//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta  (Read 12214 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Para bhikkhu, sembilang berikut adalah sembilang penghentian berturut-turut. Apakah sembilan itu?
Bagi seseorang yang mencapai jhana pertama, persepsi indriah berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai jhana ke dua, vitakka dan vicara berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai jhana ke tiga, kegiuran berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai jhana ke empat, nafas masuk dan nafas keluar berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai landasan ruang, persepsi bentuk berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai landasan kesadaran, persepsi ruang berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai landasan kekosongan, persepsi landasan kesadaran berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai landasan bukan persepsi juga bukan non-persepsi, persepsi kekosongan berhenti.
Bagi seseorang yang mencapai terhentinya persepsi dan perasaan, persepsi dan perasaan berhenti.
Para bhikkhu, sembilan inilah penghentian berturut-turut.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #1 on: 22 October 2009, 10:40:04 AM »
bro, sepertinya ada perbedaan dalam penerjemahannya

berikut ini saya sertakan indo, english dan pali nya

Quote
Para bhikkhu, sembilan inilah penghentian yang berurutan. Apakah sembilan tersebut?

Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi pertama persepsi nafsu inderawi berhenti. Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi ke dua, pemikiran-pemikiran dan permikiran analisa berhenti. Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi ke tiga kebahagiaan berhenti. Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi ke empat, nafas masuk dan keluar berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam ruang material, persepsi berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam kesadaran, persepsi pada alam ruang berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam kekosongan, persepsi pada alam kesadaran berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada alam bukan persepsi ataupun non-persepsi, persepsi pada alam kekosongan berhenti. Bagi seseorang yang mencapai pada penghentian persepsi dan perasaan, persepsi dan perasaan berhenti. Para bhikkhu, sembilan inilah perhentian yang berurutan.

Quote from: oleh sister Upalavanna
Bhikkhus, these nine are successive cessations. What nine?

To one attained to the first higher state of mind sensual perceptions cease. To one attained to the second higher state of mind, thoughts and discursive thoughts cease. To one attained to the third higher state of mind joy ceases. To one attained to the fourth higher state of mind in breaths and out breaths cease. To one attained to the sphere of space material perceptions cease. To one attained to the sphere of consciousness perceptions of the sphere of space cease. To one attained to the sphere of no-thingness, perceptions of the sphere of consciousness cease. To one attained to the sphere of neither perception nor non-percption, perceptions of the sphere of no-thingness cease. To one attained to the cessation of perceptions and feelings, perceptions and feelings cease. Bhikkhus, these nine are successive cessations.

Quote
“Navayime, bhikkhave, anupubbanirodhā. Katame nava? Paṭhamaṃ jhānaṃ samāpannassa kāmasaññā niruddhā hoti; dutiyaṃ jhānaṃ samāpannassa vitakkavicārā niruddhā honti; tatiyaṃ jhānaṃ samāpannassa pīti niruddhā hoti; catutthaṃ jhānaṃ samāpannassa assāsapassāsā niruddhā honti; ākāsānañcāyatanaṃ samāpannassa rūpasaññā niruddhā hoti; viññāṇañcāyatanaṃ samāpannassa ākāsānañcāyatanasaññā niruddhā hoti; ākiñcaññāyatanaṃ samāpannassa viññāṇañcāyatanasaññā niruddhā hoti; nevasaññānāsaññāyatanaṃ samāpannassa ākiñcaññāyatanasaññā niruddhā hoti; saññāvedayitanirodhaṃ samāpannassa saññā ca vedanā ca niruddhā honti. Ime kho, bhikkhave, nava anupubbanirodhā”ti.
« Last Edit: 22 October 2009, 11:48:04 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #2 on: 22 October 2009, 10:43:35 AM »
imo, sesuai dengan penjelsan dalam sutta2x lain, nafsu inderawi yg hilang pada Jhana 1. Bukan gitu?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #3 on: 22 October 2009, 10:56:17 AM »
Bagi seseorang yang mencapai jhana pertama, persepsi indriah berhenti.


Bagi seseorang yang mencapai keadaan batin yang lebih tinggi pertama persepsi sensual/inderawi berhenti.

bedanya dimana? versi KBBI kah?
« Last Edit: 22 October 2009, 11:00:30 AM by Indra »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #4 on: 22 October 2009, 10:57:10 AM »
imo, sesuai dengan penjelsan dalam sutta2x lain, nafsu inderawi yg hilang pada Jhana 1. Bukan gitu?

Sense = indera.
Sensual = indrawi.
Nafsu indrawi = sensual desire.
Sensual perception = persepsi indrawi.

IMHO, maksudnya adalah yang ada hanya persepsi dari pikiran. Jika pun ada misalnya ia mengambil objek kasina api, ia merasakan panas, namun bukan persepsi luar, namun datang dari pikirannya. Meskipun ia ada di tempat dingin, inderanya merasakan dingin, namun itu telah berhenti, dan yang dirasakan tetap panas.


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #5 on: 22 October 2009, 11:01:06 AM »
Kalau dilihat dari text pali

kama = nafsu rendah/indriawi
sanna = persepsi

kamasanna= persepsi nafsu indriawi--->ada hubungannya dengan kamachanda, salah satu dari pancanivarana-->memang tidak ada saat di jhana 1 dst



Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #6 on: 22 October 2009, 11:32:24 AM »
Kalau dilihat dari text pali

kama = nafsu rendah/indriawi
sanna = persepsi

kamasanna= persepsi nafsu indriawi--->ada hubungannya dengan kamachanda, salah satu dari pancanivarana-->memang tidak ada saat di jhana 1 dst


Memang bisa dibilang "nafsu", namun sepertinya tidak selalu demikian. Kama adalah yang berkenaan dengan indera, seperti dalam istilah kamaloka. Nafsu maupun tidak nafsu, ia tetap terikat pada persepsi indrawi. Seorang pertapa tanpa nafsu bathin tetap merasakan nikmat indrawi seperti suhu yang pas, makanan yang enak, dll. Ia tidak menjadi "mati rasa" karena padam nafsu bathinnya. Niraya yang isinya penderitaan pun tetap dikatakan kamaloka, karena memang berkenaan dengan indera, walaupun sepertinya tidak ada yang nikmat di sana. 


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #7 on: 22 October 2009, 11:51:48 AM »
Kalau dilihat dari text pali

kama = nafsu rendah/indriawi
sanna = persepsi

kamasanna= persepsi nafsu indriawi--->ada hubungannya dengan kamachanda, salah satu dari pancanivarana-->memang tidak ada saat di jhana 1 dst


Memang bisa dibilang "nafsu", namun sepertinya tidak selalu demikian. Kama adalah yang berkenaan dengan indera, seperti dalam istilah kamaloka. Nafsu maupun tidak nafsu, ia tetap terikat pada persepsi indrawi. Seorang pertapa tanpa nafsu bathin tetap merasakan nikmat indrawi seperti suhu yang pas, makanan yang enak, dll. Ia tidak menjadi "mati rasa" karena padam nafsu bathinnya. Niraya yang isinya penderitaan pun tetap dikatakan kamaloka, karena memang berkenaan dengan indera, walaupun sepertinya tidak ada yang nikmat di sana.  



Sepertinya ada perbedaan antara merasakan sesuatu melalui indria, lalu di beri tanda (sanna) terhadap yg diterima dari indriawi hingga disebut persepsi yg muncul dari indriawi(karena ada kontak dsb)

dengan..

Nafsu indriawi  berkenaan persepsi nafsu indriawi---> kontak lalu muncul rasa nafsu akibat adanya kontak melalui indrawi, nafsu ini pun diberi tanda--jadinya sanna maka disebut kamasanna.



Lebih disederhanakan : persepsi nafsu indriawi vs persepsi indriawi---> adakah perbedaan disini.?

Mungkin romo cunda yg ahli bahasa pali bisa ditanyakan juga. ;D dan mas-mas abhidhamma bisa dilibatkan nih..sehingga kita bisa liat dari berbagai sudut pandang.

Dan dalam rupa jhana pada saat parikamma nimita/nimita awal/belum solid atau usaha awal melibatkan indria lalu hasil dari persepsi kasar melalui indria ini menjadi sangat halus dan tidak terkontaminasi yg terwujud menjadi patibagha nimitta.


 _/\_
« Last Edit: 22 October 2009, 12:01:52 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #8 on: 22 October 2009, 11:56:01 AM »
kama loka afaik adalah alam dimana mahluk2xnya berkutat pada pemuasan nafsu indrawi. Walaupun di niraya tidak "enak" tapi esensinya adalah si mahluk2xnya tetap berkutat mencari2x pemuasan nafsu inderawi.

lain halnya dengan rupa loka dan arupa loka dimana mahluk2xnya tidak berkutat pada nafsu inderawi lagi.

kalau lihat kamus oleh Ven. Nyanatiloka, kāma itu bisa berarti
1. sensualitas(pemuasan indera) secara subjektif, 'keinginan/nafsu indera'
2. sensualitas(pemuasan indera) secara objektif, 'lima objek inderawi'

so,  kāmasaññā niruddhā ?  persepsi nafsu inderawi hilang? atau persepsi semua indera hilang?
« Last Edit: 22 October 2009, 01:27:48 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #9 on: 22 October 2009, 01:49:51 PM »
kama loka afaik adalah alam dimana mahluk2xnya berkutat pada pemuasan nafsu indrawi. Walaupun di niraya tidak "enak" tapi esensinya adalah si mahluk2xnya tetap berkutat mencari2x pemuasan nafsu inderawi.

lain halnya dengan rupa loka dan arupa loka dimana mahluk2xnya tidak berkutat pada nafsu inderawi lagi.

kalau lihat kamus oleh Ven. Nyanatiloka, kāma itu bisa berarti
1. sensualitas(pemuasan indera) secara subjektif, 'keinginan/nafsu indera'
2. sensualitas(pemuasan indera) secara objektif, 'lima objek inderawi'

so,  kāmasaññā niruddhā ?  persepsi nafsu inderawi hilang? atau persepsi semua indera hilang?

Untuk tepatnya, mungkin harus ditanyakan pada yang mengerti. Menurut saya pribadi, persepsi indrawi yang hilang.


Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #10 on: 22 October 2009, 02:56:24 PM »
Sembari menunggu yg mengerti, mungkin kita bisa bedah sutta2x lain untuk melihat hal ini dari perspektif yang berbeda. Ada yg nemu? aye sembari cari dulu
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #11 on: 22 October 2009, 03:08:39 PM »
Secara sutta sudah lumayan dibahas, secara pali sudah ada dari kamus nyanatiloka. Nah secara praktek dan kebetulan pernah di ungkapkan secara terbuka pengalamannya , gimana panggil mbah fabian... biar berimbang.  

Tambahan dari pertanyaan aye ke romo Cunda(lewat YM) yg mengetahui banyak tentang bahasa pali, mudah2an bisa membantu case kita bersama

Sin Chan: kama dalam bahasa indonesia biasanya dan sering diartikan apa mo?

cunda Jugiarta supandi: kama = (nafsu) kesenangan indra

Sin Chan: kalau kamasanna lebih tepat diartikan sebagai persepsi indriawi atau persepsi nafsu indriawi?

cunda Jugiarta supandi: persepsi pada kesenangan indra

Sin Chan: thanks mo

pembanding penggunaan pali:

cunda Jugiarta supandi: Kāmasaññā = persepsi kesenangan indra.
cunda Jugiarta supandi : byāpādasaññā = persepsi pada kedengkian
cunda Jugiarta supandi : vihiṃsāsaññā = persepsi tentang kekerasan

Smoga bermanfaat  _/\_


« Last Edit: 22 October 2009, 03:29:09 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #12 on: 22 October 2009, 03:13:26 PM »
setuju

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #13 on: 22 October 2009, 03:58:37 PM »
BAHUVEDANIYA SUTTA

........... # Terdapat lima ikatan nafsu indera. Apakah kelima hal itu? Bentuk-bentuk yang diterima melalui mata yang diingini, dihasrati dan disukai, berhubungan dengan nafsu indera dan rangsangan untuk bertindak karena nafsu. Suara-suara yang diterima melalui telinga .... bebauan yang diterima melalui hidung .... rasa-rasa yang diterima melalui lidah .... sentuhan-sentuhan yang diterima melalui jasmani yang diingini, dihasrati, disetujui dan disukai, berhubungan dengan nafsu dan rangsangan untuk bertindak karena nafsu. Inilah lima ikatan dari nafsu indera. Sekarang kesenangan dan kegiuran yang muncul tergantung pada lima dari nafsu indera ini disebut kesenangan dalam nafsu indera.

# Jika seseorang mengatakan: 'Kesenangan dan kegiuran yang dialami makhluk-makhluk itu adalah yang tertinggi,' Saya tidak akan mengakui hal tersebut kepadanya. Mengapa demikian? Karena terdapat jenis kesenangan lain yang lebih tinggi daripada kesenangan tersebut. Lalu, apakah kesenangan itu ? Dalam hal ini cukup terpisah dari nafsu indera, terpisah dari Dhamma yang tidak bermanfaat, seorang bhikkhu memasuki dan berdiam di Jhana pertama, yang bersekutu dengan perenungan permulaan dan perenungan penopang, dengan kegiuran dan kesenangan yang lahir dari menyendiri. Inilah jenis kesenangan lain yang lebih tinggi dan lebih unggul.

# Jika seseorang mengatakan: 'Kesenangan dan kegiuran yang dialami makhluk-makhluk tersebut adalah yang tertinggi,' Saya tidak akan mengakui hal itu kepadanya. Mengapa demikian? Karena terdapat jenis kesenangan lain yang lebih tinggi daripada kesenangan tersebut dan lebih unggul. Dan apakah kesenangan itu? Dalam hal ini dengan melenyapkan perenungan permulaan dan perenungan penopang .... Jhana II ......

# ..... Jhana III ............

# ..... Jhana IV ...........

# ...... Keadaan dari konsepsi ruang tanpa batas ........

# ...... Keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas ........

# ....... Kesadaan dari konsepsi kekosongan ..........

# ....... Keadaan bukan pencerapan pun bukan-pencerapan .......

# Jika seseorang mengatakan: 'Kesenangan dan kegiuran yang dialami makhluk-makhluk tersebut adalah yang tertinggi, Saya tidak akan mengakui hal itu kepadanya. Mengapa demikian? Karena terdapat jenis kesenangan yang lebih tinggi daripada kesenangan itu dan lebih unggul. Lalu apakah kesenangan itu? Dalam hal ini dengan mengatasi secara sempurna keadaan bukan pencerapan pun bukan-pencerapan, seorang bhikkhu memasuki dan berdiam dalam padamnya pencerapan dan perasaan. Inilah jenis kebahagiaan lain yang lebih tinggi daripada kesenangan di atas dan lebih unggul.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Anguttara Nikaya IX, 3. Sattavasa Vagga, 11. Anupubbanirodha Sutta
« Reply #14 on: 22 October 2009, 04:17:02 PM »
apakah menurut Bro Kainyin, pada jhana 1, meditator tidak bisa melihat (jika buka mata), tidak bisa mendengar suara, tidak  bisa mencium bau, dll?