Hmm... mengapa saya bertanya
Seperti itulah orang menjabat sebagai romo pandita yang saya umpamakan...
>>>Kalau kita dianggap dewasa, darimanakah anggapan itu muncul?... Anggapan masyarakat dan organisasi yang mengangkatnya...
>>>apa alasannya?... Agar lebih teratur dalam berorganisasi...
>>>apakah seorang dewasa tidak akan melakukan kesalahan?... namanya juga manusia pasti gak lepas dari kesalahan...
>>>siapakah yang bertanggung jawab?... diri sendiri dan organisasi yang mengangkatnya...
Apakah dah gak salah duga lagi bro ?
Salam... Namo Buddhaya... ...
Seorang menjadi dewasa ketika dia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kedewasaan tidak diatur oleh suatu organisasi (sebuah organisasi tidak menjadikan orang dewasa, tetapi sebuah organisasi menjadikan orang pandita). Maka perumpamaan itu tidak sesuai.
Jangan emosi bro... liat dulu bacaannya...
Kalau kita dianggap dewasa, darimanakah anggapan itu muncul?
tentunya kalau dari dalam diri sendiri saya gak bakal bahas... tapi anggapan dari luar...
Kok saya emosi? Saya 'kan hanya menjawab.
Ya, apakah dari dalam atau dari luar, orang otomatis melihat kita sebagai dewasa atau kekanak-kanakan. Tetapi untuk urusan romo/ramani, walaupun orang menjadi teladan, bisa membawakan dhamma dengan baik, tidak otomatis jadi Romo/Ramani tanpa persetujuan Bhikkhu dan Magabudhi, bukan?
Itulah maksud saya "suatu organisasi yang membuat seseorang menjadi romo/ramani".