//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Penganut-Keyakinan dan Penganut-Dhamma  (Read 4338 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Penganut-Keyakinan dan Penganut-Dhamma
« on: 23 October 2017, 05:33:19 PM »
Mari kita belajar Dhamma mengenai “Penganut Keyakinan” dan “Penganut Dhamma”. Kedua upasaka/upasika ini adalah dua pengikut terbaik dari upasaka/upasika biasa. Saya akan menjelaskannya dengan metode tanya jawab sebagai penjelasan.  Kedua upasaka/upasika ini berlatih untuk memasuki-arus, untuk memiliki keyakinan tak tergoyahkan dalam Ajaran Buddha.


1. Penganut keyakinan (Saddhānusārī)
Memiliki keyakinan kuat bahwa: Enam Landasan Indria (internal–eksternal) sebagai tidak kekal, berubah, menjadi sebaliknya (berubah, tidak kekal, dan demikian terus).

2. Penganut Dhamma (Dhammānusārī)
Memiliki keyakinan kuat melalui pembelajaran (kebijaksanaan) bahwa: seorang yang telah memasuki jalan pasti Kebenaran, memasuki wilayah orang-orang mulia, melampaui wilayah orang biasa. Ia tidak mampu melakukan perbuatan yang karenanya dapat mengakibatkannya terlahir kembali di alam rendah; orang mulia demikian tidak akan dapat meninggal dunia tanpa menembus buah Memasuki-arus.


1. Penganut-keyakinan (saddhānusārī)
(T) Mengapa disebut Penganut-keyakinan?
(J) Karena, ia mengandalkan keyakinan untuk memahami Ajaran Buddha.

(T) Apa beda Penganut-keyakinan dan upasaka/upasika lainnya (yang biasa), yang berkeyakinan pada Sang Buddha?
(J) Upasaka/upasika yang biasa, masih belum mampu mengikuti Dhamma lokuttara, sedangkan Penganut-keyakinan berlatih untuk memahaminya melalui keyakinan yang kuat, keyakinan kepada apa yang ia dengar dengan berdasarkan logika.

(T) Apa itu Dhamma lokuttara?
(J) Dhamma lokuttara adalah pengetahuan mengenai 4 magga ‘jalan’ dan 4 phala ‘buah’, dan Nibbāna sebagai yang ke sembilan.

(T) Apa itu enam landasan indria yang ia yakini?
(J) Enam landasan indria terdiri dari dua aspek, yaitu (a) landasan internal, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, badan, dan pikiran. (b) Landasan ekternal (objek), yaitu bentuk-bentuk, suara-suara, bau-bauan, rasa kecapan, objek sentuhan, dan fenomena-fenomena pikiran. Keenam landasan indria ini, baik internal maupun eksternal adalah tidak kekal dalam arti, mengalami perubahan. Ia meyakini hal ini dengan pemikirannya, melalui kepercayaan yang kuat, bahwa demikianlah adanya.

(T) Apa maksudnya mengalami perubahan (tidak kekal)?
(J) Keenam landasan indria itu mengalami kelapukan dan tunduk pada kehancuran, oleh karenanya disebut mengalami perubahan, tidak kekal.

(T) Setelah memahami keenam landasan indria, apa hasil yang akan ia dapat?
(J) Hasilnya adalah memasuki-arus. Ketika Penganut-keyakinan memasuki-arus, ia disebut sebagai seorang yang terbebaskan melalui keyakinan (saddhāvimutta).

(T) Setelah memahami demikian, apakah ia telah disebut Pemasuk-arus?
(J) Tidak. Ia bahkan belum memenuhi faktor-faktor memasuki-arus. Ia hanya disebut Penganut-Keyakinan. Ia harus mempelajari faktor-faktor penopang dalam memasuki-arus dan mempelajari (lebih) sebab akibat yang saling bergantungan. Menjadi "Penganut-Keyakinan" adalah bekalnya, untuk mempelajari jalan memasuki-arus.

2. Penganut-Dhamma (dhammānusārī)
(T) Mengapa disebut Penganut-Dhamma?
(J) Karena, ia mengandalkan kebijaksanaan untuk memahami Ajaran Buddha.

(T) Kebijaksanaan dalam hal apakah ini dipahami?
(J) Kebijaksanaan melalui pembelajaran, akan berbagai pandangan-pandangan yang ada di dunia.

(T) Siapa itu seorang yang telah memasuki jalan pasti Kebenaran?
(J) Jalan pasti Kebenaran adalah meninggalkan duniawi, atau dengan kata lain: memasuki Saṅgha, yaitu seorang bhikkhu. Seorang bhikkhu yang telah mencapai jalan Memasuki-arus, tidak mungkin (mustahil) meninggal dunia sebelum mencapai buah dari Sang Jalan.

(T) Apakah umat awam yang telah mencapai jalan memasuki-arus, juga tidak akan meninggal sebelum mencapai buah dari Sang Jalan?
(J) Belum tentu, bisa-ia bisa tidak, dan hanya seorang bhikkhu saja, yang telah mencapai jalan memasuki-arus, akan mencapai buah memasuki-arus sebelum meninggal.

(T) Mengapa bisa-ia bisa tidak?
(J) Jika upasaka/upasika yang telah memasuki-arus mampu bertekad “hidup selibat” seumur hidupnya maka ia berpeluang mencapainya, jika tidak, ia tidak akan mencapai buah memasuki-arus.

(T) Setelah memahami hal demikian, apa hasil yang akan ia dapat?
(J) Hasilnya adalah memasuki-arus. Ketika Pengikut-Dhamma memasuk-arus, ia disebut sebagai seorang yang mencapai melalui pandangan (diṭṭhippata).

(T) Apa beda Penganut-keyakinan dan Penganut-Dhamma?
(J) Penganut-keyakinan mengandalkan keyakinan yang kuat, sedangkan Penganut-Dhamma, lebih menonjol dalam kebijaksanaan, ia mampu mempelajari sesuatu, bukan hanya keyakinan.

(T) Setelah memahami demikian, apakah ia telah disebut Pemasuk-arus?
(J) Tidak. Ia bahkan belum memenuhi faktor-faktor memasuki-arus. Ia hanya disebut Penganut-Dhamma. Ia harus mempelajari faktor-faktor penopang dalam memasuki-arus dan mempelajari (lebih) sebab akibat yang saling bergantungan. Menjadi "Penganut-Dhamma" adalah bekalnya, untuk mempelajari jalan memasuki-arus.


Catatan: Saya sedang membuat buku pelajaran Ajaran-Buddha. Menurut kalian, pelajaran ini, cocok untuk SMP atau SMA??
« Last Edit: 23 October 2017, 05:56:41 PM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline jaisen27

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Penganut-Keyakinan dan Penganut-Dhamma
« Reply #1 on: 23 October 2017, 09:51:34 PM »
Menurut Saya Tergantung Yg Memahaminya, Klw Cocoknya Sih SMA.. :)

 

anything