kalo untuk masalah bangkitnya sangha bikkhuni theravada...
ada yang setuju dan ada yang tidak setuju..apakah kecenderungan pikiran setuju dan tidak setuju jg pengaruh dr kamma masa lampau?
bro NPNG yg baik,
kalo masalah ini kaitannya dengan bhikkhuni yg didirikan sekarang adalah produk bhikkhu modern yang oleh negara2 orthodox Theravada amat ditentang, karena dianggap melanggar Vinaya. saya pribadi prihatin, apalagi saya memiliki teman yg menjadi korban kekerasan negaranya yaitu Myanmar, dia menjalani kehidupan berjubah sudah lebih dari 20 thn, melanjutkan studi di Srilanka hingga PhD, dan memiliki cita2 ingin membangun bhikkhuni sasana utk negaranya, namun sayang sekali sewaktu ayahnya sakit, dia pulang utk menengok ayahnya yang ternyata ayahnya meninggal dihari kedatangannya, dan lebih ironis lagi kepulangan dia selain kehilangan ayah tercinta ternyata mengantarkan dia ke penjara dan menjalani masa penahanan disana selama 72 hari, hanya bisa bebas setelah membuat surat Pernyataan Bersegel, bahwa dia bukan Bhikkhuni lagi, setelah itu dia dibebaskan dari penjara, dan bukan sekedar dibebaskan tapi diantar ke airport langsung diberangkatkan ke Srilanka pada hari yang sama dan tidak boleh kembali lagi ke negaranya [kasihan sekali]. selanjutnya dia ke USA dan berita terakhir sy dapatkan dari adik kandungnya dia telah lepas jubah dan menikah dg pria amerika. anehnya adik kandungnya dulu tdk mengalami gangguan pendengaran sewaktu sy kenal pertama kali, tapi selanjutnya telinga kanan dia udah ga bisa dengar lagi, sewaktu kita bicara dia sll minta diulang, lalu saya tanya kenapa, ternyata dia kurang jelas mendengar suara saya, lalu sy dekatkan ke telinga kiri [atas petunjuk dia] baru dia dengar jelas, sewaktu sy desak utk menceritakan kisahnya mengapa kehilangan pendengarannya, dia hanya menjawab dg lirih "ini adalah saksi kehidupan" tanpa mau melanjutkan lagi pembicaraan. nampaknya kakak adik mengalami kekerasan, namun adik masih bertahan hingga sekarang berjubah walau tidak bisa menggunakan status bhikkhuni nya, dia lebih memilih tetap berjubah dg status yg berlaku di Myanmar. semoga dia tetap bahagia di jalan yg telah dia pilih ini. sekarang dia telah menjalani kehidupan sbg Nun selama lebih dari 25thn. pendidikan terakhir MA dari srilanka juga, dulu dosen di Universitas Missionaris Theravada Myanmar, nampaknya sekarang kehilangan profesi itu berkaitan dg ke-bhikkhunian nya.
ini sekedar cerita salah satu korban kekerasan yg dialami Nun dari negara lain, semoga hal ini tidak terjadi di negara kita.
mettacittena,