//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Ananda bersalah?  (Read 42915 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #135 on: 24 November 2017, 10:09:51 AM »
Kasihan donk, jika Sang Buddha hidup lebih lama lagi, jadinya sia-sia juga Sang Buddha mengajarkan Dhamma, murid-murid malah terus berharap kepada Sang Buddha, jadinya tidak bisa mandiri, mengapa terus mengandalkan Sang Buddha? Harusnya cukup jelas, Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna. Harus ingat pesan terakhir dari Sang Buddha, Yang Tercerahkan Sempurna: “Sekarang, para Bhikkhu, Aku nyatakan kepada kalian: segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami kerusakan–berusahalah dengan tekun.” Ini adalah kata-kata terakhir Sang Tathāgata. [DN 16:6.7].

Bukan hanya Sang Buddha, guru manapun juga akan meninggalkan muridnya, dengan menyisakan ajaran. Yang Mulia Ananda tidak bisa disalahkan hanya karena masalah kecil ini. Justru jika Sang Buddha hidup lebih lama lagi, murid-murid-Nya akan lengah, dengan berpikir ada Sang Buddha, santai saja. Harusnya sudah bisa mandiri karena Sang Buddha telah mengajar selama 45 tahun Pengajaran. Istilahnya Sang Buddha pensiun di usia 80 tahun, sudah cukup tepat. Para bhikkhu-lah (bhikkhu terpelajar) yang menjadi pedomannya sekarang, yang mengajar Dhamma, bagi yang ingin belajar Dhamma yang menuntun pada kesejahteraan masing-masing jika dipraktikkan dengan baik dan benar.

Bab XLV–Siswa Utama mencapai Nibbāna Akhir–3. Tiga bulan sebelum Parinibbāna

... Walaupun Sang Buddha telah mengatakan bahwa 3 bulan lagi akan mencapai Nibbāna akhir, Yang Mulia Ānanda berniat memohon kepada Sang Buddha ketika Beliau akan segera Parinibbāna (di saat Sang Buddha akan mencapai Nibbāna akhir). Oleh karenanya, dikatakan pikirannya dikuasai oleh kematian. Ia berpikir akan memohon hal tersebut di saat-saat Sang Buddha menjelang Nibbāna akhir.

Sebelumnya Sang Buddha juga berulang kali menyatakan hal tersebut di Rājagaha, di Puncak Nasar; di Taman Banyan; Tebing Perampok; Gua Satapaṇṇi di lereng Gunung Vebhāra; Batu Hitam di lereng Gunung Isigili; tepi Kolam Ular di Hutan Sejuk; Taman Tapodā; Taman Suaka Tupai di Veḷuvana; Hutan Mangga Jīvaka; dan juga di Taman Rusa Maddakucchi. Semuanya di Rājagaha. Namun, Yang Mulia Ānanda berpikir ia akan memintanya saat detik-detik terakhir.

... Kemudian Yang Mulia Ānanda berulang kali meminta Sang Buddha untuk hidup lebih lama, ia pikir akan memintanya di saat-saat terakhir, akan tetapi Sang Buddha telah melepaskan prinsip kehidupan, Beliau tidak mungkin lagi menarik kata-kata Beliau, hanya karena hal tersebut.

sumber: http://www.brahmathira.com/2017/10/kisah-lengkap-buddha-iii-xlvl.html
« Last Edit: 24 November 2017, 10:12:29 AM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #136 on: 01 December 2017, 05:22:34 PM »
Masih dibahas lagi ???
Mo nyari apaan ???
I'm an ordinary human only

 

anything