//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism  (Read 39079 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« on: 16 May 2011, 03:23:03 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

4 Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.

5 Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Jangan menjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.

8 Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan dan menyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.

9 Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untuk mempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebakan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun.
Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan, meskipun bisa membahayakan diri anda.

10 Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.

11 Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.

12 Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13 Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.

14 Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untuk merealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjagakebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.

From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax
Press, Berkeley, California

dari http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.htm/
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #1 on: 17 May 2011, 06:08:18 AM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

Sedangkan didalam Buddha Dhamma, menyatakan 4 Kebenaran Mulia itu Kebenaran Mutlak  8->
bagaimana pulak  menjelaskannya ?   :)
« Last Edit: 17 May 2011, 06:10:22 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #2 on: 19 May 2011, 03:30:42 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

1. Jika pikiran sudah dipenuhi doktrin, teori atau idiologi, maka cara berpikir seseorang menjadi seperti robot, kaku dan mati.

 
2Kebanyakan tinta diatas kertas menutup pandangan seseorang dan tidak bisa menerima sudut pandang orang lain. Bukan tinta diatas kertas. Tinta diatas kertas tidak bisa mewakili kebenaran. Tinta diatas kertas tidak bisa menjadi kebenaran. Tinta diatas kertas hanya bisa mencatat kebenaran dalam hidup, tetapi tidak pernah bisa menjadi kebenaran yang hidup.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #3 on: 19 May 2011, 03:33:06 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

4 Jangan menghindari penderitaan atau menutup mata pada penderitaan. Jangan kehilangan kesadaran akan adanya penderitaan dalam kehidupan di dunia. Carilah jalan untuk bertemu dengan mereka yang menderita, termasuk kontak pribadi, kunjungan, melalui hubungan visual dan dan suara. Dengan cara itu, bangunkan kesadaran diri anda dan orang lain akan realita penderitaan di dunia.

5 Jangan menimbun kekayaan bila ada berjuta-juta orang menderita. Jangan menjadikan kemasyuran, keuntungan, kekayaan, atau kenikmatan sensual sebagai tujuan hidup. Hiduplah sederhana dan berbagilah waktu, semangat, dan materi dengan mereka yang membutuhkan.

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.

8 Jangan mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan perselisihan dan menyebabkan perpecahan. Buat segala usaha untuk mendamaikan dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun.

9 Jangan berkata hal yang tidak benar demi keuntungan pribadi atau untuk mempengaruhi orang. Jangan mengucapkan kata-kata yang menyebakan perpecahan dan kebencian. Jangan menyebarkan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jangan mengkritik atau menyalahkan sesuatu yang anda tidak yakin kebenarannya. Selalu berkata benar dan membangun.
Punyailah keberanian untuk mengutarakan tentang ketidakadilan, meskipun bisa membahayakan diri anda.

10 Jangan menggunakan komunitas buddhis untuk keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas anda menjadi partai politik. Meskipun demikian, komunitas religius harus punya pendirian tegas menentang penindasan dan ketidakadilan dan harus berjuang untuk mengubah keadaan tanpa terlibat dalam konflik kelompok.

11 Jangan hidup dengan pekerjaan yang membahayakan manusia atau alam. Jangan berinvestasi dalam perusahaan yang menghilangkan kesempatan hidup orang lain. Pilih pekerjaan yang mendukung realisasi ideologi cinta kasih anda.

12 Jangan membunuh. Jangan biarkan orang lain membunuh. Carilah cara untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13 Jangan mengambil hak orang lain. Hargailah kekayaan orang lain, tetapi cegah orang lain mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain atau mahluk lain di dunia.

14 Jangan perlakukan tubuh dengan cara yang salah. Belajar untuk menghargainya. Jangan memandang tubuh ini hanya sebagai alat. Peliharalah energi vital untuk merealisasikan Jalan. (Untuk umat awam) jangan melakukan hubungan seksual tanpa cinta dan komitmen. Dalam hubungan seksual, sadarlah akan penderitaan di masa depan yang bisa timbul. Untuk menjagakebahagiaan orang lain, hargai hak dan komitmen orang lain. Sadarlah sepenuhnya akan tanggung jawab saat membawa kehidupan baru di dunia. Renungkan dalam dunia mana anda membawa kehidupan baru itu.

From the book ‘Interbeing’: Fourteen Guidelines for Engaged Buddhism, revised edition: Oct. l993 by Thich Nhat Hanh, published by Parallax
Press, Berkeley, California

dari http://buddhism.kalachakranet.org/resources/14_precepts.htm/

Postingan yang sangat universal karena berisi kebenaran universal. Terima kasih.
Bisa langsung dipraktekkan dan tidak ribet. Anda tidak perlu hafal mati sutta.

Dharma yang hidup bisa ditemukan di sekeliling kita

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #4 on: 19 May 2011, 03:44:34 PM »

6 Jangan memendam kemarahan dan kebencian. Belajarlah untuk meredakan dan mengubahnya selagi masih berupa benih dalam kesadaranmu. Segera setelah kebencian muncul, pindahkan perhatian pada nafas untuk melihat dan memahami sifat alaminya.

7 Jangan terlarut pada suasana di sekitar anda. Letakkan perhatian pada nafas untuk kembali menyadari apa yang terjadi pada saat ini. Tetaplah berhubungan pada apa yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyehatkan baik di dalam diri anda dan sekitar anda. Tanamlah benih, kebahagiaan, kedamaian, dan penuh pengertian dalam dirimu agar transformasi bisa bekerja pada kesadaranmu yang dalam.


Berdasarkan buku Ajahn Chah, saya hanya melihat segala fenomena pikiran sebagai tidak tetap, muncul dan lenyap dan tidak mengikutinya. Dengan hanya melihatnya tanpa ada usaha untuk meredamkannya.
Sebelum saya membaca buku Ajahn Chah, saya berusaha keras untuk meredamkannya. Tetapi semakin berusaha semakin kecewa karena pikiran itu tidak bisa ditahan.  Kita hanya perlu melihatnya muncul dan lenyap, kemudian selesai.

Akhirnya stelah mengerti hal tersebut tanpa melakukan usaha yang keras, saya bisa lebih rileks dan bisa menerima segala kondisi pikiran saya tanpa mengikutinya dan batinpun menjadi lebih damai.

Demikian juga dengan meditasi.


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #5 on: 19 May 2011, 03:45:41 PM »
1. Jika pikiran sudah dipenuhi doktrin, teori atau idiologi, maka cara berpikir seseorang menjadi seperti robot, kaku dan mati.
justru karena teori itu membuat pikiran orang akan berkembang tidak seperti robot,kaku dan mati, karena kita akan mencari isi dari teori itu benar atau tidaknya, sehingga tidak asal makan tidak asal cerna
Quote
2Kebanyakan tinta diatas kertas menutup pandangan seseorang dan tidak bisa menerima sudut pandang orang lain. Bukan tinta diatas kertas. Tinta diatas kertas tidak bisa mewakili kebenaran. Tinta diatas kertas tidak bisa menjadi kebenaran. Tinta diatas kertas hanya bisa mencatat kebenaran dalam hidup, tetapi tidak pernah bisa menjadi kebenaran yang hidup.

di situ anda menulis sendiri , tinta diatas kertas mencatat kebenaran dalam hidup, bukankah itu mewakili kebenaran? dan tinta di atas kertas yang anda maksud adalah kebenaran juga? jika tinta diatas kertas tidak berisi kebenaran, bagaimana orang akan menjadikan sebagai penuntun?
« Last Edit: 19 May 2011, 03:48:55 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #6 on: 19 May 2011, 03:46:45 PM »
Berdasarkan buku Ajahn Chah, saya hanya melihat segala fenomena pikiran sebagai tidak tetap, muncul dan lenyap dan tidak mengikutinya. Dengan hanya melihatnya tanpa ada usaha untuk meredamkannya.
Sebelum saya membaca buku Ajahn Chah, saya berusaha keras untuk meredamkannya. Tetapi semakin berusaha semakin kecewa karena pikiran itu tidak bisa ditahan.  Kita hanya perlu melihatnya muncul dan lenyap, kemudian selesai.

Akhirnya stelah mengerti hal tersebut tanpa melakukan usaha yang keras, saya bisa lebih rileks dan bisa menerima segala kondisi pikiran saya tanpa mengikutinya dan batinpun menjadi lebih damai.

Demikian juga dengan meditasi.



surprise... kok anda jadi ikut2an membaca tinta di atas kertas?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #7 on: 19 May 2011, 03:47:29 PM »
Berdasarkan buku Ajahn Chah, saya hanya melihat segala fenomena pikiran sebagai tidak tetap, muncul dan lenyap dan tidak mengikutinya. Dengan hanya melihatnya tanpa ada usaha untuk meredamkannya.
Sebelum saya membaca buku Ajahn Chah, saya berusaha keras untuk meredamkannya. Tetapi semakin berusaha semakin kecewa karena pikiran itu tidak bisa ditahan.  Kita hanya perlu melihatnya muncul dan lenyap, kemudian selesai.

Akhirnya stelah mengerti hal tersebut tanpa melakukan usaha yang keras, saya bisa lebih rileks dan bisa menerima segala kondisi pikiran saya tanpa mengikutinya dan batinpun menjadi lebih damai.

Demikian juga dengan meditasi.
ternyata mengeluarkan teori juga dari tinta di atas kertas... jadi anda sendiri mengakui jika tinta di atas kertas berisi kebenaran.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #8 on: 19 May 2011, 03:48:12 PM »
surprise... kok anda jadi ikut2an membaca tinta di atas kertas?

lah kok bisa sama bro... kita gak janjian ya  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #9 on: 19 May 2011, 03:50:46 PM »
1 Jangan mengidolakan atau terikat pada suatu doktrin, teori, atau idiologi, termasuk ajaran Buddha. Cara pandangan buddhis adalah alat penuntun, bukan kebenaran yang mutlak.

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep.
Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.


Baca yang dibold

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #10 on: 19 May 2011, 03:54:12 PM »
justru karena teori itu membuat pikiran orang akan berkembang tidak seperti robot,kaku dan mati, karena kita akan mencari isi dari teori itu benar atau tidaknya, sehingga tidak asal makan tidak asal cerna
di situ anda menulis sendiri , tinta diatas kertas mencatat kebenaran dalam hidup, bukankah itu mewakili kebenaran? dan tinta di atas kertas yang anda maksud adalah kebenaran juga? jika tinta diatas kertas tidak berisi kebenaran, bagaimana orang akan menjadikan sebagai penuntun?

Tolong dicerna ini, dan jangan membuat komentar oot
Darimana anda tahu yang dicatat itu benar atau salah, jika anda tidak bisa melihat hal yang dicatatnya, yang ada disekeliling anda?
« Last Edit: 19 May 2011, 03:57:27 PM by djoe »

Offline kuswanto

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 399
  • Reputasi: 16
  • kematian bisa saja menghampiriku hari ini..
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #11 on: 19 May 2011, 03:54:38 PM »

2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah.[/size][/color] [/size]Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.



nice.. cocok buat aku, dia dan semua2nya.

aku mungkin salah dgn pandangan ku yg sekarang, anda terima kemungkinan itu?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #12 on: 19 May 2011, 03:59:02 PM »
Baca yang dibold

jika apa yang saya pelajari bukan suatu kebenaran, dan apa yang dikatakan oleh buddha yang di tulis kembali dalam berbagai sutta bukan lah kebenaran , maka saya berani bilang sang buddha pembohong, tapi kenapa justru saya percaya kepada sang buddha yang jelas2 saya sebelumnya bukan buddhis,saya membaca yang anda katakan sebagai tinta di atas kertas dan hanya teori , adalah suatu kebenaran yang sudah saya lihat dan buktikan , yang dapat mengubah cara pandang saya yang salah pada sosok buddha dan berbalik menjadi pengikut buddha.
seperti yang saya bilang di tread sebelah yang belum anda jawab. dalam teori dan tinta diatas kertas tertulis "kita akan mengalami tua , sakit , dan mati" itu suatu kebenaran atau hanya rekayasa, atau sekedar teori bohong?

Quote
2 Jangan berpendapat bahwa pengetahuan yang anda miliki sekarang adalah kebenaran yang mutlak dan tidak akan berubah. Hindari pemikiran yang sempit dan terikat pada pandangan yang sekarang dianut. Belajar dan berlatih untuk tidak melekat pada pandangan agar bisa menerima sudut pandang orang lain. Kebenaran ditemukan dalam hidup dan bukan pada
sekedar konsep. Bersiaplah untuk senantiasa belajar sepanjang hidupmu dan mengamati realita dalam dirimu dan dunia.

3 Jangan memaksa orang lain, termasuk anak-anak dengan cara apapun, untuk menganut pandangan anda, apakah melalui kekuasaan, paksaan, uang, propaganda, atau bahkan pendidikan. Namun, melalui dialog yang penuh cinta kasih, bantu orang lain untuk meninggalkan sifat fanatik dan pikiran yang sempit.

« Last Edit: 19 May 2011, 04:02:31 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #13 on: 19 May 2011, 04:04:39 PM »
dalam teori dan tinta diatas kertas tertulis "kita akan mengalami tua , sakit , dan mati" itu suatu kebenaran atau hanya rekayasa, atau sekedar teori bohong?

Anda tidak menyimak jawabnya, bahkan ada dalam postingan anda sendiri. Hanya anda yang bingung tidak bisa melihatnya.

Jika disekliling anda ada makhluk yang dilahirkan dan tidak mengalami tua, sakit dan mati, apakah tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran "kita akan mengalami tua, sakit dan mati?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #14 on: 19 May 2011, 04:08:04 PM »
Anda tidak menyimak jawabnya, bahkan ada dalam postingan anda sendiri. Hanya anda yang bingung tidak bisa melihatnya.

Jika disekliling anda ada makhluk yang dilahirkan dan tidak mengalami tua, sakit dan mati, apakah tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran "kita akan mengalami tua, sakit dan mati?
bisa berikan contohnya, dan saya belum pernah melihat anda menjawab, tetapi anda memberikan statment berputar, coba lihat lagi pertanyaan yang saya berikan. apa kata2 itu hanya sekedar rekayasa?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #15 on: 19 May 2011, 04:08:18 PM »
Anda tidak menyimak jawabnya, bahkan ada dalam postingan anda sendiri. Hanya anda yang bingung tidak bisa melihatnya.

seharusnya anda menggunakan formula yg telah ditemukan oleh Bro Satria tentang penomoran kalimat, jadi anda bisa lebih menghemat tenaga, tinggal sebutkan nomor kalimat, gak perlu tulis ulang ulang ulang.

Quote
Jika disekliling anda ada makhluk yang dilahirkan dan tidak mengalami tua, sakit dan mati, apakah tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran "kita akan mengalami tua, sakit dan mati?

faktanya bagaimana bro? jika ada makhluk spt itu menurut anda apakah Sang Buddha akan mengajarkan demikian?

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #16 on: 19 May 2011, 04:08:27 PM »
,saya membaca yang anda katakan sebagai tinta di atas kertas dan hanya teori , adalah suatu kebenaran yang sudah saya lihat dan buktikan , yang dapat mengubah cara pandang saya yang salah pada sosok buddha dan berbalik menjadi pengikut buddha.

Jika hanya membaca tinta diatas kertas, apakah anda bisa melihat, merasakan dan membuktikan kebenaran itu?
Jika tidak ada objek / dharma yang memaparkan kebenaran itu, anda dari mana tau tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran?


Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #17 on: 19 May 2011, 04:10:01 PM »
bisa berikan contohnya, dan saya belum pernah melihat anda menjawab, tetapi anda memberikan statment berputar, coba lihat lagi pertanyaan yang saya berikan. apa kata2 itu hanya sekedar rekayasa?


Pertanyaan anda
dalam teori dan tinta diatas kertas tertulis "kita akan mengalami tua , sakit , dan mati" itu suatu kebenaran atau hanya rekayasa, atau sekedar teori bohong?

Tidak bisakah anda melihat jawabanya


Jika disekliling anda ada makhluk yang dilahirkan dan tidak mengalami tua, sakit dan mati, apakah tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran "kita akan mengalami tua, sakit dan mati?
« Last Edit: 19 May 2011, 04:11:40 PM by djoe »

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #18 on: 19 May 2011, 04:14:22 PM »


faktanya bagaimana bro? jika ada makhluk spt itu menurut anda apakah Sang Buddha akan mengajarkan demikian?
Makanya setelah membaca tinta diatas kertas, anda harus mengamati dharma disekeliling anda, benar gak yang dicatat itu?
Jika anda tidak mengamat yang dicatat, darimana anda tahu tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #19 on: 19 May 2011, 04:14:56 PM »
Jika hanya membaca tinta diatas kertas, apakah anda bisa melihat, merasakan dan membuktikan kebenaran itu?
Jika tidak ada objek / dharma yang memaparkan kebenaran itu, anda dari mana tau tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran?

jika saya tidak dari tinta diatas kertas , dan seperti sekarang ini di forum , apakah saya bisa melihat kebenaran? apakah saya bisa mengenal sosok buddha yang di agungkan sebagai thatagata? apakah saya bisa mengerti apa itu dhamma, apa itu sila , apa itu sutta, dan apa yang diajarkan oleh buddha ?


dan yang anda kemukakan di atas bukanlah jawaban.
« Last Edit: 19 May 2011, 04:17:14 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #20 on: 19 May 2011, 04:16:44 PM »
jika saya tidak dari tinta diatas kertas , dan seperti sekarang ini di forum , apakah saya bisa melihat kebenaran? apakah saya bisa mengenal sosok buddha yang di agungkan sebagai thatagata? apakah saya bisa mengerti apa itu dhamma, apa itu sila , apa itu sutta, dan apa yang diajarkan oleh buddha ?

Darimana anda tau tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran kalau anda tidak menyelidiki yang menjadi objek yang dicatat itu?

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #21 on: 19 May 2011, 04:18:17 PM »
Darimana anda tau tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran kalau anda tidak menyelidiki yang menjadi objek yang dicatat itu?

Lagi pula yang mencatat itu entah karna ngantuk atau apa salah mencatat, maka apa patokan kebenarannya.
Bukankah seharusnya kita menyelidik objek yang dicatat itu?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #22 on: 19 May 2011, 04:33:02 PM »
Lagi pula yang mencatat itu entah karna ngantuk atau apa salah mencatat, maka apa patokan kebenarannya.
Bukankah seharusnya kita menyelidik objek yang dicatat itu?

 :) jika anda mengatakan seperti itu seharusnya anda sudah bisa menilai, darimana tinta diatas kertas itu , anda mengatakan adalah dari suatu obyek yang di tulis di atas kertas, jika tinta itu tidak mewakili kebenaran , bagaimana akan di tulis di atas kertas?. bagi penerus kita apa yang di tulis akan menjadi pertanyaan dan akan di buktikan oleh mereka lagi dengan melihat obyek yang di maksud.
jadi sebenarnya tinta diatas kertas itu mewakli kebenaran enggak?
seperti anda menulis di forum ini, itu adalah kenyataan dan kebenaran yang anda ucapkan. jika kata2 yang anda tulis seperti sekarang , beberapa tahun berikutnya di tulis ulang seperti yang ada di forum ini, mewakili kebenaran atau tidak tinta diatas kertas itu?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #23 on: 19 May 2011, 04:46:47 PM »
:) jika anda mengatakan seperti itu seharusnya anda sudah bisa menilai, darimana tinta diatas kertas itu , anda mengatakan adalah dari suatu obyek yang di tulis di atas kertas, jika tinta itu tidak mewakili kebenaran , bagaimana akan di tulis di atas kertas?. bagi penerus kita apa yang di tulis akan menjadi pertanyaan dan akan di buktikan oleh mereka lagi dengan melihat obyek yang di maksud.
jadi sebenarnya tinta diatas kertas itu mewakli kebenaran enggak?
seperti anda menulis di forum ini, itu adalah kenyataan dan kebenaran yang anda ucapkan. jika kata2 yang anda tulis seperti sekarang , beberapa tahun berikutnya di tulis ulang seperti yang ada di forum ini, mewakili kebenaran atau tidak tinta diatas kertas itu?

Ibaratnya jika ada orang yang menulis surat pernyataan bahwa ia tidak pernah / akan berbohong, bisakah surat tersebut mewakili kebenaran?
Dari mana kita tahu dia menulis yang benar dan tidak berbohong kalau kita tidak mengamatinya.?
Darimana anda tahu tulisan saya itu benar, kalau anda tidak menyelidikinya dan membuktikannya?

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #24 on: 19 May 2011, 04:50:32 PM »
Jika anda membaca sutta dan mempercayai dan tidak membuktikannya sendiri, maka seseorang tidak ada bedanya dengan seseorang yang menganut ajaran tetangga yang hanya mempercayai tanpa pembuktian?

Jika setelah pembuktian \praktek dan anda merasakan kebenaran, anda sebenarnya telah menjadi kebenaran itu sendiri. Pada saat itu akan timbul kebenaran\kepercayaan yang absolut yang tidak bisa digoyahkan oleh apapun.
« Last Edit: 19 May 2011, 04:52:10 PM by djoe »

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #25 on: 19 May 2011, 04:54:26 PM »
Darimana anda tau tinta diatas kertas itu mencatat kebenaran kalau anda tidak menyelidiki yang menjadi objek yang dicatat itu?
Bro, tinta diatas kertas yang bro maksud seperti apa? Tinta yang ditumpahkan diatas sehelai kertaspun, setelah tintanya kering bisa juga disebut tinta diatas kertas. Atau seperti keponakan saya yang sibuk mencoret kertas putih dengan menggunakan pena. Itu juga bisa disebut tinta diatas kertas.

Yang bro ingin sampai-kan itu apa? Mengenai isi sutta-kah? Jika memang mengenai isi sutta, sutta yang manakah yang ingin dibahas?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #26 on: 19 May 2011, 05:33:05 PM »
Semua tinggal bandingkan tinta atas kertas dan kenyataan.
-Master-

Kata tinta di atas kertas: orang mencuri, menipu, berbuat curang, maka hidupnya akan penuh kekurangan.

Kenyataan: orang korupsi, bikin lumpur Lapindo, main curang hingga tidak usah tanggung jawab, hidupnya penuh kemewahan.

Kesimpulan: tinta di atas kertas = bool sheet.

Dharma hidup yang dipetik: ga usah percaya karma.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #27 on: 19 May 2011, 10:54:10 PM »
saya sendiri sebenarnya sudah letih berdebat dengan sang master ini, jadi saya ingin minta bantuan seseorang jika yg bersangkutan berkenan.

baiklah saya panggilkan hopeng saya Tuan Lu Dongbin untuk maju menghadapi master djoe, karena sepertinya hanya Bro Lu Dongbin satu2nya orang yg tepat untuk berdiskusi dengan sang master.

Bro Lu Dongbin, waktu dan tempat kami persilakan.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #28 on: 20 May 2011, 10:58:31 AM »

Kata tinta di atas kertas: orang mencuri, menipu, berbuat curang, maka hidupnya akan penuh kekurangan.

Kenyataan: orang korupsi, bikin lumpur Lapindo, main curang hingga tidak usah tanggung jawab, hidupnya penuh kemewahan.


Contoh yang konyol dari seorang intellektual dan tidak masuk akal. Tetapi tidak apa - apa.
Saya hanya menganalisa dari sisi yang kebenaran yang dicatat diatas kertas.
Jika menggunakan contoh diatas itu artinya Kata Tinta di atas Kertas itu tidak mencatat yang benar karena tidak sesuai fakta.

Tidak bisakah anda melihatnya?
Capek dehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #29 on: 20 May 2011, 01:45:52 PM »
Contoh yang konyol dari seorang intellektual dan tidak masuk akal. Tetapi tidak apa - apa.
Saya hanya menganalisa dari sisi yang kebenaran yang dicatat diatas kertas.
Jika menggunakan contoh diatas itu artinya Kata Tinta di atas Kertas itu tidak mencatat yang benar karena tidak sesuai fakta.

Tidak bisakah anda melihatnya?
Capek dehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Tidak ada penjelasan lain, hanya opini "konyol" saja? Ayolah, bro djoe, jelaskanlah barang satu-dua kalimat bagaimana seharusnya.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #30 on: 20 May 2011, 01:50:33 PM »
Tidak ada penjelasan lain, hanya opini "konyol" saja? Ayolah, bro djoe, jelaskanlah barang satu-dua kalimat bagaimana seharusnya.

maafkanlah volume otaknya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #31 on: 20 May 2011, 02:53:51 PM »
maafkanlah volume otaknya
Saya heran... bertanya baik-baik, satupun tidak ada yang dijawab. Kalau disindir, langsung bereaksi seperti api kena bensin. Kalau saya protes, saya disuruh bertanya dengan sopan. Lalu mulai lagi lingkaran setan itu.
Memang sepertinya sudah saatnya merelakan.


Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #32 on: 20 May 2011, 02:55:26 PM »
Saya heran... bertanya baik-baik, satupun tidak ada yang dijawab. Kalau disindir, langsung bereaksi seperti api kena bensin. Kalau saya protes, saya disuruh bertanya dengan sopan. Lalu mulai lagi lingkaran setan itu.
Memang sepertinya sudah saatnya merelakan.



mungkin itulah hasil pratek dari apa yg dipelajarinya
...

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #33 on: 20 May 2011, 03:07:35 PM »
mungkin itulah hasil pratek dari apa yg dipelajarinya
Dharma hidup yang tidak terbatas kata yah? ;D Sepertinya begitu. Biarlah saya yang masih dibatasi kata-kata tidak mengganggunya lagi.


Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #34 on: 20 May 2011, 03:19:07 PM »
maafkanlah volume otaknya

Saya maklum dan ngerti volume otaknya Bro, sehingga agak susah bagi bro utk mengerti penjelasasn saya

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #35 on: 20 May 2011, 04:06:47 PM »
Saya maklum dan ngerti volume otaknya Bro, sehingga agak susah bagi bro utk mengerti penjelasasn saya

penjelasan yg mana dulu? seingat saya anda tidak menjelaskan apa2 di sini. iya gak, penonton?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #36 on: 20 May 2011, 04:11:19 PM »
penjelasan yg mana dulu? seingat saya anda tidak menjelaskan apa2 di sini. iya gak, penonton?
Betul, saya telah meminta tapi tidak mendapat penjelasan apa-apa.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #37 on: 20 May 2011, 04:14:57 PM »
penjelasan yg mana dulu? seingat saya anda tidak menjelaskan apa2 di sini. iya gak, penonton?
setuju kalau ini, biasanya penjelasan yang di berikan sama yang lain bisa saya cerna langsung , yang ini kok susah banget ya nyernanya... adanya muter....muter....muter...jatuhnya ya kesitu lagi
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #38 on: 20 May 2011, 04:56:59 PM »
setuju kalau ini, biasanya penjelasan yang di berikan sama yang lain bisa saya cerna langsung , yang ini kok susah banget ya nyernanya... adanya muter....muter....muter...jatuhnya ya kesitu lagi

kan kita hidup dalam lingkaran samsara kali ya jd muter-muter aja... :)) ^:)^

Offline Lu Dongbin

  • Sebelumnya: lu tong pin
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #39 on: 21 May 2011, 11:36:55 AM »
saya sendiri sebenarnya sudah letih berdebat dengan sang master ini, jadi saya ingin minta bantuan seseorang jika yg bersangkutan berkenan.

baiklah saya panggilkan hopeng saya Tuan Lu Dongbin untuk maju menghadapi master djoe, karena sepertinya hanya Bro Lu Dongbin satu2nya orang yg tepat untuk berdiskusi dengan sang master.

Bro Lu Dongbin, waktu dan tempat kami persilakan.


ada pa ni
ribut sekali

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #40 on: 21 May 2011, 01:10:24 PM »

ada pa ni
ribut sekali

tulung hadapi tuan djoe, gunakan jurus2mu yg pernah mengesankan kami dulu

Offline Lu Dongbin

  • Sebelumnya: lu tong pin
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #41 on: 21 May 2011, 06:38:05 PM »
tulung hadapi tuan djoe, gunakan jurus2mu yg pernah mengesankan kami dulu

oke bos
harus mulai darimana
wkwwwkw

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #42 on: 21 May 2011, 06:47:23 PM »
oke bos
harus mulai darimana
wkwwwkw

dari page 1 cari aja postingan si Tuan djoe

Offline Lu Dongbin

  • Sebelumnya: lu tong pin
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #43 on: 22 May 2011, 05:19:19 PM »
dari page 1 cari aja postingan si Tuan djoe

saya mengaku kalah deh sama bos djoe
soalnya bayarannya lebih tinggi
kwkwkw

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #44 on: 22 May 2011, 07:01:01 PM »
saya mengaku kalah deh sama bos djoe
soalnya bayarannya lebih tinggi
kwkwkw

payah deh

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #45 on: 29 May 2011, 06:45:52 AM »
saya baca dari awal, sepertinya dia tidak mengerti apa yang ditulis ^-^.
apa itu kebenaran universal ?, apa itu tinta dan kertas ?, apa itu pendapat dan teori ?, apa itu tulisan sutta ?, apa itu sebuah penulisan ?,
aplikasi dan penggunaanya utk apa ?, kesemuanya tujuan utk apa ???  :o
jadinya muter sana muter sini  :))
« Last Edit: 29 May 2011, 06:54:16 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #46 on: 30 May 2011, 10:29:12 AM »
saya baca dari awal, sepertinya dia tidak mengerti apa yang ditulis ^-^.
apa itu kebenaran universal ?, apa itu tinta dan kertas ?, apa itu pendapat dan teori ?, apa itu tulisan sutta ?, apa itu sebuah penulisan ?,
aplikasi dan penggunaanya utk apa ?, kesemuanya tujuan utk apa ???  :o
jadinya muter sana muter sini  :))

Orang buta menyebut orang melek buta

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #47 on: 30 May 2011, 11:56:43 AM »
 [at]  djoe

Setelah menahan diri dari balas posting selama 11 hari (yang sebetulnya saya puji), akhirnya tergerak juga untuk mengatakan orang lain buta dan menyatakan diri sendiri melek?


Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #48 on: 30 May 2011, 12:26:00 PM »
Jika seseorang mempraktekkan dharma, maka ia akan mewujudkan kebenaran dalam dirinya. Ia akan merasakan kebenaran dharma karena dharma tersebut menjadi hidup. Ia akan menjadi kebenaran itu sendiri. Bisakah tinta diatas kertas menjadi kebenaran? Bisakah benda mati menjadi kebenaran? Demikian juga dharma yang didengar tanpa praktek, bisakah seseorang merasakan dharma tersebut?
Jika seseorang mengatakan tinta diatas kertas bisa menjadi kebenaran, maka sutta tersebut bisa menjadi Buddha, dengan demikian batu juga bisa menjadi Buddha. Tetapi benarkah seperti itu? Benarkah sutta itu adalah kebenaran?Ataukah orang tersebut melekat pada sutta tersebut? atau melekat pada kata - katanya dan tidak melihat kebenaran yang ada?

Hanya membaca sutta - sutta tanpa praktek dan berkutat pada kata - kata, ibaratnya seseorang yang melihat gambar apel diatas kertas dan mengatakan bahwa ia tahu rasa apel  itu seperti apa.

Misalkan jika si A mengajarkan saya. Saya harus mempraktekkan pengetahuan yg diajarkannya.  Ketika si A mengajarkan saya dan saya mengerti, tetapi pengertian tersebut bukan pengertian yang dalam dan sebenarnya, karena saya belum mempraktekkannya. Ketika saya benar - benar mempraktekkannya dan dari hasil latihan tersebut berbuah maka saya akan mencapai pada titik akhir dan mengetahui arti sebenarnya. Maka saya bisa katakan bahwa saya mengetahui si A. Saya akan melihat si A pada tempat itu juga. Tempat itu adalah si A. Karena si A mengajarkan itu, maka itu adalah si A

Seperti contoh diatas, apel adalah sesuatu yang anda baca dari buku mengenai bentuk dan rasanya. Bentuk dan rasa apel adalah sesuatu yang tidak bisa anda tahu hanya dengan membaca. Tetapi anda mendapat pengetahuian tentang bentuk dan rasa apel tersebut dari buku. Kamu tidak melihat bentuk dan merasakannya secara nyata. Kapan anda  bisa melihat bentuk apel dan merasakannya. Yaitu pada saat anda melihat dan memegang buah apel tersebut dan memakannya. Pada saat itu kebenaran tentang buah apel menjadi nyata.

Ajaran Dharma seperti contoh buah apel diatas. Orang - orang mendengarnya atau membaca tentangnya, tetapi mereka tidak tahu rasa buah apel tersebut. Ketika mereka mempraktekkannya, maka dharma itu menjadi pengetahuan yg nyata. Rasa buah apel tidak bisa diketahui dengan mata atau telinga, dan kebenaran dharma tidak bisa diketahui dengan mata dan telinga juga. Benar ada pengetahuan, tetapi pengetahuan tersebut belum menjadi kebenaran nyata. Seseorang harus mempraktekkannya baru bisa melihat dan merasakan kebenarannya.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #49 on: 30 May 2011, 12:39:49 PM »
tidak ada di sini yang menyatakan bahwa seseorang harus berkutat dengan sutta, semua pasti tau dan mengerti, semua harus seimbang baik pendalaman pada sutta maupun praktek
anda benar dalam memakai perumpamaan apel, tapi seandainya di daerah anda tidak ada apel dan anda ingin memberitahu anak anda bentuk apel tersebut, dari warna ,ukurannya , jenis dan cirinya.  itu dari mana , kalau bukan dari buku? apakah anda akan berusaha mencarikan apel tersebut sampai ke luar kota yang membutuhkan waktu dan jarak yang tidak sedikit? hanya karena anda ingin menerapkan praktek dan praktek ke pada anak anda, dan andai anda sendiri memerintahkan anak anda untuk mencari apel yang notabene anak anda belum pernah sama sekali tau tentang apel lalu itu bagaimana? _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #50 on: 30 May 2011, 03:32:36 PM »
tidak ada di sini yang menyatakan bahwa seseorang harus berkutat dengan sutta, semua pasti tau dan mengerti, semua harus seimbang baik pendalaman pada sutta maupun praktek
anda benar dalam memakai perumpamaan apel, tapi seandainya di daerah anda tidak ada apel dan anda ingin memberitahu anak anda bentuk apel tersebut, dari warna ,ukurannya , jenis dan cirinya.  itu dari mana , kalau bukan dari buku? apakah anda akan berusaha mencarikan apel tersebut sampai ke luar kota yang membutuhkan waktu dan jarak yang tidak sedikit? hanya karena anda ingin menerapkan praktek dan praktek ke pada anak anda, dan andai anda sendiri memerintahkan anak anda untuk mencari apel yang notabene anak anda belum pernah sama sekali tau tentang apel lalu itu bagaimana? _/\_

Seperti yang sudah dijelaskan mendengar dan mempelajari dharma adalah ibarat orang mempelajari apel dari buku dan mendengarkan orang berbicara tentang apel

Analogi anda tidak nyambung disini. Apakah seorang guru dharma dalam menjelaskan nibbana dan nibbana tersebut tidak ada disini lalu pergi keluar kota dan mencari nibbana kemudian menunjukkan " Ini loh nibbana, coba anda rasakan". Apakah seperti itu? Analogi anda tidak tepat disini, karena anda tidak menangkap inti yang disampaikan disini.

Seharusnya analogi anda adalah setelah seseorang mempelajari tentang apel dan ingin mengetahui apel, ingin mempunyai knowledge tentang apel yang sebenarnya dan dimana apel tersebut tidak ada dikota, perlukah dia mencarinya keluar kota?
Bukan memakai analogi seperti yang anda kasih hanya untuk memberitahukan tentang apel, saya perlu mencarinya ke luar kota.

Tetapi anda benar soal waktu yang tidak sedikit untuk mewujudkan / merasakan kebenaran /apel. Paling tidak analogi anda masih ada benarnya.

Kemana anda akan mencari nibbana?
Kemanakah anda mencari kebenaran?
Buddha sendiri melepaskan segala sesuatu dan pergi ke hutan untuk mencari kebenaran.

Tetapi jika tetap mengikuti contoh / analogi anda mencari apel keluar kota, Jika setelah anda membaca dan mendengar dharma, dan anda berkata bahwa kebenaran itu jauh sekali dan tidak ada di kota kita, tidakah anda akan mencarinya di luar kota? Atau anda sudah puas dengan kebenaran semu tersebut?

"hanya karena anda ingin menerapkan praktek dan praktek ke pada anak anda, dan andai anda sendiri memerintahkan anak anda untuk mencari apel yang notabene anak anda belum pernah sama sekali tau tentang apel lalu itu"

Anda mengatakan hanya.............. :-?
Kecuali anda puas dengan kebenaran semu yang ada diatas kertas dan tidak pusing dengan praktek, Bukankah tujuan belajar dharma adalah praktek?

Tentang memerintahkan,
Bukankah Buddha mengajarkan kita untuk mencari dan mencapai nibbana, sesuatu yang belum kita ketahui?


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #51 on: 30 May 2011, 03:46:53 PM »
Tentang memerintahkan,
Bukankah Buddha mengajarkan kita untuk mencari dan mencapai nibbana, sesuatu yang belum kita ketahui?

maaf menyela, tapi dimanakah anda mendengar kalimat bold di atas? apakah anda bertemu dan mendengar langsung dari Sang Buddha?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #52 on: 30 May 2011, 04:28:44 PM »
bisa di bilang saya sangat puas karena saat belajar sutta tidak ada penekanan harus praktek, karena praktek itu dengan sendirinya akan berjalan, dan di sini tidak ada yang menyatakan hanya membaca sutta saja tapi harus balance antar praktek dan teori  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #53 on: 31 May 2011, 10:22:45 AM »
bisa di bilang saya sangat puas karena saat belajar sutta tidak ada penekanan harus praktek, karena praktek itu dengan sendirinya akan berjalan, dan di sini tidak ada yang menyatakan hanya membaca sutta saja tapi harus balance antar praktek dan teori  _/\_

 :-? :-?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #54 on: 03 June 2011, 07:08:41 PM »
Orang buta menyebut orang melek buta

emank ada orang buta disini ?  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sore

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #55 on: 11 June 2011, 09:46:09 PM »
ya setengah bulan habis buat berdebat.   ^:)^
latihan2 itu dibuat untuk dipraktikan sehingga dapat membawa manfaat, bagi diri sendiri maupun orang lain.

Offline sore

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #56 on: 11 June 2011, 09:46:39 PM »
saya coba post yang original ya

1. Latihan Eling Pertama: Keterbukaan
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh kefanatikan dan intoleransi, kami bertekad untuk tidak memberhalakan atau terbelunggu pada doktrin, teori atau ideologi mana saja, termasuk yang Buddhis sekalipun. Ajaran-ajaran Buddhis hanyalah sarana penuntun untuk membantu kami belajar melihat secara mendalam dan menumbuh kembangkan pengertian serta kasih sayang kami. Ajaran-ajaran Buddhis bukanlah doktrin-doktrin yang dijadikan alasan untuk berkelahi, untuk membunuh, ataupun mati demi membela ajaran itu sendiri.

2. Latihan Eling Kedua: Ketidakmelekatan pada Pandangan
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh kemelekatan pada pandangan dan persepsi yang keliru, kami bertekad untuk menghindari berpikiran sempit dan terikat pada pandangan-pandangan yang dimiliki saat ini. Kami akan belajar dan berlatih ketidakmelekatan pada pandangan agar dapat terbuka terhadap berbagai insight dan pengalaman orang lain. Kami sadar bahwa pengetahuan yang kami miliki saat ini bukanlah kebenaran mutlak yang tidak berubah. Kebenaran ditemukan dalam kehidupan dan kami akan mengamati kehidupan yang ada didalam maupn di sekeliling kami setiap saat, siap untuk belajar seumur hidup kami.

3. Latihan Eling Ketiga: Kebebasan Pikiran
Sadar akan penderitaan yang timbul ketika kami memaksakan pandangan kami kepada yang lain, kami berkomitmen untuk tidak memaksa pihak lain, bahkan anak-anak kami, untuk mengadopsi pandangan kami, melalui cara apapun - seperti otoritas, ancaman, uang, propaganda, ataupun indoktrinasi. Kami akan menghormati hak orang lain untuk berbeda dan memilih apa yang dipercayai serta memutuskannya. Tapi, kami akan membantu pihak lain untuk meninggalkan kefanatikan dan kepicikan dengan berlatih secara mendalam dan terlibat aktif dalam dialog yg penuh kasih sayang.

4. Latihan Eling Keempat: Menyadari Penderitaan
Sadar bahwa melihat sifat dasar penderitaan secara mendalam dapat membantu kami menumbuh kembangkan kasih sayang serta mencari jalan keluar dari penderitaan, kami bertekad untuk tidak menghindar atau menutup mata kami dari penderitaan. Kami berkomitmen untuk menemukan berbagai cara termasuk melalui kontak pribadai, gambar-gambar, suara-suara, dan berada bersama mereka yang sedang menderita, sehingga kami dapat memahami situasi mereka secara mendalam dan membantu mereka mengubah derita mereka menjadi kasih sayang, kedamaian, dan sukacita.

5. Latihan Eling Kelima: Kehidupan yang Sederhana dan Sehat
Sadar bahwa kebahagiaan sejati mngakar pada kedamaian, soliditas, kebebasan, dan kasih sayang, dan bukan pada kekayaan atau ketenaran, kami bertekad untuk tidak menjadikan ketenaran, keuntungan, kekayaan, ataupun kesenangan sensal sebagai tujuan hidup kami, tidak juga mengumpulkan kekayaan sementara jutaan orangsedang kelaparan dan sekarat. Kami berkomitmen untuk hidup sederhana dan berbagi waktu, energi, dan berbagai sumber daya materi kami dengan mereka yang sedang membutuhkan. Kami akan berlatih mengkonsumsi secara penuh kesadaran, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, narkoba atau produk apapun yang membawa masuk racun ke dalam tubuh dan kesadaran kamu maupunke dalam tubuh dan kesadaran kolektif.

6. Latihan Eling Keenam: Menangani Kemarahan
Sadar bahwa kemarahan menyekat komunikasi dan menciptakan penderitaan, kami bertekad untuk menjaga energi kemarahan ketika ia muncul serta mengenali dan mengubah benih-banih kemarahan yang terbenam jauh di dalam kesadaran kami. Ketika kemarahan muncul, kami bertekad untuk tidak melakukan atau mengatakan sesuatu, melainkan memperhatikan nafas atau jalan berkesadaran dan mengakui serta memeluk kemarahan kami dan melihatnya secara mendalam. Kami akan belajar untuk melihat dengan mata kasih sayang kepada diri kami dan mereka yang kami anggap sebagai penyebab kemarahan kami.

7. Latihan Eling Ketujuh: Berdiam Dalam Kekinian dengan Bahagia
Sadar bahwa hidup hanya tersedia di saat ini dan adalah mungkin untuk hidup bahagia di sini dan sekarang juga, kami berkomitmen untuk melatih diri kami menjalani setiap momen keseharian hidup kami secara mendalam. Kami akan berusaha untuk tidak terhanyut dalam kekacauan pikiran atau terserat oleh penyesalan masa lalu, kecemasan akan masa depan, atau oleh nafsu rendah, kemarahan, ataupun kecemburuan masa sekarang. Kami akan mempraktikan nafas berkesadaran untuk kembali pada apa yang sedang terjadi saat ini. Kami bertekad untuk mempelajari seni hidup berkesadaran dengan menyentuh berbagai eleman yang menakjubkan, menyegarkan, dan menyambuhkan yang ada di dalam maupun di sekeliling kami, dan juga dengan memupuk benih sukacita, benih kedamaian, benih cinta kasih, dan pengertian dalam diri kami, sehingga memfasilitasi bekerjanya transformasi dan penyembuhan dalam kesadaran kami.

8. Latihan Eling Kedelapan: Komunitan dan Komunikasi
Sadara bahwa kurangnya komunikasi selalu mengakibatkan perpisahan dan penderitaan, kami berkomitmen untuk melatih diri kami praktik mendengar dengan kasih sayang dan bicara dengan cinta kasih. Kami akan belajar untuk mendengarkan secara mendalam tanpa menilai ataupun bereaksi dan menahan diri untuk mengucapkan kata-kata yang dapat menciptakan ketidak-nyamanan atau menyebabkan perpecahan dalam komunitas. Kami akan mengerahkan segala usaha untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan untuk berkonsiliasi dan menyelesaikan semua konflik, sekecil apapun itu.

9. Latihan Eling Kesembilan: Keadaan yang Sebenarnya dan Cara Bicara yang Penuh Cinta Kasih
Sadar bahwa kata-kata dapat menciptakan penderitaan atau kebahagiaan, kami berkomitmen untuk belajar berbicara secara sadar dan konstruktif, hanya menggunakan kata-kata yang menimbulkan harapan dan keyakinan. kami bertekad untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak benar demi kepentingan pribadi ataupun demi mempesona orang lain, juga tidak menuturkan kata-kata yang dapat memecah belah atau menimbulkan kebencian. Kami tidak akan menyebarkan berita yang belum kami ketahui dengan pasti, tidak juga mengkitik atau mengutuk hal-hal yang belum kami yakini secara pasti. Kami akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengungkapkan situasi-situasi yang tidak berkeadilan , meskipun saat melakukan itu dapat membahayakan keamanan kami.

10. Latihan Eling Kesepuluh: Melindungi Sangha
Sadar bahwa esensi dan tujuan dari Sangha adalah praktik pengertian dan kasih sayang, kami bertekad untuk tidak menggunakan komunitas buddhi untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, atau mengubah komunitas kami menjadi instrumen politik. Tetapi, sebuah komunitas spiritual seharusnya mengambil posisi yang jelas terhadap penindasan dan ketidakadilan dan berusaha mengubah situasi tersebut tanpa terlibat ke dalam konflik partisan.

11. Latihan Eling Kesebelas: Mata Pencaharian Benar
Sadar bahwa kekerasan dan ketidak adilan yang maha dahsyat telah dilakukan terhadap lingkungan dan masyarakat kita, kami berkomitmen untuk tidak hidup dari pekerjaan yang membahayakan manusia dan alam. Kami akan mengupayakan yang terbaik dalam memilih mata pencaharian yang dapat membantu merealisasikan cita-cita pengertian dan kasih sayang kami. Sadar akan realitas ekonomi, politik, dan sosial dunia, sebagai konsumen dan warga negara, kami akan berprilaku dengan penuh tanggung jawab dengan tidak menyokong perusahaan-perusahaan yang menghilangkan peluang hidup pihak-pihak lain.

12. Latihan Eling Keduabelas: Menghormati Kehidupan
Sadar bahwa banyak penderitaan disebabkan oleh perang dan konflik, kami bertekad untuk mengolah tanpa kekerasan, pengertian, dan kasih sayang dalam keseharian hidup kami, mempromosikan pendidikan tentang perdamaian, mediasi yang berkesadaran, serta rekonsiliasi dalam keluarga, komunitas, bangsa, dan dunia. Kami bertekad untuk tidak membunuh dan membiarkan pihak-pihak lain membunuh. Dengan tekun kami akan berlatih melihat secara mendalam bersama Sangha kami guna menemukan cara-cara yang lebih baik untuk melindungi kehidupan dan mencegah peperangan.

13. Latihan Eling Ketigabelas: Kedermawanan
Sadar akan penderitaan yang disebabkan oleh eksploitasi, ketidak adilan sosial, pencurian, dan penindasan, kami berkomitmen untuk mengolah cinta kasih dan belajar cara-cara untuk bekerja demi kesejahteraan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan mineral. Kami akan mempraktika kedermawanan dengan berbagi waktu, energi, dan sumber daya materi kami dengan mereka yang sedang membutuhkan. Kami bertekad untuk tidak mencuri dan memiliki apapun yang seharusnya menjadi milik pihak lain. Kami akan menghormati harta benda pihak lain, tapi akan berusaha mencegah pihak lain memperoleh keuntungan dari penderitaan manusia atau penderitaan makhluk lainnya.

14. Latihan Eling Keempatbelas: Perilaku Benar
(Untuk sahabat awam) Sadar bahwa hubungan seksual yang dimotivasi nafsu rendah tidak dapat menghilangkan peraaan kesepian melainkan anak menciptakan lebih banyak penderitaan, frustasi, dan isolasi, kami bertekad untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual yang tanpa pasing pengertian, cinta kasih, dan komitmen jangka panjang. Kami harus menyadari bahwa derita masa mendatang dapat timbul dalam hubungan seksual. Kami tahu bahwa untuk menjaga kebahagiaan kami dan pihak-pihak lain, kami harus menghormati hak dan komitmen kami dan pihak-pihak lain. Kami akan melakukan segala hal yang dalam kuasa kami untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan melindungi pasangan dan keluarga dari pelecehan akibat pelanggaran seksual. Kami akan memperlakukan tubuh kami dengan penuh rasa hormat dan menjaga energi-energi vital kami (seksual, pernafasa, semangat) untuk perealisasian cita-cita bodhisattwa kami. Kami akan sepenuhnya menyadari tanggung jawab dari menghadirkan kehidupan baru ke dunia dan memeditasikan dunia yang ke dalamnya akan kami hadirkan makhluk-makhluk baru.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #57 on: 13 June 2011, 08:49:04 AM »
^^
kalau ada kata 'eling' pasti ingat HH  =)) =))
« Last Edit: 13 June 2011, 08:51:15 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #58 on: 13 June 2011, 08:52:48 AM »
ya setengah bulan habis buat berdebat.   ^:)^
latihan2 itu dibuat untuk dipraktikan sehingga dapat membawa manfaat, bagi diri sendiri maupun orang lain.

kayaknya udah lama deh tidak berdebat
kok bro sore tahu ada perdebatan darimana ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: The Fourteen Precepts of Engaged Buddhism
« Reply #59 on: 13 June 2011, 12:25:08 PM »
kayaknya udah lama deh tidak berdebat
kok bro sore tahu ada perdebatan darimana ?

soalnya sudah ke luar malam pagi dan siang om  ;D
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

 

anything