya seperti itu, harusnya anda mampu menganalisa lebih dalam lagi dengan dasar literatur Anda yang lengkap dan tidak ditutup-tutupi.
Kalau saya tidak tutup-tutupi sebagian, maka anda bisa lebih kebakaran jenggot lagi.

Tapi silahkan kalau anda mampu memberikan analisa yang dalam dengan dasar literatur lengkap. Di sini terbuka untuk diskusi.


Quote
Pertanyaannya adalah:  Mengapa Mahayana menyebut yg non doktrin bodhisatva sebagai Hinayana?
Jawab : karena doktrin arahat mereka pandang lebih inferior, selfish, dan Mahayana sendiri menganggap bahwa mencapai arahat saja belumlah final atau belum yg tertinggi dalam hal kesucian.  Dan ini sangat bertentangan dengan doktrin Theravada aseli

Membaca tulisan anda bahwa "Jadi di Sri Lanka itu, Theravada yang di Abhayagiri menganut doktrin bodhisatva, maka disebut "Theravada Mahayana", sedangkan di Mahavihara menolaknya, jadi disebut "Theravada Hinayana"  koq jadi mirip2 analoginya sama Sangha Agung Indonesia (SAI) yg punya pembagian: SAI-Sangha Mahayana, SAI-Sangha Theravada, SAI-Sangha Tantrayana khasnya Sagin (sekte Buddhayana)?.  ^-^ :whistle:

Saran saya: sering-sering belajar dari sumber netral. Dan kalau ada sesuatu yang aneh, tanyakan, diskusikan, kita cari solusinya, tidak perlu sok tahu.


Untuk post berikutnya, jika anda bersikap sok tahu, tidak akan saya ladeni. Jika tidak sopan atau memberi informasi menyesatkan/tanpa referensi, akan saya hapus/pindahkan. Buddhisme Awal bukan tempat orang kekanak-kanakan ataupun sektarian fanatik, tapi untuk orang yang ingin mencari tahu kebenaran sejarah.


Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #8 on: 11 December 2013, 12:38:56 PM »
banyak yang gak sadar kalo kebenaran versi theravada hanya bersumber pada dipavamsa dan mahavamsa yang keduanya merupakan kitab2 keluaran srilanka.

kedua kitab ini bukanlah sumber netral dan bertentangan dengan sumber2 netral lainnya. seperti memegang kebenaran sejarah indonesia dengan memakai sumber buku2 sejarah keluaran orba...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #9 on: 11 December 2013, 12:54:14 PM »
Saya cuma mau komen yang ini:


Secara silsilah, IMO, Theravada adalah kesinambungan yang tak terputus dari sangha yg dibentuk Sang Buddha sendiri dengan Dhamma-Vinaya yang tak dikurangi.


Menurut Bhikkhu Sujato dalam Sects and Sectarianism:

Tetapi adalah biasa bagi para bhikkhu untuk melakukan perjalanan di sekitar vihara-vihara yang berbeda, berdiam dengan persaudaraan yang berbeda. Ini pasti telah terjadi bahkan lebih banyak dengan vihara Abhayagiri, yang dikatakan oleh Mahāvihāravāsin menerima para bhikkhu India dari tradisi yang berbeda. Tetapi Abhayagirivāsin belakangan bergabung dengan Mahāvihāravāsin, walaupun ketidakmurnian yang diduga benar ini dalam silsilah penahbisan mereka.

Situasi yang sama pasti telah terjadi di seluruh Buddhisme Asia Tenggara, karena kita mengetahui bahwa wilayah Thailand, Burma, dan Kamboja di mana Theravāda sekarang berkembang sebelumnya didominasi Mahāyāna, atau Buddhisme Śrāvakayāna Sanskrit. Kita mencatat menyebarluasnya kejadian kultus Upagupta di seluruh wilayah ini, yang sepenuhnya tidak ada dari Sri Lanka, dan membayangkan apakah ini memberikan suatu petunjuk pada jenis Buddhisme yang ada sebelum Theravāda yang ortodoks. Menurut I-Tsing, di daratan pada perbatasan timur India semua empat aliran utama berkembang, sedangkan di wilayah pulau Mūlasarvāstivāda menonjol.[98]

Ketika wilayah-wilayah ini “diubah keyakinannya” menjadi Theravāda (yang terutama terjadi sekitar abad ke-11 s/d 12), tidak mungkin bahwa semua bhikkhu mengambil penahbisan baru. Tentu saja, sejarah resmi akan menyatakan bahwa ketika agama [Buddha] direformasi sehingga semua bhikkhu menyesuaikan diri dengan sistem baru. Tetapi kepraktisan dari hal ini tidak masuk akal: mengirimkan para bhikkhu administrasi kota yang berjalan sejauh ribuan mil dari intaian macan, penuh penjahat, jejak hutan-hutan yang berhantu mencari tak terhitung desa kecil, berusaha membujuk para bhikkhu senior bahwa penahbisan mereka tidak sah atau tidak tepat dan harus dilakukan lagi, semuanya berdasarkan beberapa kompromi politik di sebuah ibukota yang jauh, di sebuah wilayah yang perbatasan dan kesetiaannya selalu bergeser. Sebagai sejarah ini hanyalah khayalan, dan kenyataannya pasti bahwa reformasi itu secara langsung mempengaruhi vihara-vihara pusat tertentu. Yang lain mungkin menggunakan suatu prosedur informal seperti daḷhikamma (tindakan memperkuat), yang hanya merupakan prosedur ad hoc [dengan maksud khusus] yang ditemukan sebagai pengganti saṅghakamma yang sebenarnya. Tetapi bagi kebanyakan reformasi tidak relevan, bahkan jika mereka pernah mendengarnya. Hanya masuk akal untuk menyimpulkan bahwa silsilah “Theravāda” yang saat ini, seperti semua yang lain, pasti merupakan campuran dari banyak untaian yang berbeda.

Penelitan Bizot di daerah ini menunjukkan bahwa situasi saat ini dalam Theravāda kenyataannya mempertahankan dua gaya penahbisan yang berbeda.[99] Satu melibatkan pembacaan perlindungan selama pabbajjā; yang lain, perlindungan dibacakan dua kali, satu mengakhiri kata-kata dengan anusvāra –ṁ (dilafalkan –ng), dan lagi dengan nasal labial –m. Dua pernyataan pabbajjā memiliki akarnya dalam Buddhisme Mon kuno dari masa Dvāravatī (abad ke-7 s/d 8 ), yang mungkin diperkenalkan ke Asia Tenggara (“Suvaṇṇabhūmi”) dari India Selatan. Bizot meyakini bahwa pabbajjā dua-pernyataan ini berhubungan dengan praktek meditasi esoterik tertentu. Pabbajjā satu-pernyataan dari Mahāvihāra diperkenalkan kemudian, sekitar abad ke-14 s/d 15, oleh para bhikkhu yang berhubungan dengan Sri Lanka. Tetapi ketika silsilah Sri Lanka didirikan kembali dari Thailand, ini dengan pabbajjā dua-pernyataan dari Mon. Sementara itu, pabbajjā satu-pernyataan secara terus-menerus dipaksakan dalam Sangha di Asia Tenggara, khususnya mengikuti reformasi Dhammayuttika yang modernis dari Pangeran Mongkut pada abad ke-19. Dalam salah satu ironi sejarah yang lezat ini, pabbajjā dua-pernyataan Mon sekarang hanya bertahan di Sri Lanka, sedangkan pabbajjā satu-pernyataan tersebar luas di seluruh Asia Tenggara.

Kerumitan situasi ini diakui oleh Somdet Ñāṇasaṁvara, Saṅgharāja Thailand saat ini, dalam suatu karya penting Buddha Sāsana Vaṁsa. Karya ini membahas silsilah penahbisan Thai modern dan reformasi yang diperkenalkan pada abad ke-19 ketika Dhammayuttika Nikāya dibentuk berdasarkan tradisi Burma Mon. diyakini bahwa tradisi ini berasal dari misi Soṇa and Uttara ke Suvaṇṇabhūmi pada masa Aśoka. Berikut adalah beberapa pernyataan Somdet Ñāṇasaṁvara:

“Sejak Mahāparinibbāna Sang Buddha sampai saat ini, lebih dari 2000 tahun telah berlalu, dengan demikian sulit untuk mengetahui apakah silsilah murni yang diturunkan kepada kita masih utuh atau tidak.” (16)

“Jika silsilah ini telah lenyap, ini tidaklah merugikan, seperti halnya pengabdian Pukkusāti[100] dalam kehidupan tanpa rumah tidaklah merugikan.” (18)

“Sasana dalam kedua negeri [Sri Lanka dan Suvaṇṇabhūmi] melebur menjadi satu sehingga silsilah mereka berasal dari sasana yang sama yang telah dikirimkan raja Aśoka dari ibukotanya di Pāṭaliputta.” (30)

[Setelah masa raja Parakkamabāhu dari Sri Lanka] “Para bhikkhu Sri Lanka diberikan [penahbisan] dengan para bhikkhu Rāmañña [Mon] dan ada pendapat bahwa karena para bhikkhu Sri Lanka berasal dari garis [silsilah] Soṇa dan Uttara, mereka berasal dari komuni yang sama.[101] Dengan demikian para sesepuh saling mengundang untuk berpartisipasi dalam saṅghakamma dan bersama-sama memberikan penahbisan yang lebih tinggi.” (31)

[Silsilah tersebut memasuki Thailand] “Berulang kali melalui banyak masa... seraya Buddhisme memasuki negeri ini dalam periode-periode, aliran, dan bentuk yang berbeda-beda, adalah sangat sulit mengetahui bagaimana mereka melebur dan bagaimana mereka mengalami kemunduran.” (76)

[Dhammayuttika Nikāya menghidupkan kembali Buddhisme Thai melalui] “pendirian kembali di Siam suatu silsilah dari Yang Mulia Mahinda, Soṇa, dan Uttara.” (77)

Jadi sementara terdapat beberapa yang kelihatannya hampir seperti kepercayaan mistis terhadap kemurnian silsilah penahbisan, suara-suara waras masih ditemukan. Tidak ada bhikkhu yang hidup sekarang dapat menjamin silsilah penahbisannya sendiri. Dalam situasi ini lebih aman dan lebih masuk akal untuk berfokus pada cara kehidupan suci dijalankan alih-alih pada klaim yang tidak dapat diverifikasi atas masa lalu yang sebagian besar tidak tercatat.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #10 on: 11 December 2013, 02:12:52 PM »
Secara historis, isi Dipavamsa yang bisa dianggap lumayan tepat adalah setelah masa kematian Asoka ke belakang saja.
Untuk masa Asoka, terutama tentang konsili 3, sudah meragukan. Dipavamsa mencatat bahwa ada 18 sekte, 17 sekte "sesat" (karena bersifat memecah-belah bagaikan duri pada pohon) dan hanya 1 sekte yang diakui, tidak bersifat memecah-belah, paling unggul, dan lengkap seperti ajaran Sang Penakluk, tidak lebih dan tidak kurang (yang pastinya kita tahu sekte mana). Namun secara bukti peninggalan sejarah, konsili 3 hanya mengurus para bhikkhu yang memanfaatkan kebhikkhuan untuk mendapatkan kekayaan (sebab Asoka adalah pendukung Buddhisme yang dermawan), yang korup-korup itu sudah dibuat memakai jubah awam, dan sangha kembali "bersih". Tidak ada menyinggung adanya aliran-aliran yang "sesat" vs "asli". Dan kenyataannya, aliran-aliran lain tetap saja berkembang di India, termasuk kemunculan dan penyebaran gerakan Mahayana. Sarvastivada sendiri bahkan sempat menjalankan konsili 4 di Kashmir.

Mundur ke konsili 2, Mahasanghika yang dikenal sebagai koruptor 10 point vinaya itu, ternyata sampai sekarang melestarikan vinayanya yang sama sekali tidak menghilangkan 10 point itu. Dan "ironisnya", dilihat dari penyusunannya, para sarjana Buddhis menilai penyusunan vinaya Mahasanghika adalah format yang paling tua [dengan format seperti Ekottarika Agama] dan tidak/sedikit diubah.
Jadi menyamakan Vajjiputtaka dan Mahasanghika adalah suatu kesalahan, entah sengaja atau tidak.

Mundur lagi ke jaman Buddha, merujuk ke Kanon Pali (dan komentar), tidak ada disinggung tentang ramalan Buddha mengenai dhammadipa ataupun kunjungan yang meninggalkan Siripada tersebut.


Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #11 on: 11 December 2013, 02:50:25 PM »
Secara historis, isi Dipavamsa yang bisa dianggap lumayan tepat adalah setelah masa kematian Asoka ke belakang saja. Untuk masa Asoka, terutama tentang konsili 3, sudah meragukan. Dipavamsa mencatat bahwa ada 18 sekte, 17 sekte "sesat" (karena bersifat memecah-belah bagaikan duri pada pohon) dan hanya 1 sekte yang diakui, tidak bersifat memecah-belah, paling unggul, dan lengkap seperti ajaran Sang Penakluk, tidak lebih dan tidak kurang (yang pastinya kita tahu sekte mana). Namun secara bukti peninggalan sejarah, konsili 3 hanya mengurus para bhikkhu yang memanfaatkan kebhikkhuan untuk mendapatkan kekayaan (sebab Asoka adalah pendukung Buddhisme yang dermawan), yang korup-korup itu sudah dibuat memakai jubah awam, dan sangha kembali "bersih". Tidak ada menyinggung adanya aliran-aliran yang "sesat" vs "asli". Dan kenyataannya, aliran-aliran lain tetap saja berkembang di India, termasuk kemunculan dan penyebaran gerakan Mahayana. Sarvastivada sendiri bahkan sempat menjalankan konsili 4 di Kashmir.

Mundur ke konsili 2, Mahasanghika yang dikenal sebagai koruptor 10 point vinaya itu, ternyata sampai sekarang melestarikan vinayanya yang sama sekali tidak menghilangkan 10 point itu. Dan "ironisnya", dilihat dari penyusunannya, para sarjana Buddhis menilai penyusunan vinaya Mahasanghika adalah format yang paling tua [dengan format seperti Ekottarika Agama] dan tidak/sedikit diubah.
Jadi menyamakan Vajjiputtaka dan Mahasanghika adalah suatu kesalahan, entah sengaja atau tidak.

Mundur lagi ke jaman Buddha, merujuk ke Kanon Pali (dan komentar), tidak ada disinggung tentang ramalan Buddha mengenai dhammadipa ataupun kunjungan yang meninggalkan Siripada tersebut.
Boleh menambahkan ga bro ? Setahu saya penulisan Dipavamsa 200 thn lebih awal dari Mahavamsa yang baru ditulis sekitar abad 4M, jadi Dipavamsa memang yang lebih bisa dipercaya, namun sayangnya kurang mendapat tempat hanya karena ditulis oleh kaum Bhikkhuni, sehingga seperti dikecilkan posisi nya, pdhal kenyataannya justru merekalah yang lebih awal telah mencatat sejarah Buddhism.

Sedangkan Pencatatan tsb diawali dengan Kunjungan pertama sang Buddha sekitar 8 bulan setelah pencapaian keBuddhaan nya, yaitu ke Nagadipa (pulau kecil sekali di utara Sri Lanka, pulau tsb berada diantara India dan Sri Lanka), dst hingga kunjungan 2 Mahiyangana, kunjungan 3 (Siripada, Kalaniya/Kelaniya), dan ramalan sang Buddha kelak Sri Lanka menjadi pulau yang bertugas menjaga keaslian Dhamma (maka dari itu mereka selalu bersikeras bahwa merekalah yang menjaga keaslian ajaran Dhamma ^:)^ )

Catatan Dipavamsa menyebutkan kedatangan Thera Mahinda yang merupakan anak kandung raja Asoka untuk membawa ajaran Sang Buddha ke Sri Lanka dan mengembangkan disana, juga dapat dicocokan di Prasasti Asoka yang juga menyebutkan mengirim Thera Mahinda ke Lanka Dipa, jadi catatan ini cocok padahal jaman dulu blm ada sms ato BBM untuk saling mencocokkan satu sama lain.
« Last Edit: 11 December 2013, 02:52:40 PM by Shasika »
I'm an ordinary human only

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #12 on: 11 December 2013, 03:00:45 PM »
Boleh menambahkan ga bro ? Setahu saya penulisan Dipavamsa 200 thn lebih awal dari Mahavamsa yang baru ditulis sekitar abad 4M, jadi Dipavamsa memang yang lebih bisa dipercaya, namun sayangnya kurang mendapat tempat hanya karena ditulis oleh kaum Bhikkhuni, sehingga seperti dikecilkan posisi nya, pdhal kenyataannya justru merekalah yang lebih awal telah mencatat sejarah Buddhism.

Sedangkan Pencatatan tsb diawali dengan Kunjungan pertama sang Buddha sekitar 8 bulan setelah pencapaian keBuddhaan nya, yaitu ke Nagadipa (pulau kecil sekali di utara Sri Lanka, pulau tsb berada diantara India dan Sri Lanka), dst hingga kunjungan 2 Mahiyangana, kunjungan 3 (Siripada, Kalaniya/Kelaniya), dan ramalan sang Buddha kelak Sri Lanka menjadi pulau yang bertugas menjaga keaslian Dhamma (maka dari itu mereka selalu bersikeras bahwa merekalah yang menjaga keaslian ajaran Dhamma ^:)^ )

Catatan Dipavamsa menyebutkan kedatangan Thera Mahinda yang merupakan anak kandung raja Asoka untuk membawa ajaran Sang Buddha ke Sri Lanka dan mengembangkan disana, juga dapat dicocokan di Prasasti Asoka yang juga menyebutkan mengirim Thera Mahinda ke Lanka Dipa, jadi catatan ini cocok padahal jaman dulu blm ada sms ato BBM untuk saling mencocokkan satu sama lain.
Untuk catatan tentang sejarah pengiriman Mahinda ke Sri Lanka, ini memang cocok. Beberapa keterangan tentang tokoh-tokoh bhikkhu seperti Moggalliputtatissa memang ada. Yang tidak cocok adalah kisah-kisah yang mencakup sekte seperti pemutusan sesatnya 17 aliran lain, dan seolah Moggalliputtatissa mengukuhkan "Theravada" sebagai satu-satunya ajaran yang benar.


Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #13 on: 11 December 2013, 03:03:59 PM »
Untuk catatan tentang sejarah pengiriman Mahinda ke Sri Lanka, ini memang cocok. Beberapa keterangan tentang tokoh-tokoh bhikkhu seperti Moggalliputtatissa memang ada. Yang tidak cocok adalah kisah-kisah yang mencakup sekte seperti pemutusan sesatnya 17 aliran lain, dan seolah Moggalliputtatissa mengukuhkan "Theravada" sebagai satu-satunya ajaran yang benar.
BENAR juga bro, karena karya Theravada  ;D
I'm an ordinary human only

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #14 on: 11 December 2013, 06:11:46 PM »
Untuk post berikutnya, jika anda bersikap sok tahu, tidak akan saya ladeni. Jika tidak sopan atau memberi informasi menyesatkan/tanpa referensi, akan saya hapus/pindahkan. Buddhisme Awal bukan tempat orang kekanak-kanakan ataupun sektarian fanatik, tapi untuk orang yang ingin mencari tahu kebenaran sejarah.

^^ Dengan ancaman dan kuasa anda sebagai global moderator DC, kiranya gw sudah tidak perlu lagi meneruskan.   


Tanggapan gw yg terakhir :

Gambaran kasarnya adalah Theravada (yang sekarang) = Sthaviravada + Abhidhamma + Komentar + Visuddhimagga + tradisi setempat + sejarah sektarian. 

Apa ada yg salah dengan Komentar?  Visuddhimagga?  Sejarah Sektarian?
Apakah sebelumnya tidak ada komentar2 dan penjelasan yang lebih detail seperti yg ada di kitab komentar?  Sutta thok, Vinaya thok?  Dan bhikkhu2 Thera hanya menghafal buta dhamma-vinaya tanpa tahu seperti apa perinciannya?

Betapa kering dan hambarnya agama Buddha tanpa adanya komentar dan kitab yg katanya ditulis belakangan.
1.  Dari mana umat Buddha menjelaskan 31 alam kehidupan secara terperinci tanpa Abhidhamma?
2.  Usia alam2 surga (dewa) dari mana anda tahu?  Oh komentar Jataka, oh Abhidhamma. :whistle:
3.  Dari mana menjelaskan Mayadevi lahir ke mana setelah meninggal ?
4.  Dari mana umat Buddha menjelaskan riwayat 25 Sammasambuddha tanpa Buddhavamsa?
     Sepertinya gw pernah lihat nama anda dan om Indra (RIP) :( di buku itu (RAPB) ::)
5.  Dari mana menjelaskan penyebaran Theravada yg dibawa Anak Raja Asoka tanpa kitab sejarah semacam Dipavamsa? 
      Menurut sutta dan sejarah India mana yg bisa menjelaskan?
6. dst....

Itu baru sebagian kecil sejarah dan cerita Buddhis, dan nampaknya mulai ada tanda2 pemikiran ala Wahabi di buddhis yang anti segala macam "kitab kuning." :-?   Menarik untuk melihat bagaimana Khainyn Kutho menjawab dan menulis soal apapun di dc TANPA PERNAH menggunakan isi kitab komentar, ataupun Abhidhamma.  Semoga anda konsisten dan tidak mencla-mencle dengan keapriorian anda itu.


Kutipan Wikipedia:
According to traditional Sri Lankan chronicles (such as the Dipavamsa), Buddhism was introduced into Sri Lanka in the 4th century BCE by Venerable Mahinda, the son of Indian Emperor Ashoka, during the reign of Sri Lanka's King Devanampiya Tissa. During this time, a sapling of the Bodhi Tree was brought to Sri Lanka and the first monasteries and Buddhist monuments were established. Among these, the Isurumuni-vihaara and the Vessagiri-vihaara remain important centers of worship. He is also credited with the construction of the Pathamaka-cetiya, the Jambukola-vihaara and the Hatthaalhaka-vihaara, and the refectory. The Pali Canon, having previously been preserved as an oral tradition, was first committed to writing in Sri Lanka around 30 BCE.

Sri Lanka has the longest continuous history of Buddhism of any Buddhist nation, with the Sangha having existed in a largely unbroken lineage since its introduction in the 4th century (BCE).



Satu lagi....
;D Cukup manis anda yang "sangat berpengatahuan tentang sejarah sekte" prihatin terhadap saya. Terima kasih perhatiannya.

Gw bicara present, anda bicara past.  Jaka sembung bawa golok.... ^-^

Baca dan bandingkan yg gw tulis sebelumnya dengan Wiki, sesuai bukan?
.... Pada kenyataannya, secara umum scholar memang membagi 3 besar Buddhism yaitu tradisi Selatan (Theravada), Utara (Mahayana), yg kemudian pecah lagi menjadi Tantra/Vajrayana di daerah Tibet.  Tentu saja pembicaraan ini dalam konteks masa sekarang (present) bukan bicara sejarah masa lalu saat perpecahan2 terjadi (past).

Wiki: From a largely English language standpoint, and to some extent in most of Western academia, Buddhism is separated into two groups at its foundation: Theravāda literally, "the Teaching of the Elders" or "the Ancient Teaching," and Mahāyāna, literally the "Great Vehicle." The most common classification among scholars is threefold, with Mahāyāna itself between the traditional Mahāyāna teachings, and the Vajrayāna teachings which emphasize esotericism.


Last, terima kasih atas lemparan BRP anda.  Senang mengetahui dan menyaksikan bagaimana gaya diskusi anda di DC.

 _/\_
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

 

anything