//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ASK] TAMRAPARNIYA  (Read 34566 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #105 on: 21 January 2014, 09:44:27 PM »
Pembahasan yg menarik dari om KK. Jika sudah masuk dalam ranah studi ilmiah (ilmu sejarah), sekalipun "membuktikan" Buddha tidak pernah hidup di dunia ini, ini merupakan pernyataan yang kredibel dalam perspektif ilmu sejarah, yang tidak dapat diganggu gugat oleh argumen-argumen dari sisi yang bersifat iman, spiritualis, agamais, atau aspek-aspek padanannya.
Sama seperti ketika seseorang disantet, dunia kedokteran hanya bisa mendiagnosa dan memberikan penanganan dari ranah ilmu kedokteran. Mau menyanggah hasil diagnosa dokter berdasarkan sudut pandang ilmu santet sampai ke mana pun ya percuma. Sekalipun orang itu mati, kendati benar karena santet, dokter tetap mengeluarkan surat hasil diagnosa: Mati serangan jantung, misalnya.  :)

 

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: [ASK] TAMRAPARNIYA
« Reply #106 on: 22 January 2014, 10:24:43 AM »
Pembahasan yg menarik dari om KK. Jika sudah masuk dalam ranah studi ilmiah (ilmu sejarah), sekalipun "membuktikan" Buddha tidak pernah hidup di dunia ini, ini merupakan pernyataan yang kredibel dalam perspektif ilmu sejarah, yang tidak dapat diganggu gugat oleh argumen-argumen dari sisi yang bersifat iman, spiritualis, agamais, atau aspek-aspek padanannya.
Sama seperti ketika seseorang disantet, dunia kedokteran hanya bisa mendiagnosa dan memberikan penanganan dari ranah ilmu kedokteran. Mau menyanggah hasil diagnosa dokter berdasarkan sudut pandang ilmu santet sampai ke mana pun ya percuma. Sekalipun orang itu mati, kendati benar karena santet, dokter tetap mengeluarkan surat hasil diagnosa: Mati serangan jantung, misalnya.  :)

 
Betul, yang bersifat ilmiah pun sama sekali jauh dari sempurna, dan tidak bisa selalu menjelaskan segalanya. Studi ilmiah hanya bicara sejauh bukti konkret yang ada, lalu diambil kesimpulan berdasarkan logika. Jadi makin banyak bukti, makin luas dan dalam pengetahuan yang diperoleh, dan sebaliknya semakin sedikit bukti otomatis semakin kabur sempit dan dangkal pula pengetahuan yang didapat.

Jika tidak ada yang bisa diselidiki, yah tidak dibahas. Misalnya soal tahun berapa Sidharta Gotama lahir, mencapai Kebuddhaan, dan wafat tidak ada catatan atau bukti yang bisa diuji, maka secara ilmiah tidak ada buktinya. Tapi ini bukan berarti secara ilmiah Bodhisattva tidak ada, seperti salah kaprah yang umum terjadi. Posisinya hanyalah: ada atau tidak ada, tidak bisa ditinjau dari sudut ilmiah. Jadi seperti kasus santet itu, jika memang secara medis yang tercatat hanya sakit jantung, maka sebatas itulah yang dibahas. Apakah dijemput Anubis/Thanatos, disantet, nyawanya diculik jin, karma habis, dan segala macam asumsi atau klaim lainnya yang tidak bisa diobservasi dan diuji, itu tidak masuk dalam bahasan.

Jadi memang beginilah sudut pandang Buddhisme Awal dengan semua keterbatasannya. Silahkan bro chingik kalau ada bahasan, jangan ragu2. :)

 

anything