//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha  (Read 7922 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« on: 10 January 2012, 11:10:36 AM »
Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha

Foshuozuofoxingxian gjing1
 
 
Taisho Tripitaka 692
Diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa
Mandarin oleh YA. Shiyi
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke dalam bahasa Inggris
oleh Robert H. Sharf
(Sumber: Religions of China in Practice, editor Donald S.
Lopez, Princeton University Press, New Jersey, 1996, halaman
264 ¨C 267)
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia
oleh Ivan Taniputera
Buddha tiba di negeri Kausambi, yakni di sebuah hutam milik
Kausika. Saat itu, raja negeri tersebut bernama Udayana,
yang berusia 14 tahun. Tatkala mendengar kedatangan Buddha,
raja memerintahkan para menteri dan pengawalnya untuk
mempersiapkan kereta kerajaan. Raja kemudian datang
menyambut kehadiran Buddha.
Begitu melihat Buddha dari kejauhan, hati raja dipenuhi
dengan kegembiraan. Raja segera bangkit dari keretanya dan
dengan berjalan kaki, ditinggalkannya para menteri,
pengawal, serta pembawa payungnya. Raja menghaturkan salam
pada Buddha, menyembah ke kaki Buddha, dan mengelilingi
Buddha searah jarum jam sebagai tanda hormat. Selanjutnya
dengan merangkapkan tangan penuh hormat berkatalah ia pada
Buddha, Di langit dan bumi tiada seorangpun yang dapat
disepadankan dengan Buddha. Wajah, mata, dan tubuh Buddha
kini memancarkan sinar dengan gemilangnya, dan aku tak
pernah jemu sedikitpun memandang pada Buddha. Buddha adalah
guru bagi para dewa beserta manusia, dan banyak di antara
mereka yang mengagungkan belas kasihnya.
Buddha berdiam diri tanpa mengatakan sepatah katapun.
Raja berkata lagi pada Buddha, Apabila seseorang melakukan
kebajikan, ia akan menuai pahala keberuntungan, tetapi ke
manakah hal ini akan membawa mereka? Aku khawatir tidak akan
sanggup memandang Buddha lagi, bila ia telah parinirvana.
Aku berniat untuk membuat sebuah patung Buddha sebagai obyek
penghormatan dan mewariskannya pada generasi berikutnya.
Pahala kebajikan apakah yang akan kuperoleh, karena
melakukannya, karena aku sungguh-sungguh ingin
mengetahuinya?
Buddha menjawab, Wahai Raja yang Masih Berusia Muda! Bagus
sekali pertanyaanmu. Dengarlah apa yang kubabarkan. Setelah
mendengarnya pautkan dalam hatimu. Raja berkata, Baik, aku
siap mendengar ajaran tersebut.
Buddha berkata pada raja,Aku akan menjelaskan padamu pahala
kebajikan yang akan diperoleh dari membuat patung Buddha.
Raja menjawab, Aku gembira sekali mendengarnya.
Buddha bersabda, Orang yang membuat patung Buddha pada
kehidupan berikut akan memiliki mata yang tajam pandangannya
serta penampilan rupawan. Tubuh, tangan, dan kakinya akan
sempurna. Apabila terlahir di alam surga, ia akan menjadi
yang terkemuka di antara para dewa dalam hal kemurnian,
dengan sepasang mata yang elok dan memancarkan ketenangan.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang
membuat patung Buddha.
Tempat di mana orang yang membuat patung Buddha itu
dilahirkan akan terbebas dari kekotoran, tubuh orang-orang
yang terlahir di sana juga akan tanpa cela. Setelah
mengalami kematian, ia akan terlahir di surga Brahma tingkat
ketujuh. Lebih jauh lagi, penampilan eloknya tiada yang
menandingi dan melebihi dewa-dewa lainnya. Ia akan
dihormati oleh para dewa. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di keluarga
mulia, dengan kekayaan yang melebihi orang lainnya di muka
bumi ini. Ia tak akan terlahir dalam keluarga miskin atau
kekurangan pada kehidupan berikutnya. Demikianlah pahala
kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Tubuh orang yang membuat patung Buddha, dalam kehidupan
berikutnya, akan selalu berwarna keemasan dan elok dipandang
tanpa ada yang menandingi.
Orang yang membuat patung Buddha pastilah akan terlahir di
keluarga makmur, dengan uang dan permata berharga tak
terhingga banyaknya. Ia akan selalu dicintai oleh orang tua,
sanak saudara, dan kerabatnya. Demikianlah pahala kebajikan
yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di India
(Jambudvipa) , baik dalam keluarga seorang maharaja,
pangeran, atau keluarga bajik. Demikianlah pahala kebajikan
yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan menjadi seorang
maharaja pada kehidupan berikutnya. Ia akan menjadi yang
paling dihormati dan dimuliakan di antara para penguasa,
yakni menjadi tempat berlindung dan penghormatan bagi para
penguasa lainnya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat
oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan menjadi seorang raja
pemutar roda Dharma pada kehidupan berikutnya. Ia akan
sanggup naik ke alam surga dan kembali lagi seturut
kehendaknya. Ia akan berhasil menyelesaikan apapun yang
direncanakannya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat
oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di alam surga
Brahma tingkat ketujuh. Kurun waktu kehidupannya akan
mencapai satu kalpa dan kebijaksanaannya tak tertandingi.
Orang yang membuat patung Buddha tak akan lagi terlahir pada
salah satu alam rendah setelah kematiannya. Ia akan
senantiasa menjaga kemurniannya dan pikirannya selalu
mengikuti Jalan Kebudhaan. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan senantiasa menghormati
Buddha dan kitab-kitab suci. Ia akan terus menerus
menghaturkan persembahan pada sarira-sarira Buddha berupa
aneka kain sutera, bunga-bunga indah, dupa, pelita, permata
berharga, dan seluruh benda langka di muka bumi ini. Setelah
itu, selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga ia akan
menapaki jalan menuju ke nirvana. Orang yang beraspirasi
untuk mempersembahkan permata berharga pada Buddha bukanlah
orang biasa; mereka telah mempraktekkan Jalan Kebuddhaan
pada kehidupan lampaunya. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan memperoleh kekayaan
yang tak pernah habis pada kehidupan berikutnya; jumlah
kekayaan tak terhitung pula banyaknya. Barangkali tidak
mustahil untuk menakar jumlah air di seluruh sungai dan
samudera pada keempat penjuru. Tetapi kekayaan yang
diperoleh orang yang membuat patung Buddha sepuluh kali
lipat lebih banyak dibandingkan air di seluruh sungan serta
samudera di keempat penjuru. Orang yang membuat patung
Buddha dapat diumpamakan dengan orang yang saat hujan
memiliki tempat perlindungan nan baik ¨C tak ada sesuatupun
yang perlu ditakutinya.
Orang yang membuat patung Buddha tak akan pernah terlahir di
alam-alam rendah, baik itu berupa alam neraka, hewan,
maupun hantu kelaparan setelah kematiannya. Orang yang
melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan
tangan sebagai tanda hormat serta berlindung pada stupa
Buddha ataupun reliknya tak akan terlahir kembali di alam
neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan setelah kematiannya.
Ia akan terlahir di alam surga dan setelah habis masa
kehidupannya di sana, ia akan terlahir kembali di dunia
sebagai putera kelurga kaya yang memiliki tak terhingga
permata berharga serta benda-benda langka. Setelah itu, ia
akan merealisasi Jalan Kebuddhaan menuju nirvana.
Buddha memberitahu raja, Membuat patung Buddha merupakan
tindakan mulia, dan pahala kebajikan yang akan diperoleh
sebagai buahnya adalah seperti yang kukatakan sebelumnya;
tanpa dilebih-lebihkan sedikitpun. Raja merasa puas dan
membungkukkan kepalanya ke kaki Buddha. Ia dan segenap
menterinya lalu menyembah di hadapan Buddha dan meninggalkan
tempat itu. Setelah kurun waktu kehidupan mereka yang
panjang berakhir, terlahirlah mereka semua di surga Buddha
Amitabha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #1 on: 11 January 2012, 05:46:26 AM »
Quote

Orang yang melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan
tangan sebagai tanda hormat serta berlindung pada stupa Buddha ataupun reliknya tak akan terlahir kembali di alam neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan setelah kematiannya.
Ia akan terlahir di alam surga dan setelah habis masa kehidupannya di sana, ia akan terlahir kembali di dunia sebagai putera kelurga kaya yang memiliki tak terhingga permata berharga serta benda-benda langka. Setelah itu, ia akan merealisasi Jalan Kebuddhaan menuju nirvana.

gue sering melakukan ini, sesuai sutra udah 'pasti' terlahir di alam surga    ;D
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #2 on: 11 January 2012, 07:59:40 AM »
apa yg ada di sutra ini logis dan bisa dijelaskan
dan menghancurkan patung Buddha ataupun stupa dengan pikiran benci, akibatnya neraka
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #3 on: 11 January 2012, 08:23:30 AM »
para pengrajin rupang sungguh beruntung, tanpa harus belajar dhamma ato berbuat baik pun, pahala mereka sungguh besar...

pengusaha buddha bar, jg termasuk beruntung, karena mereka telah berkeinginan membuat dan memiliki serta memesan rupang buddha untuk di letakkan di bar. tidak dijelaskan bahwa rupang harus di letakkan ditempat yg sesuai, hanya di jelaskan "Orang yang membuat patung Buddha"

"Orang yang membuat patung Buddha" memiliki pahala yg sungguh besar melebihi perbuatan lain, disebutkan diatas bahwa tidak akan kekurangan apa pun, disebutkan berkali-kali berbagai macam pahala nya dan tidak ada hal buruk sedikit pun yg akan diterima nya...

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #4 on: 11 January 2012, 08:36:13 AM »
menaruh patung Buddha di tempat seperti Buddha Bar akibatnya, neraka avici
ref: The Buddhist concept of hell, by Daigian and Alicia matsunaga (1972)
Philosopical Library
New York

Buku ini mendasarkan mayoritas deskripsi neraka dari Saddharma-smrti-upasthana Sutra (Sutra Pengingat Dharma Sejati/ Sutra of the Remembrance of the True Law)
Tentang menghancurkan patung Buddha ada di halaman 101, sedangkan tentang "menghancurkan public image tentang agama Buddha dan simbol religius" ada di halaman 102
Sedangkan akibat spesifik dari perbuatan itu adalah neraka minor bagian dari avici, no 13, Hell of Rapid Pain, dimana tangan yg menghancurkan tsb dipotong2 dengan pedang, dan neraka minor no 16, Hell of eleven flames, dimana mereka digigit ular berbisa dan disiksa.

karena: Mereka yang menghancurkan tubuh dharma, berupa simbol2 religius seperti rupang, stupa, tripitaka, yg merupakan alat untuk mengajarkan dharma sehingga orang mencapai pencerahan,
artinya mereka menghalangi orang lain meraih pencerahan, dan
itu merupakan kejahatan yang sangat besar

Menggunakan simbol2 ini dengan tidak sepantasnya melukai public image mereka di masyarakat, dan jauh lebih besar kerusakan yg dihasilkan akibat hal ini dalam masyarakat kontemporer. Sebuah alat yg dapat menghasilkan keyakinan dan membawa menuju pencerahan menjadi hilang maknanya, bukankah bisa dibilang ini juga menghalangi orang menuju pencerahan?
Sehingga, buat saya, Buddha Bar = neraka avici



jika ada yg bingung apa maksudnya membawa orang menuju pencerahan, bukannya itu cuma patung?

Bayangkan suatu zaman dimana ajaran Buddha sudah dilupakan orang, lalu kamu hidup di zaman itu. Suatu hari, dari sebuah reruntuhan vihara, kamu melihat patung Buddha. Walaupun kamu tidak tahu siapa dia, tetapi patung cantik itu membangkitkan sebuah perasaan tenang, damai.
Kamu mendapatkan sebuah jejak karma, yang betapapun kecilnya, akan menjadi sebab kamu ketemu Buddha atau ajarannya di masa mendatang.
Apalagi sekarang, dimana kamu kenal siapa beliau, dan punya saddha terhadap beliau, jejak karmanya lebih besar lagi.
« Last Edit: 11 January 2012, 08:53:55 AM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #5 on: 11 January 2012, 08:51:15 AM »
bs kasih referensi tentang "menghancurkan public image tentang agama Buddha dan simbol religius" di halaman 102 tersebut ? trims...

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #6 on: 11 January 2012, 09:05:13 AM »
The most serious of the 'five forms of opposition' since the day of historical Buddha has always been to injure the Buddhist community. Although in modern society persecution seldom exists, the insensitive use of Buddhist symbols and terms in such manner as to denigrate the image of Buddhism falls into this category
Contemporary Buddhists have been hesitant to speak out against such abuses since they are aware images and symbols are merely guidepost (upaya) and should not become objects of attachment. Zen patriachs even spoke of burning the statues and scriptures to counteract the tendency to grasp the means as the goal.

On the other hand, the image or symbols represent one of the most important upaya to lead men to Enlightenment and to ridicule it or use it jestingly not only damages its use for another individuals but in turn injures the image of Buddhism itself in the eyes of general public. In contemporary society damage to the 'public image' is far worse for the cause of Enlightenment than the physical destruction of temples or religious object.

hal 102.
Hal 99-103 menjelaskan tentang neraka avici,


dengan logika yg dibalik, bisa dilihat bahwa membuat patung Buddha dengan niat yg baik dan diberi tempat sepantasnya, menghasilkan karma baik yang besar.
Karena, menyebabkan jejak karma bertemu Buddha tumbuh dalam arus batin orang2 yg melihatnya.
« Last Edit: 11 January 2012, 09:08:21 AM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #7 on: 11 January 2012, 09:29:54 AM »
menaruh patung Buddha di tempat seperti Buddha Bar akibatnya, neraka avici
ref: The Buddhist concept of hell, by Daigian and Alicia matsunaga (1972)
Philosopical Library
New York

Buku ini mendasarkan mayoritas deskripsi neraka dari Saddharma-smrti-upasthana Sutra (Sutra Pengingat Dharma Sejati/ Sutra of the Remembrance of the True Law)
Tentang menghancurkan patung Buddha ada di halaman 101, sedangkan tentang "menghancurkan public image tentang agama Buddha dan simbol religius" ada di halaman 102
Sedangkan akibat spesifik dari perbuatan itu adalah neraka minor bagian dari avici, no 13, Hell of Rapid Pain, dimana tangan yg menghancurkan tsb dipotong2 dengan pedang, dan neraka minor no 16, Hell of eleven flames, dimana mereka digigit ular berbisa dan disiksa.

karena: Mereka yang menghancurkan tubuh dharma, berupa simbol2 religius seperti rupang, stupa, tripitaka, yg merupakan alat untuk mengajarkan dharma sehingga orang mencapai pencerahan,
artinya mereka menghalangi orang lain meraih pencerahan, dan
itu merupakan kejahatan yang sangat besar

Menggunakan simbol2 ini dengan tidak sepantasnya melukai public image mereka di masyarakat, dan jauh lebih besar kerusakan yg dihasilkan akibat hal ini dalam masyarakat kontemporer. Sebuah alat yg dapat menghasilkan keyakinan dan membawa menuju pencerahan menjadi hilang maknanya, bukankah bisa dibilang ini juga menghalangi orang menuju pencerahan?
Sehingga, buat saya, Buddha Bar = neraka avici



jika ada yg bingung apa maksudnya membawa orang menuju pencerahan, bukannya itu cuma patung?

Bayangkan suatu zaman dimana ajaran Buddha sudah dilupakan orang, lalu kamu hidup di zaman itu. Suatu hari, dari sebuah reruntuhan vihara, kamu melihat patung Buddha. Walaupun kamu tidak tahu siapa dia, tetapi patung cantik itu membangkitkan sebuah perasaan tenang, damai.
Kamu mendapatkan sebuah jejak karma, yang betapapun kecilnya, akan menjadi sebab kamu ketemu Buddha atau ajarannya di masa mendatang.
Apalagi sekarang, dimana kamu kenal siapa beliau, dan punya saddha terhadap beliau, jejak karmanya lebih besar lagi.
artinya kalau yang merusak patung buda yang kejadian di korea itu sudah dipastikan avici ya?
trus kalau membakar buku budis?
trus kalau merusak simbol agama lain neraka yang mana hukumannya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #8 on: 11 January 2012, 09:39:36 AM »
artinya kalau yang merusak patung buda yang kejadian di korea itu sudah dipastikan avici ya?
trus kalau membakar buku budis?
trus kalau merusak simbol agama lain neraka yang mana hukumannya?

Kalau yg merusak simbol agama lain saya gak tau

Tapi yg dua sebelumnya, karena sepertinya diwarnai dengan kilesa kebencian dan kecemburuan, dan juga ketidaktahuan, sepertinya iya, Avici.

Bedakan! Membakar buku dharma dengan tanpa kilesa, seperti master Zen yg mengajari muridnya supaya tidak melekat pada kata-kata di buku, tidak termasuk. Juga yg bakar patung kayu "buat cari relik"
Semua balik lagi ke motivasi dan faktor mental yg mengikuti perbuatan itu.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #9 on: 11 January 2012, 09:47:55 AM »
Kalau yg merusak simbol agama lain saya gak tau

Tapi yg dua sebelumnya, karena sepertinya diwarnai dengan kilesa kebencian dan kecemburuan, dan juga ketidaktahuan, sepertinya iya, Avici.

Bedakan! Membakar buku dharma dengan tanpa kilesa, seperti master Zen yg mengajari muridnya supaya tidak melekat pada kata-kata di buku, tidak termasuk. Juga yg bakar patung kayu "buat cari relik"
Semua balik lagi ke motivasi dan faktor mental yg mengikuti perbuatan itu.
jadi tetap tidak harga mati khan?

seperti seorang membuat patung buda, kemudian dia menhancurkan patung buda karena misalnya dia tidak sesuai dengan keinginannya, tidak serta merta avici khan?

atau misalnya dahulu dia menghancurkan patung, kemudian dia membuat patung.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #10 on: 11 January 2012, 09:52:43 AM »
Guru Zen malah membakar "patung buddha".
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #11 on: 11 January 2012, 09:56:30 AM »
semua juga tidak harga mati, karma itu kan dari motivasi dan faktor mental
Kalau dia bikin patung buat cari uang, karma baiknya sangat kecil dibandingkan orang yg bikin patung supaya orang lain membuat jejak karma ketemu Buddha

Kalau bakar buku Dharma supaya orang lain tidak bisa baca, karma buruknya lebih besar dibanding tukang sampah yang gak sengaja bakar buku Dharma yg dibuang ke tempat sampah, yg saya juga gak tau apa iya dia dapat karma buruk.

Sisanya tanya Buddha.

edit: Jadi ingat, patung-patung unfinished Buddha yg ditemukan di sekeliling Borobudur dikubur, tetapi tidak dihancurkan. Biarpun cacat dan salah bikin, seniman yg mengerti tidak akan menghancurkan produk gagalnya. Mungkin ada maksudnya yg berhubungan dengan penjelasan saya. Mungkin
« Last Edit: 11 January 2012, 10:00:49 AM by xenocross »
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #12 on: 11 January 2012, 02:41:02 PM »
Guru Zen malah membakar "patung buddha".

Koan : ketemu Buddha bunuh Buddha
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #13 on: 11 January 2012, 02:44:41 PM »
jadi tetap tidak harga mati khan?
boleh tawar

Quote
seperti seorang membuat patung buda, kemudian dia menhancurkan patung buda karena misalnya dia tidak sesuai dengan keinginannya, tidak serta merta avici khan?

atau misalnya dahulu dia menghancurkan patung, kemudian dia membuat patung.

masuk avici dulu baru terlahir jadi dewa surga atau jadi orang kaya, berwajah tampan/cantik andaikan terlahir jadi manusia. =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« Reply #14 on: 11 January 2012, 05:17:17 PM »
apa yg ada di sutra ini logis dan bisa dijelaskan
dan menghancurkan patung Buddha ataupun stupa dengan pikiran benci, akibatnya neraka

kalau misalnya, seseorang yang menghancurkan patung Buddha serta stupa dengan pikiran benci, dia lalu menyesal dan sekarang malah bersikap hormat kepada patung Buddha serta membantu penyebaran dharma, apakah masih tetap masuk neraka?

trus kalau yang dihancurkan itu patung Buddha di altarnya sendiri? masih masuk neraka?

 

anything