//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tripitaka - Tipitaka  (Read 10918 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Tripitaka - Tipitaka
« on: 26 April 2014, 10:15:36 AM »
teman-teman tlg dong penjelasannya, apa perbedaan antara Tipitaka dan Tripitaka?
kenapa bisa berbeda?
dan mengapa isi Tripitaka ada yang berbeda, misalnya dalam hal makan dalam Tripitaka sangat dianjurkan untuk vegetarian seperti dalam Bhaisajyaguru Sutra, namun dalam Tipitaka hal ini tidak dianjurkan ::)
terimakasih  :)

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #1 on: 26 April 2014, 12:46:38 PM »
hal makan daging memang tidak ada dalam patimokkha dan pratimoksha, tapi ada dalam sumpah bodhisatva yg diambil setelah penahbisan.

mungkin yg benar kita perlu membedakan koridor sektenya supaya kgk kecampur2. jadi sah2 saja kalau mau vegetarian karena dia mengikuti sekte yg menganut vegetarian.
There is no place like 127.0.0.1

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #2 on: 26 April 2014, 01:12:27 PM »
Untuk pandangan tentang vegetarian dalam Mahayana, bisa dibaca di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24840.0.html
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #3 on: 26 April 2014, 03:36:26 PM »
hal makan daging memang tidak ada dalam patimokkha dan pratimoksha, tapi ada dalam sumpah bodhisatva yg diambil setelah penahbisan.

mungkin yg benar kita perlu membedakan koridor sektenya supaya kgk kecampur2. jadi sah2 saja kalau mau vegetarian karena dia mengikuti sekte yg menganut vegetarian.

Untuk tripitaka dan tipitaka kenapa bisa berbeda ko?

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #4 on: 26 April 2014, 03:46:13 PM »
Untuk pandangan tentang vegetarian dalam Mahayana, bisa dibaca di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24840.0.html

Maaf mau tanya ko? bagaimana seseorang bisa tidak tahu bahwa daging itu dibuat untuknya? kan kita punya logika
terus sy pernah mendengar seorang pandita mengatakan kita boleh makan daging asalkan kita beli yang udah mati, bukankah dengan membeli yang mati sama aja dengan memancing pembunuhan?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #5 on: 26 April 2014, 10:20:05 PM »
Maaf mau tanya ko? bagaimana seseorang bisa tidak tahu bahwa daging itu dibuat untuknya?
Tentu bisa tahu karena diceritakan sama yg traktir atau yg undang

Quote
kan kita punya logika
terus sy pernah mendengar seorang pandita mengatakan kita boleh makan daging asalkan kita beli yang udah mati, bukankah dengan membeli yang mati sama aja dengan memancing pembunuhan?

Mungkin bro kelvin, boleh riset di pasar selama 1 Minggu, apakah tanpa belanja bangkai Dari pembunuhan mahluk hewan, apakah akan terjadi pengurangan pembunuhan !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #6 on: 27 April 2014, 11:04:02 AM »
Tentu bisa tahu karena diceritakan sama yg traktir atau yg undang

Mungkin bro kelvin, boleh riset di pasar selama 1 Minggu, apakah tanpa belanja bangkai Dari pembunuhan mahluk hewan, apakah akan terjadi pengurangan pembunuhan !

Maaf ko mau tanya apakah ga terlalu naif kita mengatakan tidak boleh membunuh namun kita memakan hasil pembunuhan?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #7 on: 27 April 2014, 05:48:08 PM »
Untuk tripitaka dan tipitaka kenapa bisa berbeda ko?
karena dari sekte yang berbeda. masing2 memiliki interpretasi terhadap ajaran dari sang buddha. karena berbeda mereka berpisah sekte. karena beda interpretasi dan pandangan maka yang dituangkan dalam teks kitab juga jadi berbeda
There is no place like 127.0.0.1

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #8 on: 27 April 2014, 06:24:39 PM »
tipitaka dan tripitaka.. ada bagian2 yang sama..ada bagian2 yg beda...kebanyakan bagian yg berbeda di luar agama sutra, sedangkan isi dari agama sutra hampir mirip..(walau ada dikit perbedaan) dgn sutta nikaya

abidhammanya juga mungkin demikian..
vinaya nya..juga demikian...ada yg sama ada yg beda
...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #9 on: 27 April 2014, 06:55:33 PM »
Maaf mau tanya ko? bagaimana seseorang bisa tidak tahu bahwa daging itu dibuat untuknya? kan kita punya logika
terus sy pernah mendengar seorang pandita mengatakan kita boleh makan daging asalkan kita beli yang udah mati, bukankah dengan membeli yang mati sama aja dengan memancing pembunuhan?

Prinsipnya seperti dalam MN 55 Jivaka Sutta (atau versi Sanskrit dalam Dirgha Agama (DA) 43 Jivaka Sutra):

“Jīvaka, Aku katakan bahwa ada tiga kasus yang mana daging seharusnya tidak dimakan; jika terlihat, terdengar, atau dicurigai [bahwa makhluk hidup itu disembelih untuk dirinya]. Aku katakan bahwa daging seharusnya tidak dimakan dalam ketiga kasus ini. Aku katakan bahwa ada tiga kasus yang mana daging boleh dimakan; jika tidak terlihat, tidak terdengar, dan tidak dicurigai [bahwa makhluk hidup itu disembelih untuk dirinya]. Aku katakan bahwa daging boleh dimakan dalam ketiga kasus ini

Nah, jika ada yang menganggap tiga syarat tersebut (tidak melihat, tidak mendengar, tidak mencurigai) tidak terpenuhi dalam membeli daging di pasar (karena ia mencurigai pasti daging itu khusus dibunuh untuk para pembeli misalnya), maka sah saja ia tidak memakan daging dan bervegetarian. Tetapi ada juga yang menganggap membeli daging di pasar itu memenuhi tiga syarat karena secara langsung pembeli tidak melihat, mendengar, dan mencurigai hewan tsb dibunuh untuknya, maka boleh dimakan; ini juga tidak salah.

Intinya, terdapat perbedaan interpretasi terhadap ajaran awal tentang makan daging ini di antara aliran-aliran Buddhis yang berkembang kemudian sehingga muncul pandangan yang berbeda antara satu sama lainnya. Mau ikut yang mana kembali kepada diri masing2 karena tidak ada interpretasi yang mutlak benar.
« Last Edit: 27 April 2014, 06:57:06 PM by Shinichi »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #10 on: 27 April 2014, 10:53:21 PM »
karena dari sekte yang berbeda. masing2 memiliki interpretasi terhadap ajaran dari sang buddha. karena berbeda mereka berpisah sekte. karena beda interpretasi dan pandangan maka yang dituangkan dalam teks kitab juga jadi berbeda

Ada yang mengatakan kalau sutra" Mahayana yang ditemukan itu tidak diakui oleh kaum Theravada sehingga terjadi perbedaan, makanya jumlah Tripitaka lebih banyak dari pada Tipitaka, apa itu benar ko?

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #11 on: 27 April 2014, 10:55:09 PM »
Prinsipnya seperti dalam MN 55 Jivaka Sutta (atau versi Sanskrit dalam Dirgha Agama (DA) 43 Jivaka Sutra):

“Jīvaka, Aku katakan bahwa ada tiga kasus yang mana daging seharusnya tidak dimakan; jika terlihat, terdengar, atau dicurigai [bahwa makhluk hidup itu disembelih untuk dirinya]. Aku katakan bahwa daging seharusnya tidak dimakan dalam ketiga kasus ini. Aku katakan bahwa ada tiga kasus yang mana daging boleh dimakan; jika tidak terlihat, tidak terdengar, dan tidak dicurigai [bahwa makhluk hidup itu disembelih untuk dirinya]. Aku katakan bahwa daging boleh dimakan dalam ketiga kasus ini

Nah, jika ada yang menganggap tiga syarat tersebut (tidak melihat, tidak mendengar, tidak mencurigai) tidak terpenuhi dalam membeli daging di pasar (karena ia mencurigai pasti daging itu khusus dibunuh untuk para pembeli misalnya), maka sah saja ia tidak memakan daging dan bervegetarian. Tetapi ada juga yang menganggap membeli daging di pasar itu memenuhi tiga syarat karena secara langsung pembeli tidak melihat, mendengar, dan mencurigai hewan tsb dibunuh untuknya, maka boleh dimakan; ini juga tidak salah.

Intinya, terdapat perbedaan interpretasi terhadap ajaran awal tentang makan daging ini di antara aliran-aliran Buddhis yang berkembang kemudian sehingga muncul pandangan yang berbeda antara satu sama lainnya. Mau ikut yang mana kembali kepada diri masing2 karena tidak ada interpretasi yang mutlak benar.

Dan apakah Buddha sendiri mengkonsumsi daging ko?

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #12 on: 28 April 2014, 07:51:40 AM »
Dan apakah Buddha sendiri mengkonsumsi daging ko?

Menurut sutta2 awal, Sang Buddha tidak vegetarian, misalnya dalam Amagandha Sutta dari Sutta Nipata, ada pertapa vegetarian yang mengkritik Sang Buddha krn makan daging, tetapi dijawab Sang Buddha bahwa sesungguhnya yg penting bukan apa yang dimakan tetapi pengendalian perbuatan, ucapan dan pikiran. Aturan tiga syarat dlm Jivaka Sutta sendiri muncul krn ada kritik dari para Nigantha krn Sang Buddha dan para bhikkhu menerima dana makanan berupa daging. Dalam Mahaparinibbana Sutta dikatakan santapan terakhir Sang Buddha adalah sukaramaddava yang diduga daging babi tetapi tidak dibunuh khusus utk Beliau.

Tentu saja sutra-sutra Mahayana mengatakan Sang Buddha tidak makan daging sama sekali dan menetapkan tiga syarat itu sebagai upaya kausalya bagi mereka yang masih berlatih pada jalan Sravaka (Kearahatan), sedangkan para praktisi jalan Bodhisattva diwajibkan vegetarian untuk mengembangkan Bodhicitta.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #13 on: 28 April 2014, 09:46:57 AM »
mungkin yg benar kita perlu membedakan koridor sektenya supaya kgk kecampur2. jadi sah2 saja kalau mau vegetarian karena dia mengikuti sekte yg menganut vegetarian.
Setuju...

Hal ini sangat perlu dipertegas. Buddhisme ini sudah mengalami banyak perkembangan dan asimilasi dengan kebudayaan setempat dan akibatnya memunculkan banyak sekte. Sekte Mainstream : Theravada, Mahayana, Vajrayana.

Dan kembali lagi ke bro Kelvin ingin mendalami sekte yang mana. Theravada bisa dikatakan tidak ada anjuran dalam vegetarian. Dalam Mahayana / Vajrayana bisa jadi ada anjuran vegetarian. Jadi dari sini saja bisa dilihat bahwa ada perbedaan di masing-masing sekte yang hendaknya kita hargai.

Dan perlu juga diingat di forum ini ada yang mendalami Theravada, ada yang mendalami Mahayana, dsb. Jadi jawaban bisa berbeda2 tergantung pemikiran masing2. Dan jika ingin mencari mana yang paling benar. Bisa dikatakan semua benar. Jika ingin mencari yang paling murni yang ajaran langsung dari Sang Buddha ? Bisa dikatakan tidak ada juga.

Intinya dari postingan saya, ada beberapa hal yang bisa direnungkan :
1. Bro Kelvin ingin mendalami yang mana ? Passionnya di mana ? Jika ingin mendalami Theravada, silakan fokus di Ti Pitaka, jika ingin mendalami Mahayana, silakan dalami di Tri Pitaka. Termasuk juga ajaran vegetarian / tidaknya
2. Jika ingin mencari mana yang paling benar.. mungkin lebih menarik mencari persamaan dari sekte. Bisa lirik2 di thread Buddhisme Awal.

Pesan Moral : Semangka ada yang berdaging buah merah dan kuning. Ada juga yang bentuknya bulat dan kotak. Jika dicari mana semangka yang paling benar apakah merah / kuning, kedua2nya benar2 nyata dan benar2 semangka dan diakui juga sebagai "Semangka". Jadi kadang "lebih manis" untuk melihat persamaan dan membiarkan perbedaan itu sebagai suatu "kekayaan" kultural. Yang tentunya harus sesuai dengan syarat dan ketentuan berlaku ya

Just my 0.02 $ ;D

untuk TS: ShowHide

jika April kemarin baru ultah : Happy Belated B'day ;D


« Last Edit: 28 April 2014, 09:50:56 AM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #14 on: 28 April 2014, 11:24:02 AM »
klo aku pribadi, jika tidak lagi malas meladani seseorg...
aku akan menghindari..kalimat2 berikut..
1. kmu pilih saja ajaran yg cocok buat kmu
2. pilih yang sesuai dgn mu
3. kalimat yg konteksnya kek no 1 or 2...

di saat org berusaha..cari mana yg paling mendekati kebenaran...

klo ibarat buah semangka.. asal jgn salah pilih buah pisang aja ...tp klo kmu cocok jika pisang di sebut semangka..silakan..toh sama2 buah...
asal jgn pilih ayam goreng...tp klo emang cocoknya ayam juga..silakan toh sama2 makanan...

padahal yg di ingin dicari tau mana yg semangka ...
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #15 on: 28 April 2014, 11:28:14 AM »
Tentu saja sutra-sutra Mahayana mengatakan Sang Buddha tidak makan daging sama sekali dan menetapkan tiga syarat itu sebagai upaya kausalya bagi mereka yang masih berlatih pada jalan Sravaka (Kearahatan), sedangkan para praktisi jalan Bodhisattva diwajibkan vegetarian untuk mengembangkan Bodhicitta.

apakah mahayana mengakui agama sutra sebagai bagian koleksi mereka?
jika iya.. mahaparinibanna sutta..menurut agama sutra (maha parinirvana sutra)  bukan versi yg lain.. disana konsumsi terakhir Buddha apa?
...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #16 on: 28 April 2014, 12:07:41 PM »
apakah mahayana mengakui agama sutra sebagai bagian koleksi mereka?

Iya, tetapi Mahayana lebih mengutamakan ajaran dalam Vaipulya Sutra (Bodhisattvapitaka) daripada Agama Sutra (Sravakapitaka).

Quote
jika iya.. mahaparinibanna sutta..menurut agama sutra (maha parinirvana sutra)  bukan versi yg lain.. disana konsumsi terakhir Buddha apa?

Salah satu versi yang kita ketahui, terjemahan Mahaparinirvana Sutra dalam bahasa Tibet (kemungkinan dari aliran Mulasarvastivada) yang disebut Dulva tidak menyebutkan adanya santapan terakhir tsb. Di sana dikisahkan Cunda mempersiapkan semangkuk makanan di hadapan Sang Buddha, tetapi seorang bhikkhu jahat mengambilnya untuk dirinya sendiri. Cunda kemudian mempersembahkan semangkuk makanan lain (tidak disebutkan apa kedua mangkuk makanan tsb). Setelah menerima dana makanan, Sang Buddha mengucapkan beberapa syair (sebagai tanda terima kasih/penghargaaan/anumodana) dan berangkat melanjutkan perjalanannya menuju Kusinara.

Btw, tidak semua aliran Mahayana mengajarkan agar bervegetarian, misalnya Bhavaviveka hanya menganjurkan tiga syarat seperti dalam Jivaka Sutta: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5550.0
« Last Edit: 28 April 2014, 12:11:20 PM by Shinichi »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #17 on: 28 April 2014, 02:26:40 PM »
Maaf ko mau tanya apakah ga terlalu naif kita mengatakan tidak boleh membunuh namun kita memakan hasil pembunuhan?

menurut kelvin, bisa aja naif.
tapi kalau sesuai sutta Tipitaka, tidak naif.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #18 on: 28 April 2014, 06:58:35 PM »
Maaf mau tanya ko? bagaimana seseorang bisa tidak tahu bahwa daging itu dibuat untuknya? kan kita punya logika
terus sy pernah mendengar seorang pandita mengatakan kita boleh makan daging asalkan kita beli yang udah mati, bukankah dengan membeli yang mati sama aja dengan memancing pembunuhan?

Kita ke sembarang rumah makan, trus beli ayam goreng, trus kita makan(nyam nyam nyam), berarti logikanya ayam itu dibunuh utk kita?

Membeli yang mati memancing pembunuhan? Hm.. sekarang trend nya bnyk yang mengkonsumsi daging, kita makan gak
makan tetep banyak hewan yg dibunuh. Lebih masuk logika kalo kita kampanye anti membunuh hewan untuk dimakan,
daripada gak beli daging.

Dan terakhir, makan daging atau tidak itu pilihan anda :)

Silahkan di pikir-pikir.

btw:anda makan daging gak?
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline kelvin19041996

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #19 on: 28 April 2014, 08:34:55 PM »
Kita ke sembarang rumah makan, trus beli ayam goreng, trus kita makan(nyam nyam nyam), berarti logikanya ayam itu dibunuh utk kita?

Membeli yang mati memancing pembunuhan? Hm.. sekarang trend nya bnyk yang mengkonsumsi daging, kita makan gak
makan tetep banyak hewan yg dibunuh. Lebih masuk logika kalo kita kampanye anti membunuh hewan untuk dimakan,
daripada gak beli daging.

Dan terakhir, makan daging atau tidak itu pilihan anda :)

Silahkan di pikir-pikir.

saya masih mengkonsumsi daging ko  :)
dalam benak saya kan agak "aneh" dalam tanda kutip kalau ajaran kita melarang membunuh tapi boleh menikmati hasil pembunuhan, hehehe... jd sy lg cari banyak referensi untuk penjelasan ini ko, kita umat Buddha kan harus makin cerdas, kalau engga bisa ngejelasin ntar byk dr Buddhis yg pindah ke tetangga, soalnya sy miris bgt liat keadaan Buddhisme di Indonesia skrg, dan sy rasa ini karena kurangnya pengetahuan umat Buddha akan Dharma :)

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
There is no place like 127.0.0.1

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #21 on: 29 April 2014, 05:48:23 AM »
saya masih mengkonsumsi daging ko  :)
baguslah

Quote
dalam benak saya kan agak "aneh" dalam tanda kutip kalau ajaran kita melarang membunuh tapi boleh menikmati hasil pembunuhan, hehehe...
menghindari pembunuhan adalah sila 1 yang wajib dijalankan umat awam sesuai Buddha Dhamma, karena Buddha Dhamma adalah kebenaran Universal berlaku utk semua manusia (termasuk non buddhis), hal ini kita ketahui dan tidak bisa di paksakan kepada semua orang utk mematuhinya dan mempraktekkan Buddha Dhamma, karena setiap manusia memiliki kondisi, kamma dan batin yang berbeda, buktinya anda melihat banyak agama dan ajaran2 didunia ini.

harusnya anda juga paham., untuk membedakan mahluk hidup dan bangkai mahluk hidup

Quote
jd sy lg cari banyak referensi untuk penjelasan ini ko,
beberapa referensi sudah 'dibabarkan' oleh teman DC, dan sudah bagus kok.
yang paling benar anda harus mengerti dulu.

Quote
kita umat Buddha kan harus makin cerdas
cerdas belum tentu paham Dhamma
cerdas belum tentu mau praktek Dhamma
anda bisa melihat kondisi sekarang, banyak orang pintar dan cerdas, belum tentu buddhis
umat Buddha yang cerdas juga tidak bisa memaksakan orang lain pindah keyakinan
umat Buddha yang cerdas juga tidak bisa mengubah penghuni dunia ini jadi buddhis (bahkan Buddha Gotama sendiri aja tidak mengubah penghuni dunia jadi pengikut ajaran Beliau sendiri)
Buddha membabarkan Kebenaran, selanjutnya terserah individu utk praktek.

Quote
kalau engga bisa ngejelasin ntar byk dr Buddhis yg pindah ke tetangga,
jika niat mau jelasin, silahkan aja.
harusnya patokan anda sebagai umat Buddhis, dijelaskan sesuai yang diajarkan Buddha Gotama.
jika umat Buddhis mau pindah ke tetangga, itu bukan kewajiban dan tanggung jawab kamu menahannya jangan pindah.

Quote
soalnya sy miris bgt liat keadaan Buddhisme di Indonesia skrg, dan sy rasa ini karena kurangnya pengetahuan umat Buddha akan Dharma :)
memang Buddhisme di Indonesia seberapa parah ?
dengan kemampuan apa supaya menambah pengetahuan umat Buddha akan Dhamma ?
« Last Edit: 29 April 2014, 05:53:07 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #22 on: 29 April 2014, 10:44:38 AM »
Betul, harus dibedakan antara membunuh, dan makan hasil pembunuhan.

Apakah kalau makan hasil pembunuhan berarti membunuh?

Si edison bikin lampu pijar, dan akhirnya dunia malam menjadi terang, kita menikmati
terangnya dunia malam. Apakah berarti kita yang menemukan lampu pijar?
Apakah kemudian menjadi gak "etis" buat kita untuk menikmati terangnya malam?
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #23 on: 29 April 2014, 11:23:34 AM »
saya masih mengkonsumsi daging ko  :)
dalam benak saya kan agak "aneh" dalam tanda kutip kalau ajaran kita melarang membunuh tapi boleh menikmati hasil pembunuhan, hehehe... jd sy lg cari banyak referensi untuk penjelasan ini ko, kita umat Buddha kan harus makin cerdas, kalau engga bisa ngejelasin ntar byk dr Buddhis yg pindah ke tetangga, soalnya sy miris bgt liat keadaan Buddhisme di Indonesia skrg, dan sy rasa ini karena kurangnya pengetahuan umat Buddha akan Dharma :)

Membunuh dan "menikmati hasil pembunuhan", kl mnrt saya adalah 2 hal yang berbeda....

Sebelum masuk ke pembunuhan, kita harus tau dulu apa itu makhluk hidup.... makhluk yg masih hidup mempunyai 5 kelompok kehidupan.... kalo membunuh berarti menghancurkan 5 kelompok kehidupan tsb, sehingga 5 kelompok kehidupan ini tercerai-berai, yang tinggal cuma jasmani...

Ketika daging di jual dipasar, itu hanyalah seonggok daging (jasmani) tidak ada komponen lagi lagi disana. Daging ini dimanfaatkan atau tidak pasti juga akan mengalami pembusukan.... jd apakah kalo kita makan daging tersebut kita melakukan pembunuhan?....

Nah, analogi yg agak extereme, misalkan ada anggota keluarga yg meninggal, trs jasmani di kremasi, nah apakah kita membunuh anggota keluarga krn kremasi tsb?.


Offline bobobio

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tripitaka - Tipitaka
« Reply #24 on: 14 June 2014, 10:02:04 PM »
teman-teman tlg dong penjelasannya, apa perbedaan antara Tipitaka dan Tripitaka?
kenapa bisa berbeda?
dan mengapa isi Tripitaka ada yang berbeda, misalnya dalam hal makan dalam Tripitaka sangat dianjurkan untuk vegetarian seperti dalam Bhaisajyaguru Sutra, namun dalam Tipitaka hal ini tidak dianjurkan ::)
terimakasih  :)

sebenarnya pertanyaan sepotong2 begini agatk sulit dijawab. tipitaka dan tripitaka beda bahasa, yang pertama pali dan yang kedua sanskrit. dan keduanya berujung pada sekte yang berbeda di agama buddha, theravada dan mahayanana. kalau untuk perbedaan detailnya, bisa dilihat secara historis tapi jangan jadi fanatik, karena sumber sejarah bs saja salah dalam proses kita mempelajarinya.
praktik makan daging atau tidak harus dilihat dari konteks kehidupan dulu dan sekarang atau sebenarnya adalah pilihan (ibarat ada dua gang kecil untuk menuju satu jalan besar). kehidupan pindapatta (meminta makanan dari umat) di jaman Buddha pasti sangat sulit memungkinkan orang untuk memilih makanan yang hanya vegetarian (dengan logika hanya vegetarian yang suci, maka jaman itu pasti tidak ada orang suci). namun, di zaman sekarang, harga daging jauh lebih mahal daripada sayur. mungkin bisa jadi argumen bahwa "vegetarian akan lebih ekonomis/ sederhana". tentu kehidupan sederhana mendukung perkembangan spiritual kan?. dan lagi, di zaman skrg, kehidupan pindapatta sulit diterapkan, apalagi jika di negara buddhis. Jadi, coba dilihat konteksnya kembali. kalau menurut saya, keduanya adalah jalan yang masih bisa dilakukan sekarang, bergantung pada situasi..intinya adalah praktik kesederhanaan, welas asih, yang dilandasi kebijkasanaan. jadi kita harus berhenti berpikir bahwa hanya ada satu cara menjadi suci.
di zaman buddha masih hidup, beliau dapat mengajar dengan berbagai jalan agar orang mencapai kesucian. menurut saya pribadi, berbagai aliran dan praktik yang ada sekarang adalah jelmaan cara2 buddha dulu mengajar. salah seorang dari kita tidak akan mampu menggantikan kebijaksaan seorang samyaksambuddha..namun ketika semua sekte buddhisme menghilangkan egonya untuk memperkaya buddhisme itu sendiri maka kebijaksanaan buddha akan tetap hidup sampai sekarang (maaf kepanjangan dan OOT) #pemula _/\_