mohon bimbingan dari para senior.
saya seorang ayah, sekarang anak saya sudah genap berusia 1 tahun 1 bulan
menurut tradisi tionghoa, mama dan papa saya mengajarkan saya yang punya momongan untuk "pai cheng bu" pada setiap bulan tepat pada tanggal kelahiran anak saya.
menurut kepercayaan, "cheng bu" adalah pelindung, pembimbing yang menjaga bagi bayi kita. mungkin di dunia barat istilah "cheng bu" di namakan "ibu peri" (mohon koreksi bila salah)
jadi dimana pada tanggal kelahiran anak saya, maka saya akan "pai cheng bu"
tempat :
di kamar, tepatnya di kasur tempat biasa anak saya tidur.
1 lampu minyak (katanya ada yang pake lilin juga, tapi saya pake lampu minyak)
1 mangkuk nasi + telur
belasan lembar kimcoa + 3 batang hio
1 hiolo
1 kaleng tempat pembakaran kimcoa.
ucapannya kira2 gini :
cheng bu, ini hari 8 gwe 27, anak ini (nama anak saya) sudah berusia 1 tahun 1 bulan. sekarang ini anak semakin nakal, suka memanjat kursi, meja atau sesuatu yang tinggi. engkau harus lebih memperhatikan dan menjaga kala kami lengah. jangan sampai ini anak jatuh dan terluka.
juga engkau harus jaga supaya ini anak bobo dengan nyenyak pada malam, dan bermain dengan gembira pada siang.
ini ada sedikit nasi, makan lah. juga ada sedikit kimcoa untuk engkau.
setelah itu bakar kimcoa, setelah kimcoa padam simpan nasi, lampu minyak dan hiolo.
dan sampai hari ini saya meyakininya, dan mempraktikkannya tanpa alpa.
sebagai informasi, dalam pai cheng bu kita tidak boleh meminta "po pi", lebih tepatnya kita menyuruh bukan memohon. konon katanya cheng bu adalah bertugas menjaga anak, jadi kita tidak memohon tapi mengingatkan. seperti ucapan saya diatas yang mengingatkan bahwa anak ini sudah pandai memanjat kursi, meja dan lainnya yang cukup berbahaya, jadi kita kudu ngingatkan pada cheng bu supaya lebih fokus buat jaga anaknya. anaknya? ya dalam pengertian disini anak kita juga adalah anaknya cheng bu. so kita tidak boleh memohon hanya mengingatkan.
mungkin bagi sebagian orang ini terdengar lucu, tapi jika anda tionghoa yang hidup di sekitar Provinsi Riau tentu sudah tidak asing lagi dengan ini. saya tidak tau kebiasaan atau kepercayaan atau tradisi ini ditempat lain apakah ada atau tidak?
pertanyaannya. bagaimanakah pandangan Buddhisme mengenai PAI CHENG BU ?
apakah dari para DC-ers pernah atau mengetahui mengenai tradisi ini? mohon sharenya.
lanjut, apa dengan tetap menjalankan tradisi pai cheng bu saya melenceng dari ajaran Buddha?
sekali lagi mohon bimbingan dari para senior
mesti dilihat dulu, apakah 'peri' itu benar ada atau tidak.
yg dimaksud peri, tentu dewata wanita yg kebajikan dan
kemampuannya diatas manusia biasa.
ciri anak yg memiliki pendamping
lahir tanpa sakit, sedikit kotoran
menangis panjang, diam pun panjang
suka tertawa, gembira
ketika dewasa, ia menyadari spt ini
1. ada yg memberitahu begini dan begitu
2. mimpi yg menjadi kenyataan
3. sering terhindar dari bahaya.nyaris kena.
krn itu dewata, tinggi rendah usianya, sesuai dgn
kebajikan sang anak di kehidupan sebelumnya.
krn itu mesti hati hati bicara.belum tentu ia 'peri
yg seperti fi film
spy tdk kurang ajar, manusia merendahlah sesuai derajatnya.
tanda kebajikan orang tua tidak kuat bersanding dgn kebajikan
anak salahsatunya sang ibu meninggal dunia setelah melahirkan.
ini hukum perbuatan, walaupun sang ibu lahir di surga,
jika ia bertemu dgn sang anak, ia yg mesti anjali danturun dari
kursi teratainya.
ini contoh karma kelompok, yg bersifat temporer dalam arti
per kasus, tdk terjadi pada setiap keluarga.