//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cerita-Cerita Zen (Koan)  (Read 71732 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline oddiezz

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 325
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
  • in vain
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #15 on: 08 January 2008, 02:43:14 PM »
hmmmm lanjutkan terus posting ini yah...
bagus... :)
apa lagi kalau di tambah dengan contoh dalam kehidupan sehari hari..
saya juga suka baca buku zen...
hanya kadang - kadang kurang paham..  :)
post juga dong sis,
terutama yg kurang paham, ntar sapa tau ada yg bisa jelasin.
Eschew Obfuscation! Espouse Elucidation!

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #16 on: 09 January 2008, 12:15:44 AM »
hmmmm lanjutkan terus posting ini yah...
bagus... :)
apa lagi kalau di tambah dengan contoh dalam kehidupan sehari hari..
saya juga suka baca buku zen...
hanya kadang - kadang kurang paham..  :)
post juga dong sis,
terutama yg kurang paham, ntar sapa tau ada yg bisa jelasin.

yg kurang paham, dipending aja metta. :)
semoga bisa bertemu Guru yang mampu dan berbaik hati menjelaskannya kepada anda.
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #17 on: 11 January 2008, 09:51:53 AM »
Seorang Buddha

Di Tokyo, pada masa pemerintahan Meiji, hiduplah dua orang guru hebat yang memilik perangai bertolak belakang. Yang satu bernama Unsho, seorang instruktur di Kota Shingon, ia sangat ketat menjalankan silanya. Ia tak pernah minum minuman beralkohol maupun makan setelah jam sebelas pagi. Guru yang satunya bernama Tanzan, ia adalah seorang profesor filsafat di Universitas Imperial, ia tak menjalankan silanya dengan ketat. Ia makan kapan pun ia mau dan tidur sesuka hatinya.

Suatu hari Unsho mengunjungi Tanzan, yang saat itu sedang minum anggur, padahal seharusnya tidak setetes pun yang boleh di minum oleh seorang umat Buddha.

" Halo, saudaraku," sapa Tanzan, " mau minum?"

" Aku tidak minum!" jawab Unsho dengan tenang.

" Orang yang tidak minum berarti bukan manusia," kata Tanzan.

" Maksudmu, kamu sebut aku bukan manusia hanya karena aku tidak minum cairan yang bikin mabuk itu?" hardik Unsho dengan marah. " Kalau aku bukan manusia, jadi aku ini apa?"

" Seorang Buddha, " jawab Tanzan.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #18 on: 24 March 2008, 09:12:24 AM »
Meniru Sang Guru

Ada suatu cerita dimana terdapat seorang bhiksu muda yang berguru kepada seorang Mahabhiksu Zen yang terkenal telah memperoleh Pencerahan, sehingga dinamakan Yang Tercerahkan. Namun sesudah mengikuti sekian tahun segala tingkah laku gurunya tersebut, mulai dari bangun siang, makan berisik, jalan seenaknya, sampai hal2 lainnya termasuk cara berteriak dan berbicara, tetap saja bhiksu muda ini merasa belum mencapai pencerahan. Akhirnya timbul keraguan dalam dirinya bahwa kemungkinan besar gurunya ini belum mencapai pencerahan sebagaimana julukan yang diberikan kepadanya.

Keesokan harinya, si bhiksu muda menemui gurunya dan telah memutuskan untuk pergi dengan berkata, "Guru, saya telah mengikuti guru sekian lama dan telah meniru segala perbuatan guru seperti bangun siang, makan berisik, dan berteriak seenaknya sampai kadang2 tiga hari tidak mandi juga sebagaimana kebiasaan guru, namun saya tetap merasakan belum memperoleh pencerahan. Dan saya sendiri ragu kalau guru telah mencapai pencerahan. Untuk itu saya memutuskan untuk meninggalkan guru".

Mendengar hal itu Sang Mahabhiksu tertawa, "Ha..ha..ha.., muridku yang malang. Siapa suruh engkau mencari pencerahan di luar dari dirimu sendiri. Masih untung saya tidak bertingkah laku seperti seorang suci yang telah mencapai pencerahan, karena kemungkinan engkau nantinya akan membenci semua orang suci yang kau temui". Begitulah akhirnya bhiksu muda itupun menyadari akan suatu Kebenaran Sejati dan langsung tercerahkan, kemudian dia membatalkan keputusannya untuk meninggalkan gurunya.

Kesimpulan: Pada saat kita menyadari Kebenaran Sejati, maka pada saat itulah kita telah memperoleh Pencerahan. Sering terdapat orang yang berusaha mencari kebahagiaan dari hal2 di luar dirinya, padahal Pencerahan itu sendiri ada dalam diri masing2. Bentuk luar hanyalah merupakan penampakan maya yang menghalangi pandangan sejati kita.
your life simple or complex is depend on yourself

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #19 on: 24 March 2008, 09:18:43 AM »
Cerita Zen 4 - Warna Bambu

--------------------------------------------------------------------------------

Seorang kaya mengundang seorang pelukis ternama untuk melukis lukisan bambu.

Orang Kaya : Wah, lukisan bambunya sangat indah. Sayang warna bambu-nya merah. Salah.

Pelukis : Lantas, kamu mau bambu-mu warna apa ??

Orang Kaya : Hitam donk.

Pelukis : Siapa yang pernah tahu warna bambu hitam.

Catatan :
Kita sering menunjukkan kesalahan orang lain. Tetapi kesimpulan kita belum tentu juga benar.

bambu itu ijo..

pada buta warna yak? -_-"

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #20 on: 24 March 2008, 09:21:03 AM »
Nilai

Seorang pemuda mendatangi Zen-sei dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain."

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?" Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu." Zen-sei lalu berkata, "Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zen-sei dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zen-sei, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zen-sei dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zen-sei tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya dan itu butuh proses. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas "


Quote from: el sol
bambu itu ijo..

pada buta warna yak? -_-"

 :)) :)) :))
« Last Edit: 24 March 2008, 09:24:26 AM by Fei Lun Hai »
your life simple or complex is depend on yourself

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #21 on: 24 March 2008, 09:21:27 AM »
Cerita Zen 7 - Ke mana orang pergi setelah mati ?

--------------------------------------------------------------------------------

Kaisar Jepang Goyozei sedang mempelajari Zen di bawah guru Zen Gudo Toshuku.

Raja : Dalam Zen, pikiran itu adalah Buddha, benar ??

Gudo : Jika kukatakan ya, kamu akan berpikir bahwa kamu mengerti tanpa berusaha memahami, Jika kukatakan tidak, aku terpaksa membantah fakta yang sudah dipahami orang banyak dengan baik.

Raja : Kemana orang suci pergi setelah mati ??

Gudo : Saya tidak tahu...

Raja : Mengapa kamu saja sampai tidak tahu ??

Gudo : Karena saya belum mati.

Catatan
Ketika hidup, orang harus menghargai keindahan dan misteri hidup menurut pandangan orang hidup. Tidak perlu memikirkan tentang dunia setelah mati. Hari ini, hiduplah untuk hari ini. Tidak perlu mencemaskan esok hari karena kejadian esok akan datang esok hari.

belum mencapai Jhana 4...

-_-"

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #22 on: 24 March 2008, 09:25:05 AM »
Cerita Zen -10 : Belajar Zen
-------------------------------------

Di sebuah monastery Zen terdapat seorang master Zen dan seorang muridnya.
Untuk mengajarkan kesunyataan, maka di depan murid, sang Guru mengangkat patung Buddha dari keramik dan kemudian menjatuhkannya hingga pecah.
Murid terbengong sejenak dan kemudian merasa tercerahkan.
Setelah peristiwa itu, si murid mohon diri untuk turun gunung.  Sang Guru sedih dan hendak menahannya, tapi si murid bersikeras. Tak lama kemudian, sang guru meninggal dan ada peristiwa2 yang menunjukkan bahwa beliau telah menjadi Bodhisattva.

Si murid mengajarkan hal itu kepada masyarakat desa di kaki gunung. Setiap ia menemukan pemilik rumah memiliki patung Buddha ia selalu membanting dan memecahkannya. Demikianlah seterusnya, penduduk2 desa itu mengajar ke desa-desa lain dimana orang2 semuanya mulai membanting dan memecahkan patung Buddha. Mereka berkata : patung is patung, buang ketahayulan!

Sampai suatu ketika terjadi gempa bumi dahsyat dan semua dari mereka mati. Ternyata si murid dan mereka semua terlahir di neraka.

Koan : Perbuatan yang sama, tapi terlahir di tempat yang berbeda. Mengapa???

Hints:
- Belajar Zen harus memahami esensinya, bukan sekedar meniru penampilan luarnya belaka.
- Apa yang nampak diluarnya mungkin sama, tapi proses dalam batin adalah tanggung jawab masing2 pribadi.
- Belajar memutuskan kemelekatan janganlah menjadi sebuah kemelekatan baru.
anu..

-_-"

ancurin patung masuk neraka? dan eniwei..gmana orang itu tao kalo 1 kampung masuk neraka?...

apakah gk kontradiksi ama cerita ke-7? -_-"

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #23 on: 24 March 2008, 10:16:12 AM »
Cerita Zen -10 : Belajar Zen
-------------------------------------

Di sebuah monastery Zen terdapat seorang master Zen dan seorang muridnya.
Untuk mengajarkan kesunyataan, maka di depan murid, sang Guru mengangkat patung Buddha dari keramik dan kemudian menjatuhkannya hingga pecah.
Murid terbengong sejenak dan kemudian merasa tercerahkan.
Setelah peristiwa itu, si murid mohon diri untuk turun gunung.  Sang Guru sedih dan hendak menahannya, tapi si murid bersikeras. Tak lama kemudian, sang guru meninggal dan ada peristiwa2 yang menunjukkan bahwa beliau telah menjadi Bodhisattva.

Si murid mengajarkan hal itu kepada masyarakat desa di kaki gunung. Setiap ia menemukan pemilik rumah memiliki patung Buddha ia selalu membanting dan memecahkannya. Demikianlah seterusnya, penduduk2 desa itu mengajar ke desa-desa lain dimana orang2 semuanya mulai membanting dan memecahkan patung Buddha. Mereka berkata : patung is patung, buang ketahayulan!

Sampai suatu ketika terjadi gempa bumi dahsyat dan semua dari mereka mati. Ternyata si murid dan mereka semua terlahir di neraka.

Koan : Perbuatan yang sama, tapi terlahir di tempat yang berbeda. Mengapa???

Hints:
- Belajar Zen harus memahami esensinya, bukan sekedar meniru penampilan luarnya belaka.
- Apa yang nampak diluarnya mungkin sama, tapi proses dalam batin adalah tanggung jawab masing2 pribadi.
- Belajar memutuskan kemelekatan janganlah menjadi sebuah kemelekatan baru.
anu..

-_-"

ancurin patung masuk neraka? dan eniwei..gmana orang itu tao kalo 1 kampung masuk neraka?...

apakah gk kontradiksi ama cerita ke-7? -_-"
Hm.. Kayaknya ini berkaitan dengan LDM.

Adanya MOHA yang menimbulkan pandangan salah (tidak mengerti makna dari guru yang memecahkan patung) dan disertai keinginan untuk melepas ketahyulan telah menjadi suatu DOSA (tidak ingin melekat pada objek ketahyuan) sehingga timbul kemelekatan baru alias LOBHA. Harusnya yang dikembangkan itu adalah sikap panna dan upekkha.

Jadi mereka masuk neraka bukan karena memecahkan patung, tetapi karena LDM tersebut. CMIIW



 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #24 on: 24 March 2008, 10:33:18 AM »
??? kok cerita zen nya ada kesimpulan dan maknanya??
biasanya hanya cerita2 saja, tanpa makna dan kesimpulan..
wah nda rame neh...
 [at]  cerita ke 10, saya rasa tergantung dari cetana
dan sang guru menangis, saya rasa sang guru mengetahui bahwa sang murid belum memahami dgn benar2..
Samma Vayama

Offline Yong_Cheng

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #25 on: 26 March 2008, 07:25:17 PM »
Segelas Teh

Seorang pendeta Zen Nan yin, pada suatu hari kedatangan seorang dosen untuk bertanya tentang Zen. Sang pendeta menyambut tamunya hanya dengan segelas teh.
Beliau menuangkan teh ke dalam gelas tamunya sampai penuh dan masih terus menuangkannya.
Sang dosen terheran-heran melihat air teh meluber di atas meja, akhirnya ia tidak dapat berdiam diri lagi dan berkatalah: "Sudah penuh, jangan di tuang terus."
"Anda seperti gelas ini." Kata Nan Yin
"Di dalamnya sudah penuh dengan pandangan dan pemikiran dirimu sendiri. Bila gelasmu itu tidak dikosongkan lebih dulu, bagaimana saya dapat menjelaskan makna Zen kepada anda."
Perjalanan seribu mil diawali dengan satu langkah kaki

Offline ariesz.pratama

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 1
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #26 on: 15 June 2008, 08:59:10 PM »
kok cerita zen nya ada kesimpulan dan maknanya?
biasanya hanya cerita2 saja, tanpa makna dan kesimpulan..

Ya, benar sekali! Koan yang punya kesimpulan dan makna, itu bukan Koan!

Tujuan Koan adalah sebagai katalis, agar si murid mencari jawaban di dalam
dirinya sendiri. Bukan nya disuguhi jawaban, lalu tiba-tiba... PLAK!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #27 on: 07 July 2008, 09:33:09 PM »
kok cerita zen nya ada kesimpulan dan maknanya?
biasanya hanya cerita2 saja, tanpa makna dan kesimpulan..

Ya, benar sekali! Koan yang punya kesimpulan dan makna, itu bukan Koan!

Tujuan Koan adalah sebagai katalis, agar si murid mencari jawaban di dalam
dirinya sendiri. Bukan nya disuguhi jawaban, lalu tiba-tiba... PLAK!

PLAKKKK !!!
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #28 on: 11 August 2008, 09:15:08 PM »
Ayah mati

Anak mati

Cucu mati

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Cerita-Cerita Zen (Koan)
« Reply #29 on: 11 August 2008, 09:27:51 PM »
Disini Senang

Disana Senang

Tiada yang Senang
There is no place like 127.0.0.1