//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Menaklukkan Kebencian  (Read 6572 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Menaklukkan Kebencian
« on: 10 April 2011, 11:15:19 AM »
Berikut ini terdapat 5 (lima) tips untuk melenyapkan kebencian yang timbul dalam diri kita menurut Sang Buddha dan menurut salah satu siswa utama-Nya, Bhikkhu Sariputta.

Anguttara Nikaya 5.161
Aghatavinaya Sutta: Menaklukkan Kebencian (1)

[Sang Buddha berkata kepada para bhikkhu,] “Terdapat lima cara menaklukkan kebencian yang seharusnya dilenyapkan sepenuhnya ketika kebencian muncul di dalam diri seorang bhikkhu. Apakah kelima hal tersebut?

Ketika kebencian timbul dalam diri seseorang terhadap orang tertentu, ia seharusnya mengembangkan cinta kasih terhadap orang tersebut. Demikianlah kebencian seharusnya ditaklukkan.

Ketika kebencian timbul dalam diri seseorang terhadap orang tertentu, ia seharusnya mengembangkan belas kasih terhadap orang tersebut. Demikianlah kebencian seharusnya ditaklukkan.

Ketika kebencian timbul dalam diri seseorang terhadap orang tertentu, ia seharusnya mengembangkan keseimbangan batin terhadap orang tersebut. Demikianlah kebencian seharusnya ditaklukkan.

Ketika kebencian timbul dalam diri seseorang terhadap orang tertentu, ia seharusnya tidak memikirkannya dan tidak memperhatikan orang tersebut. Demikianlah kebencian seharusnya ditaklukkan.

Ketika kebencian timbul dalam diri seseorang terhadap orang tertentu, ia seharusnya mengarahkan pikirannya pada kenyataan bahwa orang tersebut adalah hasil dari perbuatannya sendiri: ‘Orang baik ini adalah pelaku dari perbuatannya, pewaris dari perbuatannya, lahir dari perbuatannya, berhubungan dengan perbuatannya, dan memiliki perbuatannya sebagai hakim. Apa pun perbuatan yang ia lakukan, apakah baik atau buruk, perbuatan itulah yang akan diwarisinya.’ Demikianlah seharusnya kebencian ditaklukkan.

Iniah kelima cara menaklukkan kebencian yang seharusnya dilenyapkan sepenuhnya ketika kebencian muncul di dalam diri seorang bhikkhu.”

-----ooOOoo-----

Anguttara Nikaya 5.162
Aghatavinaya Sutta: Menaklukkan Kebencian (2)

Kemudian Yang Mulia Sariputta berkata kepada para bhikkhu:

“Terdapat lima cara menaklukkan kebencian yang seharusnya dilenyapkan sepenuhnya ketika kebencian muncul dalam diri seorang bhikkhu. Apakah kelima hal tersebut?

Terdapat beberapa orang yang tidak murni dalam perbuatannya tetapi murni dalam ucapannya. Kebencian terhadap orang yang demikian seharusnya ditaklukkan.

Terdapat beberapa orang yang tidak murni dalam ucapannya tetapi murni dalam perbuatannya. Kebencian terhadap orang yang demikian seharusnya ditaklukkan.

Terdapat beberapa orang yang tidak murni dalam perbuatan dan ucapannya, tetapi mereka sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin. Kebencian terhadap orang yang demikian seharusnya ditaklukkan.

Terdapat beberapa orang yang tidak murni dalam perbuatan dan ucapannya, dan mereka tidak sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin. Kebencian terhadap orang yang demikian seharusnya ditaklukkan.

Terdapat beberapa orang yang murni dalam perbuatan dan ucapannya, dan mereka sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin. Kebencian terhadap orang yang demikian seharusnya ditaklukkan.

Bagaimanakah seseorang seharusnya menaklukkan kebencian terhadap orang yang tidak murni dalam perbuatannya tetapi murni dalam ucapannya? Seperti halnya ketika seorang bhikkhu yang memakai barang-barang yang dibuang melihat kain bekas di jalan: Dengan mengambilnya dengan kaki kirinya dan membentangkannya dengan kaki kanannya, ia akan merobek bagian yang bagus dan mangambilnya. Dengan cara yang sama, ketika orang tersebut tidak murni dalam perbuatannya tetapi murni dalam ucapannya, saat itu seseorang seharusnya tidak memperhatikan ketidakmurnian perbuatannya, dan sebagai gantinya memperhatikan kemurnian ucapannya. Demikianlah kebencian terhadap orang tersebut seharusnya ditaklukkan.

Bagaimanakah seseorang seharusnya menaklukkan kebencian terhadap orang yang tidak murni dalam ucapan tetapi murni dalam perbuatannya? Seperti halnya ketika terdapat sebuah kolam yang banyak ditumbuhi oleh lumut dan tumbuhan air, dan seseorang datang ke sana, terbakar oleh panas, diliputi keringat, kelelahan, bergemetar, dan kehausan. Ia akan melompat ke dalam kolam itu, menyisihkan lumut dan tumbuhan air dengan kedua tangannya, dan kemudian, menangkuk dengan tangannya, ia meminum airnya dan pergi. Dengan cara yang sama, ketika orang tersebut tidak murni dalam ucapannya tetapi murni dalam perbuatannya, saat itu seseorang seharusnya tidak memperhatikan ketidakmurnian ucapannya, dan sebagai gantinya memperhatikan kemurnian perbuatannya. Demikianlah kebencian terhadap orang tersebut seharusnya ditaklukkan.

Bagaimanakah seseorang seharusnya menaklukkan kebencian terhadap orang yang tidak murni dalam perbuatan dan ucapannya, tetapi sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin? Seperti halnya ketika terdapat sedikit genangan air di sebuah bekas jejak kaki sapi, dan seseorang datang, terbakar dengan panas, diliputi keringat, kelelahan, bergemetar, dan kehausan. Pikiran ini akan muncul dalam dirinya, ‘Di sini terdapat sedikit genangan air di sebuah bekas jejak kaki sapi. Jika aku mencoba untuk meminum airnya dengan menggunakan tanganku atau mangkuk, aku akan mengganggu, mengacaukannya, dan membuatnya tidak dapat diminum. Bagaimana bila aku menurunkan badanku dengan keempat anggota tubuhku, meminumnya seperti seekor sapi, dan kemudian pergi?’ Maka ia akan menurunkan badannya dengan keempat anggota tubuhnya, meminumnya seperti seekor sapi, dan kemudian pergi. Dengan cara yang sama, ketika orang tersebut tidak murni dalam perbuatan dan ucapannya, tetapi sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin, saat itu seseorang seharusnya tidak memperhatikan ketidakmurnian perbuatannya, ketidakmurnian ucapannya, dan sebagai gantinya memperhatikan kejernihan dan ketenangan batin yang sewaktu-waktu ia alami. Demikianlah kebencian terhadap orang tersebut seharusnya ditaklukkan.

Bagaimanakah seseorang seharusnya menaklukkan kebencian terhadap orang yang tidak murni perbuatan dan ucapannya, dan tidak sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin? Seperti halnya ketika terdapat seorang yang sakit – dalam penderitaan, sakit parah – yang mengadakan perjalanan di sepanjang jalan, jauh dari desa berikutnya dan jauh dari desa terakhir, tidak dapat memperoleh makanan yang ia butuhkan, tidak dapat memperoleh obat-obatan yang ia butuhkan, tidak dapat menemukan pelayan yang sesuai, tidak dapat menemukan seseorang untuk membawanya ke tempat tinggal orang-orang. Sekarang seumpamanya orang lain yang melihatnya datang di sepanjang jalan. Ia akan melakukan apa yang dapat ia lakukan demi belas kasihan dan simpati terhadap orang tersebut, dengan berpikir, ‘O orang ini seharusnya mendapatkan makanan yang ia butuhkan, obat-obatan yang ia butuhkan, seorang pelayan yang sesuai, seseorang untuk membawanya ke tempat tinggal orang-orang. Mengapa demikian? Supaya ia tidak jatuh ke dalam kehancuran di sini juga.’ Dengan cara yang sama, ketika orang tersebut tidak murni dalam perbuatan dan ucapannya, dan tidak sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin, saat itu seseorang seharusnya melakukan apa yang dapat ia lakukan demi belas kasihan dan simpati terhadapnya, dengan berpikir, ‘O orang ini seharusnya meninggalkan perbuatan salah dan mengembangkan perbuatan benar, meninggalkan ucapan salah dan mengembangkan ucapan benar, meninggalkan pikiran salah dan mengembangkan pikiran benar. Mengapa demikian? Supaya, pada saat hancurnya tubuh ini, setelah kematian, ia tidak akan jatuh ke alam menderita, keadaan yang buruk, alam rendah, neraka.’ Demikianlah kebencian terhadap orang tersebut seharusnya ditaklukkan.

Bagaimanakah seseorang menaklukkan kebencian terhadap orang yang murni dalam perbuatan dan ucapannya, dan sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin? Seperti halnya terdapat sebuah kolam dengan air yang bersih – segar, dingin, dan jernih, dengan tepi yang landai, dan dinaungi pada semua sisinya oleh banyak pepohonan – dan seseorang datang, terbakar dengan panas, diliputi keringat, kelelahan, bergemetar, dan kehausan. Setelah menceburkan diri ke dalam kolam itu, setelah mandi dan minum serta keluar dari kolam, ia akan duduk atau berbaring di bawah sana di bawah naungan pepohonan. Dengan cara yang sama, ketika orang tersebut murni dalam perbuatan dan ucapan, dan sewaktu-waktu mengalami kejernihan dan ketenangan batin, saat itu seseorang seharusnya memperhatikan kemurnian perbuatannya, kemurnian ucapannya, serta kejernihan dan ketenangan batin yang sewaktu-waktu ia alami. Demikianlah kebencian terhadap orang tersebut seharusnya ditaklukkan.

Orang yang sepenuhnya tenang dapat membuat pikiran menjadi damai. Inilah kelima cara menaklukkan kebencian yang seharusnya dilenyapkan sepenuhnya ketika muncul dalam diri seorang bhikkhu.”

-----ooOOoo-----

Sumber:
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.161.than.html
http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an05/an05.162.than.html
http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/4Anguttara-Nikaya/Anguttara3/5-pancakanipata/017-aghatavaggo-e.html
« Last Edit: 10 April 2011, 11:19:01 AM by seniya »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Menaklukkan Kebencian
« Reply #1 on: 14 March 2013, 12:20:11 AM »
Sungguh indah Dhamma ituu.... ^_^ , menyejukkan batinn... XD
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Menaklukkan Kebencian
« Reply #2 on: 14 March 2013, 06:42:31 AM »
Pembahasan sutta ini oleh Batara Indra ada di http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23886.0.html
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Menaklukkan Kebencian
« Reply #3 on: 14 March 2013, 09:20:44 AM »
Uda pena baca z
Tp gx hafal
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya