//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan  (Read 23773 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #45 on: 22 November 2012, 04:55:46 PM »

orang-orang sering mengatakan kosong sama dengan isi karena kemungkinan menerjemahkan kata “na prthak” sebagai “tidak berbeda/sama” padahal berarti “tidak terpisahkan”. Dua hal yang tidak terpisahkan bukan berarti kedua hal tersebut sama. Bukit dan lembah adalah hal yang tidak terpisahkan, jika ada bukit pasti ada lembah, namun keduanya tetap berbeda.

Jadi, dimana ada kekosongan , maka ada rupa/wujud, dimana ada rupa/wujud maka ada kekosongan. Hal yang berbeda dengan pengertian kekosongan = rupa/wujud atau rupa/wujud = kekosongan.



Tanpa lembah adakah bukit?
Tanpa Bukit adakah lembah?

Dapatkah muncul lembah tanpa bukit dan bukit tanpa lembah

Jika tidak sama seharusnya berhentinya bukit seharusnya lembah tetap ada
dan berhentinya lembah seharusnya Bukit tetap ada

sama seperti berhentinya wujud anda, maka saya tetap ada dan berhentinya wujud saya anda tetap ada.

Karena mereka adalah manifestasi dari satu hal dan bukan dua hal yang terpisah maka berhentinya bukit juga berhentinya lembah
dan berhentinya lembah juga berhentinya bukit

Berhentinya ruang maka tidak ada wujud dan berhentinya wujud tidak ada ruang.

sama seperti koin, tanpa satu sisi maka tidak ada sisi yang lain.
Karena sisi koin merupakan manifestasi daru satu hal dan bukan hal yang terpisah

Demikian juga dualisme

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #46 on: 22 November 2012, 06:55:51 PM »
Tanpa lembah adakah bukit?
Tanpa Bukit adakah lembah?

Dapatkah muncul lembah tanpa bukit dan bukit tanpa lembah

Jika tidak sama seharusnya berhentinya bukit seharusnya lembah tetap ada
dan berhentinya lembah seharusnya Bukit tetap ada

sama seperti berhentinya wujud anda, maka saya tetap ada dan berhentinya wujud saya anda tetap ada.

Karena mereka adalah manifestasi dari satu hal dan bukan dua hal yang terpisah maka berhentinya bukit juga berhentinya lembah
dan berhentinya lembah juga berhentinya bukit

Berhentinya ruang maka tidak ada wujud dan berhentinya wujud tidak ada ruang.

sama seperti koin, tanpa satu sisi maka tidak ada sisi yang lain.
Karena sisi koin merupakan manifestasi daru satu hal dan bukan hal yang terpisah

Demikian juga dualisme

Anda memperseterukan ekistensi 2 hal yang muncul bersamaan dan selalu berdampingan dengan karakteristik dari 2 hal tersebut. Jelas tidak nyambung dan tidak dapat dibenarkan.

Eksistensi/keberadaan bukit dan lembah muncul bersamaan dan selalu berdampingan tetapi mereka memiliki karakter yang berbeda. Dan anda menyamakan antara eksistensi selalu berdampingan dengan karakter, anda menganggap eksistensi berdampingan = karakter/sifat. Oleh karena itulah muncul pernyataan anda:

Jika tidak sama seharusnya berhentinya bukit seharusnya lembah tetap ada
dan berhentinya lembah seharusnya bukit tetap ada


Maka saya akan menjawab:

Jika sama seharusnya bukit tidak menjulang ke atas dan lembah tidak berada di dasar/bawah.

Hal lainnya yang anda sampaikan tidaklah penting, yang terpenting adalah apakah anda tetap mengenakan pakaian atau tidak saat berpergian? Jika ya maka anda masih berpikiran diskriminasi, dualisme.
« Last Edit: 22 November 2012, 07:12:56 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #47 on: 22 November 2012, 08:26:29 PM »
Jika memang secara real (tidak dalam tafsiran apapun) kosong = isi dan isi = kosong, maka silahkan membuka seluruh pakaian jika ingin pergi kerja, sekolah atau ke mall, tidak perlu berpakaian, karena tidak berpakaian = berpakaian. Lakukanlah perbuatan buruk karena perbuatan buruk = perbuatan tidak buruk.

Saya merasa istilah kosong = isi dan isi = kosong karena kurang sempurnanya penerjemahan teks sutra, khususnya teks Prajnamapramita (Sutra Hati) saat diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin.
Saya coba mengartikan teks Sanskerta Prajnaparamita secara bodoh, dan saya mendapatkan pengertian yang agak berbeda. Berikut sedikit cuplikannya.

1.
arayāvalokiteshvaro bodhisattvo
Bodhisattva Arya Avalokitesvara

2.
gambhīram prajñaparamitā caryam caramano vyavalokāyati
secara mendalam/serius (gambhīram) [dengan] kebijaksanaan sempurna (prajnaparamita) memperhatikan (caryam) melihat jelas/menelaah (vyavalokāyati)

3.
sma panca skandhas tams ca sva bhāva sunyam
bahwa jati diri (sva bhava) panca skandha adalah sunya

4.
pasyati sma iha sariputra
Perhatikan hal ini O, Sariputra:

5.
rūpam sunyatā vā rūpam rūpan na prthak
wujud dari sunyata ternyata tidak terpisahkan dengan wujud dari rupa

6.
sūnyatā sūnyatāya na prthak rūpam
kekosongan dari sunyata tidak terpisahkan dari rupa

7.
yad rūpam sa sūnyatā ya sūnyatā sa rūpam
wujud dari (sa)  sunyata itu adalah sunyata/kekosongan dari (sa) rupa
dst.

Mulai dari bait ke-3, jelas di sini prajnaparamita diawali dengan menjelaskan mengenai panca skanda. Bahwa jati diri atau ciri dari panca skanda adalah sunya/kosong. Dengan kata lain tidak ada jati diri/atma.

Bait ke-5 & 6 memberikan sebuah kasus yaitu pada rupa/jasmani (bagian dari panca skanda). Wujud dari sunyata tidak lain adalah kekosongan itu sendiri, yang ternyata tidak terpisahkan (na prthak) dengan wujud dari rupa/jasmani (wujud dari rupa adalah rupa/jasmani itu sendiri). Singkatnya kesunyataan tidak bisa terlepas dari rupa/jasmani.

Orang-orang sering mengatakan kosong sama dengan isi karena kemungkinan menerjemahkan kata “na prthak” sebagai “tidak berbeda/sama” padahal berarti “tidak terpisahkan”. Dua hal yang tidak terpisahkan bukan berarti kedua hal tersebut sama. Bukit dan lembah adalah hal yang tidak terpisahkan, jika ada bukit pasti ada lembah, namun keduanya tetap berbeda.

Jadi, dimana ada kekosongan , maka ada rupa/wujud, dimana ada rupa/wujud maka ada kekosongan. Hal yang berbeda dengan pengertian kekosongan = rupa/wujud atau rupa/wujud = kekosongan.

Bait ke-7 menjelaskan bahwa wujud/rupa dari kekosongan / sunyata itu (yaitu kekosongan itu sendiri) adalah kekosongan /sunyata yang ada pada  rupa/jasmani. Jika menggunakan persamaan, maka :

sunyata/kekosongan = kekosongan pada rupa/jasmani,

Ini berarti yang dipersamakan adalah kekosongan/sunyata dengan kekosongan yang ada pada rupa/jasmani, bukan mempersamakan kekosongan dengan rupa/jasmani.

Kalau diganti dengan istilah lain menjadi anatta-nya sunyata adalah sama dengan anatta-nya rupa/jasmani.

Itu saja, cmiiw.


Menarik sekali, baru tahu kalo ada terjemahan lain dari Prajna Paramita Hrdaya Sutra ini....

Bisa diberikan terjemahan isi sutra ini secara lengkap dari awal sampai akhir sesuai dengan versi terjemahan yang berbeda dari terjemahan yg umumnya ini?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #48 on: 22 November 2012, 09:30:24 PM »
Ya, ini saya setuju. Kekosongan di sini adalah sunya yang merujuk pada hakikat skandha, bukan seperti kosong dalam konteks "akincannayatana", apalagi konteks 'gelas kosong/isi; tahu pong/isi'.

Yup.
Munculnya istilah kosong=isi, isi=kosong bagi saya karena salah menerjemahkan dan ini telah digaungkan selama berabad-abad. Banyak orang menganggap istilah ini dalam level teori saja sudah membingungkan karena adanya pembolak-balikkan kata, oleh karena itu dianggap sebagai ajaran kelas tinggi, bahkan dijadikan pondasi berdirinya aliran tertentu.

Bagi kita yang suka menelaah, maka kita bisa melihat bahwa istilah ini adalah berkaitan dengan terjemahan dan dalam bentuk terjemahan lainnya ternyata ajaran ini mengandung ajaran standar. Apalagi saat kita membandingkan dengan litetur lain seperti Kanon Pali, dalam Sunya Sutta contohnya, maka kita bisa mengerti dengan jelas apa maksud dari sunyata/kosong.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #49 on: 22 November 2012, 09:31:02 PM »
Menarik sekali, baru tahu kalo ada terjemahan lain dari Prajna Paramita Hrdaya Sutra ini....

Bisa diberikan terjemahan isi sutra ini secara lengkap dari awal sampai akhir sesuai dengan versi terjemahan yang berbeda dari terjemahan yg umumnya ini?

Tentu saja anda baru tahu Sdr. Ariyakumara, karena baru tadi siang saya terjemahkan  ;D. Seperti yang saya sampaikan di awal saya menerjemahkannya secara bodoh (pakai kamus), khususnya hanya pada bait yang berkaitan dengan yang di permasalahkan yaitu kosong=isi, isi=kosong. Jadi saya tidak menerjemahkan bait lainnya. Dan saya lihat bait lainnya tidak banyak berbeda artinya dengan terjemahan lain yaitu mengenai keadaan dari Sunyata.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #50 on: 22 November 2012, 11:04:37 PM »
Tentu saja anda baru tahu Sdr. Ariyakumara, karena baru tadi siang saya terjemahkan  ;D. Seperti yang saya sampaikan di awal saya menerjemahkannya secara bodoh (pakai kamus), khususnya hanya pada bait yang berkaitan dengan yang di permasalahkan yaitu kosong=isi, isi=kosong. Jadi saya tidak menerjemahkan bait lainnya. Dan saya lihat bait lainnya tidak banyak berbeda artinya dengan terjemahan lain yaitu mengenai keadaan dari Sunyata.

 :))
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #51 on: 23 November 2012, 02:02:32 PM »
Dua hal yang tidak terpisahkan bukan berarti kedua hal tersebut sama. Bukit dan lembah adalah hal yang tidak terpisahkan, jika ada bukit pasti ada lembah, namun keduanya tetap berbeda.


Apakah bro pernah melihatnya terpisah /keadaan terpisahkan, maka bro mengatakan tidak terpisahkan? dalam pengertian seperti seseorang mengatakan ini bukan air tawar dengan menunjukkan pada susu karena ia pernah melihat air tawar. Jika ia tidak pernah melihat air tawan, dapatkan ia mengatakan itu bukan air tawar?
Hanya dalam/melalui pengertian/penalaran suatu keadaan yang terpisah, maka sesuatu dapat dikatakan tidak terpisahkan. Jika begitu apakah bro pernah melihatnya terpisah?

Ibarat seperti sepotong kayu yang panjang, bro membuat garis pada tengah tengah kayu tersebut. Sehingga seseorang mempersepsikan sisi kiri dan kanan. Seperti yang bro katakan wujud dan kosong tidak terpisah, dapatkah kita mengatakan ke dua sisi kayu tersebut tidak terpisahkan? Apakah bro pernah melihat mereka terpisah sehingga dapat dikatakan tidak terpisah? Apakah mereka bersatu sehingga dikatakan tidak terpisah? Kalau mereka menyatu bukankah itu hal yang sama?
Kecuali bro mempersepsikan dalam pandangan sempit yg hanya melihat karakteristik rupa, maka kita melihat ke 2 ujung tersebut terpisah, tetapi benarkan terpisah? Kita bahkan tidak bisa mengatakan ke 2 ujung kayu tersebut terpisah atau tidak terpisah, karena esensi mreka adalah kayu yang memproyeksikan ke dua sisi yang dicerapi oleh kita. Hanya yg terdelusi mengatakan ke 2 ujung terpisah atau tidak terpisah, bahwa ada 2 sisi tersebut, sama seperti seseorang yang mengatakan gelas itu sentengah berisi dan yg laian mengatakan gelas itu setengah kosong tidak menyadari substansi dari yang dilihatnya.

Dapatkah kita mengatakan ia muncul bersama sama? Atau persepsi kita yang hanya melihat karakteristik/rupa dan membeda bedakan karakteristik tersebut dan mengatakan berbeda atau sama dan melihat kemunculan dan menganggap adanya kemunculan dan melihat ketidak terpisahan dan keterpisahan berdasarkan karakteristik tersebut?

Benarkah ke dua sisi tersebut muncul? Apakah sebelumnya ke 2 sisi tersebut tidak ada sehingga dikatakan ke 2 sisi tersebut muncul?

Sama seperti kita berada dalam satu ruang, kemudian kita memaku papan dengan memberi sekat atas dan bawah, tadinya yang tidak ada atas dan bawah sekarang muncul atas dan bawah, Apakah atas dan bawah tersebut muncul bersama sama? Benarkah atas dan bawah muncul dari kekosongan? Benarkah atas dan bawah tidak terpisahkan dalam pengertian bro pernah melihat atas dan bawah terpisah sama seperti analogi air tawar dan susu?

Jika berdasarkan pandangan sempit, hanya melihat karakteristik wujud, pandangan itu hanya menipu diri sehingga muncul ilusinya yang namanya atas dan bawah, muncul bersama dan tidak terpisahkan tanpa melihat yang dilihatnya adalah substansi ruangan tetapi terpesona oleh manifestasi yg muncul dari atas dan bawah sehingga mengenalnya seperti itu  dan mengatakan muncul bersama sama

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #52 on: 23 November 2012, 02:11:08 PM »
Dua hal yang tidak terpisahkan bukan berarti kedua hal tersebut sama. Bukit dan lembah adalah hal yang tidak terpisahkan, jika ada bukit pasti ada lembah, namun keduanya tetap berbeda.


Anggaplah misalnya kita katakan kepala , tubuh dan kaki tangan anda tidak terpisahkan, apakah kelana bukan orang yang sama?

Janganlah anda membawa analogi ini melenceng dan mengatakan benar setiap saat kelana bukan orang yang sama karena adanya perubahan dalam diri kita. Analogi disini bukan untuk melihat dari sisi ketidak kekalan dan perubahan tetapi dalam pengertian sama dan tidak sama kaitannya dengan keterpisahan.

Jika ada kepala maka ada kelana, jika ada kelana maka ada kepala
Jika ada kaki maka ada kelana, jika ada kelana maka ada kaki.

Sama seperti terdelusi mengatakan sisi koin tidak terpisahkan, tetapi mereka bukanlah hal yang sama, tetapi hal yang berbeda.

Sama seperti contoh analogi ruangan yang disekat dengan papan atas dan bawah, berdasarkan opini pengertian bro, atas dan bawah tidak terpisahkan, tetapi atas dan bwah bukanlah hal yang sama.

Ini dikarenakan bro melihat karakteristik wujud , adanya papan dan ke dua sisi yang terpisah oleh papan tanpa melihat substansi yang bro lihat yaitu ruangan sehingga terdelusi melihatnya sebagai sama atau beda.

Seseorang mengatakan itu hanyalah ruang, dan bro mengenalnya sebagai atas dan bawah
« Last Edit: 23 November 2012, 02:14:51 PM by djoe »

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #53 on: 23 November 2012, 02:21:06 PM »
yang terpenting adalah apakah anda tetap mengenakan pakaian atau tidak saat berpergian? Jika ya maka anda masih berpikiran diskriminasi, dualisme.

Jadi menurut anda seseorang yang tidak berpakaian saat bepergian sudah terbebaskan dari diskriminasi, dualisme?

Bukannya tidak berpakaian sendiri adalah dualisme dan diskriminasi?

Jika sudah terbebaskan dari diskriminasi, kenapa masih tidak berpakaian?

 :))

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #54 on: 23 November 2012, 02:33:40 PM »
Bro Djoe...

Argumen 'kosong adalah isi dan isi adalah kosong' anda pada akhirnya terhubung ke Kebenaran Absolut (di Abhidhamma disebut 'Paramattha Sacca').

Paramattha-sacca seyogyanya digunakan dalam pembahasan Abhdidhamma (absolut/hakiki) saja, jadi apa yg dibahas sesuai dengan yg dijelaskan.. satu bahasa

Jika mencomot penjelasan Paramattha-sacca untuk menjelaskan sesuatu yg konvensional (Sammuti-sacca) maka tentu saja kacau balau.. Dua2nya benar, tapi kacamata nya berbeda...

Anda dapat membaca bahwa Sang Buddha menjelaskan tentang Anatta, tapi dipihak lain Sang Budhha juga mengatakan saya.., kalian... dalam pembicaraan sehari2...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #55 on: 23 November 2012, 02:52:43 PM »
Bang Willi belum mengerti. Pria dan wanita itu sama, karena kita melihat pisik [sic] maka menjadi berbeda. Jadi orang yang sudah mengerti, sudah tidak dualisme, masuk toilet ga lihat-lihat dulu WC cewek/cowok.

Terlebih lagi, WC cewek/cowok itu sebenarnya satu, hanya karena disekat, dan berdasarkan persepsi orang, maka terjadilah "WC cewek" dan "WC cowok". Dan kalau tidak ada "WC cowok", maka "WC cewek" ga ada. Itulah sebabnya kalo "WC cowok" tutup, lagi dibersihin OB, cewek2 yang tercerahkan juga tidak pipis, sebab mereka tahu "WC cewek" tidak available tanpa "WC cowok" available, sebab kedua itu muncul bergantungan dan bersamaan.

Sudah paham blom? Paling gampang adalah kita tidak melihat pisik [sic], dan tidak perlu melihat gender lah, ruang lah, atau apa lah. Pejamkan mata, dan pipislah di manapun anda berdiri.

See? Kosong = isi; isi = kosong. Cewek = cowok; cowok = cewek (kalo ga liat pisik [sic]).

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #56 on: 23 November 2012, 02:54:33 PM »
Bang Willi belum mengerti. Pria dan wanita itu sama, karena kita melihat pisik [sic] maka menjadi berbeda. Jadi orang yang sudah mengerti, sudah tidak dualisme, masuk toilet ga lihat-lihat dulu WC cewek/cowok.

Terlebih lagi, WC cewek/cowok itu sebenarnya satu, hanya karena disekat, dan berdasarkan persepsi orang, maka terjadilah "WC cewek" dan "WC cowok". Dan kalau tidak ada "WC cowok", maka "WC cewek" ga ada. Itulah sebabnya kalo "WC cowok" tutup, lagi dibersihin OB, cewek2 yang tercerahkan juga tidak pipis, sebab mereka tahu "WC cewek" tidak available tanpa "WC cowok" available, sebab kedua itu muncul bergantungan dan bersamaan.

Sudah paham blom? Paling gampang adalah kita tidak melihat pisik [sic], dan tidak perlu melihat gender lah, ruang lah, atau apa lah. Pejamkan mata, dan pipislah di manapun anda berdiri.

See? Kosong = isi; isi = kosong. Cewek = cowok; cowok = cewek (kalo ga liat pisik [sic]).


 :)) :)) :))
 :'( :'( :'(

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #57 on: 23 November 2012, 05:38:21 PM »
Apakah bro pernah melihatnya terpisah /keadaan terpisahkan, maka bro mengatakan tidak terpisahkan? dalam pengertian seperti seseorang mengatakan ini bukan air tawar dengan menunjukkan pada susu karena ia pernah melihat air tawar. Jika ia tidak pernah melihat air tawan, dapatkan ia mengatakan itu bukan air tawar?
Spoiler: ShowHide
Hanya dalam/melalui pengertian/penalaran suatu keadaan yang terpisah, maka sesuatu dapat dikatakan tidak terpisahkan. Jika begitu apakah bro pernah melihatnya terpisah?
Ibarat seperti sepotong kayu yang panjang, bro membuat garis pada tengah tengah kayu tersebut. Sehingga seseorang mempersepsikan sisi kiri dan kanan. Seperti yang bro katakan wujud dan kosong tidak terpisah, dapatkah kita mengatakan ke dua sisi kayu tersebut tidak terpisahkan? Apakah bro pernah melihat mereka terpisah sehingga dapat dikatakan tidak terpisah? Apakah mereka bersatu sehingga dikatakan tidak terpisah? Kalau mereka menyatu bukankah itu hal yang sama?
Kecuali bro mempersepsikan dalam pandangan sempit yg hanya melihat karakteristik rupa, maka kita melihat ke 2 ujung tersebut terpisah, tetapi benarkan terpisah? Kita bahkan tidak bisa mengatakan ke 2 ujung kayu tersebut terpisah atau tidak terpisah, karena esensi mreka adalah kayu yang memproyeksikan ke dua sisi yang dicerapi oleh kita. Hanya yg terdelusi mengatakan ke 2 ujung terpisah atau tidak terpisah, bahwa ada 2 sisi tersebut, sama seperti seseorang yang mengatakan gelas itu sentengah berisi dan yg laian mengatakan gelas itu setengah kosong tidak menyadari substansi dari yang dilihatnya.
Dapatkah kita mengatakan ia muncul bersama sama? Atau persepsi kita yang hanya melihat karakteristik/rupa dan membeda bedakan karakteristik tersebut dan mengatakan berbeda atau sama dan melihat kemunculan dan menganggap adanya kemunculan dan melihat ketidak terpisahan dan keterpisahan berdasarkan karakteristik tersebut?
Benarkah ke dua sisi tersebut muncul? Apakah sebelumnya ke 2 sisi tersebut tidak ada sehingga dikatakan ke 2 sisi tersebut muncul?
Sama seperti kita berada dalam satu ruang, kemudian kita memaku papan dengan memberi sekat atas dan bawah, tadinya yang tidak ada atas dan bawah sekarang muncul atas dan bawah, Apakah atas dan bawah tersebut muncul bersama sama? Benarkah atas dan bawah muncul dari kekosongan? Benarkah atas dan bawah tidak terpisahkan dalam pengertian bro pernah melihat atas dan bawah terpisah sama seperti analogi air tawar dan susu?

Jika berdasarkan pandangan sempit, hanya melihat karakteristik wujud, pandangan itu hanya menipu diri sehingga muncul ilusinya yang namanya atas dan bawah, muncul bersama dan tidak terpisahkan tanpa melihat yang dilihatnya adalah substansi ruangan tetapi terpesona oleh manifestasi yg muncul dari atas dan bawah sehingga mengenalnya seperti itu  dan mengatakan muncul bersama sama

Bukit dan lembah tak terpisahkan sejak awal mereka eksis. Saat bukit ada maka lembah ada. Saat bukit tidak ada maka lembah tidak ada.  Ketika pada awal eksisnya saja keduanya sudah tak terpisahkan , bagaimana saya harus mengatakan bahwa saya pernah melihat keduanya terpisahkan?

Jika yang anda inginkan adalah bukti perkataan saya bahwa bukit dan lembah tak terpisahkan sejak awal mereka eksis, silahkan anda pergi ke pantai dan galilah pasir di sana dan tumpuk hingga membentuk sebuah bukit setinggi yang anda suka, maka anda akan lihat bukit dengan lembahnya, keduanya ada berdampingan sejak anda mulai membuatnya.


Quote
Anggaplah misalnya kita katakan kepala , tubuh dan kaki tangan anda tidak terpisahkan, apakah kelana bukan orang yang sama?

Spoiler: ShowHide
Janganlah anda membawa analogi ini melenceng dan mengatakan benar setiap saat kelana bukan orang yang sama karena adanya perubahan dalam diri kita. Analogi disini bukan untuk melihat dari sisi ketidak kekalan dan perubahan tetapi dalam pengertian sama dan tidak sama kaitannya dengan keterpisahan.

Jika ada kepala maka ada kelana, jika ada kelana maka ada kepala
Jika ada kaki maka ada kelana, jika ada kelana maka ada kaki.

Sama seperti terdelusi mengatakan sisi koin tidak terpisahkan, tetapi mereka bukanlah hal yang sama, tetapi hal yang berbeda.

Sama seperti contoh analogi ruangan yang disekat dengan papan atas dan bawah, berdasarkan opini pengertian bro, atas dan bawah tidak terpisahkan, tetapi atas dan bwah bukanlah hal yang sama.

Ini dikarenakan bro melihat karakteristik wujud , adanya papan dan ke dua sisi yang terpisah oleh papan tanpa melihat substansi yang bro lihat yaitu ruangan sehingga terdelusi melihatnya sebagai sama atau beda.

Seseorang mengatakan itu hanyalah ruang, dan bro mengenalnya sebagai atas dan bawah

Maaf anda salah, saya tidak akan mengatakan analogi anda melenceng tapi saya katakan analogi anda salah. Mengapa salah? Karena sejak lahir kepala, tubuh dan kaki, tangan saya memang tidak terpisahkan (jika terpisahkan maka saya sudah lama mati), dan anda katakan “anggaplah misalnya …tidak terpisahkan”? (ini berarti anda berpikir bahwa  kepala  tubuh dan kaki tangan saya terpisah).
Silahkan cari di google gambar tubuh manusia umumnya yang memang tidak terpisahkan, yang dijalin oleh tulang, sendi, otot, darah dll.

Jadi karena analogi anda salah maka penjelasan anda berdasarkan analogi juga salah, dengan demikian tidak perlu saya tanggapi. Benar tidak? Tentu saja benar.

Quote
Jadi menurut anda seseorang yang tidak berpakaian saat bepergian sudah terbebaskan dari diskriminasi, dualisme?

Bukannya tidak berpakaian sendiri adalah dualisme dan diskriminasi?

Jika sudah terbebaskan dari diskriminasi, kenapa masih tidak berpakaian?

 8) Jawabannya mudah, karena secara alami saat lahir anda tidak berpakaian, maka anda yang tidak berpikiran diskriminasi seharusnya kembali ke posisi alami di saat pikiran anda belum ternoda atau terpolusi dengan konsep kegunaan dari pakaian yang penuh dengan dualitas dan diskriminasi.

Nah, sekarang, bagaimana? Anda mau tanpa pakaian ketika pergi? Jika tidak berarti anda masih berpikir diskriminasi.  ^-^

Bahkan tulisan anda selama ini penuh dengan pikiran diskriminasi, dualisme.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #58 on: 24 November 2012, 05:37:05 AM »

Bahkan tulisan anda selama ini penuh dengan pikiran diskriminasi, dualisme.

mungkin aja sudah melampui, triasisme   ;D
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan
« Reply #59 on: 24 November 2012, 10:09:23 AM »
Bukit dan lembah tak terpisahkan sejak awal mereka eksis. Saat bukit ada maka lembah ada. Saat bukit tidak ada maka lembah tidak ada.  Ketika pada awal eksisnya saja keduanya sudah tak terpisahkan , bagaimana saya harus mengatakan bahwa saya pernah melihat keduanya terpisahkan?

Jika yang anda inginkan adalah bukti perkataan saya bahwa bukit dan lembah tak terpisahkan sejak awal mereka eksis, silahkan anda pergi ke pantai dan galilah pasir di sana dan tumpuk hingga membentuk sebuah bukit setinggi yang anda suka, maka anda akan lihat bukit dengan lembahnya, keduanya ada berdampingan sejak anda mulai membuatnya.


Bagaimana kita bisa mengatakan susu bukanlah air tawar jika kita belum pernah mengenal air tawar?
Bagaimana kita bisa mengatakan bukit dan lembah tidak terpisahkan jika kita belum mengenal yang terpisahkan?

kita  tidak menyadari telah mengambil kesimpulan tak terpisahkan hanya berdasarkan persepsi dan karakteristik wujud
kita  tidak menyadari hanya bergerak di dalam persepsinya, melekat pada kata kata, mendiskriminasikan dengan melihat karakteristik dari segala sesuatu.

8) Jawabannya mudah, karena secara alami saat lahir anda tidak berpakaian, maka anda yang tidak berpikiran diskriminasi seharusnya kembali ke posisi alami di saat pikiran anda belum ternoda atau terpolusi dengan konsep kegunaan dari pakaian yang penuh dengan dualitas dan diskriminasi.

Saya baru tahu yang namanya keadaan terbebaskan dari dualitas berdasarkan kondisi dan kesimpulan"karena secara alami saat lahir anda tidak berpakaian,.............. " dan diikuti dengan kata seharusnya
 :)) :)) :))

Dikarenakan pandangan kita  yang masih diskriminasi dan terkondisi sehingga hanya bergerak di dalamnya.
Mensyaratkan sesuatu harus seperti itu agar terbebaskan dari dualitas tidak menyadari kita hanya bergerak berputar putar didalamnya.

Jadi dengan kondisi pikiran seperti ini, bagaimana mungkin kita mengenali keadaan terbebaskan dari dualitas?

.. di saat pikiran anda belum ternoda atau terpolusi dengan konsep kegunaan dari pakaian yang penuh dengan dualitas dan diskriminasi.

lalu kenapa bro menangis ketika bro ngompol. Maksud saya sewaktu bayi loh bukan sekarang
 :)) :)) :))


Jadi cukup sampai disini saja sebelum terjadi debat kusir hanya untuk menunjukkan ego.
Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
 _/\_
« Last Edit: 24 November 2012, 10:32:17 AM by djoe »

 

anything