//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Boleh gak Oral Sex?  (Read 58306 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #30 on: 07 April 2008, 01:37:23 PM »

Namo Buddhaya,

Kalau dasar pemikirannya: hubungan sex yg boleh dilakukan hanyalah untuk mendapatkan keturunan.

Berarti hubungan badan yg dilakukan oleh suami istri pun hampir semuanya tidak sah. Karena, hubungan sex antar suami istri yg dilakukan untuk mendapat keturunan paling hanya berapa kali? sedangkan sisanya yg dilakukan beberapa hari sekali dalam puluhan tahun (ribuan kali) adalah tidak sah, karena jelas2 demi kesenangan belaka.

pertama berkaitan dengan hubungan resmi suami-istri.
kedua, setelah itu baru bisa membicarakan hal hubungan intim selanjutnya.
inti dari seksual yg paling penting adalah penurunan generasi selanjutnya.
kemudian silakan tambahan tujuan seksual yang lain, seperti pememuhan harsat seksual (biologis).
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.
kalau membandel mau juga, silakan lakukan (tidak ada yg merasa bersalah atau ter-opresi, karena semua orang bertanggung jawab atas tindakannya).

Jadi mohon dimengerti bahwa bukan urusan "Sah" atau tidaknya suatu hubungan untuk menurunkan keturunan, namun hubungan seksual antar suami istri sah yang merupakan kategori pemenuhan hasrat seksual (biologis), tentu saja sah, yang tidak tepat adalah pada lubang yang tidak semestinya.

Quote
Dasar pemikiran ini menurut saya tidak logis.

Hubungan badan biasa, oral, anal, dengan berbagai macam variasinya, semuanya hanyalah untuk memuaskan nafsu ragawi. Kegiatan ini adalah untuk pemuasan panca indra.

Sama halnya dengan makan eskrim... kita makan eskrim bukan untuk kebutuhan jasmani bukan? melainkan untuk memuaskan panca indra kita. Lantas, apakah makan eskrim tidak dibenarkan?


Makan eskrim adalah tindakan sendiri (melakukan sendiri), yaitu memasukkan bahan makanan ke dalam tubuh kita (kecuali ada orang yg memaksa atau menjejali anda makan eskrim hehehe).

kalau hubungan seksual berkaitan dengan 2 manusia (suami - istri), jadi lebih byk aspek yg perlu diperhatikan.

kalau lagi panas banget, makan eskrim bisa melegakan...then why not.......kalau makan eskrim karena tertarik sama rasanya, karena bungkusannya, karena mereknya.....tentu anda perlu mikir beberapa kali....
namun kalau mau makan eskrim karena tertarik sama warna, rasanya, dsb...tentu saja boleh, karena kamu berhak penuh untuk makan eskrik atau tidak.

Quote
Memang berbeda, aturan untuk perumah tangga dan aturan untuk sangha.

Setahu saya, apapun kegiatan demi kesenangan, termasuk makan eskrim, tidak dibenarkan bagi Sangha. Sedangkan untuk umat awam, tidak ada larangan.


Aturan umat biasa dan sangha memiliki kesamaan sampai taraf tertentu, dan memiliki fondasi penjelasan yang mirip.
namun memang lebih kompleks aturan untuk monastik, dan lebih detail, begitulah sempurnanya Buddha Sakyamuni dalam menurunkan aturan demi kebaikan para monastik utk melatih badan jasmani dan ucapan yang akhirnya mendukung latihan mentalnya.

Karena Buddha mengerti posisi sebagai perumah tangga, maka diberikan 5 Sila, dan setiap upasotha ada boleh melaksanakan 8 sila (sila satu hari), buktinya buddha tidak memberikan 50 Sila utk umat berumah tangga :)

Monastik tentu saja boleh makan eskrim, namun seorang monastik yg berlatih akan selalu memeriksa batinnya, makan eskrim utk kesenangan doang? kesenangan lidah? untuk kenyang? menerima tawaran umat? memberi kesempatan kepada orang lain utk berbuat dana?
ini tugas wajib dari monstik utk selalu menge-cek batinnya......
kalau umat biasanya juga mau menge-cek batinnya setiap kali berkaitan dengan 5 Sila, tentu saja bagus, ini bisa jadi latihan spiritual yg bagus, kembali lagi, mau melakukannya atau tidak...itu tergantung umat tersebut.

bagi monastik, itu suatu kebajikan utk menjaga ketat aturannya...
tentu saja bagi umat juga demikian, jagalah 5 sila dengan serius....jangan menganggap enteng 5 Sila......

bow and respect,

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #31 on: 07 April 2008, 01:50:16 PM »
 _/\_ apakah pada saat melakukan sex,seorang umat perumah tangga harus tiba2 teringat....eh ini bukan ajaran Dhamma.trus akhirnya merasa illfeel dan tidak ingin melakukan sex lagi karna berpikiran bahwa ada tembok pembatas sana sini....mungkin mengendalikan nafsu adalah iya,hal ini harus dikembalikan lagi kepada pasangan itu.
untuk umat awam sendiri mungkin sex yang dilakukan dengan beberapa variasi adalah sebuah ekspresi keintiman...dan telrihat sex memang membantu rumah tangga lebih baik karena komunikasi terjalin secara biologis.
ada beberapa cara pandang tapi kembali lagipertanyaan awal adalah umat awam boleh melakukan itu termasuk berjinah apa ngga. Dalam Sila Pancasila,hanya diteruskan kalo sex dialkukan pada pasangan tidak resmi yang belum menikah. dimana Sang Buddha mengatakan bahwa sex tidak boleh dilakukan pada perempuan yang masih berada dalam naungan keluarganya.
soal acara ranjang,ini balik lagi ke pasangan,soal variasi dan teknik2nya. hal ini berlaku hanya untuk perumah tangga ,kalo dia ingin menjadi pertapa,bhikkhu,lebih baik mempersiapkan diri untuk abrahmacariya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #32 on: 07 April 2008, 01:55:51 PM »
Quote
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.

Mohon disebutkan. Jangan yang berasal dari Tibetan Abidharma. Jangan yang berasal dari interpretasi masa kini, tetapi berdasarkan kitab komentar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #33 on: 07 April 2008, 02:00:16 PM »
asal ga ada unsur paksaan, ga ada yg dirugikan, ga ada yg dibuat menderita, gaya apapun, posisi apapun, lubang manapun it's ok...

bagi yg sudah bersuami/istri, tentu harus commit terhadap pasangan hidupnya. kalau bersex dgn yg bukan pasangannya baru melanggar sila.

itu menurutku seh... mungkin pendapat yg lain berbeda :)

Ibu Tesla, mohon renungkan sekali lagi, menurut hatimu yg paling dalam, oral seks suatu tindakan yang pantas? apakah tujuang dari hidup berumah tangga yang sebagaiman Buddha jelaskan?
MWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #34 on: 07 April 2008, 02:04:25 PM »
Quote
Berhubungan seksual utk pemenuhan kebutuhan biologis, tentu saja silakan, ini alami bagi perumah tangga, yang kurang pantas menurut saya adalah pada "lubang" yang tidak tepat, yaitu "oral seks".

saya ingin comment tapi takut terlalu vulgar
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #35 on: 07 April 2008, 02:07:59 PM »
 [at] Ibu Tesla

Vulgar is up to the ear/eye(Text) of the beholder..

speak up ajah..gk usah malu2 bu Tesla..

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #36 on: 07 April 2008, 02:08:56 PM »
 _/\_ kalo kata guru aku, kok nanya sex nya ama kita(bhikkhu) ,wong kita belom pernah namanya sex kok,soal beginian harus ditanyakan kepada upasaka-upasika(umat perumah tangga),kita hanya bisa menjabarkan melalui pandangan Buddhism tapi prakteknya tetep aja upasaka-upasika. Jadi, gunakan kebijaksanaan saja dalam melakukan sesuatu.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #37 on: 07 April 2008, 02:11:21 PM »
em...

saya ganti cara bertanya saja agar tidak vulgar...

dari oral-sex saya turunkan ke ciuman & belaian...

apakah menurut samanera, ciuman & belaian (foreplay) tidak dibutuhkan? cukup langsung tancap & injeksi, mission complete...
« Last Edit: 07 April 2008, 02:15:13 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #38 on: 07 April 2008, 02:13:55 PM »
Dan juga berhubungan sex di siang hari tidak baik (unskillful) menurut Tibetan Abidharma, tetapi tidak diketemukan di Sutta Theravada
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #39 on: 07 April 2008, 02:16:13 PM »
[at] Ibu Tesla

Vulgar is up to the ear/eye(Text) of the beholder..

speak up ajah..gk usah malu2 bu Tesla..

Ibu Tesla sedang berhalangan utk online (jaga anak)
sekarang yg online suaminya :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #40 on: 07 April 2008, 02:21:05 PM »
 _/\_ ehm...sodara-sodara, Samanera Nyanabhadra sudah menjelaskan dengan baik dari segi pandangan Buddhism dan juga logsinya yah bener kita melakukan sex untuk meneruskan keturunan. Penjelasan dia akan sampai disitu saja karena Samanera bukanlah praktisi rumah tangga. Jadi apa yang dia pelajari memang seperti itu.
Praktik sex dikembalikan lagi kepada anda semua,mau seperti apa,gaya apa,yang penting anda tahu batasan jelasnya Pancasila sila ke3 itu seperti apa.
Sebagaimana yang saya pelajari , batasan sex untuk upasaka hanya mencakup tidak berselingkuh,tidak melakukan dengan pasangan tidak resmi,soal urusan ranjang...itu hanya sebuah variasi,masyarakat kita mungkin muna melihat bahwa oral sex tidak wajar tapi menurut aku,ketika mereka olah raga malam,menu ini juga akan dimasukkan.
yang disebut ekstrim mungkin lebih ke hal dimana kita bisa melakukan oral sex dengan siapa aja.namun untuk pasangan pribadi. kita berpegang pada Pancasila .
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #41 on: 07 April 2008, 02:22:33 PM »
Saya gak rela Sutta dibuat salah kutip.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #42 on: 07 April 2008, 02:25:53 PM »
 [at] samanera Nyanabhadra,

Tidak ada penyaluran biologis murni hanya untuk memiliki keturunan. Saat melakukannya disana sudah ada Lobha, dosa, dan Moha yg disingkat dengan kenikmatan ragawi. Artinya bersamaan dengan ingin memiliki keturunan disana juga ada  keinginan untuk menikmati kepuasaan panca indra, ini adalah 2 hal yg tidak mungkin dipisahkan dalam konteks suka sama suka.

Nah jika ada dalam sutta2 theravada ataupun mahayana mengenai, tidak baiknya atau tidak tepatnya oral sex, bisa ditulis sutta apa, atau kitab apa? dan isinya apa?

Lubang yg ditidak tepat untuk pemuasan nafsu sex adalah lubang telinga, lubang hidung karena memang ada efek sampingnya, termasuk lubang anus. Jadi kata "tidak tepat "sebenarnya hanya masalah teknis kesehatan saja, bukan masalah melanggar sila atau tidaknya.

 _/\_

« Last Edit: 07 April 2008, 02:28:12 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #43 on: 07 April 2008, 02:27:45 PM »
 _/\_ salah paham aja lah. buat apa dipanjang-panjangin lagi.ntar dari tetangga bilangin kita ja ribet2 begini buat sex aja repot. inget batasan kita sebagai Upasaka dengan seorang yang brahmacariya.
mungkin Samanera Nyanabhadra bisa menambahkan bahwa ini juga tidak sesuai dengan efek kesehatan. mari pandangi segala sesuatu dari Jalan Tengah.
« Last Edit: 07 April 2008, 02:30:38 PM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #44 on: 07 April 2008, 02:29:54 PM »
Quote from: nyanabhadra
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.
Samanera, minta rujukannya donk utk keduanya. Biar pijakan kita pada enak nih.
There is no place like 127.0.0.1