Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Buddhisme Awal => Topic started by: cuntisapoho on 13 January 2016, 10:08:33 AM

Title: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: cuntisapoho on 13 January 2016, 10:08:33 AM
Dear members,

saya ada sedikit kebutaan dengan sekte dalam agama diluar Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Barusan saya bertemu dengan anak murid yang
bertanya tentang aliran Nichiren dan memberitahukan saya tentang "Monk" atau dikenal dengan bikkhu yang boleh menikah dan menjalankan kehidupan
duniawi lainnya. Mereka mencukur rambut tetapi memakai baju dll seperti orang awam lainnya.

Jika ada member disini yang mengerti tentang sekte diluar Theravada, Mahayana, dan Tantrayana mohon bimbingannya agar saya bs menjelaskan kpd
banyak orang tentang hal ini. Terima kasih. Svaha, Namo Buddhaya *anjali*
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: xenocross on 13 January 2016, 09:49:19 PM
Nichiren itu sekte jepang

Di masa lalu, pemerintah jepang mengeluarkan aturan yang memerintahkan para bhikkhu menikah, karena dianggap merusak sistem sosial
Ini bertentangan dengan vinaya bhikkhu. Tapi di Jepang karena sudah lama, lama kelamaan jadi dianggap biasa.

Nichiren sendiri adalah seorang tokoh bhikhhu kontroversial yang mengajarkan untuk praktek hanya melafal mantra "Namyohorongekyo" atau "Namo Saddharma Pundarika Sutra" dalam bahasa sansekertanya. Alias ngajarin untuk melafal judul buku. Bukannya membaca isi bukunya. Aneh kan?
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: cuntisapoho on 14 January 2016, 10:42:58 AM
Nichiren itu sekte jepang

Di masa lalu, pemerintah jepang mengeluarkan aturan yang memerintahkan para bhikkhu menikah, karena dianggap merusak sistem sosial
Ini bertentangan dengan vinaya bhikkhu. Tapi di Jepang karena sudah lama, lama kelamaan jadi dianggap biasa.

Nichiren sendiri adalah seorang tokoh bhikhhu kontroversial yang mengajarkan untuk praktek hanya melafal mantra "Namyohorongekyo" atau "Namo Saddharma Pundarika Sutra" dalam bahasa sansekertanya. Alias ngajarin untuk melafal judul buku. Bukannya membaca isi bukunya. Aneh kan?

makasih sangat atas ilmunya gan. Saya masih bingung sebenarnya untuk menjelaskan hal ini. Menurut saya agak janggal dan berbeda dengan budaya
Buddhis. Lantas bagaimana dengan perkembangan di Indonesia. Mohon pencerahannya juga untuk menjelaskan hal ini kepada anak - anak atau umat awam
yang baru mengenal Buddhis. Thanks
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: cumi polos on 14 January 2016, 02:04:22 PM
makasih sangat atas ilmunya gan. Saya masih bingung sebenarnya untuk menjelaskan hal ini. Menurut saya agak janggal dan berbeda dengan budaya
Buddhis. Lantas bagaimana dengan perkembangan di Indonesia. Mohon pencerahannya juga untuk menjelaskan hal ini kepada anak - anak atau umat awam
yang baru mengenal Buddhis. Thanks

ada waktu sih sebaiknya tinjau lokasi...karna apapu itu ajarannya juga ada sisi lainnya
spt

1 management (wihara, dst)
2 customer services
3 kwalitas umat
dst dst
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: cuntisapoho on 15 January 2016, 02:39:06 PM
ada waktu sih sebaiknya tinjau lokasi...karna apapu itu ajarannya juga ada sisi lainnya
spt

1 management (wihara, dst)
2 customer services
3 kwalitas umat
dst dst


jujur chanel sy untuk yg sekte selain Theravada, Mahayana, and Tantrayana masi kurang makanya butuh bantuan disini
untuk lokasi dll belum tau juga komunitasnya dmn. Thanks
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: seniya on 16 January 2016, 07:49:41 AM

jujur chanel sy untuk yg sekte selain Theravada, Mahayana, and Tantrayana masi kurang makanya butuh bantuan disini
untuk lokasi dll belum tau juga komunitasnya dmn. Thanks

Awalnya terdapat 2 kelompok besar aliran Buddhisme beberapa ratus tahun setelah wafatnya Sang Buddha, yaitu Mahasanghika dan Sthaviravada, tetapi kedua kelompok masing-masing terpecah lagi menjadi total sebanyak 18 aliran Buddhisme awal. Sejarah perkembangan aliran2 Buddhisme awal tsb secara ringkas sbb:

Para ahli sejarah menyebut ajaran Buddha awal mula yang berkembang sebelum perpecahan aliran sebagai Buddhisme awal atau Buddhisme pra-sektarian. Periode Buddhisme awal dimulai sejak Sang Buddha mengajarkan Dhamma pertama kali kepada lima pertapa yang kemudian menjadi para bhikkhu pertama di Taman Rusa Isipatana di Benares sampai beberapa ratus tahun setelah wafatnya Sang Buddha sebelum terjadinya perpecahan aliran-aliran. Tak lama setelah wafatnya Sang Buddha, para bhikkhu yang berjumlah 500 orang mengadakan pertemuan untuk mengulang kembali ajaran-ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada berbagai kalangan selama 45 tahun pengembaraan Beliau berkeliling mengajar ke seluruh penjuru India. Pertemuan ini dikenal sebagai Konsili Buddhis I dan berhasil mengumpulkan ajaran Buddha yang dikelompokkan dalam Dhamma (ajaran praktis yang tertuang dalam kotbah-kotbah Sang Buddha) dan Vinaya (aturan disiplin monastik bagi para bhikkhu dan bhikkhuni). Walaupun sebelum wafatnya Sang Buddha berpesan agar beberapa aturan monastik yang kurang penting dapat dihapuskan, para bhikkhu dalam Konsili I memutuskan untuk tidak mengubah apa pun dalam Vinaya.

Seratus tahun kemudian terjadi perbedaan pendapat dan penafsiran atas Vinaya sehingga memunculkan 10 poin yang diajukan para bhikkhu dari negeri Vajji (Vajjiputtaka), yang di antaranya memperbolehkan para bhikkhu menggunakan emas dan perak (sama dengan uang sebagai alat tukar pada masa modern ini). Para bhikkhu senior kemudian berkumpul dan memutuskan praktek 10 poin tersebut tidak sesuai dengan ajaran Buddha. Pertemuan ini kemudian dikenal sebagai Konsili Buddhis II dan perselisihan berhasil didamaikan. Lebih dari seratus tahun kemudian muncul perbedaan pendapat sehubungan dengan Dhamma yang mempertanyakan status pencerahan seorang Arahant (siswa Buddha yang tercerahkan) dalam 5 poin yang diajukan oleh seorang bhikkhu bernama Mahadeva menurut beberapa versi kisah perpecahan awal. Saat itu Sangha (komunitas monastik Buddhis) terpecah menjadi dua kelompok: kelompok para bhikkhu yang berjumlah besar yang menerima 5 poin tersebut (yang disebut Mahasanghika) dan kelompok para bhikkhu senior (thera atau sthavira) yang kalah jumlahnya menolak 5 poin (yang kemudian dikenal sebagai Sthaviravada). Ini merupakan kisah perpecahan pertama berdasarkan catatan dari golongan Sthaviravada.

Menurut catatan golongan Mahasanghika sendiri, para bhikkhu senior berusaha menambah aturan Vinaya yang ditolak para bhikkhu yang berjumlah besar. Kelompok para bhikkhu yang berjumlah besar (Mahasanghika) memisahkan diri dari kelompok para bhikkhu senior (Sthaviravada). Menurut aliran Theravada, untuk membantah 5 poin yang dikemukakan golongan Mahasanghika, para bhikkhu senior mengadakan pertemuan yang dikenal sebagai Konsili Buddhis III pada masa Raja Asoka yang mengumpulkan 6 kitab Abhidhamma Pitaka (kelompok ajaran skolastik berdasarkan pengelompokan skematik yang dikembangkan dari kotbah-kotbah Sang Buddha) dan menghasilkan kitab bantahan ajaran-ajaran menyimpang yang disebut Kathavatthu, tetapi catatan Konsili III ini tidak ditemukan dalam aliran awal yang lain.

Selama beberapa ratus tahun kemudian, perpecahan yang lebih lanjut terjadi di dalam golongan Mahasanghika dan Sthaviravada sendiri karena perbedaan dalam hal ajaran dan menghasilkan 18 aliran Buddhisme awal seluruhnya. Salah satu aliran itu, Vibhajjavada yang berasal dari golongan Sthaviravada, masuk ke Srilanka dan berkembang di sana sampai saat ini menjadi aliran Theravada sekarang. Sementara itu aliran-aliran awal lainnya mengalami kepunahan seiring dengan lenyapnya Buddhisme di India pada abad ke-13 M, tetapi beberapa kitab ajaran mereka berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Tiongkok dan Tibet dan diwarisi oleh aliran Mahayana dan Vajrayana saat ini.

Mahayana sendiri muncul pada sekitar 500 tahun setelah wafatnya Sang Buddha sebagai gerakan yang berusaha mereformasi tujuan ajaran Buddha awal dari pencapaian Kearahantaan yang dianggap individualis menjadi pencapaian Kebuddhaan melalui jalan Bodhisattva sebelum akhirnya menjadi aliran tersendiri, sedangkan Vajrayana adalah tradisi Buddhis yang muncul belakangan (sekitar abad ke-8 M) yang berusaha mencapai tujuan kehidupan spiritual dengan menekankan pada pendekatan ritual (tantra) yang diturunkan secara rahasia (esoterik) dari guru ke murid.


Selengkapnya tentang aliran-aliran Buddhisme awal secara lebih mendalam dapat dibaca di Sekilas Tentang Aliran-Aliran Buddhisme Awal (https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=24695.0)
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: kenzie25 on 18 January 2016, 03:39:00 PM
masih perlu banyak belajar untuk hal ini saya  :o
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: cuntisapoho on 20 January 2016, 10:20:32 AM
Awalnya terdapat 2 kelompok besar aliran Buddhisme beberapa ratus tahun setelah wafatnya Sang Buddha, yaitu Mahasanghika dan Sthaviravada, tetapi kedua kelompok masing-masing terpecah lagi menjadi total sebanyak 18 aliran Buddhisme awal. Sejarah perkembangan aliran2 Buddhisme awal tsb secara ringkas sbb:

Para ahli sejarah menyebut ajaran Buddha awal mula yang berkembang sebelum perpecahan aliran sebagai Buddhisme awal atau Buddhisme pra-sektarian. Periode Buddhisme awal dimulai sejak Sang Buddha mengajarkan Dhamma pertama kali kepada lima pertapa yang kemudian menjadi para bhikkhu pertama di Taman Rusa Isipatana di Benares sampai beberapa ratus tahun setelah wafatnya Sang Buddha sebelum terjadinya perpecahan aliran-aliran. Tak lama setelah wafatnya Sang Buddha, para bhikkhu yang berjumlah 500 orang mengadakan pertemuan untuk mengulang kembali ajaran-ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada berbagai kalangan selama 45 tahun pengembaraan Beliau berkeliling mengajar ke seluruh penjuru India. Pertemuan ini dikenal sebagai Konsili Buddhis I dan berhasil mengumpulkan ajaran Buddha yang dikelompokkan dalam Dhamma (ajaran praktis yang tertuang dalam kotbah-kotbah Sang Buddha) dan Vinaya (aturan disiplin monastik bagi para bhikkhu dan bhikkhuni). Walaupun sebelum wafatnya Sang Buddha berpesan agar beberapa aturan monastik yang kurang penting dapat dihapuskan, para bhikkhu dalam Konsili I memutuskan untuk tidak mengubah apa pun dalam Vinaya.

Seratus tahun kemudian terjadi perbedaan pendapat dan penafsiran atas Vinaya sehingga memunculkan 10 poin yang diajukan para bhikkhu dari negeri Vajji (Vajjiputtaka), yang di antaranya memperbolehkan para bhikkhu menggunakan emas dan perak (sama dengan uang sebagai alat tukar pada masa modern ini). Para bhikkhu senior kemudian berkumpul dan memutuskan praktek 10 poin tersebut tidak sesuai dengan ajaran Buddha. Pertemuan ini kemudian dikenal sebagai Konsili Buddhis II dan perselisihan berhasil didamaikan. Lebih dari seratus tahun kemudian muncul perbedaan pendapat sehubungan dengan Dhamma yang mempertanyakan status pencerahan seorang Arahant (siswa Buddha yang tercerahkan) dalam 5 poin yang diajukan oleh seorang bhikkhu bernama Mahadeva menurut beberapa versi kisah perpecahan awal. Saat itu Sangha (komunitas monastik Buddhis) terpecah menjadi dua kelompok: kelompok para bhikkhu yang berjumlah besar yang menerima 5 poin tersebut (yang disebut Mahasanghika) dan kelompok para bhikkhu senior (thera atau sthavira) yang kalah jumlahnya menolak 5 poin (yang kemudian dikenal sebagai Sthaviravada). Ini merupakan kisah perpecahan pertama berdasarkan catatan dari golongan Sthaviravada.

Menurut catatan golongan Mahasanghika sendiri, para bhikkhu senior berusaha menambah aturan Vinaya yang ditolak para bhikkhu yang berjumlah besar. Kelompok para bhikkhu yang berjumlah besar (Mahasanghika) memisahkan diri dari kelompok para bhikkhu senior (Sthaviravada). Menurut aliran Theravada, untuk membantah 5 poin yang dikemukakan golongan Mahasanghika, para bhikkhu senior mengadakan pertemuan yang dikenal sebagai Konsili Buddhis III pada masa Raja Asoka yang mengumpulkan 6 kitab Abhidhamma Pitaka (kelompok ajaran skolastik berdasarkan pengelompokan skematik yang dikembangkan dari kotbah-kotbah Sang Buddha) dan menghasilkan kitab bantahan ajaran-ajaran menyimpang yang disebut Kathavatthu, tetapi catatan Konsili III ini tidak ditemukan dalam aliran awal yang lain.

Selama beberapa ratus tahun kemudian, perpecahan yang lebih lanjut terjadi di dalam golongan Mahasanghika dan Sthaviravada sendiri karena perbedaan dalam hal ajaran dan menghasilkan 18 aliran Buddhisme awal seluruhnya. Salah satu aliran itu, Vibhajjavada yang berasal dari golongan Sthaviravada, masuk ke Srilanka dan berkembang di sana sampai saat ini menjadi aliran Theravada sekarang. Sementara itu aliran-aliran awal lainnya mengalami kepunahan seiring dengan lenyapnya Buddhisme di India pada abad ke-13 M, tetapi beberapa kitab ajaran mereka berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Tiongkok dan Tibet dan diwarisi oleh aliran Mahayana dan Vajrayana saat ini.

Mahayana sendiri muncul pada sekitar 500 tahun setelah wafatnya Sang Buddha sebagai gerakan yang berusaha mereformasi tujuan ajaran Buddha awal dari pencapaian Kearahantaan yang dianggap individualis menjadi pencapaian Kebuddhaan melalui jalan Bodhisattva sebelum akhirnya menjadi aliran tersendiri, sedangkan Vajrayana adalah tradisi Buddhis yang muncul belakangan (sekitar abad ke-8 M) yang berusaha mencapai tujuan kehidupan spiritual dengan menekankan pada pendekatan ritual (tantra) yang diturunkan secara rahasia (esoterik) dari guru ke murid.


Selengkapnya tentang aliran-aliran Buddhisme awal secara lebih mendalam dapat dibaca di Sekilas Tentang Aliran-Aliran Buddhisme Awal (https://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=24695.0)


Iya sejarahnya memang seperti itu. Namun sekarang diluar Mahayana. Theravadha,maupun Tantrayana banyak sekali aliran Buddhis yang setau saya mereka mengikuti kultur masing2 negara saat penyebarannya sehingga terjadilah banyak aliran. Namun yg sy ingin tau tentang isi ajarannya. Apakah Dhamma atau kunci dari ajaran Buddha ada di dala setiap aliran atau di antara semua aliran ini hany a cara berdoanya saja yang berbeda?
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: seniya on 22 January 2016, 05:50:28 PM

Iya sejarahnya memang seperti itu. Namun sekarang diluar Mahayana. Theravadha,maupun Tantrayana banyak sekali aliran Buddhis yang setau saya mereka mengikuti kultur masing2 negara saat penyebarannya sehingga terjadilah banyak aliran. Namun yg sy ingin tau tentang isi ajarannya. Apakah Dhamma atau kunci dari ajaran Buddha ada di dala setiap aliran atau di antara semua aliran ini hany a cara berdoanya saja yang berbeda?

Benar, di luar aliran2 Buddhis yang mainstream terdapat banyak ajaran yang juga mengaku berasal dari Buddha yang muncul di masa modern ini. Beberapa hanya mencatut nama Buddha saja, tidak mencerminkan ajaran Buddha yang sebenarnya. Untuk mengetahui apakah ajaran2 tsb adalah ajaran Buddha atau bukan, sebenarnya tidak sulit karena ajaran Buddha memiliki ajaran2 spesifik yang tidak ada dalam ajaran lain, yaitu 4KM, JMB8, paticcasamuppada, tilakkhana, dan bodhipakkhiyadhamma (37 faktor yang membawa pada pencerahan)....
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: cuntisapoho on 25 January 2016, 03:29:18 PM
Benar, di luar aliran2 Buddhis yang mainstream terdapat banyak ajaran yang juga mengaku berasal dari Buddha yang muncul di masa modern ini. Beberapa hanya mencatut nama Buddha saja, tidak mencerminkan ajaran Buddha yang sebenarnya. Untuk mengetahui apakah ajaran2 tsb adalah ajaran Buddha atau bukan, sebenarnya tidak sulit karena ajaran Buddha memiliki ajaran2 spesifik yang tidak ada dalam ajaran lain, yaitu 4KM, JMB8, paticcasamuppada, tilakkhana, dan bodhipakkhiyadhamma (37 faktor yang membawa pada pencerahan)....

Ya pada dasarnya memang ada yang berbeda dengan ajaran Buddha. Dari yang saya pelajari dan juga tanya jawab dengan komunitas mereka. Mmm untuk ambil jalan tengahnya sy sbg org yang berada diantara mereka yang berbeda meski mengaku Buddhis jadi sy cuma menjembatani aja tentang ajaran Buddha yang bukan agama tapi jalan hidup. dll. poinnya hanya ingin membuat mereka menjalankan ajaran Buddha stdknya 5 sila meski dalam "pakaian" yang berbeda. :) Thanks anyway buat semua komen n bantuan pencerahannya tentang ajaran Buddha. Mohon bantu jawab thread sy yg lain ttg bendera Buddhis. Terima kasih. :)
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: auri on 04 February 2016, 02:20:03 PM
Dear members,

saya ada sedikit kebutaan dengan sekte dalam agama diluar Theravada, Mahayana, dan Tantrayana. Barusan saya bertemu dengan anak murid yang
bertanya tentang aliran Nichiren dan memberitahukan saya tentang "Monk" atau dikenal dengan bikkhu yang boleh menikah dan menjalankan kehidupan
duniawi lainnya. Mereka mencukur rambut tetapi memakai baju dll seperti orang awam lainnya.

Jika ada member disini yang mengerti tentang sekte diluar Theravada, Mahayana, dan Tantrayana mohon bimbingannya agar saya bs menjelaskan kpd
banyak orang tentang hal ini. Terima kasih. Svaha, Namo Buddhaya *anjali*

Sdri

membaca diatas, sy tdk kuat.
tantra model jpg itu jauh dari aslinya.
semua dimodifikasi krn terpaksa.
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: Jual Sapi on 12 March 2016, 05:18:38 PM
Bersama waktu, aliran yang mengatasnamakan agama Buddha akan semakin lama semakin banyak, untuk memudahkan membedakan apakah suatu aliran  yang juga disebut agama Buddha apakah benar itu termasuk agama Buddha atau bukan, silakan menggunakan beberapa rumusan dibawah ini :

1. Menerima Buddha Sakyamuni Sebagai guru kita
2. Menerima empat kebenaran arya
3. Menerima Delapan Jalan Utama
4. Menerima Patica Samupada
5. Menolak ide adanya Makhluk Tertinggi yang menciptakan dan mengatur bumi ini.
6. Menerima Anicca, Dukkha, Anatta dan Sila, Samadhi, Panna

Aliran Maetreya, Gohosun, Chinghai, Cik kong, Lu Seng Yan tidak termasuk dalam agama Buddha karena yang paling simple dari ajaran ini tidak ada dalam aliran mereka.
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 12 March 2016, 09:37:44 PM
Om Jual Sapi, kalau begitu ada orang2 yang mengaku mengikuti Sang Buddha tapi 6 rumusan itu ga komplit, sedangkan banyak umatnya. Harus bagaimana dong?
Title: Re: Pelajaran sekte dalam agama Buddha
Post by: Jual Sapi on 12 March 2016, 11:21:07 PM
Pemilihan agama itu berdasarkan kecocokan, umat budha kan majemuk. jika itu adalah pilihan mereka, kita akan menghormati pilihannya.

Kepada umat buddha, jangan lah gampang menerima suatu ajaran begitu saja hanya karena yg mengajak itu terlihat suci, bijaksana, ajarannya logika, umatnya banyak, dll