T : Sata sering bermimpi sewaktu tidur di malam hari, bahkan sebelum tidurpun mimpi itu sudah mulai datang. Boleh dibilang saya tak pernah tidak bermimpi. Bila saya berbincang dengan orang lain soal mimpi, mereka umumnya juga bermimpi meski kadang2 saja.. apakah hanya saya yang sering bermimpi? Apakah mimpi itu munculnya kadang2 saja atau seringkali? Adakah hubungannya dengan batin dan jasmani kita? Adakah cara untuk mengatasinya?
J : Dunia mimpi itu ada akibat pikiran yang terlalu banyak atau karena tidak adanya konsentrasi. Gangguan keseimbangan pada empat unsur pembentuk jasmani (tanah, air, api, angin) juga dapat menimbulkan banyak mimpi.
T : Saya sering mendengar kalau buah karma itu tidak dapat dihindari. Jadi orang yang membunuh pasti akan dibunuh. Tetapi dalam Buddha Dharma dikatakan bahwa pelafalan Nama Buddha dapat menyingkirkan bencana, pun dapat membahagiakan makhluk hidup, bahkan dapat mencapai tingkat Kesucian. Kalau memang benar demikian, buah karma membunuh orang itu lenyap kemana?
J : Membunuh orang harus ditebus dengan kehidupannya sendiri, demikian juga kita harus membayar harta untuk melunasi hutang, ini adalah prinsip. Tetapi dengan Buddha Dharma dapat dilakukan berbagai cara untuk tidak memunculkan buah karma itu. Apa yang terjadi? Bagi pihak yang kita sakiti, mereka menjadi terlahir di alam bahagia sehingga ikatan dendam itu menjadi lenyap. Buah karma buruk itu juga dapat lenyap dalam kondisi lingkungan yang merusaknya. Sedang bagi diri sendiri, bila dapat memutuskan kekotoran batin sehingga tidak lagi melakukan karma baru dan tidak terikat pada nafsu, maka buah karma itu akan lenyap. Tetapi ada dua pengecualian yang harus kita ketahui : 1. Orang Suci yang memahami bahwa tubuh ini hanya ilusi tidak akan menolak buah karma. Misal, Master An Shi Kao yang dua kali lahir dan membayar hutang nyawa di Luoyang. Sesepuh Keenam Hui Neng yang menunggu datangnya pembunuh bayaran di malam hari dengan meletakkan tumpukan emas di atas meja dan , berkata, “Hanya berhutang harta pada anda.” 2. Praktisi Sukhavati membawa buah karma untuk terlahir di alam Sukhavati, kemudian dengan tekad Bodhisattva kembali ke dunia ini untuk membimbing mereka yang berjodoh agar dapat berlatih bersama-sama telahir di alam calon Buddha.
T : Saya pernah membaca Catatan Tanya Jwab Yin Kuang (Sesepuh ke 13 Aliran Sukhavati) yang saya pandang sebagai Permata Dharma. Master Yin Kuang melarang umat untuk banyak membaca Sutra, hanya dibatasi pada pemahaman Sutra dan Sastra Sukhavati. Anjuran ini memang tidak boleh diragukan kebenarannya. Tetapi dengan kondisi Master Yin Kuang yang sangat paham dengan semua aliran, mengapa melarang orang untuk mempelajari banyak Dharma? Bagaimana mungkin Bodhisattva yang membabarkan ajaran Sukhavati melakukan hal seperti ini? Ataukah karena umat manusia di Dharma Akhir ini kurang memiliki akar kebijaksanaan sehingga hanya pelafalan Nama Buddha yang paling sesuai?
J : Bertekad mempelajari metode Dharma yang tak terhingga, ini adalah ajaran para Suciwan. Jadi, bagaimana mungkin melarang orang mendalami banyak Sutra? Demikian juga tak mungkin hanya membatasi orang untuk mempelajari aliran Sukhavati. Tetapi mengapa dalam Tanya jawab terdapat ucapan seperti itu? Itu tak lain adalah anjuran yang diberikan berdasarkan situasi dan kondisi tertentu. Bila tidak, maka bukan saja tidak memperoleh manfaat dari Buddha Dharma itu sendiri, bahkan bisa jadi mencelakakan umat tersebut. Misal : “kekotoran batin adalah Bodhi/Penerangan Batin, kelahiran dan kematian adalah Nirwana”, “Mara datang, bunuh Mara, Buddha datang, bunuh Buddha”, “hati tidak melekat pada Jalan”,”bukan berlatih dan bukan mengalami”, dan sebagainya, ini bukan ajaran yang bisa dipahami oleh pemula. Ajaran Guru Dunia Raja Dharma dibabarkan dalam beberapa tahap sesuai dengan kondisinya. Dharma adalah obat yang harus diberikan sesuai dengan penyakitnya.