//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tradisi pai cheng bu  (Read 52504 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #135 on: 08 September 2011, 04:57:14 PM »
diri sendiri yang melakukannya, maka akibatnya diri sendiri juga yang menanggungnya.

mengenai LDM, ada jalan yang menambah LDM, ada jalan untuk mengurangi LDM, tinggal anda laksanakan saja yang menurut anda baik.

terima kasih.

mohon jabarkan cakupan pembahasan Moha
saya tertarik pada topik ini.
 _/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #136 on: 08 September 2011, 05:07:12 PM »
terima kasih.

mohon jabarkan cakupan pembahasan Moha
saya tertarik pada topik ini.
 _/\_
ya sebaiknya bikin saja thread baru.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #137 on: 08 September 2011, 05:17:00 PM »
ya sebaiknya bikin saja thread baru.

sekarang tidak sempat, mungkin besok pagi saya bikin thread nya.
jangan lupa mampir ya....

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #138 on: 09 September 2011, 06:32:45 AM »
Kalau menurut saya, tradisi pai cheng bu tidak termasuk dalam belenggu Sakkayaditthi (pandangan bahwa ritual bisa membawa pada pembebasan / nibbana)...

sedangkan kalau micchaditthi (pandangan salah) itu, pedoman saya adalah 62 pandangan salah di dalam brahmajala sutta (Digha Nikaya).

CMIIW...

jadi LDM tergolong dimana ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #139 on: 09 September 2011, 10:56:52 AM »
jadi LDM tergolong dimana ?


mohon mampir disini ya http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21124.0
kita bahas LDM secara tersendiri.

Offline hasta2

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: -2
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #140 on: 12 April 2016, 09:29:57 AM »
mohon bimbingan dari para senior.

saya seorang ayah, sekarang anak saya sudah genap berusia 1 tahun 1 bulan

menurut tradisi tionghoa, mama dan papa saya mengajarkan saya yang punya momongan untuk "pai cheng bu" pada setiap bulan tepat pada tanggal kelahiran anak saya.
menurut kepercayaan, "cheng bu" adalah pelindung, pembimbing yang menjaga bagi bayi kita. mungkin di dunia barat istilah "cheng bu" di namakan "ibu peri" (mohon koreksi bila salah)

jadi dimana pada tanggal kelahiran anak saya, maka saya akan "pai cheng bu"
tempat :
di kamar, tepatnya di kasur tempat biasa anak saya tidur.

1 lampu minyak (katanya ada yang pake lilin juga, tapi saya pake lampu minyak)
1 mangkuk nasi + telur
belasan lembar kimcoa + 3 batang hio
1 hiolo
1 kaleng tempat pembakaran kimcoa.

ucapannya kira2 gini :
cheng bu, ini hari 8 gwe 27, anak ini (nama anak saya) sudah berusia 1 tahun 1 bulan. sekarang ini anak semakin nakal, suka memanjat kursi, meja atau sesuatu yang tinggi. engkau harus lebih memperhatikan dan menjaga kala kami lengah.  jangan sampai ini anak jatuh dan terluka.
juga engkau harus jaga supaya ini anak bobo dengan nyenyak pada malam, dan bermain dengan gembira pada siang.
ini ada sedikit nasi, makan lah. juga ada sedikit kimcoa untuk engkau.

setelah itu bakar kimcoa, setelah kimcoa padam simpan nasi, lampu minyak dan hiolo.

dan sampai hari ini saya meyakininya, dan mempraktikkannya tanpa alpa.

sebagai informasi, dalam pai cheng bu kita tidak boleh meminta "po pi", lebih tepatnya kita menyuruh bukan memohon. konon katanya cheng bu adalah bertugas menjaga anak, jadi kita tidak memohon tapi mengingatkan. seperti ucapan saya diatas yang mengingatkan bahwa anak ini sudah pandai memanjat kursi, meja dan lainnya yang cukup berbahaya, jadi kita kudu ngingatkan pada cheng bu supaya lebih fokus buat jaga anaknya. anaknya? ya dalam pengertian disini anak kita juga adalah anaknya cheng bu. so kita tidak boleh memohon hanya mengingatkan.

mungkin bagi sebagian orang ini terdengar lucu, tapi jika anda tionghoa yang hidup di sekitar Provinsi Riau tentu sudah tidak asing lagi dengan ini. saya tidak tau kebiasaan atau kepercayaan atau tradisi ini ditempat lain apakah ada atau tidak?

pertanyaannya. bagaimanakah pandangan Buddhisme mengenai PAI CHENG BU ?
apakah dari para DC-ers pernah atau mengetahui mengenai tradisi ini? mohon sharenya.
lanjut, apa dengan tetap menjalankan tradisi pai cheng bu saya melenceng dari ajaran Buddha?

sekali lagi mohon bimbingan dari para senior
 _/\_ _/\_ _/\_ _/\_

mesti dilihat dulu, apakah 'peri' itu benar ada atau tidak.
yg dimaksud peri, tentu dewata wanita yg kebajikan dan
kemampuannya diatas manusia biasa.
ciri anak yg memiliki pendamping

   lahir tanpa sakit, sedikit kotoran
   menangis panjang, diam pun panjang
   suka tertawa, gembira
   ketika dewasa, ia menyadari spt ini
        1. ada yg memberitahu begini dan begitu
        2. mimpi yg menjadi kenyataan
        3. sering terhindar dari bahaya.nyaris kena.

krn itu dewata, tinggi rendah usianya, sesuai dgn
kebajikan sang anak di kehidupan sebelumnya.
krn itu mesti hati hati bicara.belum tentu ia 'peri
yg seperti fi film
spy tdk kurang ajar, manusia merendahlah sesuai derajatnya.

tanda kebajikan orang tua tidak kuat bersanding dgn kebajikan
anak salahsatunya sang ibu meninggal dunia setelah melahirkan.
ini hukum perbuatan, walaupun sang ibu lahir di surga,
jika ia bertemu dgn sang anak, ia yg mesti anjali danturun dari
kursi teratainya.

ini contoh karma kelompok, yg bersifat temporer dalam arti
per kasus, tdk terjadi pada setiap keluarga.
« Last Edit: 12 April 2016, 09:39:24 AM by hasta2 »

Offline hasta2

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: -2
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #141 on: 12 April 2016, 11:27:34 AM »
apa hubungannya dgn theravada.
ada pada penghormatan, budhi carita,
sila, tdk terikat kpd orang tua.

anak yg demikian mudah belajar theravada,
cerewet dgn kebaktian dan upacara, sedikit diskusi,
banyak membaca dan sedikit menerjemahkan.

jika  bertemu pak biksu, ia cenderung diam, menghindar.
tapi jika diajar samadi, mudah diarahkan, tidak suka vipasana,
sukanya samatha plus jhana 1 2 3.

sifat yg lain cenderung otoriter. Krn itu sifatnya
sering tdk serius jika diajak serius.

jika meminta sila, biasanya ditolak pak biksu,
krn dalam kehidupannya, 5 sila sdh otomatis.

orang tuanya jika tdk menjaga prilaku, kelak akan malu
didepan anaknya.
tidak menyukai saddha caritta.daripada sradha lebih baik sila.
jika ia membaca kisah sidharta dibawah pohon, ia tdk ragu uji
coba, apa benar manusia bisa tahan makan 1 butir nasi sehari
tanpa ragu, tdk menyesal jika masuk ugd krn radang usus.

ia tdk suka dgn teori yg berlebihan
     misalnya tdk akan meninggalkan niraya sblm
     semua penghuninya ke surga.
     semoga semua mahluk happy

bagi dia, tidak mungkin, shg disebut budhi caritta.bukan saddha carita.












« Last Edit: 12 April 2016, 11:51:31 AM by hasta2 »

Offline hasta2

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 16
  • Reputasi: -2
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #142 on: 12 April 2016, 07:29:40 PM »
doble post
« Last Edit: 12 April 2016, 07:34:05 PM by hasta2 »