Bro. Rico, klo boleh tau para junior pergi ke vihara namana? Karena tradisi Buddhism apapun juga tetap mengajarkan berbakti pada leluhur, entah lewat Pattidana (Theravada) atau Ullambana (Mahayana) yang erat kaitannya dengan tradisi Tiongkok. Lagipula kenapa vegetarian pun disalahkan? Setahuku umat kelenteng juga banyak yang vegetarian? Hmmm...
Mengikuti tradisi demikian sbeneranya tidka maslaah, asal kita tahu mana yang benar sesuai Dharma. Karena kalau kita tahu, toh tradisi semacam itu paling hanya akan bertahan selama satu generasi. Generasi kita karena sudah tahu otomatis akan berhenti. Tapi kalau mau mengenalkan Dharma bisa banyak cara kok.
Chuanggong atau Chuangmu adalah dewa dewi Taoisme yang dipercaya masyarakat Hokkian mampu memberikan pasangan anak dan mampu menjaga anak. Waktu saya bayi juga pernah diadain sembahyangin kayak gini sama makco-ku...hahaha...
Dalam Sutra Dharani Perlindungan Anak dikatakan bahwa percuma seseorang memohon pada dewa Bintang Utara atau 28 konstelasi untuk menyembuhkan bayi yang sakit, karena yang bsia menyembuhkan hanyalah Buddha. Buddha dalam sutra itu juga mengajarkan bahwa siapapun yang bisa melafal Dharani dalam sutra tersebut maka para Raja Dewa, raja Naga, Raja Yaksha dan lain-lain akan melindungi bayi-nya. Dalam pandangan awam, bukankah lebih hebat dari yang hanya dua dewa saja (Chuangong Chuangmu) menjadi seluruh raja-raja dewata turut melindungi?
Dalam Mahayana Buddhisme, dewi pelindung anak dan penjaga anak bukanlah Chuangmu tetapi dewi Hariti (Gui Zi Mu) yang ada dalam Saddharmapundarika Sutra. Selain itu pelindung anak lainnya adalah Avalokitesvara atau Guanyin (Koyasu Kannon, Zimu Guanyin, Songzi Guanyin). Kalau misalnya ada kesempatan, bisalah mulai jelaskan bahwa sembahyang lebih baik diarahkan pada Avalokitesvara, tidak lagi Chuangmu. Itu kalau anda mau mengenalkan Buddhisme pelan-pelan. Avalokitesvara adalah wakil dari Sangha siswa sang Bhagava. Dan di kalangan masyarakat kelenteng Tionghoa tidak ada yang kesulitan memuja Guanyin.
The Siddha Wanderer
vihara mana aja bro, baik yang beraliran mahayana ato yang maitreya (didaerah saya yang paling terkenal cuman 2 aliran ini)
(kesampingkan dulu topik hangat di forum ini bahwa aliran maitreya = sesat, karena kita bukan membahas itu)
mengajarkan bakti kepada orang tua memang benar... bahkan santer dibicarakan.
tapi ini bukan saya mengatakan bahwa vihara tidak mengajarkan bakti kepada orang tua. tapi pengertian salah para elder tentang ajaran sang buddha. menurut mereka menaati ajaran sang buddha punya potensi bakalan berakhir menjadi seorang bhikku. dan pada beberapa kalau tidak mau dikatakan banyak kasus, para pembelajar dharma malah jadi sombong sewaktu berhadapan dengan orang tuanya. secara salah cara, waktu dan kondisi mengatakan tradisi ini itu (yang saya maksud tradisi warisan leluhur) adalah salah, dan sia2 dilaksanakan karena tidak akan membawa kita pada pencapaian lenyapnya dukha, tidak mengandung kebenaran apapun. dan harus mengikuti ajaran sang buddha baru benar.
hal ini tentu akan membuat para elder menjadi tersinggung, lha wong yang dicela adalah ajaran leluhur dari ratusan keturunan yang masih dijaga sampe hari ini. dan yang sudah mendarah daging. lama2 hal ini memupuk rasa tidak senang akan hal-hal berbau vihara.
saya ingat waktu saya pertama aktif di vihara, malah mama dan papa saya merasa terancam. awalnya saya tidak mengerti, kenapa ketika saya mempelajari ajaran yang benar malah saya tidak didukung.?
mereka berkata " jangan sering ke Vihara, ntar kamu malah jadi vegetarian malah ntar jadi bhiku dan meninggalkan keluarga kamu, bahkan ntar juga dirumah kamu tidak dipasang altar leluhur"
karena sedih melihat orang tua saya begitu, saya putuskan untuk tidak sering2 ke vihara. tapi saya belajar dharma dari buku, artikel, dll
jujur saya belum pernah membaca atau mempelajari ajaran dharma dari sutta atau sutra secara keseluruhan. hanya sepenggal2 yang dimuat dalam buku2 dan artikel.
bahkan saya juga tidak mempraktikan meditasi, karena gak ngerti.
intinya sekarang saya mengenal ajaran budha gak jauh2 dari kurikulum sekolah saja.
ceritanya gini, saya dulu adalah pengikut aliran maitreya. saya sangat rajin, ya saya berani berkata saya sangat rajin karena memang saya selalu hadir tiap ada upacara kebaktian. bahkan saya ikut KDMI (Kelas Dharma Maitreya Indonesia) dan sempat menjadi senior dikelas. (menjadi senior di kelas ini terhitung hebat lhooo, apalagi waktu itu saya masih SMA) juga kelas lainnya dengan tujuan untuk menjadi kader-kader pengembang aliran maitreya.
dalam aliran maitreya, vegetarian adalah menjadi topik yang selalu hangat. saran bervegetarian sangat santer terdengar sepanjang waktu di vihara maitreya.
kami semua dikasih kaset2 dari para penceramah handal di aliran maitreya, dengan harapan lebih memahami ajaran maitreya.
nah ketika saya bawa pulang kaset tersebut dan putar ulang dirumah, suasana hati para elder dirumah sudah menjadi tidak enak. bahkan sinis.
sebenarnya banyak hal lainnya yang saya gak tau menulisnya seperti apa, tapi intinya hal-hal berbau vihara, budha, dharma, dan lainnya adalah hal yang menjadi momok mengancam bagi para elder dirumah.
saya mengerti rasa ancaman bagi mereka, tapi saya tidak bisa menguraikan pada anda bagaimana.
gimana ya? (duh ngerti gak sih? mohon ngerti ya... ya... ya....!!!!??)
oh ya, sekarang saya bukan lagi pengikut aliran maitreya. bukan karena baca2 di forum DC ato di pengaruhi oleh teman ato orang laen. cuman saya merasa tidak nyaman pada ajaran-ajaran dan banyak pengertian2 juga tata cara di maitreya.
semakin saya mendalami ajaran ini, saya kok makin merasa jauh dari ajaran suhu sidharta.
tanya bro :
Dalam Sutra Dharani Perlindungan Anak dikatakan bahwa percuma seseorang memohon pada dewa Bintang Utara atau 28 konstelasi untuk menyembuhkan bayi yang sakit, karena yang bsia menyembuhkan hanyalah Buddha. Buddha dalam sutra itu juga mengajarkan bahwa siapapun yang bisa melafal Dharani dalam sutra tersebut maka para Raja Dewa, raja Naga, Raja Yaksha dan lain-lain akan melindungi bayi-nya. Dalam pandangan awam, bukankah lebih hebat dari yang hanya dua dewa saja (Chuangong Chuangmu) menjadi seluruh raja-raja dewata turut melindungi?
yang ini bener bro?