//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Diskusi Lamrim  (Read 18097 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Diskusi Lamrim
« on: 17 June 2008, 07:01:12 PM »
Berdasarkan pemahamanku ttg Lamrim, secara garis besar dibagi 3 bagian:

Tahap awal: pemahaman dasar (karma, kematian, berlindung) dan praktek Dharma. Tahap ini diminta untuk melakukan praktek terus menerus. Bagian ini lumayan berat.

Tahap menengah: pemahaman dasar dan mendalam mengenai samsara.

Tahap tertinggi: pemahaman mengenai Bodhicitta dan Vajrayana. Ini bagian terberat. Sama seperti melawan diri sendiri ditambah komitmen yang harus diambil.

gw, di tahap awal aja (walaupun sudah memahaminya) prakteknya masih bolong-bolong. Tahap menengah sudah tembus. Tapi berhubung tahap awal masih bolong2, sangat sulit untuk memenuhi bagian menengah ini. Tahap Bodhicitta: inilah yang tersulit. Agar tahap ini dapat tembus, harus memahami penderitaan dalam semua makhluk. Selain itu juga kita “membunuh” diri sendiri... << itu sih pengalaman pribadi saia..

NB: bwt ko Mangkok dll yg uda master Lamrim, tlg direvisi jika ada yg salah dan tlg ditambahin kalo ada yg kurang.. tengkyuuu....
 ;D ;D ;D
« Last Edit: 17 June 2008, 07:02:48 PM by kiman »
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #1 on: 20 June 2008, 09:18:11 PM »
Kiman,
Quote
NB: bwt ko Mangkok dll yg uda master Lamrim, tlg direvisi jika ada yg salah dan tlg ditambahin kalo ada yg kurang.. tengkyuuu....
 ;D ;D ;D
Alangkah bahagianya klo benar sudah master, sayangnya belum  :-[, masih jauh sekali, bahkan topik motivasi awal aja masih belum aku realisasikan  :(, apalagi master  ::)
Namun, moga2 suatu saat benar2 bisa merealisasikan semua kualitas Lamrim dalam batin  [-o<

Aku akan coba posting beberapa hal tentang Lamrim yang ditulis teman2ku. Moga2 bisa bermanfaat.

Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Pengenalan Lamrim
« Reply #2 on: 20 June 2008, 09:35:21 PM »
PENGENALAN TENTANG LAMRIM 1
(http://www.mail-archive.com/dharmajala [at] yahoogroups.com/msg01247.html)

Abstract

Lamrim adalah suatu tradisi pengajaran yang sangat penting dalam Buddhisme Tibetan, khususnya dalam tradisi Kadam dan Gelug. Ajaran ini sangat luas, mendalam, mencakup seluruh ajaran Buddha Shakyamuni -baik Sutra maupun Tantra- disusun secara sistematis sehingga menjadi lebih mudah untuk dipelajari dan dipahami. Ajaran ini sangat bermanfaat, baik bagi pemula maupun praktisi Buddhisme tingkat lanjut sekalipun.

Pendahuluan

Lamrim berasal dari kata Lam dan Rim. Lamrim adalah sebuah presentasi dari Jalan (Lam), menjelaskan semua poin-poin yang disusun secara sistematik, sesuai urutan (Rim): pertama-tama lakukan ini, selanjutnya lakukan itu. Jalan ini yang menuntun kita menuju ke Pencerahan diajarkan oleh Buddha Shakyamuni sendiri. Secara umum, Lamrim adalah suatu tradisi pengajaran, yang secara literal berarti "Tahapan-tahapan Jalan". Di dalamnya, Anda akan menemukan semua instruksi penting yang dipraktikkan oleh para pengikut Buddhis di manapun. Pada kenyataannya, jalan yang diajarkan guru Buddha ini adalah jalan yang juga dipraktikkan sendiri oleh Beliau untuk mencapai pencerahan. Ajaran Lamrim adalah suatu ajaran yang terdiri dari semua hal yang anda perlu pelajari, praktikkan, dan selesaikan, untuk mencapai tingkat ke-Buddha-an dengan usaha Anda sendiri.

Dagpo Rinpoche menjelaskan bahwa Lamrim adalah sebuah instruksi yang memadatkan berbagai jenis ajaran Buddha Shakyamuni yang diperuntukkan bagi semua praktisi Dharma, bahkan untuk pemula sekalipun. Lebih lanjut beliau mengibaratkan Lamrim seperti sebuah makanan siap saja, yang siap untuk dimakan tanpa memerlukan persiapan apapun sebelum dimakan. Lamrim disajikan dengan cara sedemikian rupa sehingga dimungkinkan untuk segera mempraktikkannya. Susunan/urutannya tepat dan ia menjelaskan apa yang perlu Anda meditasikan pertama kali, bagaimana cara memeditasikannya, apa yang harus dilakukan jika muncul suatu halangan selama meditasi dan bagaimana melanjutkan ke langkah berikutnya.

Asal mula, silsilah dan penyebab munculnya ajaran Lamrim
 

Ajaran Buddha ini sedemikian banyaknya sehingga termuat dalam kitab suci yang nampaknya tak terhitung jumlahnya. Hal ini karena selama lebih dari 45 tahun, Buddha telah mengajar dan mempunyai pengikut yang sedemikian banyaknya, yang kepada mereka ini, beliau mengajarkan Dharma mulia pada berbagai kesempatan di berbagai tempat. Terlebih lagi, ajaran yang diberikan beliau selalu disesuaikan dengan harapan, watak/sifat, dan tingkat pengertian serta intelektual para pendengarnya yang berbeda-beda. Beberapa dari ajaran beliau diperuntukkan bagi para pemula, beberapa untuk orang-orang yang kemajuannya sedang, beberapa untuk para praktisi Mahayana, dan beberapa untuk para siswa Mahayana beliau yang paling lanjut (dalam hal pengetahuan maupun pemahaman serta realisasi atas ajaran Mahayana). Guru Buddha bahkan mengajar di tempat-tempat lain selain di alam manusia, seperti di alam naga, tempat kediaman para dewa maupun setengah dewa.

Salah satu point utama yang harus kita pahami tentang sekumpulan ajaran yang sangat banyak ini adalah bahwa semua ini merepresentasikan suatu tubuh instruksi yang konsisten yang harus dipelajari dan dikuasai setiap orang yang ingin mencapai pencerahan.

Terdapat orang-orang yang memiliki pandangan keliru tentang apakah Lamrim itu, mereka mengira bahwa Lamrim adalah sebuah teks atau ajaran yang ditemukan oleh YM Atisha atau YM Je Tsongkhapa. Tentu saja hal ini tidak tepat. Pada kenyataannya, dikatakan bahwa semua ajaran Sang Buddha termuat di dalam Lamrim sedemikian hingga mereka adalah ajaran-ajaran yang dapat menuntun seseorang untuk merealisasikan pencerahan. Sang Buddha memberikan 84 ribu jenis ajaran, namun ajaran yang terpenting adalah Sutra Kesempurnaan Kebijaksanaan, yang memiliki beberapa versi, di antaranya 100.000 ribu baris, 25000 baris, 8000 baris, dan yang tersingkat dikenal dengan sebutan Sutra Hati (Heart Sutra).

Sutra Kesempurnaan Kebijaksanaan memuat esensi semua ajaran Sang Buddha Shakyamuni. Terdapat dua tingkatan makna di dalam isi sutra tersebut. Isi yang eksplisit menjelaskan tentang topik yang mendalam, yaitu Shunyata atau kekosongan, dan isi yang implisit menjelaskan tentang jalan/topik ekstensif. Kedua tingkatan ajaran ini diturunkan kepada dua pemegang silsilah. Jalan yang mendalam diturunkan kepada Arya Manjushri oleh Buddha Shakyamuni, yang merupakan sumber dari Silsilah Jalan yang Mendalam. Jadi Silsilah ini berawal dari Buddha Shakyamuni, kemudian diturunkan ke Arya Manjusri, lalu ke Arya Nagarjuna. Selanjutnya beliau menurunkan instruksi ini kepada Guru Besar Aryadeva, Candrakirti dan guru-guru besar lainnya. Jalan yang ekstensif diturunkan kepada Arya Maitreya, membentuk silsilah Jalan yang Ekstensif. Dari Arya Maitreya, silsilah ini berlanjut ke Arya Asanga dan kemudian diturunkan ke para guru dan lama lainnya, di antaranya YM Serlingpa Dharmakirti. Kedua silsilah ini ditransmisikan kepada YM Atisha yang kemudian menyatukannya. Kedua silsilah ini mentransmisikan dua aspek utama dari jalan menuju pencerahan, yaitu aspek kebijaksanaan dan aspek metode.

Seluruh ajaran Buddha adalah metode untuk menuntun kita mencapai pembebasan, lepas dari eksistensi yang berulang-ulang (samsara) atau pencerahan sempurna demi kepentingan semua makhluk. Aspek kebijaksanaan menyebabkan seseorang mencapai pembebasan dari samsara. Sedangkan aspek metode atau aspek ekstensif memberikan kita sarana untuk mencapai pencerahan demi kepentingan semua makhluk. Secara ringkas, aspek metode berkaitan dengan ajaran untuk mempraktikkan aktivitas Bodhisattva yang sangat luas, sedangkan aspek kebijaksanaan berkaitan dengan instruksi yang memberikan perhatian utama pada sifat ajaran Buddha yang mendalam dan terperinci.

Kedua aspek ini terkandung di dalam Sutra-sutra Kesempurnaan Kebijaksanaan, aspek kebijaksanaan subyek yang eksplisit (jelas terlihat) sedangkan aspek ekstensif atau metode adalah subyek yang implisit (makna tersembunyi)

Dari YM Atisha, silsilah Lamrim ini berlanjut ke siswa utama beliau, yaitu YM Dromtonpa. Dari YM Dromtonpa, timbul kembali 3 silsilah yang berbeda, hingga pada akhirnya disatukan kembali oleh YM Je Tsongkapa. Silsilah yang tak terputuskan ini kemudian sampai ke YM Dagpo Rinpoche Jamphel Lhundrup yang kemudian diteruskan oleh YM Pabongka Rinpoche. Dua siswa utama beliau adalah Kyabje Ling Rinpoche dan Kyabje Trijang Rinpoche yang merupakan guru utama dari HH Dalai Lama ke 14 dan juga guru utama dari YM Dagpo Rinpoche Jampa Gyatso (Dagpo Rinpoche yang sekarang)

Beberapa dari guru silsilah yang termasyur ini menyusun risalah (ringkasan yang sistematis) untuk membantu kita mempelajari dan mempraktikkan ajaran Buddha dengan lebih mudah. Sebuah teks yang dipandang sebagai cikal bakal dari seluruh teks Lamrim adalah Cahaya Penerang Jalan untuk mencapai Pencerahan, (Lamp of the Path to Enlightenment, skt: Bodhipathapradipam), yang ditulis oleh guru India termasyur sesaat setelah beliau tiba di Tibet pada awal abad ke 11. Dengan kata-kata dari Buddha sendiri sebagai sumbernya, karya ini menjadi teks akar/dasar untuk semua ajaran Lamrim lainnya yang ditulis oleh para guru Tibet. Karya ini sangat berguna karena YM Atisha telah menyusun ajaran Buddha ini dalam urutan yang logis, menggambarkan susunan langkah demi langkah, yang dapat dipahami dan dipraktikkan oleh siapapun yang ingin mengikuti jalan Buddha, apapun tingkat spritual yang dimilikinya. Selain itu, YM Atisha tidak hanya membawa ajaran Buddha ini ke Tibet, tetapi juga tradisi lisan dari ajaran-ajaran ini. Jadi hingga sekarang, tradisi lisan ini tetap hidup, ajaran ini diturunkan secara lisan dari guru ke murid, secara tak terputuskan, dari Buddha Shakyamuni sendiri hingga ke guru-guru besar Buddhisme yang masa sekarang.

Ketika YM Atisha berkunjung ke Tibet, sekitar 15 abad setelah Guru Buddha wafat, banyak para pengikut Buddhis tidak lagi dapat menyerap/memahami sifat-sifat dasar dari ajaran-ajaran beliau. Situasi ini tidak hanya terjadi di Tibet saja. Di India, misalnya, para pengikut tradisi yang dikenal dengan Hinayana tidak menerima ajaran Mahayana sebagai suatu ajaran yang asli. Demikian juga, beberapa yang lebih menyukai ajaran Tantra mengkritik tradisi Sutrayana, sedangkan pengikut Sutrayana juga menolak praktik yang diajarkan dalam Buddhisme Tantra. Konflik demikian terjadi karena masing-masing pribadi gagal untuk memahami pemikiran Buddha secara utuh, mereka menumbuhkan kepercayaan yang salah tentang makna dari ajaran Buddha, mereka mengalami keragu-raguan tentang kebenaran ajaran Buddha ini. Melalui ajarannya ini (Cahaya Penerang Jalan, The Lamp of the Path, Skt: Bodhipattapradipam), YM Atisha menyapu bersih semua halangan dan membangun kembali doktrin dari Buddha yang murni di Tibet. Otoritas ajaran Lamrim dari YM Atisha ini diterima di mana-mana tanpa penolakan maupun perbedaan pendapat dan argumen.

Banyak tulisan tentang Lamrim lain yang telah disusun oleh para guru silsilah masa sekarang. Kesemuanya ini, sekumpulan literatur Tibetan adalah catatan sejarah dari tradisi Mahayana yang tak tenodai selama lebih dari 9,5 abad.

Beberapa lama setelah masa YM Atisha, kembali muncul pandangan salah yang mencemari ajaran Buddha. Pada abad ke 14, muncullah Je Tsongkapa yang Agung. Selama awal kehidupannya, beliau menyempurnakan pengetahuannya dan pada akhirnya mempraktikkannya dengan intensif serta mengajar, sehingga beliau terkenal sebagai guru yang sangat termasyur. Beliau juga memperoleh kemampuan untuk dapat berkomunikasi langsung dengan Arya Manjushri dengan mudah seperti kita berbicara dengan manusia lain. Jadi beliau dapat memohon dan menerima instruksi dari 'deiti' ini kapanpun beliau mau.

Karena kondisi Buddha Dharma di Tibet yang mengalami kemerosotan inilah, beliau kemudian menyusun karya agungnya, Tahapan Jalan yang Agung (The Great Stages Of the Path). Dengan menggunakan Cahaya Penerang Jalan karya YM Atisha sebagai teks dasar, beliau menggambarkan susunan sutra-sutra Buddhis serta komentar-komentar yang dibuat oleh para guru-guru India, dengan tujuan menghilangkan pandangan salah dan membangun jalan Mahayana yang sesungguhnya untuk mencapai pencerahan. Tetapi menyadari bahwa sejumlah besar instruksi yang termuat di dalam karyanya terlalu banyak sehingga akan membuat sebagian besar praktisinya kewalahan, Raja Dharma yang Agung ini kemudian menyusun risalah yang lain. Tahapan Jalan yang Lebih Pendek, yang berisi hanya instruksi-instruksi Lamrim yang penting saja. Akhirnya, beliau menyusun Tahapan Jalan yang Ringkas (dikenal juga dengan Rangkaian Pengalaman-pengalaman), suatu puisi seperti himne, yang mendeskripsikan realisasi spritual yang beliau sendiri telah dapatkan. Ketiga karya ini dikenal dengan risalah yang luas, menengah, dan singkat, sering disebut Trilogi Lamrim dari Tsongkapa.

Semoga bermanfaat  :|
NB: Kutipan di atas saya ambil dari web di atas dengan hanya sedikit perubahan, penulisnya Losang Nyima Surya Wijaya

Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Pengenalan Lamrim 2
« Reply #3 on: 20 June 2008, 09:43:57 PM »
Lamrim: Ajaran yang cocok bagi siapapun yang ingin jadi Buddha
(http://www.mail-archive.com/dharmajala [at] yahoogroups.com/msg01248.html)

Walaupun Lamrim dapat diajarkan dalam berbagai cara yang berbeda-kadang-kadang secara luas/mendalam, kadang juga secara singkat, keistimewaannya adalah kecocokannya dengan semua tingkatan praktik. Bahkan siswa tingkat tertinggi pun dapat memperoleh banyak instruksi yang berguna yang berhubungan dengan praktik mereka. Orang-orang dengan tingkat spritual yang maju dapat dengan mudah memenuhi segala praktiknya untuk mencapai berbagai tujuan. Para praktisi pemula dapat juga belajar topik yang lengkap dan mempraktikkan ajaran Mahayana.

Secara singkat, Dagpo Rinpoche menegaskan bahwa instruksi Lamrim ini cocok bagi orang-orang dari seluruh tingkatan spiritual, baik pemula maupun yang sudah tingkat lanjut, yang memiliki kecerdasan yang tinggi maupun yang kurang- ia bermanfaat bagi setiap orang yang ingin berjalan di atas jalan spiritual.

Secara umum, teks-teks Lamrim ini berisi seluruh jalan untuk mencapai pencerahan yang diperuntukkan bagi praktisi dari semua level spiritual, dari pemula sampai praktisi tingkat lanjut.

Teks karya YM Atisha serta teks-teks Lamrim lainnya membagi para praktisi dalam 3 golongan atau 3 jangkauan motivasi, yaitu para makhluk dengan motivasi awal, motivasi menengah, dan motivasi agung.

Para praktisi Dharma ini secara umum menyadari bahwa hidup ini tidak memuaskan dan bahwa kita terus menerus lahir dalam kondisi yang tidak menyenangkan melalui proses kelahiran dan kematian yang berulang-ulang, dikenal dengan samsara. Adapun makhluk/praktisi Dharma yang memiliki motivasi awal berusaha untuk mendapatkan kelahiran di ketiga alam tinggi (alam manusia, alam setengah dewa, dan alam dewa, ini termasuk alam surga dan brahma), di mana terdapat banyak kenikmatan dan sedikit penderitaan. Para makhluk dengan motivasi menengah memahami bahwa sifat dari semua alam samsara adalah pemderitaan dan semua kenyamanan dari tiga alam tinggi pada akhirnya akan berakhir. Karena itu mereka bermotivasi untuk mencapai pembebasan dari samsara secara keseluruhan dan mencapai keadaan nirvana yang terbebaskan. Sedangkan para mahkluk dengan motivasi agung menyadari bahwa kebahagiaan personal nirvana adalah tidak lengkap tanpa memikirkan kebahagiaan makhluk lain. Karena itu, mereka berjuang keras untuk mencapai pencerahan sempurna, menjadi Samma Sambuddha, agar dapat menuntun makhluk-makhluk lain untuk mencapai pembebasan pula.

Keunggulan ajaran Lamrim

Tradisi lisan/oral memuat banyak kiasan dan contoh yang dibuat untuk mengilustrasikan kualitas spesial dari Lamrim. Misalnya, selama ceramah di Sera Mey, Pabongka Rinpoche berkali-kali menjelaskan bahwa Lamrim merepresentasikan esensi dari semua ajaran Buddha. Beliau menjelaskan bahwa jika kita mengumpulkan semua buku-buku/kitab suci yang memuat kata-kata Guru Buddha, kumpulan tersebut akan menyerupai jajaran pegunungan yang besar sekali. Dan ketika seorang guru mengungkapkan instruksi Lamrim, kumpulan ini akan mulai bergetar dan bergoyang, seperti seseorang yang hatinya terpotong, karena guru ini akan mengekstrak (mengambil inti sari) dari setiap naskah yang ada dalam kumpulan yang sangat besar ini. Ditambahkan lagi, jika Anda tidak mampu untuk membaca, mempelajari atau mendengarkan seluruh ajaran Buddha sebanyak 84000 kumpulan ini, Anda tetap dapat mengumpulkan kebajikan yang sama dengan melakukan hal tersebut, hanya dengan mempelajari Lamrim. Karena alasan inilah, tradisi Lamrim ini dikatakan sebagai sebuah samudra, di mana seluruh 'sungai' ajaran Buddha yang sangat banyak dan bervariasi ini, bermuara.

Keuntungan penting lainnya dari Lamrim adalah ajaran ini mencegah Anda mempunyai pandangan salah bahwa ada bagian dari doktrin Buddha yang saling berkontradiksi/berlawanan. Anda akan mengenali bahwa semua instruksi ini sebagai elemen dari kumpulan ajaran yang tidak dapat dipisahkan, di mana setiap orang, tanpa kecuali, harus mempelajarinya dan mempraktikkannya untuk mencapai pencerahan. Beberapa instruksi berhubungan dengan periode awal dari praktik kita dan beberapa lagi dengan periode tengah. Yang lain untuk praktisi yang sangat lanjut Dipandang dari segi lain, tidak baik bagi pemula untuk mencoba mempraktikkan instruksi yang tertinggi dan paling esoterik (dalam hal ini adalah ajaran Tantra) . Bahkan menjelaskan kepadanya saja akan membuat ‘kepalanya meledak'. Tetapi jika sang praktisi belajar instruksi Lamrim dengan lengkap, menurut susunan yang sesuai, maka segala bahaya tersebut akan lenyap.

Karena level para pendengarnya yang berbeda-beda, ajaran-ajaran Buddha telah diinterpretasi/dipahami secara berlainan dalam berbagai sistem filosofi Buddhis. Tetapi dengan mempelajari Lamrim, Anda dapat membedakan pandangan dari semua sekte, dan akhirnya memahami sesuatu yang merepresentasikan pemikiran tertinggi dari Buddha. Dengan Lamrim, Anda juga dapat terhindar dari membuat pernyataan yang salah tentang ajaran dan karena itu terhindar dari melakukan ucapan salah dan perbuatan buruk lainnya. Ini hanyalah beberapa keuntungan yang didapat dari mempelajari Lamrim.

Dalam Instruksi-instruksi Guru yang berharga, Pabongka Rinpoche meringkas keunggulan atau keagungan Lamrim sebagai berikut:

1. Keagungan pemahaman bahwa tidak terdapat pertentangan-pertentangan di dalam keseluruhan ajaran (Buddha).
2. Keagungan menyadari semua kata-kata Sang Buddha sebagai instruksi-instruksi.
3. Keagungan memahami gagasan-gagasan pokok Sang Buddha dengan mudah.
4.  Keagungan terhindar secara otomatis dari suatu kesalahan besar.


Lamrim dan Buddhisme Tibetan

Semua tradisi besar agama Buddha Tibetan mempunyai ajaran tentang Lamrim, tetapi yang paling menekankan ajaran Lamrim ini adalah para guru besar dari tradisi Gelug. Dari tradisi Kagyu, karya Lamrimnya berjudul The Ornament of Liberation, oleh Guru Besar Gampopa. Dari Sakya, berjudul The path and the Fruit, oleh YM Drakpa Gyeltsen. Sedangkan dari Nyingma berjudul Kata-Kata Guruku yang Sempurna (The Words of My Perfect Teacher, Kun-sang Lamey Shelung) oleh Guru Besar Tsa Patrul Rinpoche.

Meskipun secara umum kurikulum biara-biara tradisi Gelug memberikan pelajaran Lamrim kepada para Bhikshu pada masa-masa akhir studi mereka, di dunia Barat, ajaran Lamrim inilah yang biasanya pertama kali diberikan oleh para guru-guru tradisi Gelug kepada orang-orang Barat.

Banyak Lama/Guru dari tradisi Kadampa maupun Gelugpa menulis komentar tentang Lamrim. Selain Trilogi Lamrim karya YM Tsongkhapa, teks-teks Lamrim yang terkenal di antaranya adalah:
1. The Easy Path oleh YM Panchen Lama pertama, Losang Choekyi Gyaeltsen
2. The Essence of Refined Gold oleh HH Dalai Lama ke-3
3. Manjushri's Oral Instruction oleh HH Dalai Lama ke 5
4. The Quick Path oleh YM Panchen Lama kedua, Losang Yeshe
5. The Quintessence of Excellent Speech oleh YM Ngawang Dragpa dari Vihara Dagpo.

Bersama dengan Trilogi Lamrim karya YM Tsongkhapa, ke delapan teks ini dikenal dengan sebuatan Delapan Instruksi Lamrim Agung.
Sebuah karya tentang Lamrim yang sangat terkenal dan 'modern' adalah Pembebasan di Tangan kita (Liberation in Ourhands).


NB: Ada beberapa bagian yang tidak saya sertakan dalam posting ini, termasuk pengenalan tentang topik2 Lamrim.

Sumber yang digunakan penulisnya:

Daftar Pustaka:

1. Liberation In Our Hands Part I: The Pleminaries. Pabongka Rinpoche. A series of oral discourses by Pabongka Rinpoche Jampa Tenzin Trinley Gyatso. Transcribed and edited by Yongzin Trijang Rinpoche Losang Yeshe Tenzin Gyatso. Translated by Sera Mey Geshe Lobsang Tharchin with Artemus B. Engle. Mahayana Sutra and Tantra Press; 1994

2. Liberation in Our Hands. Commentary by Venerable Dagpo Rinpoche at Mon Dore-France August 2000. Revised edition, August 2003.

3. Liberation in the Palm of Your Hand: A Concise Discourse on the Path to Enlightenment. by Pha-Bon-Kha-Pa Byams-Pa-Bstan-Dzin-Phrin-Las-Rgya-Mtsho (Pabongka Rinpoche), Trijang Rinpoche (Editor), Michael Richards (Translator). Wisdom Publications. 1993

4.  The basics of Buddhism. An Introduction to the Lam Rim, Lam Rim Buddhist Centre South Africa

By Losang Nyima Surya Wijaya, Singapore, May 2004
copyright [at] kadamchoelingbandung
Jika ingin mengutip artikel di atas, cantumkan sumber yg jelas <=== Sudah saya sertakan dalam postingan di atas ya  _/\_

Semoga bermanfaat  :|

Di webside Alexander Berzine juga ada pengenalan Lamrim, bagi yang tertarik:
http://www.berzinarchives.com/web/en/archives/sutra/level2_lamrim/overview/general/dharma_lite_lamrim.html
« Last Edit: 20 June 2008, 09:53:01 PM by Mangkok »
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Hari Pertama Liberation in the Palm of Your Hand
« Reply #4 on: 20 June 2008, 10:03:56 PM »
PEMBEBASAN BERADA DI DALAM
TELAPAK TANGAN ANDA SENDIRI


Hari Pertama

Kyabje Pabongka Rinpoche, Raja Dharma yang tiada banding, menyampaikan beberapa hal untuk menyiapkan motivasi yang kami perlukan untuk mengikuti pelajaran. Beliau mengatakan :

Tsongkapa yang agung, Raja Dharma dari ketiga alam, telah mengatakan :

Tubuh fisik yang menguntungkan ini
Lebih berharga daripada sebuah permata pengabul harapan.
Anda mendapatkannya seolah-olah hanya sekali.
Begitu sukar untuk diperoleh, begitu mudah untuk dihancurkan.
Seperti kilatan petir di angkasa.

Renungkan hal ini, dan Anda akan menyadari
Semua perbuatan duniawi adalah sia-sia,
Dan siang dan malam Anda harus
Mengambil esensi dari kehidupanmu.
Saya, Sang Yogi, berpraktik dengan cara ini;
Anda, yang menginginkan pembebasan, lakukanlah hal yang sama!

Sejak waktu yang tak bermula sampai saat ini kita telah mengalami banyak sekali bentuk kehidupan, akan tetapi kita belum mendapatkan esensi apapun dari mereka. Tidak ada bentuk penderitaan atau bentuk kebahagiaan apapun yang belum pernah kita alami. Namun, berapapun banyaknya kehidupan yang telah kita alami, kita belum mendapatkan esensi dari mereka. Sekarang kita telah memperoleh bentuk kehidupan yang optimum sebagai manusia, kita seharusnya melakukan sesuatu untuk mengambil esensi darinya. Selama kita tetap bersikap tidak kritis, kita tidak akan menarik manfaat dari kehidupan sebagai manusia yang berarti ini, dan kita tidak akan menyesal apabila kita menyia-nyiakannya. Kita mungkin akan lebih menyesal bila kita telah menghabiskan sejumlah uang. Tetapi bentuk fisik yang kita miliki saat ini adalah lebih berharga daripada permata pengabul harapan apapun.

Bila Anda membersihkan sebuah permata pengabul harapan dengan cara mencucinya sebanyak tiga kali, menggosoknya tiga kali dan kemudian meletakkannya diatas sebuah panji kemenangan, Anda akan tanpa bersusah payah mendapatkan semua benda yang baik dalam kehidupan ini – makanan, pakaian, dan hal-hal lainnya. Anda bisa saja memiliki ratusan, ribuan, puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu permata yang demikian. Akan tetapi permata-permata tersebut tidak dapat  melakukan untukmu, bahkan hal terkecil yang dapat Anda peroleh dari kehidupan ini. Hal ini disebabkan karena mereka tak dapat mencegahmu dari terlahir kembali di alam-alam rendah. Dengan tubuh fisikmu saat ini, Anda dapat mencegah dirimu dari terlahir kembali di alam-alam rendah. Bahkan apabila Anda ingin memperoleh kelahiran kembali sebagai dewa Brahma, Indra, dan sebagainya, Anda dapat melakukannya dengan tubuh ini. Bila Anda ingin pergi ke tanah-tanah suci seperti Abhirati, Sukhavati, atau Tushita, Anda dapat melakukannya dengan tubuh fisik ini. Dan tidak hanya itu saja, Anda dapat memperoleh kebebasan atau kemahatahuan melalui kelahiranmu saat ini. Yang terpenting, dengan tubuh fisik ini Anda dapat mencapai tingkat Vajradhara (Penyatuan tubuh ilusi dan kebahagiaan Agung) dalam satu kehidupan yang singkat dimasa kemerosotan batin ini; Bila hal tersebut tidak kita capai saat ini, maka tingkatan tersebut baru dapat kita capai dengan berusaha selama tiga kalpa besar yang tak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu, kelahiran ini adalah lebih berharga daripada satu trilyun permata yang berharga.

Apabila Anda menyia-nyiakan kelahiran ini, yang dimasa lalu telah Anda rencanakan untuk Anda peroleh, maka hal itu adalah lebih menyedihkan daripada menghabiskan satu trilyun permata berharga dengan sia-sia. Tiada kerugian yang lebih besar lagi; tiada yang lebih buta lagi; tiada penipuan terhadap diri sendiri yang lebih besar lagi. Pelindung Shantideva mengatakan :

Tiada penipuan terhadap diri sendiri yang lebih buruk lagi
Setelah mendapatkan kesempatan yang demikian
Tidak menggunakannya untuk tujuan akhir yang bajik !
Tiada yang lebih buta lagi !

Oleh karena itu Anda harus berusaha untuk mengambil esensi dari kehidupan Anda saat ini.

Anda pasti akan mengalami kematian, dan Anda tidak dapat mengetahui kapan hal tersebut akan terjadi.

Sekarang kita menghadiri pelajaran Dharma ini, akan tetapi tak seorangpun diantara kita akan tetap hidup dalam jangka waktu seratus tahun. Di masa lampau, Buddha, Guru kita, menghimpun kedua pengumpulan (kebajikan dan kebijaksanaan) selama berkalpa-kalpa sehingga Beliau memperoleh tubuh Vajra. Bahkan Beliau sendiri, dalam penampakan umum, memasuki nirvana (keadaan bebas dari penderitaan). Setelah Beliau terdapat banyak para bijaksana, sarjana, penerjemah, dan pandit, baik di India maupun di Tibet, akan tetapi mereka semua terlihat telah meninggalkan kehidupan ini. Tiada yang tertinggal kecuali nama mereka dan apa yang orang-orang katakan mengenai mereka. Singkat kata, tidak ada seorangpun yang dapat Anda ambil sebagai contoh dari orang yang tidak mengalami kematian. Bagaimana mungkin Anda dapat hidup selamanya ? Anda tidak punya harapan untuk tidak mengalami kematian.

Oleh karena itu, Anda tidak hanya pasti akan mengalami kematian, tetapi Anda juga tidak dapat memastikan kapan hal itu akan terjadi. Anda bahkan tidak dapat memastikan bahwa tahun depan Anda masih tetap hidup dengan tubuh manusiamu saat ini, masih mengenakan ketiga tipe jubah bikhu milikmu. Saat ini tahun depan, Anda mungkin telah terlahir sebagai seekor binatang dengan bulu yang tebal dan tanduk di kepalamu. Atau mungkin Anda telah terlahir sebagai setan kelaparan, misalnya, yang harus hidup tanpa mampu menemukan makanan apapun, atau bahkan setetes airpun. Atau mungkin Anda telah terlahir di neraka, harus mengalami panas yang menyiksa, dingin, direbus, atau dibakar.

Batinmu harus berlanjut setelah kematianmu; ia harus mengalami kelahiran kembali. Hanya ada dua kemungkinan tujuan kelahiran kembali – ke alam-alam yang lebih tinggi atau ke alam-alam yang lebih rendah. Apabila Anda terlahir di Neraka Tanpa Istirahat, Anda akan tinggal disana dengan tubuh yang terbakar oleh api neraka yang tak dapat dipadamkan. Di neraka yang lebih ringan, seperti Neraka Terus Menerus Hidup Kembali, Anda terbunuh dan hidup kembali sebanyak ratusan kali setiap harinya: Anda secara terus menerus mengalami penderitaan yang amat sangat. Tetapi, bagaimana mungkin kita dapat menahan bentuk kehidupan yang seperti itu kalau kita bahkan tidak mampu menahan penderitaan yang timbul ketika tangan kita terbakar oleh api? Dan kita akan menderita di dalam neraka-neraka itu dengan penderitaan yang sama seperti yang kita rasakan bila tubuh kita saat ini terbakar oleh api neraka tersebut. Kita mungkin bertanya, ‘Apakah tidak lebih mudah untuk menahan rasa panas disana, sehingga penderitaannya tidak akan terlalu berat ?’ tetapi tidak demikian halnya.

Bila terlahir sebagai setan kelaparan Anda tidak akan dapat menemukan setetes airpun selama bertahun-tahun. Anda akan sukar sekali menemukan ret-ret puasa, jadi bagaimana mungkin Anda dapat menahan kelahiran yang seperti itu? Sedangkan untuk kelahiran sebagai binatang, ambillah contoh terlahir sebagai seekor anjing. Periksalah secara detil tempat-tempat hidup mereka, cara mereka mencari makanan dan bentuk makanan yang mereka temukan. Apakah Anda pikir Anda mampu menahan bentuk kehidupan yang seperti itu ? Anda mungkin merasa, ‘Alam-alam rendah jauh’. Akan tetapi perbedaan antara Anda dan alam-alam rendah hanyalah fakta bahwa anda masih dapat menarik nafas.

Selama kita tetap bersikap tidak kritis, kita tidak akan pernah menduga bahwa kita bisa saja terlahir di alam-alam rendah. Kita mungkin berpikir bahwa kita cukup baik atau sedikit kurang dalam menjaga sila-sila kita, kita melakukan hampir semua pelafalan harian kita, dan tidak melakukan suatu kejahatan yang serius, seperti membunuh seseorang dan melarikan kuda miliknya. Permasalahannya adalah bahwa kita tidak melihat hal tersebut dengan benar. Kita seharusnya memikirkan hal tersebut secara detil, dan kita akan melihat bahwa sebenarnya kita tidaklah bebas untuk memilih apakah kita akan pergi ke alam-alam rendah atau tidak. Ini ditentukan oleh karma kita. Kita memiliki campuran karma baik dan karma buruk di dalam arus mental kita. Yang lebih dominan dari kedua hal tersebut akan terpicu oleh kemelekatan saat kita mati. Ketika kita melihat manakah dari kedua hal tersebut yang lebih dominan di dalam arus mental kita, kita akan menemukan bahwa yang lebih dominan adalah ketidakbajikan kita. Derajat kekuatan perbuatan kita ditentukan oleh motivasi, perbuatan itu sendiri, dan tahap akhirnya. Jadi, walaupun kita mungkin berpikir bahwa kita hanya melakukan sedikit ketidakbajikan, pada kenyataannya kekuatan mereka besar sekali.

bersambung...
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Hari Pertama Liberation in the Palm of Your Hand (2)
« Reply #5 on: 20 June 2008, 10:06:09 PM »
Mari kita ambil sebuah contoh. Misalkan Anda memarahi murid-muridmu. Anda termotivasi oleh kebencian yang kuat dan, mengenai perbuatannya, Anda menggunakan kata-kata terkasar yang akan benar-benar menyakiti mereka. Dan pada tahap akhir, Anda merasa bangga dan berpendapat bahwa Anda hebat. Ketiga bagian ini – motivasi, perbuatan, dan tahap akhir – tidak dapat dilakukan dengan lebih baik lagi! Misalkan Anda membunuh seekor serangga. Motivasimu adalah kebencian yang kuat. Anda melumat serangga tersebut diantara jari-jarimu, menahannya sebentar, dan akhirnya Anda membunuh serangga tersebut. Untuk tahap akhirnya, Anda menjadi sangat sombong dan merasa Anda sangat diuntungkan oleh tindakan tersebut. Ketidakbajikan ini telah menjadi luar biasa kuatnya.

Kita mungkin berpikir bahwa kebajikan kita sangat kuat, akan tetapi pada kenyataannya kebajikan kita sangatlah lemah. Motivasi, perbuatan (bagian utama dari perbuatan) dan tahap akhir (mendedikasikan kebajikan, dan sebagainya) haruslah dilakukan secara murni agar kebajikan tersebut menjadi sangat kuat. Hal ini berlawanan dengan kebajikan yang kita lakukan. Pertama-tama motivasi kita. Saya pikir jarang sekali kita termotivasi oleh motivasi yang terkecil sekalipun, yaitu untuk memperoleh kelahiran yang lebih baik – apalagi mempunyai motivasi yang terbaik, yaitu bodhicitta (Pikiran yang berniat untuk mencapai pencerahan), atau motivasi yang menengah, yaitu pelepasan kemelekatan terhadap samsara. Ditahap awal, kita biasanya berniat untuk mendapatkan keinginan-keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan ini; doa apapun yang kita buat dengan tujuan yang demikian pada dasarnya merupakan ketidakbajikan. Lalu, untuk bagian utama dari perbuatannya, apapun yang kita lakukan adalah rutinitas; ketika kita mengulang mantra om mani padme hum sebanyak satu tasbih, misalnya, pikiran kita tidak bisa sepenuhnya terkonsentrasi pada tindakan kita. Pikiran kita tertidur, bila tidak pikiran kita pasti terdistraksi! Sangat sulit untuk melakukan hal tersebut dengan baik, bahkan ketika tiba waktunya untuk membacakan Ratusan Dewa Dewa Tusita sebanyak satu kali. Dan pada tahap akhir, ketika kita harus membuat doa penutup atau dedikasi, kita kembali terjatuh dengan mengarahkan kebajikan kita untuk kehidupan ini. Jadi, walaupun kita mungkin merasa bahwa kita telah melakukan kebajikan yang besar pada kenyataannya mereka adalah sangat lemah.

Kadangkala kita tidak melakukan perbuatan kebajikan kita dengan benar; di lain waktu motivasi dan tahap akhir tidak kita lakukan dengan baik; dan adakalanya tidak satupun dari ketiga hal itu kita lakukan dengan benar. Jadi hanya karma yang tidak bajiklah yang sangat kuat dalam arus mental kita; dan ini adalah satu-satunya hal yang mungkin untuk teraktifkan pada saat kita mati. Dan apabila ini benar-benar terjadi, maka tempat yang akan kita tuju hanyalah alam-alam rendah. Sekarang, kita mengatakan bahwa para Guru kita memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal yang tak terlihat, dan kita meminta mereka untuk meramal kemana kita akan pergi setelah kita mati nanti. Kita merasa lega bila mereka berkata, ‘Anda akan memperoleh kelahiran kembali yang baik’, dan akan merasa takut apabila jawabannya adalah, ‘Ini akan menjadi sesuatu yang buruk’. Tetapi bagaimana kita bisa yakin akan ramalan-ramalan seperti itu? Kita tidak membutuhkan ramalan tentang kemana kita akan pergi setelah mati. Guru kita yang welas asih telah memberikan ramalan di dalam sutra pitaka. Kita juga telah memperolehnya dari banyak pandit dan para bijaksana baik di India ataupun di Tibet. Misalnya, Arya Nagarjuna mengatakan dalam Untaian yang Berharga :

Dari ketidakbajikan datanglah semua penderitaan,
Dan demikian pula dengan semua alam-alam rendah.
Dari kebajikan datanglah semua alam-alam yang lebih tinggi,
Dan semua kelahiran yang bahagia.

Jadi, bila demikian pastinya bahwa kita akan terlahir kembali di alam-alam rendah, sejak saat ini kita harus mencari sesuatu yang dapat kita gunakan untuk mencegah terjadinya hal itu. Apabila kita benar-benar ingin terbebas dari alam-alam rendah, kita harus mencari perlindungan yang dapat melindungi kita. Sebagai contoh, seorang penjahat yang telah divonis untuk menjalani eksekusi akan mencari perlindungan dari seorang penguasa yang berpengaruh agar ia terbebas dari hukuman tersebut. Apabila kita telah terkontaminasi oleh karma negatif yang luar biasa melalui perbuatan-perbuatan negatif kita, kita berada dalam bahaya terhukum oleh hukum karma, dan kita harus pergi ke alam-alam rendah. Kita seharusnya mencari perlindungan kepada Sang Triratna (Buddha, Dharma, dan Sangha), karena hanya mereka yang dapat melindungi kita dari hal-hal tersebut. Tetapi kita janganlah hanya mencari perlindungan itu saja; kita harus juga memperbaiki kelakuan kita agar sesuai dengan ajaran. Apabila ada suatu cara dimana para Buddha dapat menghentikan kita dari ketidakbajikan dan rintangan (dari memiliki pandangan benar) kita, katakanlah dengan mencuci mereka dengan air, atau dengan membimbing kita dengan tanganNya, Mereka pasti telah melakukannya dan sekarang kita tidak akan memiliki penderitaan. Mereka tidak dapat melakukan hal tersebut. Yang Agung mengajarkan Dharma; kitalah yang harus memperbaiki kelakuan kita agar sesuai dengan hukum sebab dan akibat. Dalam suatu sutra dikatakan:

Yang Agung tidak mencuci bersih kejahatan dengan air;
Mereka tidak menghentikan penderitaan para mahluk
Dengan sentuhan tangan mereka;
Mereka tidak mentransfer realisasi mereka
Akan kesunyataan kepada yang lainnya
Mereka membebaskan dengan mengajarkan
Kebenaran akan kesunyataan.

Oleh karena itu Anda mungkin merasa, ‘Saya akan berlindung kepada Sang Triratna agar saya terbebas dari alam-alam rendah, dan saya akan menggunakan cara-cara yang akan membebaskan saya dari alam-alam rendah tersebut. Saya akan memperbaiki kelakuan saya agar sesuai dengan hukum sebab dan akibat.’ Dengan pikiran yang demikian Anda telah mempersiapkan motivasi yang bersesuaian dengan wawasan kecil dari Lam-rim.

bersambung ...
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Hari Pertama Liberation in the Palm of Your Hand (3)
« Reply #6 on: 20 June 2008, 10:07:36 PM »
Kemudian, apakah cukup hanya terbebas dari alam-alam rendah ? Tidak. Anda hanya akan memperoleh satu atau dua kelahiran di alam-alam yang lebih tinggi sebelum Anda kembali jatuh ke alam-alam rendah saat karma negatif Anda berbuah. Ini bukanlah jawaban akhir, bukanlah sesuatu yang dapat anda percayai. Pada kenyataannya di masa lampau kita telah memperoleh banyak kelahiran di alam-alam yang lebih tinggi tersebut, dan kemudian harus jatuh kembali ke alam-alam rendah. Kita pasti akan jatuh kembali dengan cara yang sama. Dalam kelahiran kita di masa lampau, kita terlahir sebagai dewa Brahma dan Indra yang berkuasa, dan kita tinggal di istana-istana surgawi. Hal ini terjadi berulang-ulang kali, namun kemudian kita meninggalkan kelahiran tersebut dan harus menderita diatas besi panas di permukaan neraka. Lagi dan lagi hal ini terjadi. Di alam surgawi kita menikmati nektar para dewa; lalu, ketika meninggalkan kehidupan itu, kita harus meminum lelehan tembaga di dalam neraka. Kita menikmati diri kita ditengah-tengah kumpulan para dewa dan dewi, lalu harus hidup dikelilingi oleh para penjaga neraka yang menakutkan. Kita terlahir sebagai penguasa dunia dan memerintah ratusan ribu subjek, dan kemudian kita terlahir sebagai pelayan yang terhina dan budak, seperti kusir keledai dan gembala ternak. Kadangkala kita terlahir sebagai dewa matahari atau bulan, dan tubuh kita mengeluarkan sedemikian banyaknya cahaya sehingga kita menerangi keempat benua. Kemudian kita terlahir di kedalaman samudra di antara benua dimana tempat itu sangat gelap sehingga kita bahkan tidak dapat melihat pergerakan kaki kita sendiri. Dan sebagainya. Apapun bentuk kebahagiaan yang Anda peroleh, kebahagiaan itu tidak dapat dipercayai dan tidak mempunyai esensi.

Kita telah mengalami sedemikian banyaknya penderitaan, akan tetapi selama kita masih belum terbebaskan dari samsara, kita harus mengalami lebih banyak lagi penderitaan. Bila semua kotoran yang telah kita makan dimasa lampau ketika kita terlahir sebagai anjing atau babi ditumpukan di satu tempat, maka puncak dari tumpukan kotoran itu akan melebihi Meru, raja dari segala gunung. Dan kita masih harus memakan lebih banyak lagi kotoran selama kita masih tidak terbebaskan dari samsara. Bila semua kepala kita yang telah dipenggal oleh musuh-musuh kita ditumpukkan, maka puncak dari tumpukan tersebut akan melampaui alam Brahma. Namun selama kita tidak mengakhiri samsara, kita masih harus kehilangan lebih banyak kepala lagi. Dalam kelahiran kita di neraka dimasa lampau, banyaknya air panas yang mendidih yang telah dipaksakan untuk memasuki kerongkongan kita adalah melebihi air yang terdapat di samudra, namun kita masih harus minum lebih banyak lagi bila kita tidak membebaskan diri kita dari samsara. Jadi kita seharusnya merasa kehilangan harapan, bila kita memikirkan bagaimana kita telah mengembara tanpa tujuan karena tidak mengakhiri samsara tersebut.

Bahkan kelahiran sebagai dewa dan manusia juga tidak terbebas dari penderitaan. Kelahiran sebagai manusia memiliki penderitaan kelahiran, sakit, tua, dan kematian; penderitaan karena berpisah dengan yang dicintai, karena bertemu dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan karena tidak menemukan apa yang kita inginkan ketika kita mencarinya. Mahluk-mahluk setengah dewa juga memiliki penderitaan, karena mereka terluka atau kehilangan anggota tubuhnya ketika mereka berperang, dan mereka menderita setiap saat karena perasaan iri hati. Ketika terlahir sebagai dewa di alam nafsu keinginan, seseorang akan menderita karena memperoleh bayangan akan kematian. Dewa-dewa di alam yang lebih tinggi tidak memiliki bentuk penderitaan yang nyata. Akan tetapi mereka masih saja, secara alami, berada dibawah pengaruh penderitaan yang menyertai segala fenomena yang berkondisi karena mereka tidak dapat mempertahankan keadaan mereka. Pada akhirnya mereka akan terjatuh kembali, jadi mereka belum melampaui penderitaan.

Singkat kata, selama Anda tidak terbebas dari samsara untuk selamanya, Anda belum melampaui penderitaan. Oleh karena itu Anda harus benar-benar terbebaskan darinya; dan Anda harus melakukannya dengan kelahiran Anda saat ini.

Umumnya kita berkata, ‘Kita tak dapat melakukannya dalam kehidupan ini’, dan berdoa untuk kelahiran kita dimasa yang akan datang. Tetapi adalah mungkin untuk melakukannya dalam kehidupan ini. Kita telah mendapatkan kelahiran yang optimum sebagai manusia, dan kelahiran ini merupakan bentuk kelahiran yang paling menguntungkan untuk mempraktikkan Dharma. Kita telah bertemu dengan kondisi yang tepat – kita telah bertemu dengan ajaran Buddha, dan sebagainya. Kita telah memiliki semua kondisi yang tepat, dan apabila kita tidak dapat mencapainya saat ini, kapan kita akan pernah mencapainya ?

Jadi Anda mungkin berpikir, ‘Saya benar-benar harus membebaskan diri saya dari samsara apapun yang terjadi. Dan pembebasan hanya dapat diperoleh dengan berlatih di ketiga latihan tinggi yang berharga. Oleh karena itu saya akan berlatih dalam ketiga latihan ini, dan mencapai kebebasan saya dari lautan samsara ini’. Dengan pikiran yang demikian Anda telah mempersiapkan motivasi yang bersesuaian dengan wawasan menengah dari Lam-rim.

bersambung...
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Hari Pertama Liberation in the Palm of Your Hand (4)
« Reply #7 on: 20 June 2008, 10:09:59 PM »
Tetapi apakah ini saja sudah cukup? Lagi-lagi tidak, ini tidak cukup. Apabila Anda mencapai tingkatan seorang Shravaka atau Pratyekabuddha untuk kebaikan dirimu sendiri, Anda bahkan belum memenuhi kebutuhan Anda sendiri dan tidak melakukan apapun bagi kebaikan mahluk lain. Hal ini dikarenakan Anda belum meninggalkan beberapa hal seperti penghalang (untuk mencapai kemahatahuan) dan keempat sebab ketidaktahuan. Ini seperti menyeberangi sungai yang sama dua kali: walaupun Anda sudah mencapai semua tahapan hingga ke tingkatan Arahat melalui jalan Hinayana (kendaraan kecil), Anda kemudian harus mengembangkan bodhicitta dan berlatih dalam praktik-praktik bodhisattva, mulai dari tingkatan yang paling dasar, berawal dari jalan Mahayana pengumpulan. Hal ini seperti memasuki sebuah biara, kemudian mulai bekerja dengan menjadi seorang juru masak sampai kemudian menjadi seorang kepala biara. Kemudian Anda memasuki biara yang lain dan harus bekerja mulai dari tingkatan seorang juru masak lagi. [Chandragomin] mengatakan dalam Surat untuk Seorang Murid :

Mereka seperti kerabat yang terikat di lautan samsara,
Mereka nampak terjatuh ke dalam gelombang samudra;
Anda tak mengenali mereka, Anda mengabaikan mereka,
Karena kelahiran, kematian dan meninggalkan kelahiran kembali tersebut.
Anda berada dibawah hinaan
Bila Anda hanya membebaskan diri Anda sendiri

Dengan kata lain, walaupun kita tidak mengenali satu sama lain, tidak ada satu mahluk apapun yang belum pernah menjadi ibu kita. Dan karena Anda sudah terlahir kembali dalam jumlah yang tak terhitung, Anda telah mempunyai ibu yang jumlahnya tak terhitung pula. Dan setiap kali mereka menjadi ibu Anda, kebaikan yang mereka berikan adalah sama dengan kebaikan yang diberikan oleh ibu kandung Anda saat ini. Tidak ada perbedaan sedikitpun antara kebaikan yang diberikan ibu kandung Anda saat ini dan kebaikan yang pernah diberikan semua mahluk kepada Anda.

Tetapi beberapa orang mungkin merasa, ‘Semua mahluk bukanlah ibu saya. Bila mereka ibu saya, saya pasti akan mengenali mereka. Saya tidak mengenali mereka!’ Tetapi bahkan dalam kehidupan ini saja banyak orang yang tidak dapat mengenali ibu kandungnya sendiri. Ketidakkenalan itu bukanlah suatu alasan yang cukup untuk mengatakan bahwa seseorang bukanlah ibumu. Yang lain mungkin merasa, ‘Ibu di masa lalu adalah milik masa lalu, adalah tidak konsisten untuk mengatakan bahwa mereka masih merupakan ibu yang baik saat ini’. Tetapi kebaikan yang diberikan ibumu dimasa lalu, dan kebaikan yang diberikan ibumu saat ini tidaklah berbeda. Kebaikan itu sama seperti bila Anda menerima sebuah permata dari seseorang tahun lalu dan kemudian menerima sebuah permata lagi dari seseorang yang lain di saat ini. Waktu dilakukannya kebaikan itu tidak membedakan derajat kebaikan itu sendiri. Oleh karena itu semua mahluk adalah baik kepada Anda.

Bagaimana Anda dapat mengabaikan ibu-ibumu yang baik tersebut, yang telah jatuh kedalam samudra samsara, dan bekerja hanya untuk kebebasanmu sendiri? Ini seperti anak-anak yang bernyanyi dan menari ditepi pantai ketika salah seorang kerabat dekat mereka, seperti ibu mereka, terjatuh kedalam gelombang samudra. Gelombang tersebut kembali kedalam samudra, dan sang ibu memperingatkan anak-anaknya bahwa mereka ada dalam bahaya, tetapi anak-anaknya mengabaikan sang ibu. Adakah yang lebih tidak berperasaan? Arus dalam samudra dikatakan membentuk pusaran air, dan hal yang paling menakutkan terjadi ketika sebuah perahu, dan sebagainya memasuki pusaran air tersebut, karena mereka pasti akan tersedot dan hancur. Sekarang Anda kelihatannya tidak mempunyai hubungan apapun dengan semua mahluk, yang dalam analogi tadi telah jatuh ke dalam arus samudra samsara. Namun tidak demikianlah sebenarnya. Semua mahluk adalah ibu-ibumu yang baik hati, dan Anda harus membalas kebaikan mereka. Memberikan makanan kepada mereka yang lapar, minuman kepada mereka yang haus, kekayaan kepada yang miskin, dan sebagainya, memenuhi keinginan mereka, akan membalas sebagian dari kebaikan mereka; akan tetapi hal-hal tersebut tidaklah banyak menguntungkan mereka. Cara terbaik untuk membalas kebaikan mereka adalah menyebabkan mereka agar mencapai setiap bentuk kebahagiaan dan membebaskan mereka dari segala jenis penderitaan. Tidak ada cara yang lebih baik lagi untuk membalas kebaikan mereka.

Dengan pikiran yang demikian Anda mungkin merasa, ‘Semoga semua mahluk memiliki setiap bentuk kebahagiaan’, pikiran yang demikian merupakan pengembangan cinta kasih (metta). Anda juga merasa, ‘Semoga mereka terbebas dari semua jenis penderitaan’, ini merupakan pengembangan welas asih (karuna). Dan Anda mengembangkan altruisme (sikap mementingkan mahluk lain) ketika Anda merasa, ‘Tanggung jawab untuk mewujudkan kedua hal tersebut telah jatuh kepadaku. Saya, dan saya sendiri, yang akan bekerja untuk mewujudkan kedua hal tersebut’.

Apakah sekarang Anda mampu untuk melakukannya ? Anda tidak dapat bekerja bahkan untuk satu makhlukpun, apalagi untuk semua makhluk. Lalu siapakah yang mampu? Bodhisattva yang telah mencapai tingkatan ke 8, 9 atau 10, kemudian para Shravaka atau Pratyekabuddha dapat menguntungkan mahluk lain sampai pada tahap tertentu; akan tetapi mereka hanya dapat melakukan sebagian kecil dari apa yang dapat dilakukan oleh para Buddha. Setiap cahaya yang keluar dari tubuh seorang Buddha mampu membawa para mahluk yang tak terhingga banyaknya untuk mencapai keadaan bebas dari samsara. Buddha mengemanasikan tubuhnya dan muncul dihadapan setiap mahluk. Bentuk emanasi tersebut disesuaikan dengan karakter, kemampuan, keinginan, dan insting dari mahluk-mahluk tersebut. Para Buddha mengajarkan Dharma kepada mereka dalam bahasa pribadi mereka masing-masing. Ini adalah beberapa kemampuan dari para Buddha. Jadi cara para Buddha bekerja untuk kebaikan semua mahluk adalah tiada bandingnya.

Mampukah kita mencapai kebuddhaan tersebut? Kita mampu, dan kelahiran yang terbaik untuk mencapai hal tersebut adalah kelahiran yang optimum sebagai manusia ini. Kita telah memperoleh kelahiran fisik yang sangat spesial : kita terlahir dari rahim seorang manusia di benua selatan (Jambudvipa), dan kita mempunya keenam tipe konstituen fisik. Yang perlu kita lakukan adalah menggunakan kesempatan ini untuk mencapai tingkatan Vajradhara dalam satu kehidupan. Kita telah mencapai kelahiran fisik yang demikian. Cara untuk mencapai kebuddhaan adalah Dharma Mahayana; dan ajaran dari Sang Pemenang Je Tsongkapa mengenai jalan mahayana tersebut adalah sepenuhnya tanpa kesalahan. Ajarannya yang tak bernoda menggabungkan sutra dan tantra. Kita telah bertemu dengan ajaran yang demikian.

Singkat kata, kita telah bertemu dengan semua kondisi yang tepat dan bebas dari semua kondisi yang tidak menguntungkan. Kita bisa saja mengabaikan hal ini dengan tidak membuat usaha apapun untuk mencapai kebudhaan. Akan tetapi kita tidak akan selalu bisa mendapatkan tubuh fisik yang baik ini, apalagi bertemu dengan Dharma. Beberapa diantara kita mungkin mengklaim, ‘Sekarang
ini adalah masa kemerosotan batin, kita terlahir pada waktu yang tidak baik’. Akan tetapi sejak waktu yang tidak bermula kita belum pernah memperoleh suatu kesempatan yang lebih menguntungkan daripada saat ini. Kesempatan kita tidak pernah lebih baik lagi dari pada saat ini. Kita akan menemukan situasi seperti ini hanya sekali. Oleh karena itu kita harus bekerja untuk mencapai kebuddhaan apapun yang terjadi.

Jadi hal-hal diatas seharusnya membuat anda merasa, ’Saya akan melakukan semua yang saya mampu untuk mencapai tujuan saya: Pencerahan yang sempurna, tiada bandingnya untuk kebaikan semua mahluk’. Pikiran yang demikian merangkumkan bodhicitta, dan demikianlah caranya Anda mempersiapkan motivasi yang bersesuaian dengan wawasan besar dari Lam-rim. Anda telah berhasil mengembangkan bodhicitta apabila anda mengalami pikiran yang demikian secara spontan (tanpa perlu dibangkitkan terlebih dahulu).

Anda harus berpraktik untuk mencapai kebuddhaan ini, dan Anda harus tahu apa yang perlu dipraktikkan agar Anda berhasil. Beberapa orang yang ingin mempraktikkan Dharma, tetapi tidak tahu cara melakukannya, mungkin pergi ke tempat yang sepi dan mengulang beberapa mantra, membuat beberapa doa, atau bahkan berusaha untuk mencapai beberapa dari kesembilan keadaan mental (yang akan menuntun kepada kestabilan batin), tetapi mereka tidak tahu bagaimana cara melakukan hal-hal yang lainnya. Anda harus mempelajari instruksi yang benar-benar murni untuk mengetahui hal-hal tersebut. Dan raja dari instruksi-instruksi seperti itu adalah Lam-rim, Jalan Bertahap Menuju Pencerahan. Oleh karena itu Anda harus mengembangkan motivasi : ‘Saya akan mendengarkan Lam-rim dengan penuh perhatian dan kemudian menerapkannya kedalam praktik saya’.

bersambung ...
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Hari Pertama Liberation in the Palm of Your Hand (5)
« Reply #8 on: 20 June 2008, 10:20:41 PM »
Secara umum, sangatlah penting untuk memiliki salah satu dari ketiga motivasi Lam-rim di atas sebelum kita memulai praktik apapun. Akan tetapi lebih penting lagi, ketika Anda mendengarkan pelajaran tentang Lam-rim, salah satu dari ketiga motivasi itu saja tidaklah cukup. Anda harus mendengarkannya paling tidak dengan bodhicitta yang dibangkitkan. Untuk mereka yang sudah mengembangkan bodhicitta, mungkin cukup bagi mereka hanya dengan memikirkan sejumlah kalimat singkat seperti ‘Untuk kebaikan semua mahluk,…..’ Akan tetapi hal ini tidaklah cukup untuk mentransformasikan pikiran seorang pemula. Bila Anda memikirkan Lam-rim secara keseluruhan, berawal dari sulitnya terlahir sebagai manusia, pikiranmu akan mengarah ke bodhicitta. Hal ini seharusnya tidak hanya diterapkan saat kita mendengarkan Lam-rim saja. Ketika kita, para Gelugpa, menghadiri pelajaran apapun, apakah inisiasi, transmisi lisan, pelajaran, atau apapun, kita harus memikirkan Lam-rim secara keseluruhan untuk mempersiapkan motivasi kita. Bahkan doa yang pendek sekalipun haruslah mengandung ketiga wawasan dari Lam-rim. Inilah karakteristik yang paling membedakan ajaran dari Kadampa dan Gelugpa (Kadampa baru). Guru saya yang berharga mengatakan bahwa mereka yang akan memikul tanggung jawab untuk melestarikan ajaran ini harus belajar dengan cara yang demikian. (Akan tetapi pada inisiasi umur panjang, ketidak kekalan dan kematian tidak dibicarakan. Yang dibicarakan hanyalah betapa sulitnya untuk mendapatkan kelahiran yang optimum sebagai manusia, yang sangat menguntungkan).

Beberapa orang yang menghadiri suatu pelajaran Dharma mungkin merasa, ‘Saya benar-benar beruntung dapat mendengarkan ajaran ini, akan tetapi saya tak dapat menerapkannya ke dalam praktik saya’. Yang lain hadir karena mereka mengikuti temannya yang lain – ‘Kalau Anda pergi, saya akan ikut juga’. Ketika Anda menghadiri pelajaran yang lain seperti inisiasi, Anda mungkin berpikir bahwa Anda akan menerima kekuatan untuk menaklukkan roh-roh jahat dengan membacakan mantra, dan sebagainya; atau Anda mungkin berpikir bahwa Anda akan menaklukkan penyakit yang ditimbulkan oleh roh-roh jahat, memperoleh kekayaan, memperoleh kekuatan, dan sebagainya. Yang lainnya, berapapun banyaknya ajaran yang telah mereka terima, memperlakukan Dharma seolah-olah, misalnya, sebagai modal untuk memulai suatu bisnis; mereka nampak seperti orang-orang yang berada dalam perjalanan bisnis ke suatu tempat seperti Mongolia. Orang-orang yang demikian mengumpulkan karma buruk yang besar melalui Dharma. Buddha, Guru kita, mengajarkan cara untuk memperoleh pembebasan dan kemahatahuan. Mengeksploitasi ajaran yang demikian untuk memperoleh tujuan akhir yang bersifat duniawi adalah sama halnya dengan memaksa seorang raja untuk turun dari tahtanya dan membuatnya mengepel lantai.

Jadi apabila Anda mempunyai salah satu dari motivasi buruk yang disebutkan di atas, hentikanlah hal itu; berusahalah untuk memiliki bodhicitta yang dibangkitkan, dan kemudian dengarkanlah. Demikianlah cara Anda mempersiapkan motivasi Anda. Berikut ini adalah bagian utama dari Ajaran.

Pertama-tama, Dharma yang akan Anda praktikkan haruslah telah diajarkan oleh Buddha dan didiskusikan oleh pandit-pandit India. Praktik yang Anda lakukan haruslah merupakan suatu praktik yang telah digunakan para bijaksana untuk mendapatkan pemahaman dan realisasi mereka; Sebaliknya, suatu instruksi dapat dikatakan ‘mendalam’ bahkan bila instruksi itu bukanlah sesuatu yang pernah diajarkan oleh Buddha, dan sama sekali tidak diketahui oleh para bijaksana. Bila Anda bermeditasi pada instruksi yang demikian, maka Anda berada dalam bahaya memperoleh hasil yang tak seorangpun pernah mendapatkannya – bahkan oleh para Buddha sekalipun! Oleh karena itu Anda harus memeriksa Dharma yang akan Anda praktikkan. Seperti yang dikatakan oleh Pandit Sakya :

Ketika Anda melakukan beberapa bisnis
Dalam hal perkudaan, permata, dan sebagainya,
Anda menanyakan segalanya
Dan memeriksa semuanya.
Saya telah melihat betapa rajinnya Anda
Dengan tindakan-tindakan yang tak bermanfaat dalam kehidupan ini !
Baik atau buruk dalam semua kehidupanmu yang akan datang
Berasal dari Dharma yang suci,
Sejauh ini Anda memperlakukan Dharma
Seperti seekor anjing yang menghabiskan makanannya:
Anda menghargai apapun yang datang kepadamu
Tanpa memeriksa terlebih dahulu apakah hal itu baik atau buruk.

Misalnya, ketika kita membeli seekor kuda, kita memeriksa sejumlah besar hal, memperoleh ramalan-ramalan, dan bertanya kepada banyak orang. Ambillah contoh seorang biksu biasa. Bahkan ketika ia hendak membeli teh, ia memeriksa warnanya, beratnya, bentuknya berulang-ulang kali. Ia memastikan kualitasnya dan menanyakan pendapat orang lain. Namun bila ia tidak beruntung, teh itu hanya dapat digunakan untuk membuat beberapa cangkir teh saja.

Anda memeriksa hal-hal yang demikian secara menyeluruh, bahkan ketika hal-hal tersebut hanya memberikan keuntungan yang sementara kepada Anda. Tetapi nampaknya Anda tidak memeriksa sama sekali Dharma yang hendak Anda praktikkan, walaupun hal itu merupakan dasar dari harapan abadi Anda untuk semua kelahiran Anda dimasa yang akan datang. Demikianlah cara anjing menghabiskan makanannya. Betapa salahnya hal ini! Bila Anda salah disini, Anda telah menghancurkan seluruh harapan abadimu. Jadi anda harus memeriksa Dharma yang akan Anda praktikkan sebelum Anda terjun ke dalamnya.

Bila Anda memeriksa Dharma kita saat ini, Lam-rim, Anda akan melihat bahwa ini adalah yang terbaik diantara semuanya. Kedalaman yang luar biasa dari tantra rahasia berasal dari Lam-rim. Bila anda tidak mengembangkan ketiga dasar jalan (Pelepasan kemelekatan terhadap samsara, bodhicitta, dan pandangan yang benar terhadap kesunyataan) dalam arus batin Anda, Anda tidak akan bisa tercerahkan dalam satu kehidupan.

Sekarang, Lam-rim itu sendiri tidak ditemukan oleh Je Tsongkapa ataupun Atisha dan sebagainya. Silsilahnya sepenuhnya berasal dari Buddha sendiri. Sutra Kebijaksanaan Sempurna (Bhagavati Prajna Paramita Hrdaya Sutra atau Sutra Hati) merupakan naskah yang tertinggi diantara semua naskah yang berasal dari Guru kita. Dalam sutra ini Beliau mengajarkan bagian mendalam dari tahapan jalan (kebijaksanaan mengenai kesunyataan) yang merupakan intisari dari kedelapan puluh empat ribu pokok Dharma; Beliau juga mengajarkan bagian luas dari Lam-rim (metode para Buddha) dalam sutra tersebut. Demikianlah sumber dari silsilah Lam-rim tersebut. Bagian luas diwariskan Buddha kepada murid terutamanya, Maitreya, yang selanjutnya menurunkannya kepada Asanga. Bagian mendalam dari Lamrim diwariskan Buddha kepada Manjushri, yang kemudian menurunkannya kepada Nagarjuna. Demikianlah bagaimana silsilah Lam-rim terpisah menjadi dua, bagian mendalam dan bagian luas. Kedua silsilah ini kemudian sampai secara terpisah kepada Atisha yang agung, tiada banding. Beliau menerima silsilah luas dari Suvarnadvipa, dan bagian mendalam dari Vidyakokila; Beliau menyatukan kedua silsilah tersebut ke dalam satu arus. Beliau juga mewarisi silsilah Perbuatan-Perbuatan yang Paling Dashyat yang diwarisi Shantideva dari Manjushri, dan juga mewarisi tantra-tantra rahasia, dan sebagainya. Jadi silsilah-silsilah yang Beliau warisi mengandung semua sutra dan tantra.

Atisha kemudian menulis Pelita Pada Jalan Menuju Pencerahan. Ajaran ini kemudian dikenal dengan nama ‘Lam-rim’. Sejak masa Atisha silsilah luas dan mendalam digabungkan ke dalam satu arus. Akan tetapi silsilah ini kembali terpecah menjadi tiga silsilah selama periode Kadampa. Ketiga silsilah ini mempunyai penekanan pada aspek yang berbeda. Pada akhirnya ketiga silsilah itu kembali menjadi satu silsilah saat ketiga silsilah itu sampai kepada Je Tsongkapa……… (bagian selanjutnya belum diterjemahkan oleh penerjemahnya kayaknya, di bukunya sih masih ada, red)

Naskah ini merupakan terjemahan dari ‘Liberation in the Palm of Your Hand, A Concise Discourse on the Path to Enlightenment’ halaman 25 – 39, diterjemahkan oleh Bodhi Mudita. Pada terjemahan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Semua itu disebabkan karena keterbatasan kemampuan penerjemah dan bukan karena kesalahan naskah yang asli. Oleh karena itu para pembaca sangat dianjurkan untuk membaca naskah yang aslinya.

Dedikasi :
Dengan jasa dan kebajikan yang diperoleh dari membaca Dharma yang suci ini, semoga semua mahluk dapat segera terbebaskan dari segala jenis penderitaan dan memperoleh semua bentuk kebahagiaan.

NB: Hari pertama ini diterjemahkan oleh rekan Bodhi Mudita untuk Kadam Choe Ling Bandung. Saya kebetulan mendapatkan teksnya dan sangat berterima kasih atas kebaikannya ini  ^:)^. Ohya, Liberation on Our Hands dan Liberation in the Palm of Your Hand bahannya sama, tetapi penerjemah dan penerbit berbeda, sehingga isi dan gaya bahasa mungkin ada yang tidak sama persis.

Semoga benar-benar bermanfaat  :|

Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #9 on: 21 June 2008, 12:10:08 AM »
:D senangnya ada topik Lamrim disini..
sejak self learningnya KCB blum jalan lagi jadi blajar disini dulu yah ama ko mangkok and kiman..

btw, ko kiman & mangkok....
kalo ga salah nh.. dalam Instruksi-instruksi Guru Yang Berharga, bagian awal kan juga mencakup bagaimana kita belajar melalui Guru yang sesuai, bertumpu pada Guru sebagai dasar dari Jalan.
bagian ini dulu mau gw pelajarin lewat self learning setelah mengambil topik berlindung, tapi karena self learning lum jalan jadinya lum sempat.. boleh dijelasin disini?

thx yo...

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #10 on: 22 June 2008, 01:13:33 PM »
Bro Hokben,

Tentang bertumpu pada guru, mungkin sementara bisa mengacu ke tulisan YL Nyanabhadra di:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2194.0.html

Di sana memang ga semua subtopik dalam bertumpu pada seorang guru spiritual disampaikan, tapi poin2 penting yang perlu diketahui secara umum sih harusnya sudah tercakup. Sekedar diketahui, biasanya kita juga tidak mulai dengan topik bertumpu. Ada beberapa alasan untuk ini.

Salah satu alasannya bisa dilihat dari web Berzin di bawah:

http://www.berzinarchives.com/web/en/archives/sutra/level2_lamrim/overview/general/dharma_lite_lamrim.html
...
Understanding the Context of the Lam-rim
...

To get back to my point, at the beginning of the Gelug lam-rim are preliminaries and the relationship with the spiritual teacher. In some versions, the relationship with the spiritual teacher comes first and then the preliminaries, in others it is reversed. In any case, why do these two come first? If we think about it, it is very clear that this manner of presentation is not for newcomers who come into a Dharma center knowing nothing about Buddhism. How could a newcomer begin with prostration, refuge, bodhichitta and the seven-limb prayer? Is a newcomer supposed to see the teacher as a Buddha as soon as he or she walks into the center? It is obvious that Western newcomers were not the intended audience of the lam-rim. What gives it away even more is that in the discussion of seeing the teacher as a Buddha, the lam-rim texts quote tantras. "Vajradhara said…" Something is going on here that we need to understand.

Where were these teachings originally given and what was the context? The audience was monks who were all totally committed to the Buddhist path, with vows and so on. They were being prepared to take a tantric empowerment, an initiation. Conferring a tantric empowerment requires beforehand giving a review of the sutra path, which is the foundation for tantra practice. So, the lam-rim was given as a review of the basic sutra teachings for committed monks who were about to take tantric empowerment. Also, the audience had come from a cultural context in which rebirth was accepted; they already had a certain relationship with the teacher; and they were already prepared to take a tantric empowerment with this teacher. In that context, all the teachings on the relationship with the teacher make sense. And the preliminaries obviously make sense because they were monks; they were doing these types of rituals anyway.

Another clue is that Tsongkhapa calls the healthy relationship with the spiritual teacher the "root of the path." The first thing that grows in a plant is not the root: a plant grows from the seed. He does not call the relationship with the teacher "the seed of the path." When something has grown already, the root is what supports it and provides its sustenance. A spiritual teacher is not the thing out of which the whole path grows. So although the relationship with the spiritual teacher is first in Tsongkhapa's presentation, this does not mean that it comes first for newcomers. Tsongkhapa is presenting the path for people who are already on the path. For them the support, the sustenance for the path, is the relationship that they already have with the teacher. That is why he puts it first.

These are my initial thoughts about what we need to know about the structure of the lam-rim; namely, why it is in graded stages, that it is possible to have a stage before the traditional three graded stages, that the way the traditional three stages are arranged allows for this additional preliminary stage, and what the structure tells us in terms of the relation with the teacher and the preliminaries.
...

Namun, klo benar2 tertarik untuk mempelajari topik ini, mgk untuk sementara bisa dibaca2 dulu di web berzin:

http://www.berzinarchives.com/web/x/nav/n.html_135601887.html

Di sini ada bnyk topik yang berkaitan dengan Guru Spiritual.

NB: klo ada pertanyaan yang mau ditanyakan, silakan. Klo aku bisa jawab akan aku coba, klo ga bisa jawab, mohon maaf juga ya. Saya juga masih harus banyak belajar, masih banyak kekurangan.

Moga2 bermanfaat ya  :|

Ohya, menurut saya pribadi, topik ini sih sangat penting, tetapi memang tidak semua orang siap dengan topik ini. Hanya sekedar pendapat pribadi yah  ;) (dan mohon maaf bila tidak bisa membalas postingan dengan cepat ya, ada proyek penerjemahan Liberation in Our Hands yang mau diselesaikan. Dan kebetulan aku ada terlibat sedikit)
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #11 on: 22 June 2008, 07:02:54 PM »
mantabz...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #12 on: 22 June 2008, 07:23:01 PM »
serem neh postingan bro Mangkok selalu jumbo size... ^:)^
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #13 on: 22 June 2008, 08:08:55 PM »
serem neh postingan bro Mangkok selalu jumbo size... ^:)^
Hahaha...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #14 on: 24 June 2008, 09:12:11 PM »
ko Mangkok, bikinin ebook nya plz.. apa perlu gw telp YL. Pin bwt request ebook?
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #15 on: 24 June 2008, 09:16:12 PM »
 [at] mangkok...

thx atas jawabannya..
:D


Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #16 on: 26 June 2008, 08:00:18 PM »
bwt ko mangkok dll yg ngerti lamrim, aye mo tanya. ketika suhu teaching, aku sering dengar kilesa dan klesa. pertanyaannya:
apakah kilesa sama dengan klesa?
jika beda, apa perbedaannya?
thx
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #17 on: 27 June 2008, 10:50:58 AM »
Kilesa = Pali biasanya digunakan oleh Theravada
Kleśa atau Klesha = Sansekerta biasanya digunakan oleh Mahayana atau Vajrayana
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #18 on: 27 June 2008, 10:37:59 PM »
At Karuna,
thanks dah bantu jawab.  _/\_

At Hokben,
terima kasih kembali, moga2 bisa membantu.  :|

At kiman,
Ebook terjemahan liberation? Belum tahu bisa ga, yang jelas buku inggrisnya ada copyright, jadi beli royalty untuk diterjemahkan ke Indonesia. Terjemahannya sendiri rencananya akan diterbitkan oleh karaniya.  :)

At Tesla,
Maaf ya  ^:)^
« Last Edit: 28 June 2008, 12:00:11 AM by Mangkok »
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #19 on: 27 June 2008, 11:17:39 PM »
Sekedar ikut sharing tentang klesa. Arya Asanga dalam Abhidharmasamuccaya mengatakan fenomena apapun ketika ia muncul menyebabkan kita kehilangan kedamaian batin kita, dan kapanpun sesuatu yang memunculkan gangguan pada batin kita maka apa yang muncul adalah klesa. Fenomena apapun yang dimaksudkan di sini tidak mengacu pada sebuah fenomena secara umum, ia mengacu pada fenomena mental, dengan kata lain, sebuah keadaan batin atau sebuah pemikiran (a state of mind or a thought. Jadi, pemikiran atau keadaan batin apapun, ketika muncul dalam batin kita, jika ia menyebabkan kita kehilangan kedamaian batin kita sepenuhnya, dan jika batin kita terganggu olehnya dalam satu cara atau dengan cara lainnya, maka hal yang telah muncul dalam batin kita adalah sebuah klesa. (Terjemahan bebas penjelasan Four Noble Truths oleh Dagpo Rinpoche di Malaysia, Desember 2005). Klesa kadang kadang diterjemahkan sebagai faktor mental pengganggu. Di dalam Abhidharmasamuccaya ada 6 klesa utama dan 20 klesa sekunder.

Di bawah ini ada pembahasan tentang klesa yang bagi saya pribadi sangat bermanfaat (berdasarkan catatan pribadi saya saat mengikuti retret berlindung oleh Dagpo Rinpoche di Gambung, Ciwidey, Desember 2005):

29 Desember 2005
….
Singkat kata, kita bisa melihat betapa pentingnya melawan klesa, bila dia timbul, kita tidak bertindak di bawah pengaruhnya. Sebenarnya bukan karena kita mau dipengaruhi klesa, tetapi karena kita sudah sangat terbiasa dengan klesa sehingga mudah terpengaruh olehnya, karena kita tidak pernah berupaya melawannya.

Kita harus mengidentifikasi klesa itu sebagai musuh kita yang sebenarnya. Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa klesa itu adalah musuh kita, mereka sangat berbahaya, kita harus mewaspadai mereka.

Mengapa klesa adalah musuh kita yang sebenarnya? Karena klesalah kita menderita, karena merekalah kita berputar dalam samsara. Saat kita tidak bahagia, saat itu, kita harus menganalisa, mengapa dukkha itu timbul? Akhirnya kita akan menelusuri dan memahami bahwa dukkha itu disebabkan oleh klesa sehingga kita benar-benar menganggapnya sebagai musuh. Biasanya saat seseorang mengalami dukkha atau tidak bahagia,  biasanya selalu menuding faktor-faktor eksternal (entah orang lain atau lingkungan), selalu berpaling keluar sehingga kita selalu membuat keputusan dengan pandangan demikian.

Contoh orang bila merasa tidak bahagia karena lingkungan sehingga memutuskan pindah tempat. Bila dia melakukan hal tersebut, tanda bahwa dia belum memahami klesa sebagai musuhnya. Jika kita lahir dari kota kecil, mungkin karena merasa tidak bahagia, ingin pindah ke kota besar, ke Jakarta, ke Bandung, dsb, karena merasa kota besar lebih seru, dsb.
Awal mungkin seru, lebih senang, karena banyak kejadian sehingga perhatian kita teralihkan, tetapi setelah terbiasa, masalah lama datang lagi, ternyata sama saja, kita masih di tempat yang sama.
Klo pindah karena untuk mencari pekerjaan, nafkah, dsb, masalahnya berbeda. Yang dibicarakan di sini, pindah karena merasa tidak bahagia dengan lingkungan, dsj. Jangan salah klo bekerja pasti bahagia, banyak yang bekerja, tapi tidak bahagia juga. Pekerjaan bukan sumber utama kebahagiaan. Bila pekerjaan adalah sumber utama kebahagiaan, maka makin banyak bekerja harusnya semakin bahagia. Kenyataannya tidaklah demikian. Bila awal karena kerja bagus, bos menambah kerjaan, tambah lagi trus, lama-lama jadi cape, tidak bahagia.

Jadi, sebenarnya sumber kebahagiaan ada di batin sendiri. Ke manapun kita pergi, kita bawa batin kita. Jika kita tidak melakukan sesuatu terhadapnya, ke manapun kita pergi, kita tetap akan tidak bahagia. Boleh dikatakan batin kita menjadi semacam “budak”, maka kita menjadi budaknya budak dari klesa kita.

Guru Besar Shantideva
dalam Bodhicaryavatara:

Meskipun musuh-musuh seperti kemarahan dan kemelekatan,
Tidak memiliki kaki maupun lengan,
Juga tidak punya sifat kepahlawanan maupun kebijaksanaan,
Bagaimana bisa mereka memperlakukanku seperti budaknya?

YM Shantideva melanjutkan bahwa klesa telah menjadi tamu kita, tapi mereka melakukan apapun yang bisa untuk menyakiti kita. Klo kita menerima tamu, harapannya adalah tidak disakiti, dsb, tapi klesa sebaliknya, klesa berusaha melakukan apapun untuk menyakiti kita. Kita toleran terhadap sesuatu yang seharusnya tidak kita toleran terhadapnya. Itulah anehnya!
Memang klesa seperti tamu di hati kita karena walaupun sudah hampir jadi tamu permanen, mereka tetap tamu, mereka bukan bagian integral dari batin kita, bisa dipisahkan dari batin. Walaupun mereka sudah sekian lama tinggal di tempat kita, mereka masih bisa diusir.

YM Shantideva mengatakan tamu-tamu ini melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan untuk menyakiti kita. Memang benar klesalah yang paling bertanggung jawab terhadap dukkha apapun yang kita alami: sakit, sampai bunuh diri, lahir di alam rendah, tua, mati, dan sebagainya.
Fakta bahwa kita makin  tua, rambut putih, kulit keriput, bongkok, makin tuli, dsb, tidak sama dengan waktu dulu, sakit pinggang, ini semua adalah karena klesa, tamu tidak diundang ini. Klo kita kesulitan memahami apa yang dipelajari, tidak mencapai apa yang diinginkan dalam meditasi, ini juga berkat klesa kita.

Klo direnungkan, memang luar biasa tepatnya kata-kata YM Shantideva. Klesa melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk menyakiti kita dari yang paling kecil sampai paling besar.
Coba perhatikan sikap kita terhadap tamu-tamu tidak berguna ini. Sebagai musuh harusnya kita mengusir mereka, dengan perkecualian kemarahan dan iri yang membuat suasana batin tidak enak, tapi dengan kemelekatan, kemalasan, ketidaktahuan, dsb, kita menerimanya dengan hati terbuka, dengan lapang dada, menyambutnya dengan gembira.

YM Shantideva melanjutkan lagi, bilamana semua makhluk yang ada di ke-6 alam samsara menjadi musuh kita dan bersama-sama menyerang kita, mereka tidak bisa melempar kita ke dalam api neraka Avici. Tetapi klesa ini dalam sekejap dapat melempar kita ke api avici tersebut. Api avici ini klo muncul di dunia dalam sekejap akan menghancurkan gunung2, dsb.

Memang benar, betapapun jahatnya roh jahat, walaupun berupaya sedapat mungkin tidak akan membuat kita terlahir di neraka, bukan dia yang melakukan hal itu!

YM Shantideva melanjutkan, klesa adalah musuh kita sejak waktu yang tidak terbayangkan lamanya. Kita tidak pernah punya musuh selama itu. Jika kita punya musuh manusia, bila terus berupaya bersikap baik dan lembut, lambat laun sikapnya akan berubah, dia dapat menjadi baik terhadap kita.
Tapi klo kita semakin baik dengan klesa, mereka tetap saja trus menyakiti kita.

....


Semoga bermanfaat  :|

NB: ini adalah catatan pribadi, jd mungkin tata bahasanya tidak teratur. Bagi mereka yang mempelajari Lamrim, bisa mempelajari pembahasan tentang klesa dibagian motivasi menengah, khususnya di bagian bagaimana sebab-sebab penderitaan menyebabkan dan mempertahankan kita dalam samsara.
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #20 on: 28 June 2008, 02:45:19 AM »
Kilesa = Pali biasanya digunakan oleh Theravada
Kleśa atau Klesha = Sansekerta biasanya digunakan oleh Mahayana atau Vajrayana
oo sama ya.. sep deh thx infonya...

 [at]  ko Mangkok
bingunk n pusing baca nya.. bwt penerbitan, kenapa diserahin ke karaniya?  ;D
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #21 on: 28 June 2008, 07:29:46 AM »
Kiman,

Yah, emang kalimatnya ga teratur, habis oret2an pribadi saat retret  ;D  ^:)^.

Singkatnya klesa itulah sumber segala permasalahan kita selama ini. Dialah yang menyebabkan kita berputar2 dalam samsara dan mengalami berbagai penderitaan dalam samsara tanpa akhir, dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Jadi, klo kita mau benar2 cari musuh, itulah musuh utama kita yang sebenarnya. Klo tidak ada klesa, kita tidak akan terpicu untuk melakukan tindakan2 negatif sehingga tidak akan pula menghasilkan karma2 negatif, dan otomatis pula tidak akan ada akibat yang tidak menyenangkan. Biasanya kita saat mengalami hal2 tidak menyenangkan selalu menyalahkan faktor luar, jarang sekali kita melihat ke dalam. Klo kita mau kritis, kenapa kita mengalami hal tidak menyenangkan? Karena kita pernah memproduksi karma negatif untuk mengalami hal itu. Karma negatif ini didorong oleh klesa. Faktor2 eksternal hanyalah kondisi2 yang mendukung  munculnya benih karma buruk yang kita tanam, mereka bukan penyebab langsungnya. Klo kita tidak punya benih karma negatif tersebut, seburuk apapun sikap orang terhadap kita, ataupun seburuk apapun kondisi lingkungan, mereka tetap tidak bisa menyakiti kita. Jadi, klo mau benar2 marah, marahlah pada klesa kita, dialah pemicu utamanya. Tapi biasanya kita marah ke faktor eksternal (misal orang lain atau lingkungan) sehingga kita menciptakan lagi karma buruk baru. Dan selama kita tidak memutus rantai ini, maka kita akan terus mengalaminya.

Jadi, seperti kata YM Shantideva, biarpun semua makhluk menjadi musuh kita, ingin membuat kita terlempar ke alam rendah, mereka tetap tidak dapat melakukannya. Namun, klesa ini, dengan sekejap dapat melempar kita ke alam rendah. Anehnya, kita menyambut "tamu" klesa ini dengan lapang lada, padahal dah jelas sebaik apapun tindakan kita terhadapnya, dia tetap akan berusaha berbagai cara untuk menyakiti kita, bahkan kita menjadi "budak"nya "tamu" kita ini - klesa yang tidak punya lengan dan kaki, tidak punya sifat2 kebijaksanaan maupun kepahlawanan.

Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #22 on: 28 June 2008, 12:01:57 PM »
oo gitu paham deh... tapi praktek nya susah.... ;D
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #23 on: 30 June 2008, 11:06:29 PM »
oo gitu paham deh... tapi praktek nya susah.... ;D

Ya, emang ga gampang, tapi sangat berharga untuk dipraktikkan kan?  ;)

Setelah kita memahami hal ini, ada baiknya kita juga mengembangkannya ke luar diri kita. Dengan memahami  kerugian2 klesa ini bagi kita, kita akan menyadari bahwa bila klesa ini muncul pada orang lain, maka orang tersebut akan mendapatkan kerugian yang sama persis seperti yang terjadi pada diri kita. 

Dan klo kita mau jujur, kita akan melihat bahwa semua makhluk secara sadar ataupun tidak sadar selalu menginginkan kebahagiaan dan ingin bebas dari dukkha, persis seperti kita. Nah, apa yang terjadi pada saat seseorang yang dalam pengaruh klesa melakukan hal2 yang menyakiti kita (misal memarahi kita)? Orang itu mungkin merasa bahwa kita telah "merusak" kebahagiaannya, kita telah membuatnya menderita, sehingga kita pantas dimarahi. Namun, dia tidak sadar bahwa dia sendiri sedang merusak kebahagiaannya sendiri dengan membiarkan amarah menguasainya, dia sedang menciptakan sebab2 penderitaannya sendiri di masa yang akan datang.

Jadi, bila dia marah karena berpikir kita merusak kebahagiaannya, justru ia sekarang melakukan hal yang sama, ia sendiri sedang menghancurkan kebahagiaannya sendiri. Ia sendiri sedang menghancurkan aspirasinya sendiri yang menginginkan kebahagiaan. Hal ini sebenarnya patut dikasihani. Ia benar2 melakukan hal yang berlawanan dengan keinginannya sendiri. Ia ingin bahagia, tetapi ia menghancurkan kebahagiaannya sendiri sebagaimana ia menghancurkan musuh besarnya.

Itulah yang dikatakan oleh YM Shantideva: (dari web berzin, dengan terjemahan bebas)

Although having the mind that wishes to shun suffering,
They rush headlong into suffering itself.
Although wishing for happiness, yet out of naivety,
They destroy their own happiness as if it were a foe.
(Bodhicaryavatara, Bab I: 28)

Meskipun memiliki batin yang ingin menghindari penderitaan,
Mereka bergerak langsung ke dalam penderitaannya sendiri.
Meskipun menginginkan kebahagiaan, namun karena kebodohannya,
Mereka menghancurkan kebahagiaannya sendiri seolah-olah kebahagiaannya itu adalah seorang musuh.


Kondisi ini benar2 sangat memprihatinkan, pikiran orang2 tersebut (yang sedang dikuasai klesa) benar2 salah sama sekali. Apa yang mereka lakukan benar2 berlawanan dengan aspirasi terdalam mereka yang menginginkan kebahagiaan. Dan mereka tidak menyadarinya, mereka berpikir bahwa mereka sedang memperjuangkan kebahagiaan mereka. Kondisi mereka sungguh sangat patut dikasihani. Merenungkan hal ini akan mengurangi pikiran2 negatif yang mungkin muncul dalam diri kita terhadap orang2 yang sedang dikuasai klesa.

Bila kita benar2 menginginkan kebahagiaan dan benar2 ingin bebas dari dukkha, ingatlah kata2 YM Shantideva berikut:

All whosoever who are happy in the world
Are (so) through the wish for the happiness of others;
While all whosoever who are miserable in the world
Are (so) through the wish for the happiness of themselves.
(Bodhicaryavatara Bab VIII:129)

Semua yang bahagia di dunia
Adalah (demikian) karena menginginkan kebahagiaan yang lain
Sementara semua yang menderita di dunia
Adalah (demikian) karena menginginkan kebahagiaan mereka sendiri



Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #24 on: 05 July 2008, 03:19:27 PM »
ko, dalam lamrim terdapat latihan (atau sumpah) bodhisatwa. pada jaman sekarang, sangat kecil kemungkinan kita (sebagai orang awam) mempraktekkannya secara penuh. lamrim tetap lamrim sedangkan jaman terus berjalan. pertanyaannya:
bagaimana cara kita mensinkronisasikannya dengan kehidupan jaman sekarang? melihat prakteknya, pasti ada praktek yang dilanggar karena ini itu, spt jam kerja, tuntutan keluarga, teman dst..

NB: jangan jawab "Jadi Bikkhu" yah... ;D
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #25 on: 08 July 2008, 11:33:02 AM »
Menurut pendapatku pribadi, justru kitalah yang seharusnya mensinkronkan akitivitas kita dengan Dharma (misal dalam hal ini praktik sumpah bodhisattva, bila kita memang punya aspirasi untuk menjalankannya). Jadi, bukan Dharma yang disinkronkan dengan aktivitas kita, meski pun tentu saja hal ini tidaklah mudah mengingat masih banyaknya klesa maupun penghalang yang kita miliki. Namun, bukan berarti hal itu tidak mungkin. Buddha juga mulai dengan kondisi seperti kita, makhluk yang penuh dengan klesa, namun beliau akhirnya bisa mencapai kebuddhaan. Dan tentu saja seseorang yang penuh dengan klesa, misalnya penuh dengan kemarahan, tidak bisa dalam seketika menjadi tidak marah lagi untuk seterusnya. Dia perlu bekerja untuk itu, mungkin dia pertama2 mulai dengan membuat dirinya tidak larut dengan amarah dulu. Jadi, meskipun kemarahan masih muncul, namun dia tidak larut dengan itu. Kemudian secara bertahap dia mengembangkan disiplin dirinya sampai akhirnya dia benar2 tidak bisa lagi dikuasai amarah.
 
Demikian jg dengan sumpah bodhisattva. Idealnya seseorang yang ingin mempelajari atau bahkan mempraktikkan sumpah bodhisattva sudah membangkitkan batin pencerahan (bodhicitta), baik buatan maupun spontan. Minimal dia sudah memahami secara keseluruhan tahapan dari jalan (Lamrim) yang mencakup ketiga motivasi - awal, menengah dan agung. Ajaran Lamrim membantu kita bekerja secara bertahap menuju motivasi altruistik (batin pencerahan, bodhicitta), yang dengannya kita pada akhirnya membuat komitmen untuk menjalankan sumpah bodhisattva. Itulah mengapa pembahasan sumpah bodhisattva juga biasanya dimulai dengan ajaran Lamrim.

Nah, karena sumpah bodhisattva ini bisa dipelajari dulu sebelum mengambilnya (berbeda dengan sumpah pratimoksa maupun sumpah tantra), maka kita sangat disarankan mempelajarinya dulu sebelum mengambilnya. Kita bisa mengecek diri sendiri apakah kita sudah sanggup menjaganya. Kita bisa mulai dengan mencoba menerapkan sumpah ini dalam hidup kita tanpa mengambilnya terlebih dahulu. Sumpah2 ini bahkan sangat membantu kita dalam memecahkan berbagai masalah yang mungkin kita alami dalam kehidupan kita. Kita juga bisa mencoba mempertahankan sumpah ini misal dalam waktu 24 jam atau bahkan lebih pendek. Kita bahkan bisa mencoba mempertahankan 1 atau beberapa sila yang kita anggap sanggup kita pertahankan dulu. Tentu saja namanya bukan sumpah bodhisattva lagi, namun hal ini tetap sangat bermanfaat. Dikatakan dalam salah satu sutra (klo ga salah King of Concentrations Sutra) bahwa menjaga/mempertahankan satu sila saja dalam masa kemerosotan jauh lebih besar manfaatnya dibandingkan menjaga/mempertahankan semua sila di alam suci buddha. Dan sesungguhnya, sumpah bodhisattva ini tidak bisa muncul begitu saja dalam batin kita, salah satu hal yang dibutuhkan agar sumpah ini muncul dalam diri kita adalah bodhicitta, minimal bodhicitta buatan. Setelah bodhicitta kita berkembang sedemikian rupa kita mungkin merasa bahwa hanya aspirasi bodhicitta saja tidak bisa membawa kita ke kebuddhaan, maka kita akan berusaha menerapkannya secara nyata dengan mengambil sumpah bodhisattva. Kita ingin menerapkan sumpah ini secara nyata untuk mencapai kebuddhaan sempurna. Jadi, sangat disarankan untuk menyakinkan diri kita bahwa kita benar2 siap dan dapat menjaga serta mempertahankan sumpah ini sebelum mengambilnya.

Satu hal lagi yang mungkin bisa disampaikan adalah bahwa kita jangan menganggap sila itu sebagai beban, yang membatasi kita. Justru sila itulah yang memberikan kita arah dalam bertindak sehingga memberikan manfaat terbesar bagi kita dan yang lain. Sila itu menjadi kompas dalam segala tindakan kita sehingga kita tidak "tersesat". Dan seperti dikatakan dalam Letter to A Friend (karya Nagarjuna), sila adalah pondasi bagi semua kebajikan, seperti bumi yang menopang semua benda yang bergerak maupun tidak bergerak.

Dalam Sutra on Well-Maintained Morality:(Dikutip di Liberation in Ourhands vol 3, hal 89)[/i]

O, monks, it would be better for you to lose your lives and perish than to let your morality degenerate and be destroyed. Why? Losing your life and perishing only brings your present existence to an end. But if you allow your morality to degenerate and be destroyed, you will have to experience the great misfortune of losing your spiritual lineage and giving up happiness for ten million lives.

Jadi, jalankan dan jagalah sila dengan penuh semangat dan kegembiraan, bukan sebagai beban yang menyulitkan kita.

Quote
NB: jangan jawab "Jadi Bikkhu" yah...  ;D
Disebutkan bahwa berkaitan dengan sila, YM Atisha pernah berkata bahwa beliau dapat menjaga sila pratimoksha dengan sempurna (tidak ada pelanggaran sama sekali), sumpah bodhisattva masih ada pelanggaran (ga banyak), namun sila tantra udah kayak hujan (saking seringnya terjadi pelanggaran). Jadi, kayaknya menjadi bhikkhu tidak otomatis menjamin kita dapat menjaga sila dengan murni juga lho  ;D, namun tentu saja kondisinya kemungkinan besar lebih mendukung. Dalam status apapun, pelajarilah sila yang kita ambil dengan baik, hargailah (respect) ia dan gunakanlah ingatan dan kewaspadaan dalam menjaga sila yang telah kita ambil tersebut dengan baik.

Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #26 on: 08 July 2008, 12:35:04 PM »
wew panjang bener... thx penjelasan nya ko..
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #27 on: 10 July 2008, 11:50:27 PM »
wew panjang bener... thx penjelasan nya ko..
Thanks juga  _/\_, sori kepanjangan  ^:)^ (Padahal udah disingkat2 juga lho..  :))  ;D )
Klo ada kesempatan, baca aja buku komentar ttg sumpah bodhisattva  :|


Salam  :|
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #28 on: 06 August 2008, 06:56:38 AM »
 _/\_
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #29 on: 27 August 2008, 11:00:37 PM »
iya... sorry ya kalo wa banyak komentar... biar rame aja... wkwkw..

Thx penjelasannya ko...

inti nya saya sudah memahaminya...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Delusion

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 15
  • Gender: Female
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #30 on: 28 August 2008, 08:49:00 PM »
Saya bacanya pake print ke kertas :))

Makasih yah ^^
:)

Offline tanpa_aku

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 23
  • Reputasi: 7
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #31 on: 29 September 2008, 01:24:53 PM »
 _/\_

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #32 on: 29 October 2008, 11:58:03 AM »
mau tanya ttg silsilah aktivitas jangkauan luas dengan silsilah pandangan mendalam. perbedaan nya apa kk?
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

Offline Satya_Sastra

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 1
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #33 on: 19 November 2008, 10:07:17 PM »
Halo salam kenal.... Anak baru neh.. Postingannya bagus... Semoga semua berusaha merealisasi Ke-Buddha-an secepatnya demi kebaikan semua makhluk

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #34 on: 07 January 2009, 01:57:54 PM »
http://www.tsl.org/Masters/buddhas/default_buddhas.htm

One of the most common icons in Tibet is called the "refuge field," which presents the Buddha Shakyamuni in the center of a host of Indian, Tibetan, and supernatural teachers. To Shakyamuni's left is Manjushri, at the head of the lineage of the "profound view" stage of the path of enlightenment, and to his right is Maitreya, at the head of the lineage of the "magnificent deeds" stage of the path of enlightenment. Beneath Manjushri sit Nagarjuna and Aryadeva, at the head of the historical teachers who maintained the unbroken succession of this tradition of critical philosophy. Beneath Maitreya sit Asanga and Vasubandhu at the head of the succession of ethically oriented philosophers. The Buddha in the center of this icon represents the unification of both these lineages, so no ultimate dichotomy is intended by the separation of the two. There are, however, different persons on different stages of the path at different times, and different teachings are elaborated for their benefit that emphasize either wisdom or compassion.

The team of Maitreya and Manjushri, heading the two main branches of the great tree of this philosophical tradition, assure that the balance never goes too far in either direction.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #35 on: 01 October 2010, 09:14:07 PM »
Namo Buddhaya,

Lamrim: Ajaran yang cocok bagi siapapun yang ingin jadi Buddha
(http://www.mail-archive.com/dharmajala [at] yahoogroups.com/msg01248.html)

Walaupun Lamrim dapat diajarkan dalam berbagai cara yang berbeda-kadang-kadang secara luas/mendalam, kadang juga secara singkat, keistimewaannya adalah kecocokannya dengan semua tingkatan praktik. Bahkan siswa tingkat tertinggi pun dapat memperoleh banyak instruksi yang berguna yang berhubungan dengan praktik mereka. Orang-orang dengan tingkat spritual yang maju dapat dengan mudah memenuhi segala praktiknya untuk mencapai berbagai tujuan. Para praktisi pemula dapat juga belajar topik yang lengkap dan mempraktikkan ajaran Mahayana.

Secara singkat, Dagpo Rinpoche menegaskan bahwa instruksi Lamrim ini cocok bagi orang-orang dari seluruh tingkatan spiritual, baik pemula maupun yang sudah tingkat lanjut, yang memiliki kecerdasan yang tinggi maupun yang kurang- ia bermanfaat bagi setiap orang yang ingin berjalan di atas jalan spiritual.

Secara umum, teks-teks Lamrim ini berisi seluruh jalan untuk mencapai pencerahan yang diperuntukkan bagi praktisi dari semua level spiritual, dari pemula sampai praktisi tingkat lanjut.

Teks karya YM Atisha serta teks-teks Lamrim lainnya membagi para praktisi dalam 3 golongan atau 3 jangkauan motivasi, yaitu para makhluk dengan motivasi awal, motivasi menengah, dan motivasi agung.

Para praktisi Dharma ini secara umum menyadari bahwa hidup ini tidak memuaskan dan bahwa kita terus menerus lahir dalam kondisi yang tidak menyenangkan melalui proses kelahiran dan kematian yang berulang-ulang, dikenal dengan samsara. Adapun makhluk/praktisi Dharma yang memiliki motivasi awal berusaha untuk mendapatkan kelahiran di ketiga alam tinggi (alam manusia, alam setengah dewa, dan alam dewa, ini termasuk alam surga dan brahma), di mana terdapat banyak kenikmatan dan sedikit penderitaan. Para makhluk dengan motivasi menengah memahami bahwa sifat dari semua alam samsara adalah pemderitaan dan semua kenyamanan dari tiga alam tinggi pada akhirnya akan berakhir. Karena itu mereka bermotivasi untuk mencapai pembebasan dari samsara secara keseluruhan dan mencapai keadaan nirvana yang terbebaskan. Sedangkan para mahkluk dengan motivasi agung menyadari bahwa kebahagiaan personal nirvana adalah tidak lengkap tanpa memikirkan kebahagiaan makhluk lain. Karena itu, mereka berjuang keras untuk mencapai pencerahan sempurna, menjadi Samma Sambuddha, agar dapat menuntun makhluk-makhluk lain untuk mencapai pembebasan pula.

Keunggulan ajaran Lamrim

Tradisi lisan/oral memuat banyak kiasan dan contoh yang dibuat untuk mengilustrasikan kualitas spesial dari Lamrim. Misalnya, selama ceramah di Sera Mey, Pabongka Rinpoche berkali-kali menjelaskan bahwa Lamrim merepresentasikan esensi dari semua ajaran Buddha. Beliau menjelaskan bahwa jika kita mengumpulkan semua buku-buku/kitab suci yang memuat kata-kata Guru Buddha, kumpulan tersebut akan menyerupai jajaran pegunungan yang besar sekali. Dan ketika seorang guru mengungkapkan instruksi Lamrim, kumpulan ini akan mulai bergetar dan bergoyang, seperti seseorang yang hatinya terpotong, karena guru ini akan mengekstrak (mengambil inti sari) dari setiap naskah yang ada dalam kumpulan yang sangat besar ini. Ditambahkan lagi, jika Anda tidak mampu untuk membaca, mempelajari atau mendengarkan seluruh ajaran Buddha sebanyak 84000 kumpulan ini, Anda tetap dapat mengumpulkan kebajikan yang sama dengan melakukan hal tersebut, hanya dengan mempelajari Lamrim. Karena alasan inilah, tradisi Lamrim ini dikatakan sebagai sebuah samudra, di mana seluruh 'sungai' ajaran Buddha yang sangat banyak dan bervariasi ini, bermuara.

Keuntungan penting lainnya dari Lamrim adalah ajaran ini mencegah Anda mempunyai pandangan salah bahwa ada bagian dari doktrin Buddha yang saling berkontradiksi/berlawanan. Anda akan mengenali bahwa semua instruksi ini sebagai elemen dari kumpulan ajaran yang tidak dapat dipisahkan, di mana setiap orang, tanpa kecuali, harus mempelajarinya dan mempraktikkannya untuk mencapai pencerahan. Beberapa instruksi berhubungan dengan periode awal dari praktik kita dan beberapa lagi dengan periode tengah. Yang lain untuk praktisi yang sangat lanjut Dipandang dari segi lain, tidak baik bagi pemula untuk mencoba mempraktikkan instruksi yang tertinggi dan paling esoterik (dalam hal ini adalah ajaran Tantra) . Bahkan menjelaskan kepadanya saja akan membuat ‘kepalanya meledak'. Tetapi jika sang praktisi belajar instruksi Lamrim dengan lengkap, menurut susunan yang sesuai, maka segala bahaya tersebut akan lenyap.

Karena level para pendengarnya yang berbeda-beda, ajaran-ajaran Buddha telah diinterpretasi/dipahami secara berlainan dalam berbagai sistem filosofi Buddhis. Tetapi dengan mempelajari Lamrim, Anda dapat membedakan pandangan dari semua sekte, dan akhirnya memahami sesuatu yang merepresentasikan pemikiran tertinggi dari Buddha. Dengan Lamrim, Anda juga dapat terhindar dari membuat pernyataan yang salah tentang ajaran dan karena itu terhindar dari melakukan ucapan salah dan perbuatan buruk lainnya. Ini hanyalah beberapa keuntungan yang didapat dari mempelajari Lamrim.

Dalam Instruksi-instruksi Guru yang berharga, Pabongka Rinpoche meringkas keunggulan atau keagungan Lamrim sebagai berikut:

1. Keagungan pemahaman bahwa tidak terdapat pertentangan-pertentangan di dalam keseluruhan ajaran (Buddha).
2. Keagungan menyadari semua kata-kata Sang Buddha sebagai instruksi-instruksi.
3. Keagungan memahami gagasan-gagasan pokok Sang Buddha dengan mudah.
4.  Keagungan terhindar secara otomatis dari suatu kesalahan besar.


Lamrim dan Buddhisme Tibetan

Semua tradisi besar agama Buddha Tibetan mempunyai ajaran tentang Lamrim, tetapi yang paling menekankan ajaran Lamrim ini adalah para guru besar dari tradisi Gelug. Dari tradisi Kagyu, karya Lamrimnya berjudul The Ornament of Liberation, oleh Guru Besar Gampopa. Dari Sakya, berjudul The path and the Fruit, oleh YM Drakpa Gyeltsen. Sedangkan dari Nyingma berjudul Kata-Kata Guruku yang Sempurna (The Words of My Perfect Teacher, Kun-sang Lamey Shelung) oleh Guru Besar Tsa Patrul Rinpoche.

Meskipun secara umum kurikulum biara-biara tradisi Gelug memberikan pelajaran Lamrim kepada para Bhikshu pada masa-masa akhir studi mereka, di dunia Barat, ajaran Lamrim inilah yang biasanya pertama kali diberikan oleh para guru-guru tradisi Gelug kepada orang-orang Barat.

Banyak Lama/Guru dari tradisi Kadampa maupun Gelugpa menulis komentar tentang Lamrim. Selain Trilogi Lamrim karya YM Tsongkhapa, teks-teks Lamrim yang terkenal di antaranya adalah:
1. The Easy Path oleh YM Panchen Lama pertama, Losang Choekyi Gyaeltsen
2. The Essence of Refined Gold oleh HH Dalai Lama ke-3
3. Manjushri's Oral Instruction oleh HH Dalai Lama ke 5
4. The Quick Path oleh YM Panchen Lama kedua, Losang Yeshe
5. The Quintessence of Excellent Speech oleh YM Ngawang Dragpa dari Vihara Dagpo.

Bersama dengan Trilogi Lamrim karya YM Tsongkhapa, ke delapan teks ini dikenal dengan sebuatan Delapan Instruksi Lamrim Agung.
Sebuah karya tentang Lamrim yang sangat terkenal dan 'modern' adalah Pembebasan di Tangan kita (Liberation in Ourhands).


NB: Ada beberapa bagian yang tidak saya sertakan dalam posting ini, termasuk pengenalan tentang topik2 Lamrim.

Sumber yang digunakan penulisnya:

Daftar Pustaka:

1. Liberation In Our Hands Part I: The Pleminaries. Pabongka Rinpoche. A series of oral discourses by Pabongka Rinpoche Jampa Tenzin Trinley Gyatso. Transcribed and edited by Yongzin Trijang Rinpoche Losang Yeshe Tenzin Gyatso. Translated by Sera Mey Geshe Lobsang Tharchin with Artemus B. Engle. Mahayana Sutra and Tantra Press; 1994

2. Liberation in Our Hands. Commentary by Venerable Dagpo Rinpoche at Mon Dore-France August 2000. Revised edition, August 2003.

3. Liberation in the Palm of Your Hand: A Concise Discourse on the Path to Enlightenment. by Pha-Bon-Kha-Pa Byams-Pa-Bstan-Dzin-Phrin-Las-Rgya-Mtsho (Pabongka Rinpoche), Trijang Rinpoche (Editor), Michael Richards (Translator). Wisdom Publications. 1993

4.  The basics of Buddhism. An Introduction to the Lam Rim, Lam Rim Buddhist Centre South Africa

By Losang Nyima Surya Wijaya, Singapore, May 2004
copyright [at] kadamchoelingbandung
Jika ingin mengutip artikel di atas, cantumkan sumber yg jelas <=== Sudah saya sertakan dalam postingan di atas ya  _/\_

Semoga bermanfaat  :|

Di webside Alexander Berzine juga ada pengenalan Lamrim, bagi yang tertarik:
http://www.berzinarchives.com/web/en/archives/sutra/level2_lamrim/overview/general/dharma_lite_lamrim.html

Terima kasih  _/\_

 _/\_

Offline Mangkok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 123
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • Mangkok
Re: Diskusi Lamrim
« Reply #36 on: 10 September 2011, 11:07:06 AM »
mau tanya ttg silsilah aktivitas jangkauan luas dengan silsilah pandangan mendalam. perbedaan nya apa kk?

Setahu saya (klo saya tidak salah ingat ya  :P), silsilah aktivitas luas/jangkauan luas berkaitan dengan guru2 yang "bertanggung jawab" menjaga dan meneruskan aspek2 ajaran yang berkaitan khususnya dengan metode/method (topik dari bertumpu pada guru sampai samatha), sedangkan silsilah pandangan mendalam berkaitan dengan guru2 yang "bertanggung jawab" menjaga dan meneruskan aspek2 ajaran yang berkaitan khususnya dengan kebijaksanaan/wisdom. NB: Tentu saja guru2 dari masing2 silsilah mempelajari dan menguasai semua aspek2 yang dibutuhkan baik aspek method maupun wisdom, namun "tanggung jawab (dan penekanan?)" mereka berbeda.

Salam

 _/\_
Semoga kebijaksanaan dan kebaikan hati tumbuh dan berkembang dalam batin semua makhluk

 

anything