//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II  (Read 62727 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #75 on: 19 October 2009, 10:12:46 PM »
^ TOP dah ... sarua kabeh tah sadayana ...

+1 nih bro ... :))

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #76 on: 20 October 2009, 01:41:59 AM »
Terima kasih atas sharingnya Samaneri.
Sangat bagus kandungan moralnya.

tapi, maaf ya,
Selama kita masih puthujjana, maka seluk beluk Vipaka dari satu  Karma, hanya bisa kita sebut sebagai DUGAAN.

Kalau Samaneri ANGGAP itu sebagai BUKTI, KEPASTIAN, silahkan saja.

DIJAMIN pasti dia akan melakukan aksi perampokan di kantor kami, tapi karena dia merasakan metta dari saya, dengan tetap baik dg dia dan dia masih ingat sy dlu sll bantu buat PR, maka dia tidak mengganggu kami, buah METTA yang saya tanam berbuah keselamatan saya dan kantor saya dimana saya bekerja.
MUNGKIN saja PRADUGA Anda benar.

Mungkin ngga berkelebat dibenaknya,"Gara2 Anda buatin PR2ku, saya jadi bodoh, tidak punya keahlian. maka sekarang saya jadi perampok."?

Hidup ini TIDAK PASTI, kematian yang pasti.
Sebab terlalu banyak ketergantungan dalam satu vipaka.

Terima kasih dan Anumodana
Semoga cita-cita luhur Anda segera tercapai.
 _/\_
:))

Ini kemaren saya sudah duga, pasti masih saja tetap menimbulkan sanggahan. Apalagi temannya Samaneri sudah ngga ada di dunia lagi jd ga bisa konfirmasi. Yah belut emang licin. Bagaimana nghilangin lendirnya yah? ^-^

Ada bahan pertimbangan lain Bro.. Jelas bahwa intelijen pagi harinya menginformasikan ada rencana perampokan. Jelas pula perampok ternyata teman SMAnya Samaneri. Jelas pula kalau Samaneri bertemu si perampok di Bakmi GM. Jadi kemungkinan besar perampok telah merencanakan utk merampok Bank yg berada di sebelah Bakmi GM tsb. Tapi karena satu dan lain alasan, salah satunya karena Samaneri yg karena lapar jadi tidak takut mati dan berani pergi ke Bakmi GM, sehingga bertemu si perampok. Dan karena Samaneri saat itu menciptakan kesan yg baik, dan perampok mengetahui Samaneri bekerja di Bank sebelah, maka perampokan batal dan dilakukan di lain tempat yaitu BRI.
Banyak ketergantungan sebab dlm 1 vipaka, tapi bukan berarti tidak ada sebab pendukung utama vipaka. Pisang goreng bukan hanya dibuat dari pisang saja, tapi jelas komponen utamanya pisang.
 
Apa yg didapat Samaneri dan teman2 di sini dr cerita tsb adalah sebuah asumsi, konklusi bukan sekadar sebuah prasangka-praduga. Ada perbedaan mendasar antara asumsi dengan praduga. Memang tidak ada bukti konkrit krn teman Samaneri tlh meninggal. Saya rasa contoh Samaneri sudah cukup jelas dan clear utk menarik kesimpulan bahkan dg pemahaman seorang awam yg bodoh spt saya, apalagi Anda yg intelek. Tapi jika Anda masih terus menuntut bukti2 yg konkret, sementara Hukum Kamma itu sendiri bukan sesuatu yg konkret, saya rasa Anda seperti menuntut utk menunjukkan atom di depan mata kepala Anda baru Anda akan memercayainya. Padahal, ada atau tidak, teori ttg atom dan terapannya terbukti berguna dlm kehidupan kita. Demikian jg Hukum Kamma, terbukti membantu dalam menjalani hidup.

Yg menarik, meski semua saling berbeda pendapat, tapi ada satu kesamaan, yaitu semua yg di sini meyakini Hukum Kamma. CMIIW. Oh ya, kecuali cucu kali. hehehe..

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #77 on: 20 October 2009, 01:53:24 AM »
 [at] Bro Xuvie
Menyanggah argumen sendiri, "Kan bisa aja perampoknya demen Bakmi GM!! Jadi emang dari awal udah niatan ngrampok BRI, cuma mampir makan di Bakmi GM dulu. Biasa.. Ngisi perut dulu baru ngisi kantong. Kebetulan ketemu Samaneri saat makan, jadinya stelah kejadian Samaneri berprasangka praduga sendiri kalau perampoknya waktu itu berniat merampok bank di sebelah Bakmi GM, tempat Samaneri kerja." :whistle:



Balasan:
Wew.. :|

Ok, nice discussion with you Pal.. [Udah ngantuk ya gini, meracau sendiri]. ^-^
appamadena sampadetha

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #78 on: 20 October 2009, 02:36:25 AM »
 [at]  Bro Xuvie
:))
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #79 on: 20 October 2009, 03:32:49 AM »
 [at]  Bro Ryu
Anumodana atas Mahatanhasankhaya Sutta-nya..
Penjelasan Hukum Sebab Musabab yg selama ini saya cari2.. :)
Bisa minta sekalian post jg 2 Sutta yg disebut di paragraf no. 32 dari Sutta di atas? Ttg mengatasi keraguan & Jhana (bisa di thread terpisah mgkn)? Thanks ya..
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #80 on: 20 October 2009, 10:03:35 AM »
Hai Bro Bond,

=1= Tidak ok dalam arti hanya Samma Sambuddha yg bisa menelusuri kamma vipaka.

=2=Tidak ok bahwa pembuktian hukum kamma harus lengkap seperti SB. Kecuali mau jadi SB.
Kalau Anda punya keyakinan =1=, silahkan.
Orang yang sudah sampai tidak butuh segala macam konsep, buku lagi. Bila fakta berbeda dengan kitab Suci, maka ia akan merevisi kitab Sucinya. Bagus, kalau mampu saya juga akan bertindak begini.

Pembuktian TIDAK LENGKAP, mau Anda ANGGAP cukup untuk disebut
sebagai BUKTI, silahkan.

Tapi bagi saya, pembuktian tidak lengkap belum cukup valid.

Quote from: Bond
Ibaratnya bro, bila kita ingin mengatakan terbukti atau tidak adalah melihat dari realitas sederhana sampai realitas tertinggi. Jika kalau saja langsung tertinggi apakah mungkin mampu tanpa dasar realitas yang sederhana. ?
Bro Citra memberi contoh yang menurutnya MUDAH, GAMBLANG, GAMPANG dipahami.

yang Anda, kita sebut "contoh GAMPANG, simpel" kan subyektivitas kita belaka. :-)

Quote from: Bond
Ah... itukan pembenaran diri anda saja..  Baca yg jelas...cape deh...
Seorang Buddha mengajarkan hukum kamma untuk dilihat apakah itu ngotot karena persaingan?
Seorang Dhammadutta mengajarkan Hukum Kamma agar bisa dipahami apakah itu ngotot karena persaingan?
Benarkah kebanyakan umat Buddha ngotot untuk membuktikan?-->data dari mana bisa ditunjukan?
KEBANYAKAN =/= SEMUA.
Umat =/= Sang Buddha,


Quote from: Bond
Pertanyaan anda yg pertama adalah yg dibold, dan saya sudah menjawabnya.

Kalau anda mengharapkan saya menjawab ya atau tidak .....jawabannya I just keep silent   ( Buddha way , mode on. ).
Tujuan kita diskusi utk saling sharing, mengeluarkan pendapat pribadi yang kita anggap benar. kalo Anda pelit, menyimpan sendiri kebenaran Anda, yah belajarlah berbagi.... he he he


Quote from: Bond
Coba belajar bagaimana Buddha menjawab. Buddha pernah ditanya apakah Nibbana ada atau tidak ada. Dia hanya diam. Apakah itu ngeles?
Dan salah satu cara yg ada juga dalam sutta tentang menjawab suatu pertanyaan bisa dijawab dengan tidak langsung. Apakah itu ngeles.?.

Jika Anda masih mengharapkan, maka jawaban saya sama...Orang yg memiliki panna dalam memahami Dhamma akan mengerti apa yg Dhamma dan bukan Dhamma. Silakan direnungkan. Sekali lagi saya berdiskusi disini bukan untuk plintar-plintir kata. . Simpanlah maksudmu itu bro.
Beliau tahu lebih baik diam, tdk menjawab.
Tapi dalam forum mau memakai mode ini, yah... ngga nyambung lah. he he he
ngeles atau tidak, pembaca yang menilai. ;-)

Bukan plintir, silahkan baca respon pada Bro Citra, argumen saya kenapa saya sebut bukti2 yang sebagian teman berikan saya nilai sebagai DUGAAN. Kalau itu belum jelas, saya ngga mampu menjelaskan lebih jauh. :)
Istirahat, kita renungkan.

Thanks Bro Bond.
 _/\_
« Last Edit: 20 October 2009, 10:12:56 AM by inJulia »

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #81 on: 20 October 2009, 10:05:13 AM »
Samaneri sudah cukup jelas dan clear utk menarik kesimpulan bahkan dg pemahaman seorang awam yg bodoh spt saya, apalagi Anda yg intelek. Tapi jika Anda masih terus menuntut bukti2 yg konkret, sementara Hukum Kamma itu sendiri bukan sesuatu yg konkret, saya rasa Anda seperti menuntut utk menunjukkan atom di depan mata kepala Anda baru Anda akan memercayainya. Padahal, ada atau tidak, teori ttg atom dan terapannya terbukti berguna dlm kehidupan kita. Demikian jg Hukum Kamma, terbukti membantu dalam menjalani hidup.
Topiknya adalah apakah kita puthujjana bisa membuktikan kebenaran Hukum Karma?
Bila ada yg bilang MAMPU, apakah pembuktian itu valid.

jadi tidak membahas gunanya memiliki keyakinan pd Hk Karma, atau lainnya.
 _/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #82 on: 20 October 2009, 10:07:14 AM »
Saya ulangi:
Yah itu dia karena anda TIDAK MENGETAHUI bro!
Karena masih puthujjana, banyak tindakan yang kita gak sadari membuahkan akibat langsung...
Namun walaupun masih puthujjana, banyak juga tindakan yang kita sadari membuahkan akibat langsung...

Saya tambahkan:
Akibat yang dirasa oleh orang lain tidak semuanya diketahui oleh si pembuat sebab (seperti halnya anda tidak mengetahui dan mempertanyakan sebab anda saya tempeleng) ...
Teori Hk Karma memang menyatakan buah bisa seketika atau butuh proses. dan ini tidak berkaitan dengan kualitas batin. Puthujjana atau bukan.

Bukan hanya saya yang tidak tahu sebab PASTInya, Anda juga hanya mengira tahu sebabnya. Saya paham, Anda merasa punya alasan buat menempeleng saya (seseorang), misalnya saja. Seolah-olah, tertempeleng atau tidak, ditentukan HANYA oleh niat Anda sendiri. Sebab TUNGGAL.
Padahal sesungguhnya, Untuk tercapainya proses penempelengan tersebut, tidak semata-mata tergantung Kehendak Anda.
Misalnya, adakah karma buruk saya yang siap matang, menerima tempelengan? kalau ini ngga ada, maka niat anda tak terlaksana. Waktu, tempat dan faktor lain, ini SEMUA harus sinkron, barulah kehendak Anda, seseorang bisa terlaksana.

Quote from: G. Citra
Pernah mikirin kenapa timbul kata "maaf" gak bro ?
kalo belum, pikirin, trus bahas disini!
Kenapa timbul, belum pernah saya pikirkan. 
Boleh coba kita bahas, sebaiknya buat thread baru.

Quote from: G. Citra
Quote from: injulia
Apakah peristiwa ini bisa disebut: Bukti kebenaran Hk Karma?
Susah juga saya merespon, membantah ini. ;-)
Saya tidak membuat kasus berkembang! Anda yang membuatnya!
Sangat jelas bro ... Itu menunjukkan anda dah mau MUTER-MUTER ... 
Dah pusing bro ? Ngaso dulu atuh ... Jangan muter-muter ... tar tambah pusing ... 
Sudah saya akui, saya kesulitan merespon, kesulitan membantah point ini. :-)
sampai mikir lamaaaa, gimana mesti menjawab gitu. ;-)
Merasa argumen saya kedodoran...
Jelas, karena memang saya tidak punya kemampuan untuk MEMBANTAH ataupun MEMBENARKAN, secara PASTI. (teringat pada Post Bro Dhanu.)

Bukan muter2.
Di sinilah gunanya saya bertanya definisi HUKUM, pada Bro Kelana. Sepengetahuan saya, HUKUM Universal berlaku dimanapun, kapanpun, pada siapapun. Dalam sains, satu ketentuan baru bisa dikatagorikan sebagai HUKUM, setelah dibuktikan, tak terbantahkan oleh berbagai ujian. Kalau di proses ini benar, di proses lain tidak berlaku, maka ketentuan itu belum bisa disebut HUKUM.

Jadi kalau Anda menunjukkan satu proses sebagai bukti kebenaran Hk Karma, maka yang disebut HUKUM tersebut, harusnya bisa JUGA diterapkan di proses yang lain.

Ketika satu Hukum NAMPAK tidak sesuai dalam satu proses, maka ada dua kemungkinan:
=1= Hukum tersebut keliru, atau tidak universal
=2= Hukum itu benar, tapi masih ada parameter, faktor yang BELUM KITA IKUT SERATAKAN, atau belum kita ketahui.

Sebagai Buddhist, kita meyakini kebenaran Hukum Karma, maka mau tidak mau harus menerima yang =2=, bahwa masih ada parameter, faktor yang belum kita tahu dalam proses tersebut.

Nah, di proses yang Anda berikan, Anda merasa tahu parameternya sudah komplit. Kenapa di proses yang saya tunjukkan kita menyatakan =2=?
Apa yang kita gunakan untuk menyatakan: yang di contoh Anda parameternya sudah komplit sedang di proses contoh saya, belum komplit?

Anda TIDAK PUNYA KEMAMPUAN mengetahui mana yang parameternya sudah komplit mana yang belum.  Di sinilah nampak SPEKULASI, DUGAAN lah yang Anda terapkan.

Lanjut, Apa yang Samaneri, Anda sebut sebagai BUKTI kebenaran HK Karma, sesungguhnya BERDIRI DIATAS FONDASI SPEKULASI, DUGAAN. Spekulasi, Dugaan dalam hal menentukan sudah komplit atau belumkah parameter2nya.

***
Bro Citra and All,

Wah saya ngga nyangka bisa sampai di sini.
Rasanya saya sudah mengeluarkan semua apa yang saya pahami.
Kalau ada teman lain hendak menambahkan, menyimpulkan silahkan.
Dalam artian kesimpulan masing-masing pribadi, bukan kesimpulan thread ini.
Selanjutnya mari kita semua saling merenungkan semua yang sudah diposting.
 _/\_

Offline inJulia

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 256
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #83 on: 20 October 2009, 10:13:24 AM »
Ya sudah kalo hanya sang Buddha yang cuma bisa mengetahui Hukum karma aye juga mau bilang hanya Tuhan yang mengatur semua itu, kalian aja yang ditutupi debu di matamu =))
baca nih :
Matius
7:3  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

makanya kalo milih kepercayaan jangan buatan manusia makanya pada pusing =))  carilah dahulu kerajaan Allah dong ;D
Tepat Sekali!!!

Jelas,
agama dari Tuhan YME lebih sempuna dp buatan manusia lah.
Di bolak balik gimanapun, tetap demikian mestinya.
Mustahil kepercayaan buatan manusia bisa lebih sempurna dari Yang Maha Sempurna.

yang repot kan,
gimana kita tahu bahwa itu dari Tuhan yang Maha Esa?
Buat thread baru, kalao mau bahas ini hihihihi

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #84 on: 20 October 2009, 10:19:02 AM »
Terima kasih atas sharingnya Samaneri. sama2...
Sangat bagus kandungan moralnya. semoga demikian adanya krn memang benar adanya BAGI SIAPA YG MENANAM METTA MAKA AKAN MENUAI METTA PULA

tapi, maaf ya,
Selama kita masih puthujjana, maka seluk beluk Vipaka dari satu  Karma, hanya bisa kita sebut sebagai DUGAAN. tidak apa2, anda bebas berpendapat, negara kita menjamin siapapun utk mengeluarkan pendapat.

Kalau Samaneri ANGGAP itu sebagai BUKTI, KEPASTIAN, silahkan saja. iya, saya telah membuktikan adanya HUKUM KAMMA dalam kehidupan nyata oleh sebab itu saya bahagia sekali dapat mengenal dan mempelajari dhamma lebih mendalam saat ini

DIJAMIN pasti dia akan melakukan aksi perampokan di kantor kami, tapi karena dia merasakan metta dari saya, dengan tetap baik dg dia dan dia masih ingat sy dlu sll bantu buat PR, maka dia tidak mengganggu kami, buah METTA yang saya tanam berbuah keselamatan saya dan kantor saya dimana saya bekerja.
MUNGKIN saja PRADUGA Anda benar. semoga benar adanya yg terlihat hanya bukti nyata saya selamat, jk dia dongkol sy pura2 tidak mengenal nya, pasti akan dilampiaskan dg peluru panas bersarang ditubuh saya duluan pd saat dia jika jadi menjalankan aksinya.

Mungkin ngga berkelebat dibenaknya,"Gara2 Anda buatin PR2ku, saya jadi bodoh, tidak punya keahlian. maka sekarang saya jadi perampok."? saya tidak pernah berpikiran buruk kepada orang lain bahkan dg yg penjahat sekalipun sejak dahulu kala sebelum saya berjubah, saya selalu bersahabat dg siapa saja, sehingga di kota saya, ada beberapa daerah rawan para premannya mengenal nama saya hingga saat ini, pdhal saya tidak mengenal mereka, sehingga yg merasakan anak saya, dg bercerita bila lewat daerah rawan tsb selalu dipanggil dg embel2 nama saya (ini tidak bohong, silahkan hubungi anak saya utk bercerita). itulah buah dari kalau kita menanam metta. masihkah anda tidak mempercayai hk.kamma SIAPA MENANAM METTA MAKA AKAN MENUAI METTA pula? hayooo...jangan lalu anda menambahkan JANGAN2 SAMANERI ANGGOTA MEREKA...


Hidup ini TIDAK PASTI, kematian yang pasti. BETUL SEKALI, saya tidak pernah menyangsikan hal tsb, sy sedang menuju kepada kematian saya, demikian pula anda, sudah siapkah anda? sudahkah anda memperbaiki diri anda? sebelum anda mencela orang lain, sebelum anda mencaci orang lain, lihatlah diri anda sudah cukup baikkah anda? (maaf jika kurang berkenan) ini bukan berarti anda mencela saya, itu bukan demikian tp maksud saya dlm kehidupan sehari2 kita
Sebab terlalu banyak ketergantungan dalam satu vipaka. BETUL SEKALI

Terima kasih dan Anumodana
Semoga cita-cita luhur Anda segera tercapai.
 _/\_

Bro InJulia yg baik,
terima kasih Anumodana juga untuk anda, semoga anda juga ikut merasakan kebahagiaan saya...

jawaban saya yg berwarna biru...
saya akan menyudahi diskusi ini karena bagi saya sama saja dg anda2 semua minta dibuktikan tentang HUKUM GRAVITASI BUMI tapi anda MELUPAKAN bahwa tanpa gravitasi bumi anda TELAH MATI TERLEMPAR DLM RUANG ANGKASA tapai anda2 semua ngotot minta bukti hkm.gravitasi bumi (sungguh sangat disayangkan)

tanggapan terakhir saya ini jika ada pihak2 yg merasa kurang berkenan saya minta maaf.
krn kalian bersikukuh minta bukti yg seolah2 dlm benak kalian bukti hk.kamma berupa BARANG BUKTI SPT DLM SIDANG PERSIDANGAN HARUS ADA BUKTI BARANG OTENTIK, yg mana kalian melupakan bukti suatu hukum adalah kenyataan suatu efek, krn gravitasi bumi maka kalian tidak terpental ke ruang angkasa.

demikian saya mau menyudahi saja diskusi ini.
terima kasih untuk semua para glomod, mod, rekan2 DC terkasih.

may all beings be happy

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #85 on: 20 October 2009, 10:26:01 AM »
soli OOT bentar..

ada apa dengan jumlah lembaran ganjil ?

selingan anda ini sangat JELAS, CLEAR disampaikan dg sederhana.
hanya mereka yg mengerti maka di edisi pertama sudah clear, tidak berlanjut di edisi kedua...udahan juga ahh...

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #86 on: 20 October 2009, 10:28:58 AM »
Ya sudah kalo hanya sang Buddha yang cuma bisa mengetahui Hukum karma aye juga mau bilang hanya Tuhan yang mengatur semua itu, kalian aja yang ditutupi debu di matamu =))
baca nih :
Matius
7:3  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

makanya kalo milih kepercayaan jangan buatan manusia makanya pada pusing =))  carilah dahulu kerajaan Allah dong ;D

 ;D ANDA TEPAT SEKALI Bro Ryu....+GRP utk anda kali ini

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #87 on: 20 October 2009, 10:29:19 AM »
Closing statement yg telak dari samaneri, yg menghasilkan vipaka GRP (next month)

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #88 on: 20 October 2009, 10:32:16 AM »
 [at]  injulia

Terima Kasih, kalau bisa jangan minta maaf, saya malah jadi sungkan dan segan. Karena tidak ada kekeliruan yang perlu dimaafkan. Saya juga belajar Buddha Dhamma, karena melihat begitu banyak MANFAAT yang dapat dipetik untuk kehidupan ini. Makanya saya selalu katakan BUDDHA DHAMMA ADALAH INDAH DAN MENAKJUBKAN.

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« Reply #89 on: 20 October 2009, 10:33:59 AM »
 _/\_

kita disini adalah untuk berdiskusi semua, tdk perlu pakai maaf dan ataupun menyalahkan satu dgn yang lain (kalo ada)  ;D.......... berdiskusi adalah berdiskusi. ayo lanjutkan  ;D

 _/\_