//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pattidana hanya untuk org mati?  (Read 21122 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #60 on: 19 August 2013, 07:31:29 PM »
Jd kata berkah...diganti dgn pemberian...lebih pas , terus krn alam peta makanannya dari teman atau keluarga yg mendekasikan persembahan atas namanya...bisa berarti... temannyaatau keluarga..mempersembahkan makanan atas namanya..ke pertapa ato brahmana... mirip juga ama sigalaka sutta
...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #61 on: 19 August 2013, 09:50:05 PM »
Jd kata berkah...diganti dgn pemberian...lebih pas , terus krn alam peta makanannya dari teman atau keluarga yg mendekasikan persembahan atas namanya...bisa berarti... temannyaatau keluarga..mempersembahkan makanan atas namanya..ke pertapa ato brahmana... mirip juga ama sigalaka sutta

ini juga plesetan, dari mana datangnya ada "peta yg makanannya dari teman atau keluarga yg mendekasikan persembahan atas namanya"?

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #62 on: 20 August 2013, 05:57:52 AM »
Jd kata berkah...diganti dgn pemberian...lebih pas , terus krn alam peta makanannya dari teman atau keluarga yg mendekasikan persembahan atas namanya...bisa berarti... temannyaatau keluarga..mempersembahkan makanan atas namanya..ke pertapa ato brahmana... mirip juga ama sigalaka sutta

maksudnya, pemberi yang mempersembahkan makanan kepada petapa atau brahmana, pemberian atas nama sanak saudara yang sudah meninggal, betul ndak ? bahkan pemberian cara atas nama sering terjadi di umat awam.

Dan apakah ada referensi dengan atas nama sanak saudara yg sudah meninggal
_/\_
« Last Edit: 20 August 2013, 06:02:23 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #63 on: 04 September 2013, 05:40:09 PM »
Oh kata didekasikan itu..aku ambil dari sigalaka sutta.. Bagian bagaimana seog anak bersikap kepada orgtuanya. Kurasa supaya kalimatnya menjadi jelas..
...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #64 on: 04 September 2013, 06:07:36 PM »
Oh kata didekasikan itu..aku ambil dari sigalaka sutta.. Bagian bagaimana seog anak bersikap kepada orgtuanya. Kurasa supaya kalimatnya menjadi jelas..

Bagian yang mana yang dimaksud? Saya cuma menemukan ini:

DN 31 Sigalovada/Sigalaka Sutta

Terjemahan SP:

Ada lima cara seorang anak harus memperlakukan orang tuanya seperti arah
Timur :
- Aku harus merawat mereka,
- Aku akan memikul beban kewajiban-kewajiban mereka,
- Aku akan mempertahankan keturunan dan tradisi keluarga,
- Aku akan menjadikan diriku pantas menerima warisan,
- Aku akan melakukan perbuatan-perbuatan baik dan upacara agama setelah mereka meninggal dunia

Terjemahan DC:

28. ‘Ada lima cara bagi seorang putra untuk melayani ibu dan ayahnya sebagai arah timur. [Ia harus berpikir:] “Setelah disokong mereka, aku harus menyokong mereka. Aku harus melakukan tugas-tugas mereka untuk mereka. Aku harus menjaga tradisi keluarga. Aku akan berharga bagi silsilahku. Setelah orang tuaku meninggal dunia, aku akan membagikan persembahan mewakili mereka.”[13]
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #65 on: 04 September 2013, 07:29:41 PM »
Hmm.. Aku ambil dari mana yaa..ntar ingat2 dulu..
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #66 on: 04 September 2013, 07:37:23 PM »
Dari sini ternyata " after death, he reappears in the realms of the hungry shades. He lives there, he remains there, by means of whatever is the food of hungry shades. He lives there, he remains that, by means of whatever his friends or relatives give in dedication to him. This is the possible place for that gift to accrue to one staying there."

 
kematian, ia muncul kembali di alam hantu kelaparan. Dia tinggal di sana, dia masih ada, dengan cara apa pun adalah makanan nuansa lapar. Dia tinggal di sana , ia menetap disana, siapa pun yang ada disana ditunjang kelangsungan hidupnya makan makanan dari teman atau saudaranya yang mendedikasikan persembahan kepadanya. ini adalah tempat yang kemungkinan persembahan itu dinikmati oleh seseorang yang tinggal di sana
...

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #67 on: 08 September 2013, 09:02:10 PM »
Maaf ya saya baru baca ini, dan ternyata udah panjang sekali diskusinya, saya akan mencari data dulu.
I'm an ordinary human only

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #68 on: 26 November 2017, 11:54:15 AM »
Hallo teman2 ada yg ingin sy tanyakan. Menurut tradisi dikatakan Pattidana hanya bisa dilakukan kepada org yg telah meninggal apakah harus demikian? Tidak tidak bisakah kepada org yg masih hidup? Karena setahu saya pernah ada seorang ibu yg mempersembahkan dana kepada Sangha agar anaknya bisa berumur panjang.


Salam
Pattidana artinya pelimpahan jasa, melimpahkan jasa kebajikan kita. Pattidana perbuatan yang terpuji, hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat? Karena, ia tidak akan memanfaatkannya dengan baik. Justru ia mungkin akan merajalela dengan perbuatan jahatnya. Ini seperti halnya terus membantu orang namun orang yang dibantu tidak tahu berterimakasih, tidak mau mandiri, kecuali mungkin untuk orang yang kita sayangi mungkin keluarga atau sahabat, atau lainnya.

Pelimpahan jasa hanya dapat terjadi apabila si penerima menerimanya. Jika kita melimpahkan jasa kepada para deva, beberapa deva mungkin songong, dengan mengatakan gak butuh, terlebih lagi, deva mana yang mau kita limpahkan? Mereka sudah hidup nyaman (dalam waktu panjang).

Lalu bagaimana jika dilimpahkan kepada (manusia) anak dan anak itu tidak tahu? Jika anak itu bermoral, ia akan mendapatkannya dengan sendiri (karena perbuatan baiknya memurnikan pemberian), jika anak itu tidak bermoral maka itu akan menjadi asuransinya, jika ia menolak pelimpahan jasa (suatu saat) maka asuransi hangus. Kalau masih tidak menyadari, mungkin akan berbuah kecil, itupun kalau si pelimpah jasa cukup bermoral.

Ingat! Hanya jasa kebajikan yang bisa dilimpahkan, bukan kajahatan Kejahatan tidak bisa dilimpahkan. Siapa yang mau menerima kejahatan? Ia sendiri pun tidak mau, apalagi orang lain.

Intinya, hewan, asura, makhluk di alam Neraka; tidak akan mendapatkan pelimpahan jasa akibat dihalang kamma buruk dan terlebih lagi, mereka tidak mengetahui dan tidak percaya kebajikan itu akan berbuah seperti apa. atau mungkin seperti hewan dikasih duit, tidak tahu cara menggunakannya.

Para deva tidak mungkin menerima pelimpahan jasa (biasa), atau dengan kata lain, mereka tidak akan menerimanya, mereka hanya mau menerima jasa, bukan pelimpahan. Mereka mungkin akan menerimanya jika manusia itu bisa melihatnya, atau mereka akan menerimanya dari sesama deva.

Manusia bisa dapat, bisa tidak, seperti asuransi yang saya jelaskan. Sama kayak si deva-deva.

Nah, setan kelaparan, inilah makanan terbaik untuk mereka. Semakin senang si setan kelaparan, semakin cepat ia bertumimbal lahir. Pelimpahan jasalah yang bisa membuat mereka senang. Mereka senantiasa kelaparan, setiap saat, setiap detik, jadi mereka selalu mencari kebahagiaan. Pelimpahan jasalah yang bisa membuat mereka senang, mereka akan sangat menerima pelimpahan jasa dari manapun, karena itu membuatnya bahagia.

Namun, sepertinya pelimpahan jasa adalah yang langka ditemukan mereka.

Semakin bahagia, semakin cepat ia bertumimbal lahir. Oleh karena itu, pelimpahan jasa untuk para leluhur yang misalnya terlahir menjadi setan kelaparan, akan sangat membuat mereka untuk segera bertumimbal lahir.

Kalau keluarganya tidak ada yang menjadi setan kelaparan trus??

Sang Buddha mengatakan: "Mustahil dalam samsara ini, tidak ada keluarga yang tidak terlahir menjadi setan kelaparan."

Keluarga itu banyak, bisa dari pihak ayah, ibu, saudara, dan saudara, atau yang agak jauh dari silsilah, atau yang pernah menjadi keluarga kita. Pasti ada keluarganya yang menjadi ini itu. Terimakasih.
« Last Edit: 26 November 2017, 11:58:29 AM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #69 on: 26 November 2017, 12:29:22 PM »
Drama kingnya kapan dateng?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #70 on: 26 November 2017, 01:29:59 PM »
Bukan bermaksud mendebat anda, karena pada signature anda tertulis "Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja."

Tapi di sini,agar tidak menyebarkan pandangan sesat maka dihimbau agar semua opini yang mengandung kata "Sang Buddha mengajarkan..." didukung oleh referensi yang otentik, di sutta/sutra mana ajaran itu terdapat.

Pattidana artinya pelimpahan jasa, melimpahkan jasa kebajikan kita. Pattidana perbuatan yang terpuji, hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat? Karena, ia tidak akan memanfaatkannya dengan baik. Justru ia mungkin akan merajalela dengan perbuatan jahatnya. Ini seperti halnya terus membantu orang namun orang yang dibantu tidak tahu berterimakasih, tidak mau mandiri, kecuali mungkin untuk orang yang kita sayangi mungkin keluarga atau sahabat, atau lainnya.

Mengapa anda tidak mau membagi jasa kepada orang jahat? apakah sewaktu melatih cinta kasih, belas kasihan, anda tidak mengarahkannya kepada semua makhluk, melainkan kepada semua makhluk yg baik saja? tidak mungkinkah seorang jahat juga bisa menjadi baik? bahkan Angulimala seorang pembunuh pun masih diterima oleh Sang Buddha dan menjadi Arahat.


Jika suatu perbuatan berjasa dapat dilimpahkan kepada orang/makhluk lain, bagaimana dengan efektivitas hukum karma? dapatkah jasa itu mengintervensi hukum karma? Dalam Dhammapada tercantum syair yg intinya kurang lebih "Oleh diri sendiri seseorang melakukan kejahatan, dan diri sendiri kejahatan ditinggalkan, oleh diri sendiri seseorang menjadi murni, tidak ada orang lain yang dapat memurnikan orang lain."  Bagaimana koneksinya antara opini anda dengan syair ini.

Quote
Pelimpahan jasa hanya dapat terjadi apabila si penerima menerimanya. Jika kita melimpahkan jasa kepada para deva, beberapa deva mungkin songong, dengan mengatakan gak butuh, terlebih lagi, deva mana yang mau kita limpahkan? Mereka sudah hidup nyaman (dalam waktu panjang).

Dalam Anguttara Nikaya 7.53 Nandamata Sutta diceritakan bahwa Raja Dewa Vessavana meminta agar umat awam Nandamata "mendedikasikan" kepadanya jasa atas perbuatan berdana makanan kepada Sangha, ini tidak sesuai dengan statement anda di atas. bahkan seorang RAJA DEWA pun masih butuh jasa.

Quote
Lalu bagaimana jika dilimpahkan kepada (manusia) anak dan anak itu tidak tahu? Jika anak itu bermoral, ia akan mendapatkannya dengan sendiri (karena perbuatan baiknya memurnikan pemberian), jika anak itu tidak bermoral maka itu akan menjadi asuransinya, jika ia menolak pelimpahan jasa (suatu saat) maka asuransi hangus. Kalau masih tidak menyadari, mungkin akan berbuah kecil, itupun kalau si pelimpah jasa cukup bermoral.

Ingat! Hanya jasa kebajikan yang bisa dilimpahkan, bukan kajahatan Kejahatan tidak bisa dilimpahkan. Siapa yang mau menerima kejahatan? Ia sendiri pun tidak mau, apalagi orang lain.


Mungkin karena anda adalah orang baik, tapi seorang yg jahat mungkin tidak keberatan menerima kejahatan. bahkan saya (gak tau apakah saya baik atau jahat) tidak akan menolak jika seorang koruptor melimpahkan uang hasil korupsinya kepada saya.

Quote
Intinya, hewan, asura, makhluk di alam Neraka; tidak akan mendapatkan pelimpahan jasa akibat dihalang kamma buruk dan terlebih lagi, mereka tidak mengetahui dan tidak percaya kebajikan itu akan berbuah seperti apa. atau mungkin seperti hewan dikasih duit, tidak tahu cara menggunakannya.
Apakah anda mengatakan bahwa selain hewan, asura, dan makhluk neraka akan DAPAT menerima pelimpahan jasa?
Bisa dijelaskan bagaimana mekanisme "dihalang kamma buruk" ini? apakah selain spesies di atas akan tidak "dihalangi kamma buruk" dan selalu bisa menerima pelimpahan jasa?

Quote

Para deva tidak mungkin menerima pelimpahan jasa (biasa), atau dengan kata lain, mereka tidak akan menerimanya, mereka hanya mau menerima jasa, bukan pelimpahan. Mereka mungkin akan menerimanya jika manusia itu bisa melihatnya, atau mereka akan menerimanya dari sesama deva.
kalilmat di sini agak membingungkan, para deva tidak akan menerima, lalu para deva hanya mau menerima jasa, bukan pelimpahan. para deva akan menerima jika manusia itu bisa melihatnya.' Adalah sewajarnya manusia tidak bisa melihat dewa, kecuali dewa itu yang sengaja menampakkan/memperdengarkan dirinya kepada manusia spt pada kasus Nandamata.
mohon diulang dengan kalimat yg lebih mudah.
Di atas saya sudah menyinggung tentang Nandamata Sutta, mungkinkah seorang raja dewa meminta sesuatu yang tidak akan ia terima?

Quote

Manusia bisa dapat, bisa tidak, seperti asuransi yang saya jelaskan. Sama kayak si deva-deva.

Nah, setan kelaparan, inilah makanan terbaik untuk mereka. Semakin senang si setan kelaparan, semakin cepat ia bertumimbal lahir. Pelimpahan jasalah yang bisa membuat mereka senang. Mereka senantiasa kelaparan, setiap saat, setiap detik, jadi mereka selalu mencari kebahagiaan. Pelimpahan jasalah yang bisa membuat mereka senang, mereka akan sangat menerima pelimpahan jasa dari manapun, karena itu membuatnya bahagia.

Namun, sepertinya pelimpahan jasa adalah yang langka ditemukan mereka.

Semakin bahagia, semakin cepat ia bertumimbal lahir. Oleh karena itu, pelimpahan jasa untuk para leluhur yang misalnya terlahir menjadi setan kelaparan, akan sangat membuat mereka untuk segera bertumimbal lahir.

Kalau keluarganya tidak ada yang menjadi setan kelaparan trus??

Sang Buddha mengatakan: "Mustahil dalam samsara ini, tidak ada keluarga yang tidak terlahir menjadi setan kelaparan."

Keluarga itu banyak, bisa dari pihak ayah, ibu, saudara, dan saudara, atau yang agak jauh dari silsilah, atau yang pernah menjadi keluarga kita. Pasti ada keluarganya yang menjadi ini itu. Terimakasih.

ini ibarat seseorang kelaparan hampir mati yang meminta makanan lalu kita beri nasihat-nasihat bagaimana agar ia menjadi kaya, saya pikir setan kelaparan tidak membutuhkan jasa, setan atau siapapun juga yg kelaparan hanya butuh makan.


Saya harap ini memenuhi "Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih."

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #71 on: 26 November 2017, 02:44:36 PM »
Bukan bermaksud mendebat anda, karena pada signature anda tertulis "Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja."

Tapi di sini,agar tidak menyebarkan pandangan sesat maka dihimbau agar semua opini yang mengandung kata "Sang Buddha mengajarkan..." didukung oleh referensi yang otentik, di sutta/sutra mana ajaran itu terdapat.

Jawab: Kalau ini, susah bagi saya untuk tidak memuji Sang Buddha, Yang Tercerahkan Sempurna. Kitab suci Buddha terlalu tebal, saya tidak bisa hapal di mana kata-kata itu, pastinya repot sekali setiap ngomong harus buka buku (syukur kalau ketemu). Ok ra, nanti saya lebih hati-hati. (Debat dan diskusi berbeda, saya menerima diskusi, yang pedas sekali pun gak apa-apa, yang penting itu benar [apa adanya]).

Mengapa anda tidak mau membagi jasa kepada orang jahat? apakah sewaktu melatih cinta kasih, belas kasihan, anda tidak mengarahkannya kepada semua makhluk, melainkan kepada semua makhluk yg baik saja? tidak mungkinkah seorang jahat juga bisa menjadi baik? bahkan Angulimala seorang pembunuh pun masih diterima oleh Sang Buddha dan menjadi Arahat.

Jawab: saya tidak mengatakan tidak mau berbagi jasa. Saya hanya memberi tanda tanya. Ini seperti halnya ketika seseorang bertanya: "Apakah saya boleh membantu pencuri?" Maka saya jawab: "Apakah baik, pencuri itu dibantu?" Biarlah dijawab masing-masing.

Jika suatu perbuatan berjasa dapat dilimpahkan kepada orang/makhluk lain, bagaimana dengan efektivitas hukum karma? dapatkah jasa itu mengintervensi hukum karma? Dalam Dhammapada tercantum syair yg intinya kurang lebih "Oleh diri sendiri seseorang melakukan kejahatan, dan diri sendiri kejahatan ditinggalkan, oleh diri sendiri seseorang menjadi murni, tidak ada orang lain yang dapat memurnikan orang lain."  Bagaimana koneksinya antara opini anda dengan syair ini.

Jawab: yang di atas.

Dalam Anguttara Nikaya 7.53 Nandamata Sutta diceritakan bahwa Raja Dewa Vessavana meminta agar umat awam Nandamata "mendedikasikan" kepadanya jasa atas perbuatan berdana makanan kepada Sangha, ini tidak sesuai dengan statement anda di atas. bahkan seorang RAJA DEWA pun masih butuh jasa.

Jawab: oleh karena itu, saya katakan jika bisa lihat si deva (manusia bisa lihat deva), si deva mungkin mau. Sebelumnya saya juga tulis, beberapa deva "mungkin" songong, artinya beberapa mau. Tetapi, deva mana yang mau dilimpahkan, jika kita tidak bisa melihat mereka?

Mungkin karena anda adalah orang baik, tapi seorang yg jahat mungkin tidak keberatan menerima kejahatan. bahkan saya (gak tau apakah saya baik atau jahat) tidak akan menolak jika seorang koruptor melimpahkan uang hasil korupsinya kepada saya.

Jawab: semua orang mau perbuatan baik. Tetapi, orang jahat umumnya tidak tahu fungsi "Pelimpahan jasa". Kita boleh membagi kepada mereka, seperti yang saya tulis sebelumnya, mau gak kita bantu pencuri? Kalau kita kasihan atau mungkin keluarga kita/belas kasih, ya jawabnya silakan. Saya tidak mengatakan "Tidak".
Arahat penuh belas kasih, saya tahu itu.

Apakah anda mengatakan bahwa selain hewan, asura, dan makhluk neraka akan DAPAT menerima pelimpahan jasa?
Bisa dijelaskan bagaimana mekanisme "dihalang kamma buruk" ini? apakah selain spesies di atas akan tidak "dihalangi kamma buruk" dan selalu bisa menerima pelimpahan jasa?

Jawab: ada sambungannya, mungkin harus dibaca ulang.

kalilmat di sini agak membingungkan, para deva tidak akan menerima, lalu para deva hanya mau menerima jasa, bukan pelimpahan. para deva akan menerima jika manusia itu bisa melihatnya.' Adalah sewajarnya manusia tidak bisa melihat dewa, kecuali dewa itu yang sengaja menampakkan/memperdengarkan dirinya kepada manusia spt pada kasus Nandamata.
mohon diulang dengan kalimat yg lebih mudah.
Di atas saya sudah menyinggung tentang Nandamata Sutta, mungkinkah seorang raja dewa meminta sesuatu yang tidak akan ia terima?

Jawab: di atas juga sudah saya jawab.

ini ibarat seseorang kelaparan hampir mati yang meminta makanan lalu kita beri nasihat-nasihat bagaimana agar ia menjadi kaya, saya pikir setan kelaparan tidak membutuhkan jasa, setan atau siapapun juga yg kelaparan hanya butuh makan.

Jawab: sayang sekali setan kelaparan membutuhkan kebahagiaan untuk "Mati cepat", segera bertumimbal lahir. Karena, usia mereka cukup panjang, bisa ribuan tahun, mungkin ada yang cepat. "Pelimpahan Jasa" inilah makanan kebahagiaan untuk mereka.
Bagaikan nasihat baik yang menuntun seseorang pada kesejahteraannya, demikianlah pelimpahan jasa bagi si "peta".

Saya harap ini memenuhi "Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih."

Jawab: Tentu saja, Anda ingin mengujiku.
« Last Edit: 26 November 2017, 02:57:26 PM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #72 on: 26 November 2017, 04:33:47 PM »
Jawab: Kalau ini, susah bagi saya untuk tidak memuji Sang Buddha, Yang Tercerahkan Sempurna. Kitab suci Buddha terlalu tebal, saya tidak bisa hapal di mana kata-kata itu, pastinya repot sekali setiap ngomong harus buka buku (syukur kalau ketemu). Ok ra, nanti saya lebih hati-hati. (Debat dan diskusi berbeda, saya menerima diskusi, yang pedas sekali pun gak apa-apa, yang penting itu benar [apa adanya]).
saya yakin dari ribuan member di sini tidak ada satupun yang hapal semua sutta/sutra, tapi hal itu bukan berarti kita tidak boleh mencari dari sumber yg sudah tersedia di mana2, online maupun offline. anda mengatakan menerima diskusi yg pedas sekalipun yang penting benar. benar yang bagaimana jika tanpa pembanding yang dapat dijadikan acuan?

Quote
Jawab: saya tidak mengatakan tidak mau berbagi jasa. Saya hanya memberi tanda tanya. Ini seperti halnya ketika seseorang bertanya: "Apakah saya boleh membantu pencuri?" Maka saya jawab: "Apakah baik, pencuri itu dibantu?" Biarlah dijawab masing-masing.
ketika anda mengatakan hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat? ini adalah bentuk pertanyaan rhetoris yang menyiratkan bahwa sebenarnya "kita" tidak mau berbagi dengan orang jahat. dan "kita" di sini tentu bukan merujuk pada anda dan saya dan semua orang di sini, melainkan hanya kebiasaan dalam komunikasi yang sebenarnya merujuk pada diri anda sendiri, bukankah demikian atau saya yg keliru memahami? sehubungan dengan contoh kasus "apakah saya boleh membantu pencuri?" jika ini ditujukan ke saya, maka saya akan menjawab "ya, saya akan membantu pencuri, perampok, dan penjahat apa pun; seperti dalam contoh yg saya kutip sebelumnya, toh Sang Buddha juga membantu Angulimala, bukankah sebagai seorang pengikut Sang Buddha kita selayaknya meneladani perilaku Sang Buddha, walaupun tidak semua setidaknya semampu saya.

Quote
Jika suatu perbuatan berjasa dapat dilimpahkan kepada orang/makhluk lain, bagaimana dengan efektivitas hukum karma? dapatkah jasa itu mengintervensi hukum karma? Dalam Dhammapada tercantum syair yg intinya kurang lebih "Oleh diri sendiri seseorang melakukan kejahatan, dan diri sendiri kejahatan ditinggalkan, oleh diri sendiri seseorang menjadi murni, tidak ada orang lain yang dapat memurnikan orang lain."  Bagaimana koneksinya antara opini anda dengan syair ini.
Jawab: yang di atas.
Kalau tidak keberatan tolong di copas lagi, karena saya belum melihat jawaban itu.

Quote
Jawab: oleh karena itu, saya katakan jika bisa lihat si deva (manusia bisa lihat deva), si deva mungkin mau. Sebelumnya saya juga tulis, beberapa deva "mungkin" songong, artinya beberapa mau. Tetapi, deva mana yang mau dilimpahkan, jika kita tidak bisa melihat mereka?
Adakah rujukan mengenai hal ini bahwa melihat dewa dapat menjadi kriteria dewa mau menerima limpahan jasa, serta tentang deva yang "mungkin" songong. ini mungkin penting agar saya bisa mengetahui kapan harus melimpahkan jasa dan kepada jenis deva yg bagaimana.

Quote
Jawab: semua orang mau perbuatan baik. Tetapi, orang jahat umumnya tidak tahu fungsi "Pelimpahan jasa". Kita boleh membagi kepada mereka, seperti yang saya tulis sebelumnya, mau gak kita bantu pencuri? Kalau kita kasihan atau mungkin keluarga kita/belas kasih, ya jawabnya silakan. Saya tidak mengatakan "Tidak".
ketika anda mengatakan " Siapa yang mau menerima kejahatan? ini juga saya pahami sebagai kalimat pertanyaan rhetoris yang maknanya lebih kurang sama spt pertanyaan rhetoris sebelumnya. tapi jika anda sendiri tidak menyetujui jawaban umum dari sebuah pertanyaan rhetoris seharusnya anda menyertakan juga jawaban versi anda.

Quote
Arahat penuh belas kasih, saya tahu itu.

sepakat, tidak ada yg mengatakan sebaliknya di sini.

Quote
Jawab: ada sambungannya, mungkin harus dibaca ulang.
tidak etis jika dalam berdiskusi kita menyensor beberapa kalimat sehingga mengaburkan makna yang disampaikan. oleh karena itu saya terbiasa meng-quote keseluruhan post agar tidak terjadi kesalahpahaman, walaupun saya terpaksa membaginya dalam beberapa segmen agar memudahkan untuk menelusuri pertanyaan/jawaban ini untuk pernyataan yang mana.

Quote
kalilmat di sini agak membingungkan, para deva tidak akan menerima, lalu para deva hanya mau menerima jasa, bukan pelimpahan. para deva akan menerima jika manusia itu bisa melihatnya.' Adalah sewajarnya manusia tidak bisa melihat dewa, kecuali dewa itu yang sengaja menampakkan/memperdengarkan dirinya kepada manusia spt pada kasus Nandamata.
mohon diulang dengan kalimat yg lebih mudah.
Di atas saya sudah menyinggung tentang Nandamata Sutta, mungkinkah seorang raja dewa meminta sesuatu yang tidak akan ia terima?

Jawab: di atas juga sudah saya jawab.
walaupun anda mengaku sudah menjawab, tapi saya tetap tidak menemukan jawabannya, mohon sudi men-copas bagian yang anda anggap sebagai jawaban.

Quote
Jawab: sayang sekali setan kelaparan membutuhkan kebahagiaan untuk "Mati cepat", segera bertumimbal lahir. Karena, usia mereka cukup panjang, bisa ribuan tahun, mungkin ada yang cepat. "Pelimpahan Jasa" inilah makanan kebahagiaan untuk mereka.
Bagaikan nasihat baik yang menuntun seseorang pada kesejahteraannya, demikianlah pelimpahan jasa bagi si "peta".

untuk bagian ini saya menuntut referensi yang sah, karena anda tentu bukan dan tidak mewakili para "setan kelaparan" atau anda bisa dituduh memfitnah "Setan kelaparan"


[quote
Jawab: Tentu saja, Anda ingin mengujiku.
[/quote]
kalau ada yg merasa berkepentingan untuk menguji anda, itu pasti bukan saya, saya sudah cukup sibuk tanpa harus ditambah dengan tugas tidak penting itu, tapi saya punya kepentingan untuk menguji semua opini-opini yang bertebaran di sini, agar tidak terkesan forum ini menyebarkan pandangan salah kepada para pembaca forum.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #73 on: 26 November 2017, 05:35:22 PM »
saya yakin dari ribuan member di sini tidak ada satupun yang hapal semua sutta/sutra, tapi hal itu bukan berarti kita tidak boleh mencari dari sumber yg sudah tersedia di mana2, online maupun offline. anda mengatakan menerima diskusi yg pedas sekalipun yang penting benar. benar yang bagaimana jika tanpa pembanding yang dapat dijadikan acuan?

Jawab: Misalkan seseorang menulis: "Saya orang jahat (mungkin)." Jika tanda kurung itu ditiadakan maka maknanya, ia orang jahat. Jika apa adanya, tidak dibuang maka maknanya bisa jahat/baik. Demikian pula, Tuan memotong pernyataan saya yang diberi tanda kurung siku, maknanya jadi hilang. Maksud saya adalah "Benar" = fakta = apa adanya, bukan tentang benar atau salah, tetapi apa adanya. Apa adanya memang pastinya ke yang benar. Oleh karena itu, saya kurung kata lanjutan, atau mungkin bisa digunakan tanda petik.
Beberapa pernyataan orang lain, tidak dapat dipotong atau dipisah sepotong-potong, Tuan, beberapa mungkin bisa. Seperti halnya layar, tidak bisa dilipat karena akan hancur, demikian pula, beberapa pernyataan tidak bisa dipotong atau dipisah sepotong-potong karena mungkin ada tambahan pada kalimat berikutnya.


ketika anda mengatakan hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat? ini adalah bentuk pertanyaan rhetoris yang menyiratkan bahwa sebenarnya "kita" tidak mau berbagi dengan orang jahat. dan "kita" di sini tentu bukan merujuk pada anda dan saya dan semua orang di sini, melainkan hanya kebiasaan dalam komunikasi yang sebenarnya merujuk pada diri anda sendiri, bukankah demikian atau saya yg keliru memahami? sehubungan dengan contoh kasus "apakah saya boleh membantu pencuri?" jika ini ditujukan ke saya, maka saya akan menjawab "ya, saya akan membantu pencuri, perampok, dan penjahat apa pun; seperti dalam contoh yg saya kutip sebelumnya, toh Sang Buddha juga membantu Angulimala, bukankah sebagai seorang pengikut Sang Buddha kita selayaknya meneladani perilaku Sang Buddha, walaupun tidak semua setidaknya semampu saya.

Jawab: Tuan, hampir semua yang saya jelaskan, Tuan keliru memahaminya. Saya tidak mungkin menjelaskan A-Z karena ini percakapan online, bukan secara langsung. Tuan pastinya memahami hal ini.
Maksud saya ketika mengatakan: "Apakah saya boleh membantu pencuri?" = "Apakah saya boleh ikut mencuri?" (tadi kelewat).

"... hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat?" Ini maksudnya bukan membantu dia jadi baik, tentu saja membantunya menjadi baik, itu perbuatan yang tidak bisa dikatakan "ditolak". Akan tetapi, maksud saya adalah "Maukah kita ikut berbuat jahat, membantunya melakukan perbuatan jahat?" Jika kita melimpahkan jasa kepada mereka yang jahat, "bisa jadi", kebajikan itu malah menolong sifat jahatnya bertahan lama, bisa juga sifat jahatnya jadi berkurang.
Dalam kasus Yang Mulia Angulima, ini bukan kasus "pelimpahan jasa". Tuan harusnya mengerti makna "pelimpahan jasa". Pelimpahan jasa berbeda dengan "membantu seseorang menjadi baik", ini dua kasus yang berbeda.

Pelimpahan jasa = membagi kebajikan
Membantu = menyarankan ia berbuat baik.
Jasa = menginginkan perbuatan baik berbuah.

Sepertinya ini sudah cukup jelas untuk pertanyaan berikutnya karena saya lihat, Tuan sepertinya salah memahami makna "pelimpahan jasa".

Baik sekali jika komentar pertama saya dibaca kembali (jika tidak keberatan).
« Last Edit: 26 November 2017, 05:40:27 PM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pattidana hanya untuk org mati?
« Reply #74 on: 26 November 2017, 06:08:44 PM »
saya yakin dari ribuan member di sini tidak ada satupun yang hapal semua sutta/sutra, tapi hal itu bukan berarti kita tidak boleh mencari dari sumber yg sudah tersedia di mana2, online maupun offline. anda mengatakan menerima diskusi yg pedas sekalipun yang penting benar. benar yang bagaimana jika tanpa pembanding yang dapat dijadikan acuan?

Jawab: Misalkan seseorang menulis: "Saya orang jahat (mungkin)." Jika tanda kurung itu ditiadakan maka maknanya, ia orang jahat. Jika apa adanya, tidak dibuang maka maknanya bisa jahat/baik. Demikian pula, Tuan memotong pernyataan saya yang diberi tanda kurung siku, maknanya jadi hilang. Maksud saya adalah "Benar" = fakta = apa adanya, bukan tentang benar atau salah, tetapi apa adanya. Apa adanya memang pastinya ke yang benar. Oleh karena itu, saya kurung kata lanjutan, atau mungkin bisa digunakan tanda petik.
Beberapa pernyataan orang lain, tidak dapat dipotong atau dipisah sepotong-potong, Tuan, beberapa mungkin bisa. Seperti halnya layar, tidak bisa dilipat karena akan hancur, demikian pula, beberapa pernyataan tidak bisa dipotong atau dipisah sepotong-potong karena mungkin ada tambahan pada kalimat berikutnya.

bagian yg saya tidak sertakan adalah [apa adanya]. ini tidak saya sertakan bukan dengan tujuan untuk membelokkan maknanya, melainkan karena saya sudah sepakat dgn anda bahwa kata dalam kurung itu memang bermakna sama dengan kata yg mendahuluinya sehingga tidak perlu diulang. baiklah agar tidak berbelok kemana2, saya akan ulangi lagi dengan lengkap

saya yakin dari ribuan member di sini tidak ada satupun yang hapal semua sutta/sutra, tapi hal itu bukan berarti kita tidak boleh mencari dari sumber yg sudah tersedia di mana2, online maupun offline. anda mengatakan menerima diskusi yg pedas sekalipun yang penting benar [apa adanya]. benar [apa adanya] yang bagaimana jika tanpa pembanding yang dapat dijadikan acuan?

Silakan ditanggapi


Quote
Jawab: Tuan, hampir semua yang saya jelaskan, Tuan keliru memahaminya. Saya tidak mungkin menjelaskan A-Z karena ini percakapan online, bukan secara langsung. Tuan pastinya memahami hal ini.

Jika hampir semua yg anda jelaskan telah keliru saya pahami, bukankah itu juga bisa terjadi dengan para pembaca lainnya. Apakah anda tidak merasa berkewajiban untuk meluruskan apa yg telah keliru dipahami itu yang bersumber dari pernyataan2 yang anda buat? dan jika hampir semua yg anda jelaskan telah keliru saya pahami, bukankah anda seharusnya menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami saya dan mungkin para pembaca lainnya juga? dalam hal berdiskusi, saya ingat terjadi diskusi panas puluhan tahun lalu yang pernah saya baca, diksusi/debat itu berlangsung melalui majalah buddhism antara Bhikkhu Myanmar dan Srilanka, kalau gak salah majalah ini terbit 3 bulan sekali, dan debat itu berlangsung tiap terbit selama bertahun2 (3 tahun kalo gak salah), jadi soal online atau offline tidak ada masalah untuk berdiskusi, hanya mungkin cara penyampaiannya memerlukan usaha lebih banyak tapi bukan tidak bisa.

Quote
Maksud saya ketika mengatakan: "Apakah saya boleh membantu pencuri?" = "Apakah saya boleh ikut mencuri?" (tadi kelewat).

"... hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat?" Ini maksudnya bukan membantu dia jadi baik, tentu saja membantunya menjadi baik, itu perbuatan yang tidak bisa dikatakan "ditolak". Akan tetapi, maksud saya adalah "Maukah kita ikut berbuat jahat, membantunya melakukan perbuatan jahat?" Jika kita melimpahkan jasa kepada mereka yang jahat, "bisa jadi", kebajikan itu malah menolong sifat jahatnya bertahan lama, bisa juga sifat jahatnya jadi berkurang.
Dalam kasus Yang Mulia Angulima, ini bukan kasus "pelimpahan jasa". Tuan harusnya mengerti makna "pelimpahan jasa". Pelimpahan jasa berbeda dengan "membantu seseorang menjadi baik", ini dua kasus yang berbeda.

anda mulai berputar-putar, sebelumnya anda secara  jelas mengatakan "apakah saya boleh membantu pencuri? silakan dilihat lagi ke atas kalau anda merasa perlu berkelit, awalnya anda memang mengatakan hanya saja maukah kita membagi jasa kebajikan kepada orang jahat? tapi kemudian anda memberikan contoh dengan kalimat apakah saya boleh membantu pencuri?, silakan dibaca kembali secara kronologis, respon saya dengan kasus Angulimala itu adalah tanggapan atas membantu pencuri itu, bukan atas membagi jasa kebaikan yang memang tentu saja tidak apple to apple.

Dan persamaan "Apakah saya boleh membantu pencuri?" = "Apakah saya boleh ikut mencuri?" sptnya agak terlalu dipaksakan, karena bahkan seorang tolol pun akan dapat memahami perbedaannya.

Quote
Pelimpahan jasa = membagi kebajikan
Membantu = menyarankan ia berbuat baik.
Jasa = menginginkan perbuatan baik berbuah.
Di sini anda membuat pernyataan baru lagi yg saya perlu minta klarifikasi, Jasa = menginginkan perbuatan baik berbuah., jadi menurut anda dari kalimat itu jasa adalah sebuah keinginan
Quote
Sepertinya ini sudah cukup jelas untuk pertanyaan berikutnya karena saya lihat, Tuan sepertinya salah memahami makna "pelimpahan jasa".
Itulah sebabnya saya minta penjelasan dari anda agar saya tidak salah memahami.
Quote
Baik sekali jika komentar pertama saya dibaca kembali (jika tidak keberatan).[/b]
sudah menjadi kebiasaan kami untuk membaca sebelum mengajukan atau menanggapi dengan pertanyaan. dan setelah membaca dan ternyata salah memahami, adalah kewajiban pemberi pernyataan untuk menjelaskan sejelas2nya.

 

anything