//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?  (Read 55539 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« on: 13 February 2013, 05:31:25 PM »
Buddha menegaskan bahwa:
"Niat adalah kamma, perbuatan yg didahului oleh niat, itulah kamma"

Pernyataan ini sesungguhnya cukup jelas, namun ternyata bisa menjadi ribet juga..

Bagaimana jika ada yg berpendapat "bisa saja niat baik, tapi belum tentu perbuatannya baik, namun tetap kamma baik loh..."

Dan diambil-lah contoh Boddhisatva yg berniat baik mengorbankan dirinya sendiri untuk makanan binatang kelaparan: ini kamma baik loh, lalu contoh niat mulia ingin pasien koma tidak menderita, lalu mencabut selang, dianggap juga kamma baik, krn motivasi yg bijaksana loh

Jika kemudian dikembangkan ke contoh ekstrim, ternyata jawabannya cukup unik:

:: Perbuatan ibu yg membakar dirinya dan anak2nya krn kesulitan ekonomi dan suaminya masuk penjara
Si ibu meninggalkan surat alasannya: tidak ingin anak2nya menderita malu dan kekurangan makan.
~ Hal ini juga dianggap kamma baik krn motivasinya mulia, sedangkan perbuatan membakar diri dan anak2nya tsb hanyalah perbuatan netral semata..  ::)

:: Lalu contoh lain: Hitler yg menghanguskan ratusan (ribuan?) yahudi, Motivasinya (kita anggaplah) mulia: ingin agar ras Arya dimurnikan. Tapi, apakah perbuatan Hitler tsb baik?
~ Jawabannya: Jika motivasi Hitler adalah benar begitu, maka bisa kamma baik, sedangkan perbuatan itu sendiri adalah netral

:: Perbuatan sy misalnya mencaci maki rekan diskusi saya, krn motivasi sy ingin teman diskusi sy sadar dan mengerti.
~ perbuatan mencaci-maki adalah netral, krn motivasi sy baik, maka saya sedang menimbun kamma-baik loh..

Inti pemikirannya bahwa: Semua perbuatan hanyalah 'tindakan lanjutan' sehingga semua perbuatan adalah netral, niatlah yg menentukan kamma baik/buruk. Perbuatan bisa saja buruk, namun jika niat mulia, maka hal tsb adalah kamma-baik

Bahkan bisa sampai ke kesimpulan: tindakan ibu membunuh anak dan Berdana ke pengemis, dianggap perbuatan yg memiliki nilai yg sama, sama2 bermotivasi baik, dan tindakannya sendiri adalah netral saja...

Sampai disini jadi kelihatan kusutnya, sy jadi berpikir:
- apakah 'niat' yg dimaksud diatas sama dengan cetana yg dimaksud oleh Buddha?
- bedakah 'motivasi' dengan 'niat yg mendahului suatu perbuatan'?

Meskipun ada yg berpendapat ini adalah pola pikir Mahayana, sy masih tetap beranggapan ini adalah konsep pemikiran pribadi, bukan konsep Mahayana


::
« Last Edit: 13 February 2013, 05:34:23 PM by williamhalim »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #1 on: 13 February 2013, 06:15:24 PM »
Membahas yang begini, cara berpikirnya harus runut (koheren), sehingga logika berpikir tidak terbolak-balik atau berputar-putar di silogisme yang keliru.

Buddha menegaskan bahwa:
"Niat adalah kamma, perbuatan yg didahului oleh niat, itulah kamma"

Menurut saya, langkah pertama pembahasan, harus didefinisikan dengan jelas dulu, apa itu 'niat' yang dimaksud dalam kalimat di atas.

Yang saya ketahui, ada dua pengertian (dari pembahasan yang sudah-sudah):
1. Niat dalam arti landasan pikiran yang mendahului sebuah perbuatan.
Contoh: Mengambil air di bak mandi, dimulai dari niat mengayunkan tangan menuju gayung untuk mengambil air dalam bak.
2. Niat dalam arti motivasi, maksud atau harapan dalam sebuah perbuatan.
Contoh: Mengambil air di bak mandi, niatnya adalah untuk mandi, membersihkan lantai, atau menyiram kecoak ke kloset, dsb.

Mempersingkat diskusi, dalam pendapat saya, karma vipaka (akibat/buah) sebuah perbuatan adalah kombinasi dari kedua poin tersebut; utamanya dalam Mahayana, kekuatan motivasi lebih mendominasi sebuah perbuatan. Misal: Ketika seorang teroris sedang mau menarik picu senjata atau bom, kita yang berada di dekatnya bisa menabraknya atau mungkin melukainya jika itu diperlukan (ada urgensinya). Tindakan ini (menurut hemat saya), ada dua kategori karma yang berbuah nantinya, yaitu melukai teroris, serta menyelamatkannya dari karma buruk meledakkan bom yang bisa melukai/membunuh puluhan hingga ratusan orang.

Nah, lebih spesifik, dalam upaya seorang bodhisattva, niat dan pikiran yang lurus bisa meminimalisir dampak dari sebuah perbuatan; sehingga karma vipaka dari perbuatannya, lebih dominan di niat dalam pengertian kedua (niat sebagai harapan, maksud, motivasi).

Hal yang lain; perbuatan buruk dan baik yang diketahui awam selama ini, berasal dari doktrin agama, sebagai perbuatan buruk, melanggar sila, berdosa/haram, dlsb.

Maka itu, dalam pengertian lebih luas, semua perbuatan itu cenderung netral, tergantung apa motivasi dibaliknya.

Ini akan menuai pro dan kontra, dipersilakan bagi yang ingin mengemukakan pendapat, malah sangat diharapkan agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik untuk kita bersama.

Salam dharma. Semoga diskusi ini bisa berjalan dengan baik. Anumodana sebelumnya.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #2 on: 13 February 2013, 06:28:12 PM »
Dalam semua contoh kasus yang diberikan TS (Sdr. William), parameternya mudah saja. Niat bisa saja baik, tapi apa perbuatannya dilandasi dengan lobha, dosa, moha atau tidak? Dari sini bisa disimpulkan sendiri apakah perbuatan itu baik atau tidak baik (sesuai parameter agama Buddha). Di luar semua konsep (termasuk agama Buddha), tindakan itu sendiri netral (tergantung dilihat dari sudut pandang apa), dan dalam pengamatan momen ke momen, sebuah perbuatan itu bisa terjadi karena dasar/landasan/sebab. Tidak mungkin (mustahil) sebuah perbuatan hanya murni dari niat pelaku saat itu. Ini yang dimaksud (dalam Mahayana, jika boleh saya wakili/aspirasikan) semua perbuatan itu netral, sebab merupakan rentetan dari sebab-sebab lalu, tercipta karena ada landasannya (dalam bahasa lebih mudah, semua perbuatan ada alasannya).

Semoga rekan William bisa mengerti, silakan bertanya atau mengoreksi jika ada kekeliruan.

Salam bahagia dalam dharma.  _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #3 on: 13 February 2013, 06:43:29 PM »
Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk, menurut pandangan Buddhisme secara umum, berdasarkan 3 faktor:
1. Apakah perbuatan tsb dilandasi dengan kehendak yg baik (alobha, adosa, amoha) atau buruk (lobha, moha, dosa).
2. Apakah perbuatan tsb bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Apakah perbuatan tsb membawa pada tujuan akhir Nibbana atau tidak (sesuai dg JMB8 atau tdk).

Kalo kasus yg diberikan TS baru memenuhi faktor pertama, tapi jika faktor kedua dan ketiga tdk terpenuhi, masih dinilai perbuatan yg buruk jika merugikan diri sendiri dan org lain serta tdk membawa pada Nibbana....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Top1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 429
  • Reputasi: 10
  • Hanya Sebuah Fenomena
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #4 on: 13 February 2013, 07:08:23 PM »
Ibu yang Membunuh anak bagaimana bisa dikatakan sebagai perbuatan baik.
Niat membunuh anak supaya anak-anaknya tidak malu dan kekurangan makan adalah perbuatan yang dilandasi Moha.

Hitler yang membunuh kaum Yahudi untuk memurnikan sebuah aras itu jelas Loba yaitu ingin menonjolkan kehebatan ras sendiri.

Menurut saya contoh2 di atas tidak masuk satu pun faktor perbuatan baik.


Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #5 on: 13 February 2013, 07:09:52 PM »
Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk, menurut pandangan Buddhisme secara umum, berdasarkan 3 faktor:
1. Apakah perbuatan tsb dilandasi dengan kehendak yg baik (alobha, adosa, amoha) atau buruk (lobha, moha, dosa).
2. Apakah perbuatan tsb bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
3. Apakah perbuatan tsb membawa pada tujuan akhir Nibbana atau tidak (sesuai dg JMB8 atau tdk).

Kalo kasus yg diberikan TS baru memenuhi faktor pertama, tapi jika faktor kedua dan ketiga tdk terpenuhi, masih dinilai perbuatan yg buruk jika merugikan diri sendiri dan org lain serta tdk membawa pada Nibbana....

Terlalu jauh. Bermanfaat atau tidak bermanfaat amat relatif; narkoba bermanfaat tidak, sunat bermanfaat tidak, mengeksekusi tahanan bermanfaat tidak. Ini sudah masuk dalam ranah doktrin (jika dalam agama Buddha sudah mengacu pada sila dan doktrin ajaran). Nibbana juga (dalam setiap aliran bisa beda definisi sejatinya), terlalu absurd untuk dibahas dalam pendahuluan sebuah diskusi. Jika mau runut, kita urutkan dulu satu-satu tema yang Sdr. William sampaikan. Kalau sudah masuk ranah doktrin, pembahasan bisa melebar pada doktrin dan ayat (sutta), yang secara prinsip sudah masuk area keimanan (kepercayaan), sulit didiskusikan dan ditolerir lagi.

Jika sepakat untuk keluar doktrin dan berpikir bebas, diskusi bisa dilanjutkan. Kalau memang ada koherensinya dengan doktrin, silakan dibawa dan dikutip sesuai urgensinya.

Salam bijak dalam dharma. Semoga berbahagia.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #6 on: 13 February 2013, 07:30:07 PM »
Ibu yang Membunuh anak bagaimana bisa dikatakan sebagai perbuatan baik.
Niat membunuh anak supaya anak-anaknya tidak malu dan kekurangan makan adalah perbuatan yang dilandasi Moha.

Hitler yang membunuh kaum Yahudi untuk memurnikan sebuah aras itu jelas Loba yaitu ingin menonjolkan kehebatan ras sendiri.

Menurut saya contoh2 di atas tidak masuk satu pun faktor perbuatan baik.

Niat ibu mungkin baik, tapi dilandasi kebodohan (kekurang-bijaksanaan). Kebodohan (kekurang-bijaksanaan/moha) ini dilandasi lagi oleh banyak sebab, baik duniawi maupun spiritual. Duniawi misalnya karena keterdesakan (dalam waktu terjepit, orang bisa saja berpikir pendek), kekurang-pendidikan, sifat obsesif dan protektif (ini juga ada pada singa, yang bisa memakan anaknya karena takut anaknya dimangsa predator lain), minder dan kurang percaya diri, serta sebab-sebab multi aspek lainnya (psikologis, sosial, ekonomi, dsb).

Sebab spiritual, bisa dari keekstriman yang sudah ada sebelumnya (sifat suka membunuh, mudah mengambil jalan pintas, mudah putus asa, dlsb), serta kekurangpahaman mengenai konsep sebuah kebaikan dan keburukan (secara nurani/hati, bukan dari dogma/ajaran). Semua faktor ini, umumnya dari kebiasaan dan pengalaman sebelumnya, yang pada akhirnya melandasi sebuah perbuatan, bukan hanya karena niat ataupun kesempatan yang ada ('keterdesakan' dalam kasus ibu membunuh anak).

Mengenai Hitler, selain karena faktor rasial, juga ada pengalaman traumatis masa kecil, karena merasa termarginalisasi oleh kaum Yahudi yang waktu itu hidup lebih mewah dan mapan. Sehingga selain lobha (keserakahan), saya kira juga ada faktor kebencian yang sudah mendalam.

Tentang baik-buruknya, tentu agak naif kalau kita langsung menjustifikasi satu cara pandang. Menurut saya ada kasus yang mudah diamati (daripada kasus Hitler di atas), yaitu kasus misalnya anak membunuh ayahnya. Biasanya, dalam surat kabar ataupun berita di televisi, sempat dijelaskan bahwa ayah tersebut agak-sangat kejam terhadap sang anak, atau sang ibu. Sehingga (tanpa menjustifikasi alasan pembunuhan itu) sang anak mengambil jalan pintar (dengan keterbatasan pemahamannya yang masih belia tentunya).

Makanya, dalam negara yang agak beradab (negara maju), anak-anak bermasalah cenderung direhabilitasi daripada dihukum. Narapidana juga lebih dimasyarakatkan (dididik agar lebih memasyarakat) daripada dianggap sebagai terhukum. Ini cara pandang yang minim-vonis (tidak menghakimi), tapi lebih pada mengerti bahwa sebuah peristiwa adalah rangkaian sebab dan akibat, bukan titik berat pada kesalahan pelaku.

Bila masih mau fokus pada Hitler (bahwa obsesi beliau yang terlampau besar dan tidak sebanding dengan alibi/alasan-nya), ada alasan lain yang lebih menarik (dari sudut pandang Mahayana tentunya). Akan dibahas bila pembahasan mengerucut pada Hitler sebagai pelaku kejahatan murni dan intoleran dari segi alibi/alasan.

Oke, semoga bisa berkembang jadi diskusi menarik.

Salam dharma dan MLFBYN.  _/\_

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #7 on: 13 February 2013, 08:21:10 PM »
Buddha menegaskan bahwa:
"Niat adalah kamma, perbuatan yg didahului oleh niat, itulah kamma"

Pernyataan ini sesungguhnya cukup jelas, namun ternyata bisa menjadi ribet juga..

Bagaimana jika ada yg berpendapat "bisa saja niat baik, tapi belum tentu perbuatannya baik, namun tetap kamma baik loh..."

Dan diambil-lah contoh Boddhisatva yg berniat baik mengorbankan dirinya sendiri untuk makanan binatang kelaparan: ini kamma baik loh, lalu contoh niat mulia ingin pasien koma tidak menderita, lalu mencabut selang, dianggap juga kamma baik, krn motivasi yg bijaksana loh

Jika kemudian dikembangkan ke contoh ekstrim, ternyata jawabannya cukup unik:

:: Perbuatan ibu yg membakar dirinya dan anak2nya krn kesulitan ekonomi dan suaminya masuk penjara
Si ibu meninggalkan surat alasannya: tidak ingin anak2nya menderita malu dan kekurangan makan.
~ Hal ini juga dianggap kamma baik krn motivasinya mulia, sedangkan perbuatan membakar diri dan anak2nya tsb hanyalah perbuatan netral semata..  ::)

:: Lalu contoh lain: Hitler yg menghanguskan ratusan (ribuan?) yahudi, Motivasinya (kita anggaplah) mulia: ingin agar ras Arya dimurnikan. Tapi, apakah perbuatan Hitler tsb baik?
~ Jawabannya: Jika motivasi Hitler adalah benar begitu, maka bisa kamma baik, sedangkan perbuatan itu sendiri adalah netral

:: Perbuatan sy misalnya mencaci maki rekan diskusi saya, krn motivasi sy ingin teman diskusi sy sadar dan mengerti.
~ perbuatan mencaci-maki adalah netral, krn motivasi sy baik, maka saya sedang menimbun kamma-baik loh..

Inti pemikirannya bahwa: Semua perbuatan hanyalah 'tindakan lanjutan' sehingga semua perbuatan adalah netral, niatlah yg menentukan kamma baik/buruk. Perbuatan bisa saja buruk, namun jika niat mulia, maka hal tsb adalah kamma-baik

Bahkan bisa sampai ke kesimpulan: tindakan ibu membunuh anak dan Berdana ke pengemis, dianggap perbuatan yg memiliki nilai yg sama, sama2 bermotivasi baik, dan tindakannya sendiri adalah netral saja...

Sampai disini jadi kelihatan kusutnya, sy jadi berpikir:
- apakah 'niat' yg dimaksud diatas sama dengan cetana yg dimaksud oleh Buddha?
- bedakah 'motivasi' dengan 'niat yg mendahului suatu perbuatan'?

Meskipun ada yg berpendapat ini adalah pola pikir Mahayana, sy masih tetap beranggapan ini adalah konsep pemikiran pribadi, bukan konsep Mahayana


::

Sdr. Williamhalim. bagaimana kita mengetahui secara benar bahwa pendapat seseorang itu adalah dari konsep Mahayana? Apakah dengan berdasarkan klaim seseorang semata yang mengatakan: “ …berdasarkan Mahayana” atau “…dalam Mahayana”?
Tanpa acuan yang benar, maka diskusi ini akan menjadi debat kusir, toh akhirnya kita tidak tahu pendapat seseorang itu Mahayana atau bukan, jangan-jangan malah ajaran agama tetangga, Zoroastrianism misalnya. Bagaimana menurut anda?
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #8 on: 13 February 2013, 09:46:45 PM »
Sdr. Williamhalim. bagaimana kita mengetahui secara benar bahwa pendapat seseorang itu adalah dari konsep Mahayana? Apakah dengan berdasarkan klaim seseorang semata yang mengatakan: “ …berdasarkan Mahayana” atau “…dalam Mahayana”?
Tanpa acuan yang benar, maka diskusi ini akan menjadi debat kusir, toh akhirnya kita tidak tahu pendapat seseorang itu Mahayana atau bukan, jangan-jangan malah ajaran agama tetangga, Zoroastrianism misalnya. Bagaimana menurut anda?
mungkin dalam konsep mahayana seperti upaya kausalya?

atau misalnya seperti contoh cerita zen yang memukul murid atau membunuh kucing?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #9 on: 14 February 2013, 05:41:54 AM »
Sdr. Williamhalim. bagaimana kita mengetahui secara benar bahwa pendapat seseorang itu adalah dari konsep Mahayana? Apakah dengan berdasarkan klaim seseorang semata yang mengatakan: “ …berdasarkan Mahayana” atau “…dalam Mahayana”?
Tanpa acuan yang benar, maka diskusi ini akan menjadi debat kusir, toh akhirnya kita tidak tahu pendapat seseorang itu Mahayana atau bukan, jangan-jangan malah ajaran agama tetangga, Zoroastrianism misalnya. Bagaimana menurut anda?

tidak usah sampai ajaran tetangga,
ada member DC juga klaim dirinya, 'bukan manusia biasa lagi' karena sudah mencapai spritual tinggi  ;D

pasti arah ke debat kusir
ntar ujung2nya upaya kausalya
« Last Edit: 14 February 2013, 05:44:56 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #10 on: 14 February 2013, 07:40:52 AM »
mungkin dalam konsep mahayana seperti upaya kausalya?

atau misalnya seperti contoh cerita zen yang memukul murid atau membunuh kucing?

tidak usah sampai ajaran tetangga,
ada member DC juga klaim dirinya, 'bukan manusia biasa lagi' karena sudah mencapai spritual tinggi  ;D

pasti arah ke debat kusir
ntar ujung2nya upaya kausalya


Baiklah, jika demikian mari kita lihat apakah yang mengaku Mahayanis akan menggunakan istilah Upaya Kausalya sebagai dasar pemikirannya mengenai “Niat” ini. Ini berarti kita akan kembali lagi ke pembahasan mengenai Upaya Kausalya yang menurut saya merupakan suatu bentuk kemampuan untuk melakukan kegiatan/perbuatan, bukan membahas mengenai Niat itu sendiri.

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #11 on: 14 February 2013, 07:43:14 AM »
Sdr. Williamhalim. bagaimana kita mengetahui secara benar bahwa pendapat seseorang itu adalah dari konsep Mahayana? Apakah dengan berdasarkan klaim seseorang semata yang mengatakan: “ …berdasarkan Mahayana” atau “…dalam Mahayana”?
Tanpa acuan yang benar, maka diskusi ini akan menjadi debat kusir, toh akhirnya kita tidak tahu pendapat seseorang itu Mahayana atau bukan, jangan-jangan malah ajaran agama tetangga, Zoroastrianism misalnya. Bagaimana menurut anda?

Sudah saya tulis:

"Meskipun ada yg berpendapat ini adalah pola pikir Mahayana, sy masih tetap beranggapan ini adalah konsep pemikiran pribadi, bukan konsep Mahayana"

Artinya: Ia berpendapat ini adalah konsep pemikiran Mahayana, dan sy tidak setuju..

Untuk itu sy letakkan di board Mahayana agar bisa jelas benar/tidak konsep ini selaras dengan pemikiran Mahayana? Silahkan Bro Kelana menyumbang acuan yg benar

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #12 on: 14 February 2013, 07:45:17 AM »
Baiklah, jika demikian mari kita lihat apakah yang mengaku Mahayanis akan menggunakan istilah Upaya Kausalya sebagai dasar pemikirannya mengenai “Niat” ini. Ini berarti kita akan kembali lagi ke pembahasan mengenai Upaya Kausalya yang menurut saya merupakan suatu bentuk kemampuan untuk melakukan kegiatan/perbuatan, bukan membahas mengenai Niat itu sendiri.



Apakah arti Upaya Kausalya yg sebenarnya?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #13 on: 14 February 2013, 07:49:01 AM »
baik buruk subjektif :P
sesuatu yg kita anggap baik belum tentu baik bagi orang lain (atau mahkluk lain)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Semua Perbuatan adalah Netral, Niatlah yg menentukan. Benarkah?
« Reply #14 on: 14 February 2013, 08:26:41 AM »
Sebelum terlalu jauh masuk dalam konsep sekte, ada baiknya kita mengkaji secara mendasar (ajaran Buddha secara umum), yakni dalam hal ini yang terkait adalah konsep anatta.

Jika benar konsep ini merupakan salah satu corak/ciri kehidupan, apakah benar ada Hitler yang sadis dan obsesif?

Apakah benar ada Hitler sebagai sosok (individu) yang berdiri sendiri, independen, lepas dari yang lain dan dapat didikotomikan?

Atau, apakah Hitler lahir sebagai terusan (lanjutan) dari rentetan sebab-sebab lampau yang saling terkait (Paticcasamuppada)?

Beramai-ramai Buddhis sering kali menggadang konsep anatta, bahwa semua diri kosong dari sifat hakiki, tanpa kecuali Hitler dan diri kita masing-masing.

Tapi dalam melihat kasus khusus (tertentu), rupanya banyak perasaan subyektif yang bermain, dan menyimpulkan bahwa ada sosok hakiki (atta) yang berada dibalik suatu peristiwa atau fenomena.

Saran dari saya, jika agak sukar melihat sisi netral suatu fenomena, coba kita tempatkan diri kita dalam sudut pandang yang lain; misalnya kekejaman dan arogansi suku tertentu pada masa lalu, walaupun bukan itu alasan pembenaran untuk genosida dan tindak non-humanis lainnya. Segala sesuatu memiliki sebab, dan dalam kombinasi yang kompleks dengan sebab-sebab (pendukung) lain, maka akan melahirkan sebuah tindakan/perbuatan (action), yang sering kita nilai secara sepihak (tanpa melihat secara keseluruhan). Bisa diibaratkan; ada seorang bapak menabrak seorang anak muda dengan sepeda, malah memaki dan mau memukul anak muda tersebut. Ketika anak muda tersebut mau mencoba membela diri, saat itulah kita (pengamat parsial dan subyektif) muncul, dan kesimpulan kita: Anak muda ini kurang ajar sekali, mau memukul bapak-bapak. Seperti itulah pandangan moha dan avijja seorang makhluk... melihat tidak secara lengkap.

 _/\_

 

anything