//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Meditasi Mengikis Kilesa  (Read 4442 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Meditasi Mengikis Kilesa
« on: 27 November 2016, 07:58:53 PM »
Jika dilakukan sebuah polling tentang tujuan dari seseorang melakukan meditasi, jawabannya pasti sangatlah beragam. Beberapa contoh jawaban yang mungkin sering terdengar adalah untuk relaksasi sehingga bisa mengeluarkan stress di dalam tubuh akibat kegiatan sehari-hari, ataupun untuk menenangkan pikiran sehingga tidak stress secara mental, juga untuk evaluasi diri sehingga dapat menjadi orang yang lebih baik, bahkan ada yang ingin mendapatkan kesaktian sehingga menjadi orang hebat, atau bisa juga untuk berkomunikasi dengan makhluk-makhluk lain. Jika Sang Buddha belum Parinibbāna dan melihat hal demikian, Beliau pasti akan menyatakan bahwa tujuan-tujuan tersebut hanyalah sesuatu yang biasa saja dan sifatnya tidak mengembangkan kualitas mental seseorang menuju ke Pencerahan Yang Agung, mencapai Nibbāna, padamnya seluruh buah perbuatan lampau tanpa sisa.

Jika anda sering membaca berbagai khotbah dari Sang Buddha dalam sutta, anda pasti sering berpapasan dengan pernyataan Beliau bahwa terdapat tiga hal yang tidaklah bermanfaat dalam dunia ini, yang membawa kehancuran, yang patut dicela, yang harus dibasmi, apakah ketiga hal tersebut? Yaitu keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin (moha). Ketiga hal ini merupakan bagian dari buah kamma lampau (vipāka kamma), di saat salah satu dari ketiga hal tersebut sudah muncul dalam kehidupan sekarang ini, maka mereka disebut sebagai kekotoran batin / kilesa. Kilesa yang berbuah ini merupakan akar yang mendasari segala tindakan baru yang dilakukan seseorang dalam kesehariannya, ia selalu mempengaruhi setiap tindakan yang buruk maupun yang baik. Ketika anda melakukan suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari, secara otomatis kilesa pasti turut memegang kendali, maka dapat dipastikan tindakan yang berakar pada kilesa tersebut akan membentuk vipāka kamma baru lagi yang akan tertanam di barisan belakang, maka dari itu permasalahan hidup kehidupan ini tidak akan pernah terselesaikan.
 
Tidak sedikit yang telah menyebarkan pernyataan Sang Buddha tentang keburukan dari kilesa, namun tidak banyak yang memberikan cara langkah demi langkah untuk dapat melenyapkan kilesa tersebut agar ia tidak mempengaruhi tindakan berikutnya. Jadi bagaimana cara melenyapkannya? Sama halnya dengan polling diatas yang anda harus lakukan tentunya adalah meditasi, namun dengan tujuan utama yaitu untuk mengikis kilesa. Dikarenakan tujuan dari meditasi ini yang berbeda, secara otomatis langkah-langkah yang digunakan juga berbeda. Jadi cara apapun yang pernah anda cerap sebelumnya haruslah dikesampingkan karena hal-hal tersebut akan menghambat kemajuan kualitas mental anda. Satu-satunya cara untuk mengikis lobha, dosa, moha haruslah dengan meditasi vipassanā yang selaras dengan penjabaran Sang Buddha dalam Mahā-Satipaṭṭhāna Sutta, tidak ada cara yang lain, inilah satu-satunya jalan yaitu empat landasan perhatian.

Selengkapnya dapat dibaca di: http://www.sukhesikarama.com/single-post/2016/11/25/Meditasi-untuk-menguras-habis-Buah-Kamma-Lampau



Setelah membaca kesana kemari di forum DC ini, saya memutuskan untuk mencoba berkontribusi. Saya melihat terdapat banyak pertanyaan-pertanyaan tentang meditasi yang tidak terjawab di forum ini. Sangat disayangkan padahal di luar sana (maksud saya di luar layar gadget ini  ;D) ada guru pembimbing yang dapat menjawab berbagai pertanyaan itu secara jelas.

Maka dari itu saya ingin mengajak saudara-saudari sedhamma sekalian untuk mencoba praktek meditasi vipassanā dibawah bimbingan langsung dari Bhante Gunasiri. Cara meditasi yang beliau ajarkan sangatlah selaras dengan yang tertera di Mahā-Satipaṭṭhāna Sutta dengan menggunakan empat objek perhatian, mulai dari kāyānupassanā, vedanānupassanā, cittānupassanā, dhammānupassanā. Tujuan dari meditasi yang beliau ajarkan adalah untuk mengikis kilesa sebanyak mungkin hingga nantinya dapat mencapai tingkat kesucian di kehidupan sekarang ini juga.

Adapun panduan step-by-step yang mudah dimengerti oleh siapapun, terpapar secara jelas, dan dapat dibuktikan terdapat di http://www.sukhesikarama.com/meditasi-vipassana. Bhante Gunasiri sangat aktif membina para praktisi dhamma terutama di wilayah Jakarta dan Medan. Jadwal beliau sangatlah padat untuk membimbing Sitting Group, One Day Mindfulness, dan juga 10 Days Mindfulness Meditation. Untuk retret 10 hari tersebut diadakan 2x setahun di Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT) yang terletak di Desa Bakom, Cianjur. Namun jika anda ingin retret intensif di sana pun sangatlah diperbolehkan. Bahkan di tahun 2016 ini ada dua orang yogi yang sudah berlatih intensif cukup lama. Satu seorang dokter berumur 50+ sudah berlatih selama 3 tahun, dan seorang pemuda berumur 25+ sudah berlatih selama 1 tahun. Selain itu banyak yogi yang silih berganti berdatangan untuk retret intensif selama sebulan lebih. Pemula ataupun yang sudah sering bermeditasi diterima dengan muditā citta. Yang pasti seluruh kegiatan meditasi bebas biaya, yang diminta hanyalah kesungguhan dalam praktek mengikis kilesa. Bhante Gunasiri siap membina sekaligus menjawab uneg-uneg anda tentang perihal meditasi.

Semoga postingan ini bermanfaat dan membawa kedamaian _/\_

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #1 on: 27 November 2016, 08:05:20 PM »
Ini poster untuk retret di akhir tahun 2016 :)


Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #2 on: 27 November 2016, 08:57:19 PM »
Baru nampak topik menarik setelah beberapa waktu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #3 on: 28 November 2016, 12:57:10 PM »
Baru nampak topik menarik setelah beberapa waktu.

Wah baru pertama kali buka topik sudah dibilang menarik. Sādhu!
Menariknya bagaimana nih? Bisa dijabarkan?  :-?

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #4 on: 28 November 2016, 03:31:00 PM »
Tujuan meditasinya sangat jelas.Mungkin kebetulan juga membutuhkan informasi tentang hal itu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #5 on: 29 November 2016, 08:37:41 AM »
Tujuan meditasinya sangat jelas.Mungkin kebetulan juga membutuhkan informasi tentang hal itu.

Saya senang melihat jawaban dari anda  _/\_

Sang Buddha mengajarkan pada kita secara komplit tentang dāna, mettā, dan sīla. Bagaimana menjadi seseorang yang baik, serta cara untuk memupuk kusala kamma bagi diri kita sendiri. Hal ini sangatlah jelas dan banyak orang yang menonjolkan sisi ajaran Sang Buddha ini. Namun entah mengapa ketika masuk ke dalam samādhi, segala pembahasan yang orang-orang sebarkan sangatlah tidak jelas dan terkesan sukar dilakukan. Maka dari itu meditasi kian menjadi momok bagi umat Buddha. Sangat disayangkan sekali padahal inti dari ajaran Sang Buddha adalah samādhi sehingga dapat benar-benar terbebas dari kilesa.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #6 on: 29 November 2016, 05:40:31 PM »
Saya senang melihat jawaban dari anda  _/\_

Sang Buddha mengajarkan pada kita secara komplit tentang dāna, mettā, dan sīla. Bagaimana menjadi seseorang yang baik, serta cara untuk memupuk kusala kamma bagi diri kita sendiri. Hal ini sangatlah jelas dan banyak orang yang menonjolkan sisi ajaran Sang Buddha ini. Namun entah mengapa ketika masuk ke dalam samādhi, segala pembahasan yang orang-orang sebarkan sangatlah tidak jelas dan terkesan sukar dilakukan. Maka dari itu meditasi kian menjadi momok bagi umat Buddha. Sangat disayangkan sekali padahal inti dari ajaran Sang Buddha adalah samādhi sehingga dapat benar-benar terbebas dari kilesa.

Terkadang terlalu banyak informasi yang didapat malah membuat jadi bingung ketika melakukan samadhi.Tapi mungkin juga karena ketidakmengertian atas petunjuk yang diberi atau kita dapatkan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #7 on: 30 November 2016, 02:33:32 PM »
Ya saya juga setuju, memang terlalu banyak informasi tentang meditasi yang beredar sehingga tidak jelas mau dimulai dari mana, tapi soal ketidakmengertian mungkin juga faktor kurang jelasnya petunjuk, atau bahkan kurangnya pengalaman riil dari si pengajar. Kalau cara pengajaran Bhante Gunasiri sangatlah jelas, bahkan beliau aktif membina para pecandu narkoba di LAPAS Narkotika Cipinang dan yang membuat saya terkesan para pecandu di sana cukup banyak yang giat sekali melakukan meditasi vipassanā sehingga sudah benar-benar terlepas dari kecanduan narkoba. Terlepas dari lobha! Luar biasa  ^:)^

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #8 on: 30 November 2016, 03:13:20 PM »
Ya saya juga setuju, memang terlalu banyak informasi tentang meditasi yang beredar sehingga tidak jelas mau dimulai dari mana, tapi soal ketidakmengertian mungkin juga faktor kurang jelasnya petunjuk, atau bahkan kurangnya pengalaman riil dari si pengajar. Kalau cara pengajaran Bhante Gunasiri sangatlah jelas, bahkan beliau aktif membina para pecandu narkoba di LAPAS Narkotika Cipinang dan yang membuat saya terkesan para pecandu di sana cukup banyak yang giat sekali melakukan meditasi vipassanā sehingga sudah benar-benar terlepas dari kecanduan narkoba. Terlepas dari lobha! Luar biasa  ^:)^
Kalau yang beruntung bisa mengikuti bimbingan secara langsung.Yang tidak beruntung terpaksa bergerak dengan informasi dan petunjuk dari sana sini,yang terkadang malah membuat makin kacau.Apalagi "pengalmanan" yang didapati,dirasakan tiap-tiap orang juga berbeda-beda sesuai dengan faktor batin masin-masing individu dan bagaimana invidu itu menggunakan faktor batin-nya.
« Last Edit: 30 November 2016, 03:15:45 PM by Sostradanie »
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #9 on: 02 December 2016, 03:04:38 PM »
Dan anda termasuk yang kurang beruntung? Memang sudah berapa lama anda mencoba bermeditasi dengan info dari sana sini? Kendalanya apa saja? Misal apa yang kurang jelas atau bisa lebih diperjelas. Tidak pernah ikut kegiatan meditasi apapun? Mungkin nanti sharing anda bisa saya sampaikan ke Bhante Gunasiri, agar lebih aktif menyebar info petunjuk-petunjuk meditasi lewat internet sehingga bisa mencakup orang-orang yang kurang beruntung  :)

Memang vipāka kamma tiap orang berbeda tapi sebenarnya cara penanganan hambatan dalam meditasi sama, karena yang namanya kilesa kalau bukan lobha, ya dosa, ya moha. Hanya kadar di setiap orang yang berbeda.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #10 on: 02 December 2016, 11:27:34 PM »
Dan anda termasuk yang kurang beruntung? Memang sudah berapa lama anda mencoba bermeditasi dengan info dari sana sini? Kendalanya apa saja? Misal apa yang kurang jelas atau bisa lebih diperjelas. Tidak pernah ikut kegiatan meditasi apapun? Mungkin nanti sharing anda bisa saya sampaikan ke Bhante Gunasiri, agar lebih aktif menyebar info petunjuk-petunjuk meditasi lewat internet sehingga bisa mencakup orang-orang yang kurang beruntung  :)

Memang vipāka kamma tiap orang berbeda tapi sebenarnya cara penanganan hambatan dalam meditasi sama, karena yang namanya kilesa kalau bukan lobha, ya dosa, ya moha. Hanya kadar di setiap orang yang berbeda.

Manfaat meditasi saja saya tidak mengerti untuk apa.Baru mulai sedikit memahami akhir2 ini saja.Makanya saya senang membaca topik ini.karena jelas tujuannya dan saya juga berpikir seperti itu.Apalagi ada penjelasan bahwa karena kamma-nya.Jadi bisa lebih memahami saja dan menjawab pertanyaan2 dibenak saya.

Praktek yang benar vipassana itu seperti apa?sehingga bisa mengikis LDM?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #11 on: 05 December 2016, 10:20:03 AM »
Oh ya baguslah kalau bisa memberi pemahaman tentang meditasi. Pada intinya jika orang mencermati dirinya sendiri pasti bisa melihat dengan jelas bahwa sebenarnya sumber masalah itu bukan berasal dari luar namun dari dalam. Seperti contohnya mengapa kita bisa ketika melihat seseorang anggaplah si A lalu muncul kebencian terhadap dia, tapi ketika orang lain melihat si A mereka bisa senang dengan dia, lalu ada sekelompok orang lain lagi melihat si A mereka biasa-biasa saja terhadap dia. Padahal kemungkinan besar sifat si A terhadap semua orang ini sama. Yang membuat perbedaan pandangan ini sebenarnya bukan karena si A tapi karena sewaktu melihat si A vipāka kamma apa yang sedang berbuah. Kalau didasari dosa maka tidak suka yang dominan. Kalau didasari lobha maka suka yang dominan. Dan kilesa punya sifat mendorong suatu kamma untuk dilakukan, jadi tidak heran kalau dosa yang menguasai kesadaran seseorang bisa memaki-maki, memukul, bahkan membunuh orang lain. Kalau lobha yang menguasai ditinggal matipun bisa hanyut dalam kesedihan bahkan mau bunuh diri. Dan yang mengerikan adalah kita tidak bisa mengatur vipāka kamma apakah yang berbuah satu detik kedepan, bisa dibilang hidup ini hanyalah spekulasi akan masa mendatang.

Untuk mengikis LoDoMo kesadaran harus dibawa berpihak ke nāma-rūpa / timbul-lenyap yang ada di jasmani kasar, dia berupa denyut kecil yang jelas fenomena timbul-lenyapnya. Kalau perhatian (sati) kita bawa ke nāma-rūpa / timbul-lenyap nanti kekuatan kilesa akan melemah dan lama kelamaan lenyap secara total, dari situ akan terbentuk samādhi. Cara untuk fokus pada nāma-rūpa / timbul-lenyap sesuai dengan yang diajarkan Bhante Gunasiri adalah menggunakan Sistem Tahapan Aktif Jasmani. Penjelasan cara ini saya rasa lebih baik dilihat di website ini karena sudah dijelaskan secara terperinci http://www.sukhesikarama.com/meditasi-vipassana. Sistem ini dipakai sebagai objek dasar dalam meditasi. Bisa dibilang kalau umumnya orang meditasi pakai napas, tapi di sini anda rubah dengan menyadari jasmani, alasan mengapa tidak memakai napas karena nāma-rūpa / timbul-lenyap sangat sulit dilihat lewat napas, maka dari itu orang yang meditasi memakai napas umumnya sering terbawa kilesa seperti gelisah. Lalu nanti jika muncul hambatan fisik berupa sakit, semutan, mati rasa bisa memakai vedanānupassanā, jika muncul hambatan mental berupa gelisah, kantuk, kesal bisa memakai cittānupassanā. Penjelasan praktek meditasinya sudah sangat lengkap di website itu, anda bisa melihat video panduan dan membaca-baca artikelnya. Nanti kalau ada pertanyaan, kalau saya mampu saya akan bantu menjawab  _/\_

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #12 on: 06 December 2016, 10:53:00 PM »
Mohon maaf kalau saya lancang atau tidak di kehendaki tetapi saya tidak setuju bila ini dikatakan seperti ini maka ajaran buddha akan sangat sulit dijalankan.
"sewaktu melihat si A vipāka kamma apa yang sedang berbuah. "

Saya setuju dengan buah kamma yaitu vipaka dan terjadi setiap saat tetapi saya tidak setuju kalau buah kamma adalah lmd( lobha dosa moha) karena ini bukan buah kammma tetapi kamma itu sendiri jadi ldm adalah kamma yaitu suatu perbuatan yang terjadi dipikiran ucapan dan perbuatan karena sesungguh nya vipaka terjadi secara netral tidak membuat ldm hanya sebatas suka atau tidak suka. Yang berkelanjutan kepada kamma berikutnya. Karena waktu yang terjadi sanggat cepat maka terasa seperti ldm afalah buah kamma.
Contoh saat kita melihat wanita cantik sexy bagi yang bagi mata ini adalah buah kamma ( vipaka) moment selanjut nya kamma yang berkerja akusala kamma atau kusala kamma yang timbul. Maka dengan ini maka jika kita seorang arahat maka kita katakan ini hanya sebuah tubuh yang dipenuhi daging tulang cairan ingus dan tai didalam perutnya. Intinya dia tidak tertarik dan bila seorang yang normal seperti saya akan trus lobha dosa dan moha yang trus bekerja bahkan sampai wanita itu tidak ada tetap kepikiran.
Jadi buah kamma terus berbuah setiap saat dan bersifat netral dan hanya di bagian tubuh fisik menjadi suka atau tidak suka. Contoh lagi saat tubuh dipukul maka semua mahluk pasti tidak suka begitu juga saat tubuh di elus ( disayang ) maka reaksi nya suka.
Buah kamma dapat dikatakan bagus bila menunjang untuk kehidupan lebih baik dan begitu juga sebaliknya buah kamma buruk adalah terjadi dan membuat kita merosot dalam tingkat kehidupan kita. Dalam meditasi ini dapat dilihat dengan jelas apalagi dengan vipasana.

Saya hanya menyampaikan apa yg saya rasa kan dan ketahui tentang kamma dan buah nya bila ada kesalahan maka saya mohon maaf dan tolong dapat dijelaskan dengan baik dan bukti teks sutta atau wejang wejangan dari para guru yg ada.
Terima kasih.
Semoga bermanfaat
Semoga semua mahluk berbahagia.

Sadhu sadhu sadhu.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #13 on: 07 December 2016, 02:11:25 PM »
Pemahaman yang dipaparkan karena praktek jauh lebih menarik.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline majjhima

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: -1
Re: Meditasi Mengikis Kilesa
« Reply #14 on: 07 December 2016, 03:14:33 PM »
Mohon maaf kalau saya lancang atau tidak di kehendaki tetapi saya tidak setuju bila ini dikatakan seperti ini maka ajaran buddha akan sangat sulit dijalankan.
"sewaktu melihat si A vipāka kamma apa yang sedang berbuah. "

Saya setuju dengan buah kamma yaitu vipaka dan terjadi setiap saat tetapi saya tidak setuju kalau buah kamma adalah lmd( lobha dosa moha) karena ini bukan buah kammma tetapi kamma itu sendiri jadi ldm adalah kamma yaitu suatu perbuatan yang terjadi dipikiran ucapan dan perbuatan karena sesungguh nya vipaka terjadi secara netral tidak membuat ldm hanya sebatas suka atau tidak suka. Yang berkelanjutan kepada kamma berikutnya. Karena waktu yang terjadi sanggat cepat maka terasa seperti ldm afalah buah kamma.
Contoh saat kita melihat wanita cantik sexy bagi yang bagi mata ini adalah buah kamma ( vipaka) moment selanjut nya kamma yang berkerja akusala kamma atau kusala kamma yang timbul. Maka dengan ini maka jika kita seorang arahat maka kita katakan ini hanya sebuah tubuh yang dipenuhi daging tulang cairan ingus dan tai didalam perutnya. Intinya dia tidak tertarik dan bila seorang yang normal seperti saya akan trus lobha dosa dan moha yang trus bekerja bahkan sampai wanita itu tidak ada tetap kepikiran.
Jadi buah kamma terus berbuah setiap saat dan bersifat netral dan hanya di bagian tubuh fisik menjadi suka atau tidak suka. Contoh lagi saat tubuh dipukul maka semua mahluk pasti tidak suka begitu juga saat tubuh di elus ( disayang ) maka reaksi nya suka.
Buah kamma dapat dikatakan bagus bila menunjang untuk kehidupan lebih baik dan begitu juga sebaliknya buah kamma buruk adalah terjadi dan membuat kita merosot dalam tingkat kehidupan kita. Dalam meditasi ini dapat dilihat dengan jelas apalagi dengan vipasana.

Saya hanya menyampaikan apa yg saya rasa kan dan ketahui tentang kamma dan buah nya bila ada kesalahan maka saya mohon maaf dan tolong dapat dijelaskan dengan baik dan bukti teks sutta atau wejang wejangan dari para guru yg ada.
Terima kasih.
Semoga bermanfaat
Semoga semua mahluk berbahagia.

Sadhu sadhu sadhu.

Terima kasih atas pendapatnya, siapapun pasti boleh berpendapat asalkan dengan niat yang baik  _/\_

Untuk membalas komentar anda kita harus membahas tentang citta cetasika, tapi untuk ini saya rasa lebih baik ahli abhidhamma yang ada di DC forum ini bisa menjelaskan secara mendetail. Komentar singkat dari saya sembari kita menunggu ahli abhidhamma-nya nongol  ;D, kita harus menilik proses sebab akibat terlebih dahulu. Tentunya kamma (tindakan) menghasilkan vipāka (buah) dan sebaliknya vipāka (buah) mempengaruhi kamma (tindakan) dilakukan, maka dari itu terbentuklah proses sebab (kamma 1 dilakukan) -> akibat (vipāka 1 masuk ke bawah sadar) -> sebab (vipāka 1 berbuah dalam kehidupan) -> akibat (kamma 2 dilakukan), proses ini terus bergulir tanpa henti. Jika kita mengikutsertakan proses sebab akibat tersebut dan menyesuaikan dengan pernyataan anda sendiri bahwa kamma (tindakan) adalah LoDoMo secara otomatis vipāka (buah) adalah LoDoMo juga karena kedua hal tersebut saling berkaitan, tidaklah tepat jika anda menyatakan kamma (tindakan) adalah LoDoMo tetapi vipāka (buah) adalah netral. Jika vipāka (buah) berbuah secara netral tanpa adanya LoDoMo seperti yang anda sebutkan maka proses sebab akibat ini tidak akan berlaku, karena saat berbuah berarti vipāka (buah) itu tidak memiliki kekuatan apapun yang bisa menguasai kesadaran seseorang, jadi kita bisa leluasa melakukan kamma (tindakan) sesuka hati karena toh nantinya vipāka (buah) yang berbuah adalah tanpa LoDoMo alias netral.

Dalam konteks meditasi, banyak sekali orang yang secara tiba-tiba dalam pikirannya muncul memori yang tidak jelas asal usulnya, atau bisa juga muncul galau sehingga berpikir pada satu orang itu-itu saja, dan pastinya hal-hal ini sangat kuat menguasai kesadaran. Dalam hal ini sangatlah terlihat jelas bahwa vipāka (buah) itu berbuah setiap saat, bahkan kita cuma duduk berdiam diri saja dia bisa bermunculan seenaknya sendiri. Kenapa dia bisa menguasai kesadaran kita? Karena dia tidaklah netral, dia memiliki kekuatan, mengapa bisa ada kekuatan? Karena vipāka (buah) selalu berakar pada kilesa. Kilesa ini sifatnya sangat halus, dia licik dalam menyembunyikan dirinya. Pada kehidupan sehari-hari saat membuka indriya kesadaran pasti selalu ditarik oleh kilesa karena kesadaran kita sangatlah lemah. Maka dari itu kita perlu melakukan meditasi vipassanā, gunanya agar kesadaran dapat selalu terjaga dan terbebas dari kilesa. Nah kalau soal Arahat, lebih baik kita bersama-sama mencapai tingkat kesucian tersebut terlebih dahulu dengan mengikis kilesa sampai tuntas habis baru kita membahasnya. Anumodana.

 

anything