//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Boleh gak Oral Sex?  (Read 58556 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Boleh gak Oral Sex?
« on: 06 April 2008, 09:42:42 PM »
Rekan-rekan,
saya mau tanya mengenai Oral Sex.
Dalam Agama Buddha diperbolehkan atau tidak Oral Sex walaupun antara Suami Istri?
Soalnya saya pernah baca Buku Karma dikatakan bahwa Oral Sex, Anal Sex tidak diperbolehkan walaupun antara Suami Istri karena itu termasuk Pelanggaran Sila ke 3 : Berzinah.

Mohon masukan dari teman-teman.
Thanks sebelumnya
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #1 on: 06 April 2008, 10:42:42 PM »
yang normal2 aja bos

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #2 on: 06 April 2008, 10:45:54 PM »
asal ga ada unsur paksaan, ga ada yg dirugikan, ga ada yg dibuat menderita, gaya apapun, posisi apapun, lubang manapun it's ok...

bagi yg sudah bersuami/istri, tentu harus commit terhadap pasangan hidupnya. kalau bersex dgn yg bukan pasangannya baru melanggar sila.

itu menurutku seh... mungkin pendapat yg lain berbeda :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #3 on: 07 April 2008, 01:22:22 AM »
Quote
Soalnya saya pernah baca Buku Karma dikatakan bahwa Oral Sex, Anal Sex tidak diperbolehkan walaupun antara Suami Istri karena itu termasuk Pelanggaran Sila ke 3 : Berzinah.

agak aneh ya ini...

gw setuju ama ko tesla... ajaran buddha mah begitu kan... asal gak merugikan siapapun...  ^-^

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #4 on: 07 April 2008, 05:59:33 AM »
suami istri tapi berzinah? definisi zinahnya beda kali yah, dan zinah itu kan istilah tetangga.

hubungan sexual dalam buddhisme itu di vinaya *utk bhikkhu* itu definisinya memasukkan si pria punya ke 3 lubang, jadinya oral, anal dan biasa. tidak pernah ada ketemu yang bilang salah satu lubang itu "zinah" sih.

There is no place like 127.0.0.1

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #5 on: 07 April 2008, 07:57:57 AM »
 :)) topik yang mendebarkan hahahah.
Sang Buddha dalam vinayanya menyarankan kepada bhikkhu bahwa ada 3 jenis lubang yang tidak boleh dimasukkan yaitu mulut,anus,dan kelamin...ini khusus untuk bhikkhu.
Sedangkan untuk upasaka-upasika diterapkan Pancasila Buddhist yaitu kamesumicacara. dalam artian umum berjinah. Berbeda dengan brahmacariya(tidak melakukan sex samasekalipun), kamesumicacara diharapakan sebagai sila yang melindungi kepentingan umat perumah tangga dari icip-icip(selingkuh).
Kembali ke topik,apakah kita boleh melakukan oral sex...hanya ada satu syarat yaitu kepada pasangan resmi(baik pacaran ataupun menikah),selama dalam komitmen berpasangan,itu it's okay,tapi melakukan dengan orang lain yang bukan pasangan,itu termasuk berzinah.
Jadi bedakan sila upasaka dengan vinaya bhikkhu dan pahami sila upasaka bukan brahmacariya seperti yang diterapkan dalam Atthasila(8 Sila)
« Last Edit: 07 April 2008, 10:42:33 AM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #6 on: 07 April 2008, 08:01:43 AM »
 :)) pertanyaan lagi,buku karma karangan siapa yang bro hengky baca? KarmaSutra atau KamaSutra :)) . Well,untuk jelasnya bisa konsultasikan ke Bhante,menjawab pertanyaan bro hengky,aku dulu pas masih belajar,sudah pernah tanya ke Bhante mengenai hal ini,kalo ada pertanyaan lagi,monggo.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #7 on: 07 April 2008, 08:18:47 AM »
Theravada dan Mahayana tidak ada larangan (setahu saya), kalau sebagian Tantrayana sepertinya tidak boleh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #8 on: 07 April 2008, 08:41:44 AM »
 :)) yang penting bedakan aja anda sebagai upasaka atau sebagai bhikkhu. selama anda tidak selingkuhan,sah sah saja,namanya variasi. biasanya omongan oral seks boleh apa ngganya terpengaruh oleh konsep agama tetangga.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #9 on: 07 April 2008, 09:08:48 AM »
Tambahan aja, Yg penting yg melakukan oral sex, tidak sariawan atau ada penyakit mulut , karena bisa menyebabkan penyakit kelamin. Safe Play lha.

Masalah melanggar sila atau tidak sudah dijelaskan para pakar2 diatas, yg penting win2 solution.

Coba pas lagi oral sex, langsung bayangin Asubha :)) :))

 _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #10 on: 07 April 2008, 09:17:23 AM »
 :)) apanya yang asubha, itunya jadi bangkai.....weheheheheh doh serem.kalo memang merasa bertentangan dengan batin,kenapa ga gaya jadul aja jadi yang biasa2 aja ga pake masuk mulut or anus. heheh betul kata bond,jangan ampe sariawan ato ada penyakit mulut....hihihi bisa aja nanti keluarnya warna ijo,hahah  ^:)^
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #11 on: 07 April 2008, 09:28:59 AM »
cuman beda organ... gak beda jauh.
slamet ber-oralsex-ria ;D
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #12 on: 07 April 2008, 09:31:21 AM »
Soalnya saya pernah baca Buku Karma dikatakan bahwa Oral Sex, Anal Sex tidak diperbolehkan walaupun antara Suami Istri karena itu termasuk Pelanggaran Sila ke 3 : Berzinah.

btw yg dimaksud ko hengki sila pancasila atau atthasila?
kalau pancasila, aman bro...
kalau atthasila, jelas sudah terlanggar...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline GiNong

  • Sebelumnya X-aeons
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 177
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • wkwkwk
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #13 on: 07 April 2008, 09:44:53 AM »
Soalnya saya pernah baca Buku Karma dikatakan bahwa Oral Sex, Anal Sex tidak diperbolehkan walaupun antara Suami Istri karena itu termasuk Pelanggaran Sila ke 3 : Berzinah.

btw yg dimaksud ko hengki sila pancasila atau atthasila?
kalau pancasila, aman bro...
kalau atthasila, jelas sudah terlanggar...
sep setuju
 ;D ;D ;D
ginong




kwkwkwkwkkwkwk

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #14 on: 07 April 2008, 10:15:09 AM »
:)) topik yang mendebarkan hahahah.
Sang Buddha dalam vinayanya menyarankan kepada bhikkhu bahwa ada 3 jenis lubang yang tidak boleh dimasukkan yaitu mulut,anus,dan kelamin...ini khusus untuk bhikkhu.
Sedangkan untuk upasaka-upasika diterapkan Pancasila Buddhist yaitu kamesumicacara. dalam artian umum berjinah. Berbeda dengan brahmacariya(tidak melakukan sex samasekalipun), kamesumicacara diharapakan sebagai sila yang melindungi kepentingan umat perumah tangga dari icip-icip(selingkuh).
Kembali ke topik,apakah kita boleh melakukan oral sex...hanya ada satu syarat yaitu kepada pasangan resmi(baik pacaran ataupun menikah),selama dalam komitmen berpasangan,itu it's okay,tapi melakukan dengan orang lain yang bukan pasangan,itu termasuk berzinah.
Jadi bedakan sila upasaka dengan vinaya bhikkhu dan pahami sila upasaka bukan brahmacariya seperti yang diterapkan dalam Atthasila(8 Sila)

Hubungan intim intinnya adalah meneruskan generasi, bukan untuk kenikmatan, jagan cari-cari alasan untuk "membenarkan" oral seks, saya rasa sudah jelas oral seks adalah demi kenikmatan semata dan berhubungan intim yang sudah tidak sesuai dengan tujuanya, yaitu meneruskan generasi baru. kalau oral seks bisa membuahkan generasi baru, itu lain cerita.
akibatnya yah tanggung masing-masing.
Suhu Nyanadhanda perlu memperhatikan kultur Indonesia, jgn samakan dengan orang barat, ini jg tercantum dalam sabda Buddha, kultur dan adat istiadat lokal sangat perlu diperhatikan. saya kuatir dengan komentar anda menyatakan pasangan resmi (termasuk pacaran), sudah jelas banyak pacaran yang tak punya komitmen jangka panjang...namun yang sudah menikah sudah menyatakan komitmen panjang, namun terjadi perubahan itu lain cerita.
kalau pacaran yg komitmen panjang, tentu juga tidak boleh berhubungan seksual, karena kultur indonesia yang tidak mengizinkan, itu menjadi karma buruk, bakal di cemooh orang, dan bahkan ajaran Buddha juga bisa dicemooh, karena menyatakan boleh berhubungan intim dengan pasangan pacaran.

komitmen jangka panjang menjadi tolak ukut, lubang yang sesuai, waktu yang cocok, namun ada faktor lain yang perlu diperhatikan sebagaimana adat istiadat setempat.

Menurut penjelasan yg dikutip dari "Intisari Samudra Vinaya", disebutkan sila berkaitan dengan kamesumicchacara itu adalah pasangan resmi (tentu saja suami - istri), walaupun suami istri, tentu saja ada persetujuan, jika istri lagi ada halangan atau hamil, atau lagi sakit, tentu boleh menolak, dan sebaliknya. suami-istri juga tidak boleh ada unsur paksaan.

Abhramacariya adalah total tidak melakukan seks sama sekali, terhadap orang lain maupun diri sendiri (termasuk mansturbasi dan onani), segala aktivitas seks yang melibatkan badan jasmani dan ucapan, beserta beberapa komponen seperti obyek, motivasi, tindakan, dan perampungan sudah lengkap, maka seorang monastik dianggap bukan monastik lagi, walaupun dia masih tetap mengenakan jubah! komitmen vinayanya sudah seperti "Bangkai" tidak akan memberikan hasil apapun.

sila abhramacarya pada 8 sila dan yg punya samanera itu persis sama, bedanya 8 sila hanya utk 1 hari. sedangkan yang samanera untuk seumur hidup atau selama dia masih termasuk dalam status sramanera, apalagi bhiksu.

jadi, sadarilah bahwa oral seks adalah lubang yang tidak tepat, sadarilah keinginan yang tidak tepat itu, keinginan untuk melakukan seksual untuk bersenang-senang dan menikmati semata.

Orang dunggu merasa berbuat tidak bajik sedikit saja tidak apa-apa dan tidak memberikan efek buruk, padahal dia seperti orang yang meneteskan air ke penampungan air, sedikit demi sedikit air menjadi banyak dan penuh, begitu juga dengan dunggu mengumpulkan karma buruk sangat banyak.

selamat berlatih,

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #15 on: 07 April 2008, 10:18:02 AM »
Theravada dan Mahayana tidak ada larangan (setahu saya), kalau sebagian Tantrayana sepertinya tidak boleh.

Mohon di catat baik-baik, Tantrayana adalah bagian dari Mahayana. kalau kita menelusuri secara dalam naskah Theravada, Mahayana Zen, Tanah Suci, saya rasa akan menemukan berbagai sumber yang menyatakan berhubungan pada lubang yang tidak tepat (oral seks) adalah pelanggaran terhadap sila yang kita punya.
Jangan "meng-encerkan" Dharma dengan mengatakan tidak ada larangan dari aliran-aliran tertentu.

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #16 on: 07 April 2008, 10:22:37 AM »
asal ga ada unsur paksaan, ga ada yg dirugikan, ga ada yg dibuat menderita, gaya apapun, posisi apapun, lubang manapun it's ok...

bagi yg sudah bersuami/istri, tentu harus commit terhadap pasangan hidupnya. kalau bersex dgn yg bukan pasangannya baru melanggar sila.

itu menurutku seh... mungkin pendapat yg lain berbeda :)

Ibu Tesla, mohon renungkan sekali lagi, menurut hatimu yg paling dalam, oral seks suatu tindakan yang pantas? apakah tujuang dari hidup berumah tangga yang sebagaiman Buddha jelaskan? apakah tujuan sesungguhnya dari berumah tangga dan berhubungan seksual antara pasangan yang resmi?
seperti posting sebelumnya, kalau oral seks bisa membuahkan generasi baru, tentu saja itu sesuai dengan salah tujuan berumah tangga dan melakukan hubungan seksual pasangan suami-istri.

ini berhubungan dengan norma kepantasan, adat kultur tempat kita tinggal, budaya setempat, jangan membuta akan norma-norma tempat kita tinggal.

bow and respect,

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #17 on: 07 April 2008, 10:28:26 AM »
wah, bisa kembali ke topik lama nih... soal mail dari ajahn brams ke HH DL  ;D
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #18 on: 07 April 2008, 10:31:03 AM »
 :whistle: padahal ane bermaksud biar gak bingung
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #19 on: 07 April 2008, 10:40:16 AM »
 _/\_ thanks untuk penjelasannya Samana Nyanabhadra
Dalam Sabda Sang Buddha memang ada dijelaskan bahwa untuk memulai segala sesuatu harus memperhatikan 4 hal
1. apakah bertentangan dengna hukum negara
2. apakah bertentangan dengan hukum masyarakat
3. apakah bertentangan dengna diri sendiri
4. apakah bertentangan dengan alam
<mohon dibetulkan kalo salah>
Dalam hal ini mungkin tulisan saya lebih terdengar,ayo lakukan oral seks ria ,it's okay kok. pemikiran saya begini,saya ingin membedakan sila upasaka dan sila kebhikkhuan.
Dalam sila upasaka yaitu Pancasila,selama dalam komitmen,tidak diperkenankan berselingkuh.
Dalam atthasila dan vinaya yaitu abrahmacariya,hal ini tidak diperkenankan melalui 3 lubang tadi.

untuk itu,saya sendiri akan meralat pernyataan saya yang pertama.  _/\_

Gunakan kebijaksanaan untuk melihat. Orang-orang berpendapat
1. Oral seks adalah variasi dalam melakukan seksual
2. Oral seks bisa juga dikatakan lust(sekedar pemuasan nafsu)
3. Oral seks bisa dikatakan tidak resmi karena masyarakat / adat isitiadat (yang ga muna lho yah)
4. Oral seks bisa dikatakan sebagai alternatif pada saat si istri tidak dapat melayani suami (cth :mens)
5. Oral seks bisa dikatakan okay-okay saja toh lazim dilakukan.

So what will u do kalo kebingungan menurut Sang Buddha? kalau memang itu masih diperdebatkan/dibingungkan tiada akhir,mendingan tinggalkan saja dan tidak usah dilakukan.


kalo jadi org muna...sama aja toh
« Last Edit: 07 April 2008, 10:52:21 AM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #20 on: 07 April 2008, 10:50:08 AM »
Maksud saya bukan sektarian, tapi menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan saya tidak bermaksud "mengencerkan" sesuatu. Gak tahu kekotoran batin atau apa, tetapi saya tidak suka menempatkan sesuatu hanya dari satu sisi.

Pertanyaan asli :
Quote
Dalam Agama Buddha diperbolehkan atau tidak Oral Sex walaupun antara Suami Istri?

Ini definisi dari Theravada :
http://www.yellowrobe.com/five_precepts
Quote
The commentaries to the Brahmajala-sutta and the Kangkha-vitarani cite two factors for the third precept:

    * sevanacittam -- the intention to have sexual intercourse.
    * maggena maggap-pati-padanam -- sexual contact through any one of the 'paths' (i.e., genitals, anus or mouth).

The commentary to the Khuddakapatha gives four factors for the third precept:

    * ajjha-caraniya-vatthu -- the bases or paths for wrong conduct.
    * tattha sevanacittam -- the intention to have sexual intercourse through any of the above ajjha-caraniya-vatthu.
    * sevanap-payogo -- the effort at sexual intercourse.
    * sadiyanam -- being pleased .

Alasan saya bilang Theravada dan Mahayana boleh, karena saya tidak pernah menemui hal tersebut dilarang dalam konteks lima sila dan perumah tangga. Tetapi saya juga tahu HH Dalai Lama menyatakan sesuatu pasti berdasarkan teks-teks juga, kalau gak salah berhubungan dengan Pandaka. Dan saya menghormati semua pihak, karena itu saya sebutkan sebagian Tantrayana bukan hanya satu sisi saja.
« Last Edit: 07 April 2008, 10:52:43 AM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #21 on: 07 April 2008, 11:19:12 AM »
asal ga ada unsur paksaan, ga ada yg dirugikan, ga ada yg dibuat menderita, gaya apapun, posisi apapun, lubang manapun it's ok...

bagi yg sudah bersuami/istri, tentu harus commit terhadap pasangan hidupnya. kalau bersex dgn yg bukan pasangannya baru melanggar sila.

itu menurutku seh... mungkin pendapat yg lain berbeda :)

Ibu Tesla, mohon renungkan sekali lagi, menurut hatimu yg paling dalam, oral seks suatu tindakan yang pantas? apakah tujuang dari hidup berumah tangga yang sebagaiman Buddha jelaskan? apakah tujuan sesungguhnya dari berumah tangga dan berhubungan seksual antara pasangan yang resmi?
seperti posting sebelumnya, kalau oral seks bisa membuahkan generasi baru, tentu saja itu sesuai dengan salah tujuan berumah tangga dan melakukan hubungan seksual pasangan suami-istri.

ini berhubungan dengan norma kepantasan, adat kultur tempat kita tinggal, budaya setempat, jangan membuta akan norma-norma tempat kita tinggal.

bow and respect,

tujuan hidup berumah tangga (lebih specifiknya: sex) tidak sekedar mendapatkan keturunan :)
bahkan menurut saya, mayoritas hubungan sex terjadi dg tujuan mendapatkan kenikmatan. saya berbicara secara defacto, bukan idealis yah...

Quote
Orang dunggu merasa berbuat tidak bajik sedikit saja tidak apa-apa dan tidak memberikan efek buruk, padahal dia seperti orang yang meneteskan air ke penampungan air, sedikit demi sedikit air menjadi banyak dan penuh, begitu juga dengan dunggu mengumpulkan karma buruk sangat banyak.

menurut saya ajaran Buddha adalah universal, meliputi utk perumah tangga. mengikis lobha, dosa dan moha bukan pekerjaan yg dapat dilakukan sekaligus dalam satu waktu. semuanya adalah proses yg butuh waktu.

dunggu ataupun bijaksana? cobalah bercermin pada diri kita sendiri, dapatkah saya menahan semua tetesan air yg jatuh sekarang?

bow and respect
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #22 on: 07 April 2008, 11:36:42 AM »
Hidup itu harus realistis, selama menjadi perumah tangga dan belum bisa menaklukan nafsu sex, Ok2 saja oral sex  yg penting ngak selingkuh. Jaman sekarang jarang sekali having sex hanya buat keturunan.Dan walaupun membuat keturunan adalah hal yg tidak mungkin juga tidak mengalami kenikmatan surga duniawi alias orgasme, jadi mustahilah alih-alih murni buat keturunan. Mau ereksi aja mesti ada nafsu yg membawa kenikmatan duniawi baru bisa ON. Kalau tidak gimana bisa punya anak dengan voltage yg rendah? ;D

Jadi mau oral sex atau tidak , itu semua adalah pilihan, tidak bisa dipukul rata salah dan benar. Yang pasti selama ada nafsu sex, ngak bisa mencapai Nibbana. Jadi intinya adalah kilesa itu sendiri. Bentuk kilesa mau diapakan itu hanya pengembangan saja dan tetap tidak membawa pencerahan.

Sila2 itu dibuat untuk pengendalian diri yg harus dipakai secara bijaksana, kalau semuanya ini dan itu tidak boleh,hitam diatas putih dan demi kesucian diterapkan pada mereka yg belum siap, apa ngak stress nantinya :))

Yang saya tau ajaran Buddha mengajarkan tentang bagaimana mencapai pembebasan, dan bukan masalah oral sex tidak  boleh bagi umat awam. Nilai2 dalam masyarakat pun harus dipikir secara realistis, jangan2 nantinya jadi kemunafikan.

Jadi tetap pada pilihan masing2, mau jalan kesucian, jalankan dengan baik, mau jalan ngesex, jalankan dengan pasangan resminya(terserah mau fantasi apa sepanjang dua2nya enjoy ).Lagian waktu oral sex emangnya ada yg liatin, terus mengatakan "hey kamu tidak boleh oral sex karena melanggar sila!" who knows and I don't care, uda bagus ngak selingkuh, masi pake nakut2in dgn sila ngak boleh oral sex? :)) :))(inilah kata org yg masih penuh dengan kilesa) ;D ;D
 _/\_
 
« Last Edit: 07 April 2008, 11:45:40 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #23 on: 07 April 2008, 11:42:52 AM »
suami istri tapi berzinah? definisi zinahnya beda kali yah, dan zinah itu kan istilah tetangga.

hubungan sexual dalam buddhisme itu di vinaya *utk bhikkhu* itu definisinya memasukkan si pria punya ke 3 lubang, jadinya oral, anal dan biasa. tidak pernah ada ketemu yang bilang salah satu lubang itu "zinah" sih.


*sok polos mode on*
aku gk ngerti neh..~~ maksudnya apa yak yg di BOLD itu... :))

*sok polos mode off*

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #24 on: 07 April 2008, 11:44:26 AM »
Theravada dan Mahayana tidak ada larangan (setahu saya), kalau sebagian Tantrayana sepertinya tidak boleh.

Mohon di catat baik-baik, Tantrayana adalah bagian dari Mahayana. kalau kita menelusuri secara dalam naskah Theravada, Mahayana Zen, Tanah Suci, saya rasa akan menemukan berbagai sumber yang menyatakan berhubungan pada lubang yang tidak tepat (oral seks) adalah pelanggaran terhadap sila yang kita punya.
Jangan "meng-encerkan" Dharma dengan mengatakan tidak ada larangan dari aliran-aliran tertentu.

bow and respect,
dalam Theravada tidak ada karena...Lobang hanyalah lobang..-_-"

yg penting adalah NIAT..

mao lobang A kek..lobang B kek.. Lobang C kek..

semuanya itu Niatnya cuma 1..

berdasarkan nafsu..

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #25 on: 07 April 2008, 12:00:17 PM »
Hubungan intim intinnya adalah meneruskan generasi, bukan untuk kenikmatan, jagan cari-cari alasan untuk "membenarkan" oral seks, saya rasa sudah jelas oral seks adalah demi kenikmatan semata dan berhubungan intim yang sudah tidak sesuai dengan tujuanya, yaitu meneruskan generasi baru. kalau oral seks bisa membuahkan generasi baru, itu lain cerita.
samanera, saya berbeda pendapat dengan anda. saya malah berpikir pendapat samanera di atas kurang tepat dan bisa menimbulkan supression dan pertentangan batin kepada umat yg percaya kepada anda. saya kawatir umat awam yg membaca tulisan anda menjadi "merasa bersalah" untuk menikmati seks dari pasangan sahnya yg ujung2nya akan mengganggu keharmonisan rumah tangganya...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #26 on: 07 April 2008, 12:14:12 PM »
apakah tujuang dari hidup berumah tangga yang sebagaiman Buddha jelaskan? apakah tujuan sesungguhnya dari berumah tangga dan berhubungan seksual antara pasangan yang resmi?
seperti posting sebelumnya, kalau oral seks bisa membuahkan generasi baru, tentu saja itu sesuai dengan salah tujuan berumah tangga dan melakukan hubungan seksual pasangan suami-istri.


Namo Buddhaya,

Kalau dasar pemikirannya: hubungan sex yg boleh dilakukan hanyalah untuk mendapatkan keturunan.

Berarti hubungan badan yg dilakukan oleh suami istri pun hampir semuanya tidak sah. Karena, hubungan sex antar suami istri yg dilakukan untuk mendapat keturunan paling hanya berapa kali? sedangkan sisanya yg dilakukan beberapa hari sekali dalam puluhan tahun (ribuan kali) adalah tidak sah, karena jelas2 demi kesenangan belaka.

Dasar pemikiran ini menurut saya tidak logis.

Hubungan badan biasa, oral, anal, dengan berbagai macam variasinya, semuanya hanyalah untuk memuaskan nafsu ragawi. Kegiatan ini adalah untuk pemuasan panca indra.

Sama halnya dengan makan eskrim... kita makan eskrim bukan untuk kebutuhan jasmani bukan? melainkan untuk memuaskan panca indra kita. Lantas, apakah makan eskrim tidak dibenarkan?

Memang berbeda, aturan untuk perumah tangga dan aturan untuk sangha.

Setahu saya, apapun kegiatan demi kesenangan, termasuk makan eskrim, tidak dibenarkan bagi Sangha. Sedangkan untuk umat awam, tidak ada larangan.

Demikianlah pendapat saya.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #27 on: 07 April 2008, 12:33:26 PM »
 _/\_ balik lagi,anda umat awam atau bhikkhu atau ascetic? dan kembali lagi pada pemahaman anda mengenai Dhamma. bijaksana atau tidak bijaksana dilakukan, apakah ada makhluk yang tersakiti oleh kita karena oral sex.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #28 on: 07 April 2008, 01:18:25 PM »
 [at] atas
 Ada makhluk yg tersakiti bro kalau kena gigi atau di gigit :)) :))

Kabur akh.... ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #29 on: 07 April 2008, 01:20:56 PM »
Hubungan intim intinnya adalah meneruskan generasi, bukan untuk kenikmatan, jagan cari-cari alasan untuk "membenarkan" oral seks, saya rasa sudah jelas oral seks adalah demi kenikmatan semata dan berhubungan intim yang sudah tidak sesuai dengan tujuanya, yaitu meneruskan generasi baru. kalau oral seks bisa membuahkan generasi baru, itu lain cerita.
samanera, saya berbeda pendapat dengan anda. saya malah berpikir pendapat samanera di atas kurang tepat dan bisa menimbulkan supression dan pertentangan batin kepada umat yg percaya kepada anda. saya kawatir umat awam yg membaca tulisan anda menjadi "merasa bersalah" untuk menikmati seks dari pasangan sahnya yg ujung2nya akan mengganggu keharmonisan rumah tangganya...

Pertama, saya tidak punya umat di forum ini, dan sama sekali tak berniat mengumpulkan umat, ini serius...kalau mau mengumpulkan umat, lebih baik jadi anggota partai :)

Jangan memandang Sila itu suppresion, menjalankan Sila melihat intinya, ketika tidak mengerti Sila dan kita meng-encerkan Dharma yang diturunkan sejak ribuan tahun yang lalu.

menjelaskan sesuatu bukan untuk memberi tekanan atau supression kepada perumah tangga, ada menjelaskan sesuatu yg ingin mereka dengarkan, seperti anda boleh melakukan hubungan seksual dengan gaya apapun, di lubang manapun, sesuka hati, di waktu yg tidak tepat (contoh istri lagi hamil, lagi menstruari, lagi sakit dll). menjelaskan sesuatu perlu memberi tahu inti sesungguhnya, dan hubungan seksual memang pada intinya adalah keturuan, bukan untuk kenikmatan, walau byk yg menyatakan itu boleh dilakukan, dan sah-sah saja menikmati.

Menikmati seks memang kurang tepat, karena nafsu yang semakin besar, kita mulai perlu memperjelas urusan seperti ini, dan jangan hanya mau memberi jawaban yang "menyenangkan" pemirsa, apalagi urusan oral seks dan kaitannya dengan kultur indonesia (ini kita masih dlm topik oral seks).

Berhubungan seksual utk pemenuhan kebutuhan biologis, tentu saja silakan, ini alami bagi perumah tangga, yang kurang pantas menurut saya adalah pada "lubang" yang tidak tepat, yaitu "oral seks".

Dan semua orang tahu, seksual yang benar adalah menurunkan keturunan.....

Saya tidak bilang, bahwa umat perumah tangga tidak boleh menikmati seksual.........namun menikmati seksual juga perlu tatakrama yang sepantasnya menurut budaya, contoh oral seks, jangan samakan budaya barat dengan timur.

Kemudian, bagaimana kalau mereka bule2 yg menikmati oral seks, dan menurut budaya dan adat barat itu normal-normal saja????

bagi saya, saya tetap mengikuti budaya timur, jangan terlalu mengumbar nafsu, apalagi dengan oral seks, walaupun kultur budaya barat menyatakan itu suatu hal biasa, namun kita berhak utk tidak setuju dengan gaya mereka, karena kandungan di balik itu (yaitu kembali kepada lubang yang tidak tepat dan tidak bisa meneruskan keturunan dari oral seks).

Kalau suami-istri memang punya kebutuhan biologis, silakan melakukan hubungan intim sebagaimana mestinya, bukan urusan sah setiap kali menghasilkan keturunan, namun kuantitas yang masing2 anggap berbeda itu.

harmonisasi keluarga jangan diletakkan pada proses hubungan seksual, namun lebih tepat pada faktor2 lain, tentu saja lebih spiritual dan buddhistik, ini saran saja. karena kita berpatokan pada buddhis, tentu saja sebisa mungkin mengikuti jalur-jalur buddhis.

pemenuhan biologis seksual juga perlu di jaga (utk perumah tangga), dan untuk monastik sudah jelas, dari badan jasmani dan ucapan sudah harus dijaga dengan ketat, dan kemudian secara berkesinambungan utk melatih batinnya.

silakan beda pendapat, dan saling merenung,

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #30 on: 07 April 2008, 01:37:23 PM »

Namo Buddhaya,

Kalau dasar pemikirannya: hubungan sex yg boleh dilakukan hanyalah untuk mendapatkan keturunan.

Berarti hubungan badan yg dilakukan oleh suami istri pun hampir semuanya tidak sah. Karena, hubungan sex antar suami istri yg dilakukan untuk mendapat keturunan paling hanya berapa kali? sedangkan sisanya yg dilakukan beberapa hari sekali dalam puluhan tahun (ribuan kali) adalah tidak sah, karena jelas2 demi kesenangan belaka.

pertama berkaitan dengan hubungan resmi suami-istri.
kedua, setelah itu baru bisa membicarakan hal hubungan intim selanjutnya.
inti dari seksual yg paling penting adalah penurunan generasi selanjutnya.
kemudian silakan tambahan tujuan seksual yang lain, seperti pememuhan harsat seksual (biologis).
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.
kalau membandel mau juga, silakan lakukan (tidak ada yg merasa bersalah atau ter-opresi, karena semua orang bertanggung jawab atas tindakannya).

Jadi mohon dimengerti bahwa bukan urusan "Sah" atau tidaknya suatu hubungan untuk menurunkan keturunan, namun hubungan seksual antar suami istri sah yang merupakan kategori pemenuhan hasrat seksual (biologis), tentu saja sah, yang tidak tepat adalah pada lubang yang tidak semestinya.

Quote
Dasar pemikiran ini menurut saya tidak logis.

Hubungan badan biasa, oral, anal, dengan berbagai macam variasinya, semuanya hanyalah untuk memuaskan nafsu ragawi. Kegiatan ini adalah untuk pemuasan panca indra.

Sama halnya dengan makan eskrim... kita makan eskrim bukan untuk kebutuhan jasmani bukan? melainkan untuk memuaskan panca indra kita. Lantas, apakah makan eskrim tidak dibenarkan?


Makan eskrim adalah tindakan sendiri (melakukan sendiri), yaitu memasukkan bahan makanan ke dalam tubuh kita (kecuali ada orang yg memaksa atau menjejali anda makan eskrim hehehe).

kalau hubungan seksual berkaitan dengan 2 manusia (suami - istri), jadi lebih byk aspek yg perlu diperhatikan.

kalau lagi panas banget, makan eskrim bisa melegakan...then why not.......kalau makan eskrim karena tertarik sama rasanya, karena bungkusannya, karena mereknya.....tentu anda perlu mikir beberapa kali....
namun kalau mau makan eskrim karena tertarik sama warna, rasanya, dsb...tentu saja boleh, karena kamu berhak penuh untuk makan eskrik atau tidak.

Quote
Memang berbeda, aturan untuk perumah tangga dan aturan untuk sangha.

Setahu saya, apapun kegiatan demi kesenangan, termasuk makan eskrim, tidak dibenarkan bagi Sangha. Sedangkan untuk umat awam, tidak ada larangan.


Aturan umat biasa dan sangha memiliki kesamaan sampai taraf tertentu, dan memiliki fondasi penjelasan yang mirip.
namun memang lebih kompleks aturan untuk monastik, dan lebih detail, begitulah sempurnanya Buddha Sakyamuni dalam menurunkan aturan demi kebaikan para monastik utk melatih badan jasmani dan ucapan yang akhirnya mendukung latihan mentalnya.

Karena Buddha mengerti posisi sebagai perumah tangga, maka diberikan 5 Sila, dan setiap upasotha ada boleh melaksanakan 8 sila (sila satu hari), buktinya buddha tidak memberikan 50 Sila utk umat berumah tangga :)

Monastik tentu saja boleh makan eskrim, namun seorang monastik yg berlatih akan selalu memeriksa batinnya, makan eskrim utk kesenangan doang? kesenangan lidah? untuk kenyang? menerima tawaran umat? memberi kesempatan kepada orang lain utk berbuat dana?
ini tugas wajib dari monstik utk selalu menge-cek batinnya......
kalau umat biasanya juga mau menge-cek batinnya setiap kali berkaitan dengan 5 Sila, tentu saja bagus, ini bisa jadi latihan spiritual yg bagus, kembali lagi, mau melakukannya atau tidak...itu tergantung umat tersebut.

bagi monastik, itu suatu kebajikan utk menjaga ketat aturannya...
tentu saja bagi umat juga demikian, jagalah 5 sila dengan serius....jangan menganggap enteng 5 Sila......

bow and respect,

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #31 on: 07 April 2008, 01:50:16 PM »
 _/\_ apakah pada saat melakukan sex,seorang umat perumah tangga harus tiba2 teringat....eh ini bukan ajaran Dhamma.trus akhirnya merasa illfeel dan tidak ingin melakukan sex lagi karna berpikiran bahwa ada tembok pembatas sana sini....mungkin mengendalikan nafsu adalah iya,hal ini harus dikembalikan lagi kepada pasangan itu.
untuk umat awam sendiri mungkin sex yang dilakukan dengan beberapa variasi adalah sebuah ekspresi keintiman...dan telrihat sex memang membantu rumah tangga lebih baik karena komunikasi terjalin secara biologis.
ada beberapa cara pandang tapi kembali lagipertanyaan awal adalah umat awam boleh melakukan itu termasuk berjinah apa ngga. Dalam Sila Pancasila,hanya diteruskan kalo sex dialkukan pada pasangan tidak resmi yang belum menikah. dimana Sang Buddha mengatakan bahwa sex tidak boleh dilakukan pada perempuan yang masih berada dalam naungan keluarganya.
soal acara ranjang,ini balik lagi ke pasangan,soal variasi dan teknik2nya. hal ini berlaku hanya untuk perumah tangga ,kalo dia ingin menjadi pertapa,bhikkhu,lebih baik mempersiapkan diri untuk abrahmacariya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #32 on: 07 April 2008, 01:55:51 PM »
Quote
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.

Mohon disebutkan. Jangan yang berasal dari Tibetan Abidharma. Jangan yang berasal dari interpretasi masa kini, tetapi berdasarkan kitab komentar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #33 on: 07 April 2008, 02:00:16 PM »
asal ga ada unsur paksaan, ga ada yg dirugikan, ga ada yg dibuat menderita, gaya apapun, posisi apapun, lubang manapun it's ok...

bagi yg sudah bersuami/istri, tentu harus commit terhadap pasangan hidupnya. kalau bersex dgn yg bukan pasangannya baru melanggar sila.

itu menurutku seh... mungkin pendapat yg lain berbeda :)

Ibu Tesla, mohon renungkan sekali lagi, menurut hatimu yg paling dalam, oral seks suatu tindakan yang pantas? apakah tujuang dari hidup berumah tangga yang sebagaiman Buddha jelaskan?
MWAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :)) :))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #34 on: 07 April 2008, 02:04:25 PM »
Quote
Berhubungan seksual utk pemenuhan kebutuhan biologis, tentu saja silakan, ini alami bagi perumah tangga, yang kurang pantas menurut saya adalah pada "lubang" yang tidak tepat, yaitu "oral seks".

saya ingin comment tapi takut terlalu vulgar
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #35 on: 07 April 2008, 02:07:59 PM »
 [at] Ibu Tesla

Vulgar is up to the ear/eye(Text) of the beholder..

speak up ajah..gk usah malu2 bu Tesla..

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #36 on: 07 April 2008, 02:08:56 PM »
 _/\_ kalo kata guru aku, kok nanya sex nya ama kita(bhikkhu) ,wong kita belom pernah namanya sex kok,soal beginian harus ditanyakan kepada upasaka-upasika(umat perumah tangga),kita hanya bisa menjabarkan melalui pandangan Buddhism tapi prakteknya tetep aja upasaka-upasika. Jadi, gunakan kebijaksanaan saja dalam melakukan sesuatu.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #37 on: 07 April 2008, 02:11:21 PM »
em...

saya ganti cara bertanya saja agar tidak vulgar...

dari oral-sex saya turunkan ke ciuman & belaian...

apakah menurut samanera, ciuman & belaian (foreplay) tidak dibutuhkan? cukup langsung tancap & injeksi, mission complete...
« Last Edit: 07 April 2008, 02:15:13 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #38 on: 07 April 2008, 02:13:55 PM »
Dan juga berhubungan sex di siang hari tidak baik (unskillful) menurut Tibetan Abidharma, tetapi tidak diketemukan di Sutta Theravada
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #39 on: 07 April 2008, 02:16:13 PM »
[at] Ibu Tesla

Vulgar is up to the ear/eye(Text) of the beholder..

speak up ajah..gk usah malu2 bu Tesla..

Ibu Tesla sedang berhalangan utk online (jaga anak)
sekarang yg online suaminya :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #40 on: 07 April 2008, 02:21:05 PM »
 _/\_ ehm...sodara-sodara, Samanera Nyanabhadra sudah menjelaskan dengan baik dari segi pandangan Buddhism dan juga logsinya yah bener kita melakukan sex untuk meneruskan keturunan. Penjelasan dia akan sampai disitu saja karena Samanera bukanlah praktisi rumah tangga. Jadi apa yang dia pelajari memang seperti itu.
Praktik sex dikembalikan lagi kepada anda semua,mau seperti apa,gaya apa,yang penting anda tahu batasan jelasnya Pancasila sila ke3 itu seperti apa.
Sebagaimana yang saya pelajari , batasan sex untuk upasaka hanya mencakup tidak berselingkuh,tidak melakukan dengan pasangan tidak resmi,soal urusan ranjang...itu hanya sebuah variasi,masyarakat kita mungkin muna melihat bahwa oral sex tidak wajar tapi menurut aku,ketika mereka olah raga malam,menu ini juga akan dimasukkan.
yang disebut ekstrim mungkin lebih ke hal dimana kita bisa melakukan oral sex dengan siapa aja.namun untuk pasangan pribadi. kita berpegang pada Pancasila .
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #41 on: 07 April 2008, 02:22:33 PM »
Saya gak rela Sutta dibuat salah kutip.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #42 on: 07 April 2008, 02:25:53 PM »
 [at] samanera Nyanabhadra,

Tidak ada penyaluran biologis murni hanya untuk memiliki keturunan. Saat melakukannya disana sudah ada Lobha, dosa, dan Moha yg disingkat dengan kenikmatan ragawi. Artinya bersamaan dengan ingin memiliki keturunan disana juga ada  keinginan untuk menikmati kepuasaan panca indra, ini adalah 2 hal yg tidak mungkin dipisahkan dalam konteks suka sama suka.

Nah jika ada dalam sutta2 theravada ataupun mahayana mengenai, tidak baiknya atau tidak tepatnya oral sex, bisa ditulis sutta apa, atau kitab apa? dan isinya apa?

Lubang yg ditidak tepat untuk pemuasan nafsu sex adalah lubang telinga, lubang hidung karena memang ada efek sampingnya, termasuk lubang anus. Jadi kata "tidak tepat "sebenarnya hanya masalah teknis kesehatan saja, bukan masalah melanggar sila atau tidaknya.

 _/\_

« Last Edit: 07 April 2008, 02:28:12 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #43 on: 07 April 2008, 02:27:45 PM »
 _/\_ salah paham aja lah. buat apa dipanjang-panjangin lagi.ntar dari tetangga bilangin kita ja ribet2 begini buat sex aja repot. inget batasan kita sebagai Upasaka dengan seorang yang brahmacariya.
mungkin Samanera Nyanabhadra bisa menambahkan bahwa ini juga tidak sesuai dengan efek kesehatan. mari pandangi segala sesuatu dari Jalan Tengah.
« Last Edit: 07 April 2008, 02:30:38 PM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #44 on: 07 April 2008, 02:29:54 PM »
Quote from: nyanabhadra
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.
Samanera, minta rujukannya donk utk keduanya. Biar pijakan kita pada enak nih.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #45 on: 07 April 2008, 02:30:49 PM »
....kita berpegang pada Pancasila .

PANCASILA ( JAWA  NGOKO )
 
Siji    : GUSTI ALLAH IKU ORA ONO KONCONE
Loro  : DADI WONG MBOK OJO KEJEM-KEJEM
Telu  : INDONESIA APIK E SETUNGGAL KABEH
Papat: KARO TONGGO-TONGGO NEK ONO MASALAH YO DIOMONGNO WAE
Limo  : MANGAN ORA MANGAN, SING PENTING KUMPUL TO

Pancasila yg ini tah, bro nyanadhana?  ;D
m
By : Zen
« Last Edit: 07 April 2008, 02:47:30 PM by Hikoza83 »
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #46 on: 07 April 2008, 02:34:42 PM »
_/\_ apakah pada saat melakukan sex,seorang umat perumah tangga harus tiba2 teringat....eh ini bukan ajaran Dhamma.trus akhirnya merasa illfeel dan tidak ingin melakukan sex lagi karna berpikiran bahwa ada tembok pembatas sana sini....mungkin mengendalikan nafsu adalah iya,hal ini harus dikembalikan lagi kepada pasangan itu.

Dalam seluruh proses latihan tentu saja, ada efek-efeknya, karena belum sempurna dalam latihan...jadi wajar terjadi ilfeal saat ini, dan kemudian mengerti dengan baik, saya rasa semua proses belajar semakin murni, paham, dan semakin tulus, saya rasa ini intinya latihan.

jangan karena terjadi efek buruk, kemudian menyalahkan latihan, namun kita perlu mencoba lagi, dan konsultasi dgn orang yg kamu anggap cukup mahir dalam membantu dalam hal demikian.

tembok pembatas di buat bukan untuk membatasi anda, namun untuk menjaga anda agar tidak jatuh ke alam rendah. tinggal bagaimana kamu melihat pembatas itu, kalau merasa tembok itu sebagai penghalang, silakan gebukin sampai hancur dan lakukan sesuka hati :)

bow and respect,

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #47 on: 07 April 2008, 02:36:20 PM »
namun hubungan seksual antar suami istri sah yang merupakan kategori pemenuhan hasrat seksual (biologis), tentu saja sah, yang tidak tepat adalah pada lubang yang tidak semestinya.

++++

Monastik tentu saja boleh makan eskrim, namun seorang monastik yg berlatih akan selalu memeriksa batinnya, makan eskrim utk kesenangan doang? kesenangan lidah? untuk kenyang? menerima tawaran umat? memberi kesempatan kepada orang lain utk berbuat dana?
ini tugas wajib dari monstik utk selalu menge-cek batinnya......
kalau umat biasanya juga mau menge-cek batinnya setiap kali berkaitan dengan 5 Sila, tentu saja bagus, ini bisa jadi latihan spiritual yg bagus, kembali lagi, mau melakukannya atau tidak...itu tergantung umat tersebut.


Terima kasih atas penjelasannya.

Lanjut...

Saya sengaja mengutip dua hal diatas karena kedua inti permasalahan ada dipenjelasan tsb, yaitu:
~ sah atau tidak sahnya oral sex
~ Buddhism berpatokan pada 'reaksi batin'

Jadi,
apapun kegiatan yg kita lakukan, dasar penilaiannya adalah bagaimana batin kita bereaksi terhadap setiap kegiatan yg kita lakukan tsb. Tidak ada sah / tidak sah. Tidak ada juri yg menilai. Yg ada adalah: kamma (perbuatan) dan vipaka (hasil). Yg ada hanyalah aksi dan reaksi.

Kembali pada oral sex, patokannya tetap sama, yaitu:
Bagaimana batin kita bereaksi ketika melakukan hal tsb:
~ Apakah penuh hawa nafsu (lobha)
~ atau hanya sekedar ingin melayani suami,
~ atau melakukan rutinitas tanpa perasaan apapun (pikiran melayang ke hal lainnya saat melakukan oral tsb).
Ketiga hal yg berbeda ini akan memberikan reaksi vipaka yg berbeda pula, meskipun kegiatan secara fisik (kasat mata) adalah sama-sama melakukan oral.

Demikian juga ketika melakukan hubungan suami istri biasa (tidak oral), yg sering dianggap lebih 'sah' ketimbang oral. Kita kembali menilainya dari reaksi batin ketika melakukan hubungan yg 'sah' tsb, yaitu:
~ Apakah melakukannya dengan nafsu yg sangat menggebu2?
~ Atau membayangkan berhubungan dengan orang lain? (ini lobha-nya sangat berat )
~ Atau pikiran penuh kebencian ketika melayani suami melakukan hal tsb? (dosa)
Ketiga variasi batin diatas akan memberikan dampak hasil yg berbeda pula.

Jadi, secara hukum alam (dhamma): tidak ada 'sah atau tidak sah' dalam melakukan suatu hal. Yang ada hanyalah sebab dan akibat tergantung dorongan batin ketika melakukan / menanggapi suatu hal.

Satisampajanna,
Willibordus

::
 
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #48 on: 07 April 2008, 02:39:39 PM »
Quote
kalau pemenuhan hasrat seksual (biologis) pada lubang yg tidah tepat, tentu saja saya secara pribadi tidak setuju (sudah jelas dalam sutta mahayana maupun theravada.

Mohon disebutkan. Jangan yang berasal dari Tibetan Abidharma. Jangan yang berasal dari interpretasi masa kini, tetapi berdasarkan kitab komentar.


Kitab akar, "Dulwai gyatso nyingpo" (Intisari Samudra Vinaya), disitu ada penjelasan tentang upasaka-upasika (genyen dan genyenma), samanera-samaneri (getsul dan getsulma), bhiksu dalam masa latihan khusus (gelobma) sebelum menerima upasampada bhiksuni, bhiksuni (gelongma), dan bhiksu (gelong).

Kitab komentar "namse deng ma" (The Summit of the Sky Above) oleh Jey Tshongkhapa, disitu jelas untuk semua kategori sesksual yang tidak tepat, yaitu pada lubang yang tidak tepat, anus dan mulut dalam lubang yang tidak tepat.

di sutta theravada, lihat posting sebelumnya, ada teman lain yg copy pate tentang lubang yang tidak tepat.

bow and respect,

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #49 on: 07 April 2008, 02:44:59 PM »
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/walshe/wheel225.html

ini topik berkenaan dengan Buddhism dan Sex
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #50 on: 07 April 2008, 02:49:23 PM »
em...

saya ganti cara bertanya saja agar tidak vulgar...

dari oral-sex saya turunkan ke ciuman & belaian...

apakah menurut samanera, ciuman & belaian (foreplay) tidak dibutuhkan? cukup langsung tancap & injeksi, mission complete...

oral seks VS ciuman dan belaian...
oral seks berkaitan dengan alat kelamin pria atau wanita, sedankan ciuman dan belaian umumnya pakai tangan [kecuali mau pakai cara lain :) ]

hubungan seksual kita selalu patokan pada penggunaan alat kelamin dalam penetrasi, dan di Vinaya yg boleh saya pelajari, begitu juga komentar The Summit of Sky above, juga menjelaskan dengan cukup detail.

yang mau foreplay silakan, mau gaya apapun juga silakan, tidak ada unsur paksaan, mau berlatih silakan, tidak mau berlatih juga silakan....
kalau sudah komit dengan pancasila, silakan lakukan sesuai dengan versi penjelasan yg bisa anda terima.

dan juga tergantung siapa guru yg memberikan pancasila itu kepada anda.

bown and respect,

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #51 on: 07 April 2008, 02:52:01 PM »
Quote
Sang Buddha dalam vinayanya menyarankan kepada bhikkhu bahwa ada 3 jenis lubang yang tidak boleh dimasukkan yaitu mulut,anus,dan kelamin...ini khusus untuk bhikkhu.

Mungkin pertanyaan saya kurang tepat.

Adakah oral sex dianggap sebagai pelanggaran sila ketiga (kamesumicchacara veramani sikkhapadang samadiyami) pancasila dalam konteks upasaka / upasika sebagai pasangan yang sah dan patut, sebagaimana dijelaskan dalam Sutta, kitab rujukan atau komentar (Suttanumola dan Tika) yang diakui Theravada? Kalau ada mohon rujukannya.

Mohon penjelasannya.
« Last Edit: 07 April 2008, 02:54:27 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #52 on: 07 April 2008, 02:53:16 PM »
_/\_ ehm...sodara-sodara, Samanera Nyanabhadra sudah menjelaskan dengan baik dari segi pandangan Buddhism dan juga logsinya yah bener kita melakukan sex untuk meneruskan keturunan. Penjelasan dia akan sampai disitu saja karena Samanera bukanlah praktisi rumah tangga. Jadi apa yang dia pelajari memang seperti itu.

Saya juga mantan praktisi rumah tangga sebelumnya, cuman saya belum sempat menikah saja.

Sila yg dipelajari oleh seorang samanera termasuk belajar tentang upasaka-upasika, kemudian samanera dan samaneri...stop sampai di sini, karena kita tidak boleh mempelajari bagian yang gelobma, gelongma, dan gelong.

berdasarkan penjelasan yg saya dapat, yg saya pelajari, dan sumber yang saya dapat, itu yg bisa saya kasih tau. sekarang terserah masing-masing mau pakai standar yg mana.

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #53 on: 07 April 2008, 02:59:57 PM »
Maksud saya bukan sektarian, tapi menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan saya tidak bermaksud "mengencerkan" sesuatu. Gak tahu kekotoran batin atau apa, tetapi saya tidak suka menempatkan sesuatu hanya dari satu sisi.

Pertanyaan asli :
Quote
Dalam Agama Buddha diperbolehkan atau tidak Oral Sex walaupun antara Suami Istri?

Ini definisi dari Theravada :
http://www.yellowrobe.com/five_precepts
Quote
The commentaries to the Brahmajala-sutta and the Kangkha-vitarani cite two factors for the third precept:

    * sevanacittam -- the intention to have sexual intercourse.
    * maggena maggap-pati-padanam -- sexual contact through any one of the 'paths' (i.e., genitals, anus or mouth).

The commentary to the Khuddakapatha gives four factors for the third precept:

    * ajjha-caraniya-vatthu -- the bases or paths for wrong conduct.
    * tattha sevanacittam -- the intention to have sexual intercourse through any of the above ajjha-caraniya-vatthu.
    * sevanap-payogo -- the effort at sexual intercourse.
    * sadiyanam -- being pleased .

Alasan saya bilang Theravada dan Mahayana boleh, karena saya tidak pernah menemui hal tersebut dilarang dalam konteks lima sila dan perumah tangga. Tetapi saya juga tahu HH Dalai Lama menyatakan sesuatu pasti berdasarkan teks-teks juga, kalau gak salah berhubungan dengan Pandaka. Dan saya menghormati semua pihak, karena itu saya sebutkan sebagian Tantrayana bukan hanya satu sisi saja.

saya rasa, perlu cari lebih dalam tentang "Khuddakapatha", sebagaimana dikutip dari atas * ajjha-caraniya-vatthu -- the bases or paths for wrong conduct.
bases adalah manusia, paths (saluran atau yg kita diskusikan sekarang ini, yaitu lubang yg sebagaimana mestinya).

Saya tidak familiar dgn "Khuddakapatha", barangkali ini dari Sutta Theravada.

kalau ada penjelasannya bagus juga, saya juga ingin tahu.

Saya harus pegi untuk sekarang ini, dan mohon maaf ga bisa balas lagi.

Saya hanya menuliskan sesuai pemahaman saya, tak berani bilang 100% betul, karena saya juga dalam tahap mencari tahu, belajar, berlatih, dan meditasi.

bow and respect,

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #54 on: 07 April 2008, 03:00:28 PM »
 ^:)^ ^:)^ ^:)^
mohon maaf kepada Yang Luhur Nyanabhadra, atas posting saya sebelumnya krn salah ketik. telah diedit.  :)
 _/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #55 on: 07 April 2008, 03:04:28 PM »
 _/\_ well,i mean thread ini sudah muncul jawabannya dari tadi,kenapa kita ga puas2 juga.silahkan pelajari semua tulisan di thread ini dengan bijaksana. kesimpulan nya bukan dijawab dengan Ya ataupun Tidak,namun semua kebali lagi kepada batin masing-masing.
Mau melakukan yo wes,inget jaga kebersihan,mau ga melakukan yo wes tak masalah. pertanyaan terakhir hanyalah kembali pada kamesumichacara.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #56 on: 07 April 2008, 03:09:21 PM »
kalau sudah komit dengan pancasila, silakan lakukan sesuai dengan versi penjelasan yg bisa anda terima.
yup :)

Quote
dan juga tergantung siapa guru yg memberikan pancasila itu kepada anda.
no...

saya mundur dari diskusi ini...

bow and respect
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #57 on: 07 April 2008, 03:14:43 PM »
Pertama, saya tidak punya umat di forum ini, dan sama sekali tak berniat mengumpulkan umat, ini serius...kalau mau mengumpulkan umat, lebih baik jadi anggota partai :)
saya tahu niat anda tulus, samanera :)
bagaimanapun juga, apa yg anda tulis di sini memiliki otoritas yg lebih tinggi dari tulisan orang biasa. bobot ucapan dan tulisan anda tentu lebih berat di mata umat awam yg membacanya. demikian maksud saya...

Jangan memandang Sila itu suppresion, menjalankan Sila melihat intinya, ketika tidak mengerti Sila dan kita meng-encerkan Dharma yang diturunkan sejak ribuan tahun yang lalu.
saya tidak bermaksud mengatakan bahwa "sila adalah suppresion", samanera...
tampaknya samanera salah mengerti maksud saya...

yg saya maksudkan, kata2 anda "hubungan intim intinya untuk meneruskan generasi, bukan untuk kenikmatan" bisa menjadi beban tersendiri bagi umat awam yg membacanya. saya hanya kebayang mungkin di kalangan pembaca ada seorang istri / suami yg taat beragama, maka membaca tulisan samanera di atas mungkin dia menjadi menjauhi seks, men-suppress segala desire untuk melakukan hubungan seksual karena merasa hubungan seksual untuk kenimatan itu tidak pantas. ini tentunya akan mempengaruhi rumah tangganya dan bahkan bisa membawa ketegangan dan keretakan dengan pasangannya...

dan melihat komentar samanera di atas, mungkin yg perlu dijernihkan adalah: apakah oral seks melanggar sila ketiga dari pancasila? tampaknya menurut anda, oral seks melanggar sila ketiga pancasila...

Berhubungan seksual utk pemenuhan kebutuhan biologis, tentu saja silakan, ini alami bagi perumah tangga, yang kurang pantas menurut saya adalah pada "lubang" yang tidak tepat, yaitu "oral seks".
ini klarifikasi yg saya harapkan, samanera, walaupun saya masih tidak setuju.
terima kasih...

harmonisasi keluarga jangan diletakkan pada proses hubungan seksual, namun lebih tepat pada faktor2 lain, tentu saja lebih spiritual dan buddhistik, ini saran saja. karena kita berpatokan pada buddhis, tentu saja sebisa mungkin mengikuti jalur-jalur buddhis.
definisi "buddhistik" ini perlu diperjelas, samanera...
tampaknya "buddhistik" bagi saya, blom tentu "buddhistik" bagi anda... demikian juga sebaliknya...

kalo buddhistik di sini adalah otoritas kitab suci, tiap2 aliran sepertinya memiliki definisi masing2... bahkan tiap2 pribadi (contohnya: dalai lama dengan ajahn brahm) memiliki definisi "buddhistik" yg berbeda...

* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #58 on: 07 April 2008, 03:16:30 PM »
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/nanavara/uposatha.html

Quote
Q. This Sutta does indeed deal with the Uposatha sila (the Eight Precepts), but what about the third precept in the pañca sila (the Five Precepts)? How many and what are the factors of this precept?
    A. There are four factors of the third precept (kamesu micchacara):

        * agamaniya vatthu — that which should not be visited (the 20 groups of women).
        * tasmim sevana-cittam — the intention to have intercourse with anyone included in the above-mentioned groups.
        * sevanap-payogo — the effort at sexual intercourse.
        * maggena maggappatipatti — sexual contact through that adhivasanam effort.

Q. What are the twenty types of women?
    A. By group name they are:

        * matu-rakkhita — A woman who is kept by her mother is called matu-rakkhita.
        * pitu-rakkhita — A woman who is kept by her father is called pitu-rakkhita.
        * mata-pitu-rakkhita — A woman who is kept by both her mother and father is called mata-pitu-rakkhita.
        * bhatu-rakkhita — A woman who is kept by her older or younger brother is called bhatu-rakkhita.
        * bhagini-rakkhita — A woman who is kept by her older or younger sister is called bhagini-rakkhita.
        * nati-rakkhita — A woman who is kept by her relatives is called nati-rakkhita.
        * gotta-rakkhita — A woman who is kept by her clansmen is called gotta-rakkhita.
        * dhamma-rakkhita — A woman who is kept by people who practice Dhamma under the same teacher is called dhamma-rakkhita.
        * sarakkha — A woman who is kept by her husband is called sarakkha.
        * sapari-danda — A woman of such and such name and address, for misbehaving with whom a king levies a fine against a man, is called sapari-danda.
        * dhanak-kita — A woman whose indentureship was bought by a man intending to make her his wife is called dhanak-kita.
        * chanda-vasini — A woman who lives with a man of her own free will is called chanda-vasini.
        * bhoga-vasini — A woman who becomes the wife of a man because of his wealth is called bhoga-vasini.
        * pata-vasini — A destitute woman who becomes the wife of a man out of hope for things such as clothes is called pata- vasini.
        * oda-patta-kini — A woman whom a man has asked for in marriage, during the solemnization of which the elders of the family take hold of the bride and groom's hands, plunge the hands into a tray of water and give the blessing, "May both of you love each other and live happily together; do not break apart, just as the water in this tray does not break apart," is called oda-patta-kini.
        * obhata-cumbata — A woman who, being released from a heavy burden by a man, then becomes his wife is called obhata-cumbata.
        * dasi ca bhariya ca — A slave woman whom a man marries is called dasi-bhariya.
        * kamma-karini ca bhariya ca — A workwoman whom a man marries is called kamma-karini-bhariya.
        * dhaja-hata — A woman whom a man wins in battle and then makes his wife is called dhaja-hata.
        * muhut-tika — A woman living with a man for a certain period of time understanding that she is his wife is called muhut-tika.

    Any man who encroaches on any one of these twenty groups of women, along with the factors mentioned above, breaks the third precept, kamesu micchacara. 3
Q. What about the woman's role here, and how is it considered in the third precept?
    A. If a man and a woman have feelings for each other but the man is not suited to her, then he becomes her agamaniya vatthu.

3. The third precept is usually translated into English as "to refrain from committing adultery," but, while the translation is correct, this precept involves much more than that. The third precept considers social stability, diseases, other people's (relatives', etc.) rights, etc. —translator.

Maksud saya membahas ini bukan bertujuan membahas yang tidak jelas. Setahu saya tidak pernah disebutkan oral sex antara pasangan yang sah dan patut melanggar sila ketiga dalam Sutta, Suttanumola dan Tika Theravada. Bahkan penjelasan bahwa hal itu tidak melanggar tersebut pernah saya temukan di tulisan Mahayana.

Sekali lagi, saya hanya bermaksud menempatkan masing-masing pada posisinya yang sesuai. Saya berusaha mencegah pandangan sektarian. Jangan sampai ada yang salah mengira Samanera Tantrayana "mengatur" Sutta dan Vinaya yang dipegang Theravada. Kalau ada yang salah tangkap bisa ribut besar sekali. Saya yakin Samanera tidak bermaksud demikian. Hanya tidak mengetahui. _/\_
« Last Edit: 07 April 2008, 03:20:19 PM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #59 on: 07 April 2008, 03:29:20 PM »
Seingat saya, diskusi topik ini pernah terjadi di milis lain, bareng sama samanera juga,hmmm mungkin sebelum jadi samanera waktu itu kalau nga salah.

nah, sepertinya point pentingnya disini

Quote
Berhubungan seksual utk pemenuhan kebutuhan biologis, tentu saja silakan, ini alami bagi perumah tangga, yang kurang pantas menurut saya adalah pada "lubang" yang tidak tepat, yaitu "oral seks".
Bukan begitu samanera ?

Nah kita fokuskan pada yang ini bagaimana ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #60 on: 07 April 2008, 03:33:04 PM »
Lubang yang tidak tepat memang disebutkan, antara lain dalam Abidharma Tibetan, dan teks-teks lain yang disebutkan Samanera.

Tetapi hal itu tidak universal di ketiga aliran.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #61 on: 07 April 2008, 03:53:18 PM »
Lubang yang tidak tepat memang disebutkan, antara lain dalam Abidharma Tibetan, dan teks-teks lain yang disebutkan Samanera.

Tetapi hal itu tidak universal di ketiga aliran.

yap... kembali ke kata Bro Medho diawal: bahasan ini ujungnya akan sama dengan bahasan antara YM Dalai Lama dan YM Ajahn Brahms.

DL: tidak menyetujui
AB: semuanya tergantung batin masing2

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #62 on: 07 April 2008, 03:58:26 PM »
Saya kan sudah bilang di halaman pertama?  :whistle:
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #63 on: 07 April 2008, 07:02:56 PM »


Terima kasih atas penjelasannya.

Lanjut...

Saya sengaja mengutip dua hal diatas karena kedua inti permasalahan ada dipenjelasan tsb, yaitu:
~ sah atau tidak sahnya oral sex
~ Buddhism berpatokan pada 'reaksi batin'

Jadi,
apapun kegiatan yg kita lakukan, dasar penilaiannya adalah bagaimana batin kita bereaksi terhadap setiap kegiatan yg kita lakukan tsb. Tidak ada sah / tidak sah. Tidak ada juri yg menilai. Yg ada adalah: kamma (perbuatan) dan vipaka (hasil). Yg ada hanyalah aksi dan reaksi.

Kembali pada oral sex, patokannya tetap sama, yaitu:
Bagaimana batin kita bereaksi ketika melakukan hal tsb:
~ Apakah penuh hawa nafsu (lobha)
~ atau hanya sekedar ingin melayani suami,
~ atau melakukan rutinitas tanpa perasaan apapun (pikiran melayang ke hal lainnya saat melakukan oral tsb).
Ketiga hal yg berbeda ini akan memberikan reaksi vipaka yg berbeda pula, meskipun kegiatan secara fisik (kasat mata) adalah sama-sama melakukan oral.

Demikian juga ketika melakukan hubungan suami istri biasa (tidak oral), yg sering dianggap lebih 'sah' ketimbang oral. Kita kembali menilainya dari reaksi batin ketika melakukan hubungan yg 'sah' tsb, yaitu:
~ Apakah melakukannya dengan nafsu yg sangat menggebu2?
~ Atau membayangkan berhubungan dengan orang lain? (ini lobha-nya sangat berat )
~ Atau pikiran penuh kebencian ketika melayani suami melakukan hal tsb? (dosa)
Ketiga variasi batin diatas akan memberikan dampak hasil yg berbeda pula.

Jadi, secara hukum alam (dhamma): tidak ada 'sah atau tidak sah' dalam melakukan suatu hal. Yang ada hanyalah sebab dan akibat tergantung dorongan batin ketika melakukan / menanggapi suatu hal.

Satisampajanna,
Willibordus

::
 

Sebagai Buddhis, mulai dari tindakan di luar terlebih dahulu (perbuatan yg tertampak oleh mata), semua dalam arah yg selaras dengan dharma, kemudian semua perbuatan yg selaras itu untuk mendukung latihan batin (termasuk reaksi batin).

hati2 menggunakan dalil seperti yg bro jelaskan, bisa terjebak dan menyatakan bahwa oral seks itu boleh dilakukan, padahal sudah jelas di lubang yang tidak sebagaimana mestinya.

jangan di bolak-balik, latihan perlu teratur dari fisik dan ucapan, kemudian semuanya menunjang latihan batin...

kalau bro sudah mahir dalam mengendalikan batin, dan sudah sangat murni dalam berpikir, memulai suatu motivasi dengan sangat murni, artinya sudah mencapai kestabilan batin yang kokoh, setara dgn jhana ke sekian, saya rasa di bolak-balik teori di atas tidak masalah bagimu. karena kamu sudah sanggup mempertahankan motivasi murni dari awal kegiatan sampai selesai dan perampungan kegiatan.

selamat memeriksa batin,

bow and respect,

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #64 on: 07 April 2008, 07:18:20 PM »
giliran topik beginian dalam sehari langsung 5 page  ::)

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #65 on: 07 April 2008, 07:19:57 PM »
[quote author=karuna_murti link=topic=2143.msg31970#msg31970

Maksud saya membahas ini bukan bertujuan membahas yang tidak jelas. Setahu saya tidak pernah disebutkan oral sex antara pasangan yang sah dan patut melanggar sila ketiga dalam Sutta, Suttanumola dan Tika Theravada. Bahkan penjelasan bahwa hal itu tidak melanggar tersebut pernah saya temukan di tulisan Mahayana.
[/quote]

Boleh tau di sutra apa? saya juga ingin tahu :)

Quote
Sekali lagi, saya hanya bermaksud menempatkan masing-masing pada posisinya yang sesuai. Saya berusaha mencegah pandangan sektarian. Jangan sampai ada yang salah mengira Samanera Tantrayana "mengatur" Sutta dan Vinaya yang dipegang Theravada. Kalau ada yang salah tangkap bisa ribut besar sekali. Saya yakin Samanera tidak bermaksud demikian. Hanya tidak mengetahui. _/\_

Mohon maaf, ada klarifikasi kecil, saya bukan samanera Tantrayana, saya menerima Sila Sramanera Dari HH Dalai Lama, dan itu sudah jelas sekali adalah Sila berkaitan dengan Pratimoksa (Sila untuk membantu seseorang untuk merealisasi pembebasan dari Samsara).

wuah, ternyata anda terbang lebih jauh dari saya, saya malah tidak melihat seperti demikian, mengatur segala hehehe, sesuai dengan kutipan anda.

Untuk sementara, Vinaya yg saya pelajarai yang bekaitan dgn sila ke-3 pancasila, yang boleh diketahui oleh umum, sudah saya sampaikan.

Kaget atau shock.......saya rasa tidak perlu, karena kita bukan anak kecil lagi, bisa merenungkan masing2 dengan positif (saya berharap demikian).

Pada umumnya, orang akan shock mendengar suatu kenyataan, tentu saja "kenyataan" yg menurut saya adalah nyata dan bedasarkan bagian kitab suci yg pernah saya pelajari. Saya juga tidak berani sembarang kasih komentar se-enak hati, karena itu berkaitan dengan pemahaman.

seperti posting terakhir, silakan terima bagian yang bisa anda terima, dan tidak menerima bagian lagi, silakan taruh dulu di pinggir, ini juga cara buddha dalam diskusi......

Kebudayaan tibet juga mengadopsi dari India, dan mengenai lubar yang tidak sebagaimana mestinya, itu diadopsi dari zaman India kuno.

last but not least, masing-masing boleh memilih, mau oral seks atau tidak, ini murni pilihan masing2 sesuai dengan kehendaknya.

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #66 on: 07 April 2008, 07:22:34 PM »
Lubang yang tidak tepat memang disebutkan, antara lain dalam Abidharma Tibetan, dan teks-teks lain yang disebutkan Samanera.

Tetapi hal itu tidak universal di ketiga aliran.

yap... kembali ke kata Bro Medho diawal: bahasan ini ujungnya akan sama dengan bahasan antara YM Dalai Lama dan YM Ajahn Brahms.

DL: tidak menyetujui
AB: semuanya tergantung batin masing2

::


Ada yang punya linknya? saya boleh minta? biar ga kelamaan goggling hehehe...
Saya pernah dengar sepintas lalu, tapi ga membaca detail tentang surat Ajahn Brahm dan HH Dalai Lama

bow and respect,

Offline hartono238

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 295
  • Reputasi: 8
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #67 on: 07 April 2008, 07:24:47 PM »
giliran topik beginian dalam sehari langsung 5 page  ::)
topik yg luar biasa disukai :)

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #68 on: 07 April 2008, 07:46:58 PM »
giliran topik beginian dalam sehari langsung 5 page  ::)
topik yg luar biasa disukai :)

bukan... sebenarnya sedang diskusi base buddhisme masing2 individu :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #69 on: 07 April 2008, 07:54:19 PM »
Dan juga berhubungan sex di siang hari tidak baik (unskillful) menurut Tibetan Abidharma, tetapi tidak diketemukan di Sutta Theravada

Saya belum pernah menyentuh Tibetan Abhidhamma, karena ini pelajaranku setelah 15 thn kemudian mempelajari Logika (Pramana), Prajnaparamita (Phar Chin), madhyamika (U'ma) Vinaya (Dul wa). itu saja sudah sekitar 14-15 thn. setelah itu baru mulai masuk ke Abhidhamma.

Tidak perlu jauh2, Vinaya yg sudah kami pelajari dari tradisi mulasarvastivada, dan mengacu pada sutra akar Intisari Samudra Vinaya, kemudian plus komentar dari dari Intisari Samudra Vinaya yang berjudul "Nam Se deng ma", sudah sebagaimana yg saya paparkan.

Kalau punya tripitaka tibetan (Ka-gyur), bisa lihat sendiri listnya.
dan begitu pula dengan kita komentar (Ta-gyur), bisa cek koleksi Komentar Jey Tshongkhapa atau bisa di cek di Sung Bum (koleksi karya Jey Tshongkhapa).

ini menjadi hal umum bahwa ada sutra yang ada di mahayana dan idak ada di theravada, dan sebaliknya. contoh saja prajnaparamita (Xinjing, Pharchin), sungguh tidak ditemukan dalam kitab Theravada, dan sebaliknya, ada kita di theravada yg menurut sangat2 indah...yang tidak ditemukan dalam Mahayana.

bow and respect,

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #70 on: 07 April 2008, 08:04:17 PM »
Lubang yang tidak tepat memang disebutkan, antara lain dalam Abidharma Tibetan, dan teks-teks lain yang disebutkan Samanera.

Tetapi hal itu tidak universal di ketiga aliran.

yap... kembali ke kata Bro Medho diawal: bahasan ini ujungnya akan sama dengan bahasan antara YM Dalai Lama dan YM Ajahn Brahms.

DL: tidak menyetujui
AB: semuanya tergantung batin masing2

::


Ada yang punya linknya? saya boleh minta? biar ga kelamaan goggling hehehe...
Saya pernah dengar sepintas lalu, tapi ga membaca detail tentang surat Ajahn Brahm dan HH Dalai Lama

bow and respect,

http://www.bswa.org/modules/news/article.php?storyid=181

semoga berguna
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #71 on: 07 April 2008, 08:10:58 PM »
bla..bla..bla...
.......
Untuk sementara, Vinaya yg saya pelajarai yang bekaitan dgn sila ke-3 pancasila, yang boleh diketahui oleh umum, sudah saya sampaikan.

K.............

bow and respect,
Yang dibold..ada vinaya yg dirahasiakan kepada umum ya? :o :o. Jadi mksdnya ada rahasia??

Dan tadi sewaktu jinaraga baca dari awal...ada statement yg mengatakan bahwa oral dinilai tidak pantas karena budaya setempat.
So...jika ada umat buddhis yang di barat sana "boleh" n "dibenarkan" dilakukan ?

Mohon pencerahannya...

 _/\_

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #72 on: 07 April 2008, 08:50:40 PM »
ahh... yang normal2 mantep... ada belaian, ada ciuman hangat (foreplay) lalu indehoy ;D komplit tuch

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #73 on: 07 April 2008, 10:44:56 PM »
bla..bla..bla...
.......
Untuk sementara, Vinaya yg saya pelajarai yang bekaitan dgn sila ke-3 pancasila, yang boleh diketahui oleh umum, sudah saya sampaikan.

K.............

bow and respect,
Yang dibold..ada vinaya yg dirahasiakan kepada umum ya? :o :o. Jadi mksdnya ada rahasia??

Dan tadi sewaktu jinaraga baca dari awal...ada statement yg mengatakan bahwa oral dinilai tidak pantas karena budaya setempat.
So...jika ada umat buddhis yang di barat sana "boleh" n "dibenarkan" dilakukan ?

Mohon pencerahannya...

 _/\_

Bang Jinaraga...coba baca sekali.....berarti kamu baca tidak teliti  ;)
semoga menemukannya....kalau tidak......nanti bisa japri kalau mau.

keseluruhan namanya Sila Pratimoksa (pancasila, atthasila, aturan samanera/i, vinaya bhiksu dan bhiksuni), namun umat hanya sampai pada atthasila saja.

Sisanya, memang sepantasnya tidak diketahui oleh umum, namun zaman modern seperti ini, semua tersedia di internet, silakan gunakan kebijaksanaan masing-masing, sy tidak mau komentar tentang ini.

karena ini sudah berlainan topik.

bow and respect,

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #74 on: 08 April 2008, 08:01:13 AM »
Kesimpulan?
Theravada -> Boleh
Mahayana Tibetan -> Tidak
Mahayana Lain (Chan/Zen, Pureland, dst) ->  ???
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #75 on: 08 April 2008, 09:01:42 AM »
Jadi panjang ya?  ;D

Memang yang terbaik adalah mengikis tanha sampai habis  ;D

Saya gak pernah beranggapan Samanera mengatur. Cuma saya takut ada pihak lain yang salah paham.

Buddhisme berkembang 2500 tahun, tentu ada pandangan yang berbeda-beda. Itu hal yang wajar bagi saya. Saya setuju yang utama adalah 4 kebenaran mulia, entah dalam bungkus apapun. Cuma kita tidak bisa mengesampingkan adanya perbedaan, dalam hal-hal kecil.

Mengapa saya bertahan sekali waktu Samanera mengatakan bahwa di Theravada tidak boleh? Karena tidak pernah saya temukan ada Sutta Theravada. Bukan karena alasan fanatik atau kolot. Bagi Theravada yang kebijaksanaannya sempurna adalah Sammasambuddha. Kebijaksanaan Arahat tidak sempurna seperti Sammasambuddha, tetapi masih memiliki otoritas lebih tinggi daripada putujhana, sehingga yang kedua menjadi patokan adalah kebijaksanaan Arahat yang berusaha mengawetkan Dhamma yang dibabarkan Sammasambuddha dalam konsili-konsili. Dhamma semakin lama semakin terdegradasi. Sang Buddha mengatakan ada 2 kesalahan dalam penanganan Sutta, yaitu dalam tulisan (harafiah) dan dalam makna. 2 kesalahan ini akan berakibat mengurangi umur Dhamma. Karena itu Theravada klasik berusaha tidak mengubah isi Sutta, dan tidak menerima pandangan kebijaksanaan lain bisa memutuskan sesuatu. Otoritas tertinggi berada di Sutta, dan kemudian kitab komentar karena dianggap disusun oleh para Arahat. Ada Bhikkhu yang mati-matian menjalankan Vinaya sampai titik darah penghabisan, bukan karena kolot atau terikat tradisi, tetapi berusaha sebaik mungkin mengawetkan Dhamma. Di Theravada klasik hak untuk menghapus peraturan kecil dalam Vinaya dianggap telah ditolak di konsili, demi keberlangsungan Dhamma. Bhante Bodhi, yang karyanya sangat terkenal, baik terjemahan Sutta, Vinaya, Abhidhamma, maupun tulisan beliau sendiri tetap membedakan mana pandangan beliau sendiri, mana yang pandangan Theravada klasik dalam tulisannya.

Pandangan klasik bukan kolot dan mengikuti tradisi tidak mau berubah, tetapi dengan cinta kasih berusaha agar Dhamma tetap ada di dunia, dengan mengawetkan baik dalam penulisan, penerjemahan dan maknanya. Kalau memang tidak ada di Sutta, Vinaya, Abhidhamma, dan kitab-kitab komentar, saya gak berani mengada-adakan.

Ini salah satu nilai yang saya pegang dalam Buddhisme, tetapi bukan berarti saya tidak menghargai aliran lain, bukan berarti aliran lain tidak ada kebijaksanaan. Bagi saya yang utama adalah 4 kebenaran mulia, selama masih ada jalan mulia beruas delapan akan bisa ditemukan Nibanna. Hal itu bagi saya adalah toleransi.

Tetapi cara memandangnya berbeda, hal-hal yang tidak ada di Sutta, Vinaya, Abhidhamma, dan kitab-kitab komentar, tidak bersifat benar atau salah, tetapi tidak otoritatif, bukan untuk mengambil keputusan. Mengenai pihak lain berpandangan lain, silahkan, saya tidak ada masalah, karena itu saya sudah sebutkan dari awal. Bukan saya yang mengatakan di semua aliran oral sex melanggar sila.

Secara makna saya setuju dengan Samanera bahwa yang terbaik adalah sesuai dengan Dhamma, mengurangi tanha sampai habis.
Tetapi secara tulisan saya tidak bisa menerima kalau Samanera mengatakan di Theravada oral sex melanggar sila dalam konteks pancasila dan perumah tangga.

Dan di Mahayana, saya pernah membaca suatu artikel, tetapi sepertinya artikel tersebut mengambil penjelasan dari kitab komentar Theravada (tetapi ada huruf mandarinnya juga). Masalahnya Mahayana itu luas sekali.

Sedikit curhat...
Di forum perbandingan Buddhis dengan tradisi lain saya menghargai semua pihak, bahkan termasuk El Sol. Karena itu saya berpikir beberapa kali sebelum mengubah judul Topik yang beliau tulis "SESAT". Dari sudut pandang Buddhis, aliran lain di luar 4 kebenaran mulia = tidak benar. Menilik dari kata "SESAT" = salah jalan, saya tidak mau mengubah judul topik beliau. Meskipun kata "SESAT" bisa berkonotasi negatif, saya tidak mau mengubah begitu saja... tetapi akhirnya setelah diskusi dengan Fox saya akhirnya setuju mengubah judul topik... bukan karena El Sol benar atau salah, tetapi menimbang bahwa hal negatif yang muncul bisa lebih besar dari hal positifnya...
Di post kata sesat tidak akan saya ubah, hanya di judul saja. Demikian juga dengan kata-kata member yang lain, egois..., dll, tidak saya hapus begitu saja, tetapi saya pertimbangkan dulu.

 _/\_ _/\_ _/\_
« Last Edit: 08 April 2008, 09:17:21 AM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #76 on: 08 April 2008, 09:27:53 AM »
Kesimpulan?
Theravada -> Boleh
Mahayana Tibetan -> Tidak
Mahayana Lain (Chan/Zen, Pureland, dst) ->  ???

Waduh......kesimpulan yg mewakili Theravada siapa yg tanggung jawab ya?
kalau yg tibetan Mahayana, saya berani maju untuk mempertanggungjawabkan, karena sy ngomong berdasarkan tripitaka (Ka-gyur) dan kitab komentar (ta-gyur), sumbernya dari terjemahan dari Universitas Nalanda zaman dulu.

bow and respect,

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #77 on: 08 April 2008, 09:37:51 AM »
Theravada... saya pernah membaca tulisan 3 orang Bhikkhu dan 1 orang bekas Bhikkhu pada kesempatan yang berbeda, memang tidak ada oral sex pasangan yang sah melanggar kamesumicacchara, tetapi memang melanggar abrahmacariya. Saya akan pastikan sekali lagi, mohon bersabar. Sebenarnya sudah lebih dari 5x saya pastikan, tapi saya coba sekali lagi.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #78 on: 08 April 2008, 09:40:59 AM »
 _/\_ bukan boleh atau tidak boleh, peraturan Buddhism bukan seperti agama lain yang menyatakan ini ngga ya ngga ini boleh ya boleh melainkan
ini bijaksana atau tidak bijaksana dilakukan?
ini membawa kemajuan batin atau kemunduran?
ini membawa penderitaan atau kebahagiaan?
ini sehat atau membawa penyakit buruk?

Dengan selalu mereview setiap tindakan dengan pertanyaan seperti ini maka kita bisa tahu apakah yang kita lakukan adalah bijaksana atau tidak bijaksana.

Kalo menurut diri sendiri tidak boleh maka jangan lakukan,bila menurut diri sendiri boleh,di cross check ulang dulu dengan beberapa faktor diatas.selama dirimu dan orang lain mendapat manfaat baik.

Oral sex dan sex menuju lubang lain selain genital memiliki resiko kesehatan kecuali anda yakin bahwa pasangan anda bersih.dalam hal ini saya ingin kembalikan lagi kepada sila seorang upasaka dengan 8 sila dan sila vinaya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #79 on: 08 April 2008, 09:43:23 AM »
Saya juga tidak bicara boleh atau tidak boleh, tetapi definisi... seperti tidak tahu menginjak semut tidak sama dengan pelanggaran sila.

Saya juga tidak bermaksud HH Dalai Lama vs Ajahn Brahm lagi. Mereka punya contekan masing-masing. Yang jadi masalah adalah mereka yang tidak tahu mencampur begitu saja. Yang jadi masalah kalau ada yang menuduh yang satu lebih benar dari yang lain.

Tetapi Samanera pernah mengatakan hal itu melanggar sila dalam Theravada. Hal ini yang menjadi masalah bagi saya. Bukan saya sektarian atau egois, bagi saya Theravada berusaha sebaik mungkin (walaupun saya akui tidak sempurna) mempertahankan Dhamma, walaupun kelihatan kolot ortodox tidak mau berubah keras kepala demi kebaikan semua makhluk.
« Last Edit: 08 April 2008, 09:58:33 AM by karuna_murti »
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #80 on: 08 April 2008, 10:05:45 AM »
Jadi panjang ya?  ;D

Memang yang terbaik adalah mengikis tanha sampai habis  ;D

Saya gak pernah beranggapan Samanera mengatur. Cuma saya takut ada pihak lain yang salah paham.


mohon baca pelan-pelan, walaupun rada panjang, karena kalau bacanya super cepat.....yg ada hanyalah kebinggunggan dan salah paham, gunakan kesabaran okeh  ;)

Kalau ada anak kecil yg membaca tulisan ini dan telan mentah-mentah, saya bertanggung jawab atas tulisan saya, dan tidak ada pilihan saya akan membenahinya, kalau orangnya bertanya langsung kepada saya, kalau mereka tidak konfirmasi ke saya, saya jg tidak bisa berbuat apapaun, namun mereka yg merujuk ke Sutra dan kitab komentar yg sama, sy yakin sekali dengan intisari pembiraanya, yaitu sesuai dgn yg saya pahami. Semoga ini kekuatiran yang eksesif.

Quote
*******
Mengapa saya bertahan sekali waktu Samanera mengatakan bahwa di Theravada tidak boleh? Karena tidak pernah saya temukan ada Sutta Theravada.

Tidak menemukan tidak berarti tidak ada, sebaiknya anda coba tanyakan kepada ahli yg bisa akses langsung ke bahasa Pali, atau ahli dalam Sila dan Vinaya, kita tidak bisa mengarang dan menulis sesuka hati dan sesuai dengan informasi yg ada, namun kita berusha merujuk pada tulisan yg ada, kita pelajari dan renungkan, kemudian baru tahu apakah tindakan oral seks itu termasuk tindakan seksual abnormal, termasuk pelanggaran, atau tidak.

sy sgt yakin, sutta theravada sgt byk dan luas, kalau memang mau memberi manfaat, temukanlah sesuatu yg bisa memberi manfaat, seperti dlm pembahasan seksual dan oral seks ini. Saya bukan braggging tentang pengetahuan saya, saya tetap merasa tidak punya informasi yang memadai, oleh karena itu sy belajar bhs tibet dan agar bisa masuk ke dalam kitab Sutra dan Kitab komentar Tripitaka yg ada hingga saat ini, tidak ada cara lain....dan tidak ada tempat untuk berspekulasi, ini yg aku rasakan, karena aku blom sempurna, cuman tampak luar saja yg memakai jubah, namun isi kepala, tindakan, dan ucapan belum tentu benar, ini perlu di catat baik2 oleh semua org yg membaca tulisan di forum, byk org terjebak dgn "otoritas" tulisan, contoh seorang monastik...maka semua umat langsung percaya, dan meganggap itu benar dan tidak mungkin salah, ini yang perlu kita sampaikan kepada khalayak ramai, kadang umat yg rajin belajar dan praktik...kualitas mereka jauh di atas para monastik yang bermalas-malasan.

Quote
Bukan karena alasan fanatik atau kolot. Bagi Theravada yang kebijaksanaannya sempurna adalah Sammasambuddha. Kebijaksanaan Arahat tidak sempurna seperti Sammasambuddha, tetapi masih memiliki otoritas lebih tinggi daripada putujhana, sehingga yang kedua menjadi patokan adalah kebijaksanaan Arahat yang berusaha mengawetkan Dhamma yang dibabarkan Sammasambuddha dalam konsili-konsili. Dhamma semakin lama semakin terdegradasi.
Anda pernah membaca tulisan Eks Bhikkhu Mettanando tentang konsili? banyak hal yg kita telan mentah-mentah, dan byk informasi baru yg beliau temukan dalam kitab Tipitaka Theravada, lumayan buat informasi berimbang, sekedar informasi saja, berhubungan saya sendiri jg blum sanggup masuk ke dalam Tipitaka theravada, karena alasan bahasa.

Quote
Sang Buddha mengatakan ada 2 kesalahan dalam penanganan Sutta, yaitu dalam tulisan (harafiah) dan dalam makna. 2 kesalahan ini akan berakibat mengurangi umur Dhamma. Karena itu Theravada klasik berusaha tidak mengubah isi Sutta, dan tidak menerima pandangan kebijaksanaan lain bisa memutuskan sesuatu. Otoritas tertinggi berada di Sutta, dan kemudian kitab komentar karena dianggap disusun oleh para Arahat. Ada Bhikkhu yang mati-matian menjalankan Vinaya sampai titik darah penghabisan, bukan karena kolot atau terikat tradisi, tetapi berusaha sebaik mungkin mengawetkan Dhamma. Di Theravada klasik hak untuk menghapus peraturan kecil dalam Vinaya dianggap telah ditolak di konsili, demi keberlangsungan Dhamma. Bhante Bodhi, yang karyanya sangat terkenal, baik terjemahan Sutta, Vinaya, Abhidhamma, maupun tulisan beliau sendiri tetap membedakan mana pandangan beliau sendiri, mana yang pandangan Theravada klasik dalam tulisannya.

Pandangan klasik bukan kolot dan mengikuti tradisi tidak mau berubah, tetapi dengan cinta kasih berusaha agar Dhamma tetap ada di dunia, dengan mengawetkan baik dalam penulisan, penerjemahan dan maknanya. Kalau memang tidak ada di Sutta, Vinaya, Abhidhamma, dan kitab-kitab komentar, saya gak berani mengada-adakan.

Kita kagyur yg merupakan terjemahan2 dari zaman dulu, merupakan sutra otentik, dan ini yg setara dengan Tipitaka pali, kemudian kitab tagyur yang isinya komentar atas Kagyur oleh guru2 pada zaman itu.

utk melestarikan dharma yg kami anggap sumber ajaran, tidak ada cara lain yaitu dgn belajar, mengerti, memahami, merenungkan, memeditasikan, kemudian menerapkannya, sesuai dengan berbagai nasihat Buddha maupun ehipasiko.

Quote
*****
Tetapi cara memandangnya berbeda, hal-hal yang tidak ada di Sutta, Vinaya, Abhidhamma, dan kitab-kitab komentar, tidak bersifat benar atau salah, tetapi tidak otoritatif, bukan untuk mengambil keputusan. Mengenai pihak lain berpandangan lain, silahkan, saya tidak ada masalah, karena itu saya sudah sebutkan dari awal. Bukan saya yang mengatakan di semua aliran oral sex melanggar sila.

Saya berbicara sesuai jalur yg sy tempuh, yaitu dari turun temurun aliran Mulasarvastivada, yang merupakan kelanjutan dari Tradisi Universitas Monastik Nalanda di zaman India kuno, karena secara personal sy yakin atas jalur ini, sy memaparkan apa yg saya tahu, tidak menjadikan itu suatu tulisan otoritatif maupun mengambil keputusan utk aliran lain. sy jg sangat menghargai hal2 yg kurang selaras, bahkan yg bertolak belakang, tampaknya karena kita yg kurang mengerti sehingga menganggap sesuatu itu boleh dilakukan, menganggap sesuatu itu bertolak belakang, dll......semoga kita menemukan harmonis dlm semua aliran, yg sesungguhnya adalah kendaraan Buddha.

Quote
Secara makna saya setuju dengan Samanera bahwa yang terbaik adalah sesuai dengan Dhamma, mengurangi tanha sampai habis.
Tetapi secara tulisan saya tidak bisa menerima kalau Samanera mengatakan di Theravada oral sex melanggar sila dalam konteks pancasila dan perumah tangga.

Oleh karena itu, sy mengdukung teman2 yg bisa eksplorasi ke Tipitaka Theravada, tentu saja sgt baik, karena sekali lagi, tidak ada tempat utk berspekulasi, sy yakin Pali Pitaka sudah di lestarikan sejak ribuan tahun kebelakang, dan jumlahnya begitu byk, memang ada baiknya kita mengacu pada tulisan otentik, daripada sekedar memberi kesimpulan berlandaskan informasi yg serba kekurangan ini.

Quote
Dan di Mahayana, saya pernah membaca suatu artikel, tetapi sepertinya artikel tersebut mengambil penjelasan dari kitab komentar Theravada (tetapi ada huruf mandarinnya juga). Masalahnya Mahayana itu luas sekali.

So, dari sisi Mahayana, anda juga tidak memiliki kepastian. satu hal yg berani saya katakan kepada anda, ambil contoh Dhammapada, aliran Mulasarvastivada tidak ada kitab yg namanya Dhammapada, namun karena sangat terkesan dgn naskah ini, maka zaman dulu naskah yang dikompilasi oleh Dharmatrata, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Tibet sejak ribuan tahun yg lalu juga, jadi Tibetan jg punya versi Dhammapada yg mirip dng Theravada, namun dalam urutan yg berbeda. Bagiku, semua ajaran di setiap aliran merupakan satu kesatuan, dan tidak ada pertentangan, pertentangan muncul dari batin kita karena kita yang belum sanggup mencerna dengan baik, atau kesalahan kita dalam mencerna, setidaknya itu yg aku rasakan hingga saat ini.

bahkan perbedaan dalam hal oral seks dlm diskusi ini, aku tidak merasa berbeda, namun saya lebih melihat, tidak sama persis, dan tidak bertolak belakang.
bagi sy yg mengikuti jalur mulasarvastivada, sy ikuti definisi yg ada, dan bagi yg Theravada, silakan ikuti definis sementara yg ada (Karena asumsi saya, di forum ini belum ada yg bisa masuk ke dlm Sutta atau Vinaya Pali Pitaka untuk mengakurkan pendapat yg beredar secara umum dan catatan warisan yg ada di Pali Pitaka).

Terima kasih, dan semoga menjadi lebih terang dan jelas, tetap semangat berlatih, dan kita sambung lagi di topik yg lain, kalau sy ada waktu utk membalas.

as usual, bow and respect,

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #81 on: 08 April 2008, 10:55:33 AM »
Quote from: nyanabhadra
Tidak menemukan tidak berarti tidak ada, sebaiknya anda coba tanyakan kepada ahli yg bisa akses langsung ke bahasa Pali, atau ahli dalam Sila dan Vinaya, kita tidak bisa mengarang dan menulis sesuka hati dan sesuai dengan informasi yg ada, namun kita berusha merujuk pada tulisan yg ada, kita pelajari dan renungkan, kemudian baru tahu apakah tindakan oral seks itu termasuk tindakan seksual abnormal, termasuk pelanggaran, atau tidak.
Demikian juga samanera, kalau tidak ketemu bukan berarti ada.

Jika memang dilarang, tentu para tipitaka dhara dan para ahli pasti tidak menyembunyikan dan tentu kita semua akan tahu juga sekarang.

Terlepas dari ada atau tidaknya. Saya pribadi, melakukan seks oral atau normal, sama saja, sama2x untuk kepuasan, sama seperti makan eskrim, sama seperti nonton film, dst. Kehendak lah yang menentukannya.
There is no place like 127.0.0.1

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #82 on: 08 April 2008, 11:10:06 AM »
Quote from: nyanabhadra
Tidak menemukan tidak berarti tidak ada, sebaiknya anda coba tanyakan kepada ahli yg bisa akses langsung ke bahasa Pali, atau ahli dalam Sila dan Vinaya, kita tidak bisa mengarang dan menulis sesuka hati dan sesuai dengan informasi yg ada, namun kita berusha merujuk pada tulisan yg ada, kita pelajari dan renungkan, kemudian baru tahu apakah tindakan oral seks itu termasuk tindakan seksual abnormal, termasuk pelanggaran, atau tidak.
Demikian juga samanera, kalau tidak ketemu bukan berarti ada.

Kalau sudah menelusuri dan tidak ditemukan, tentu saja baru bisa ambil kesimpulan bro, ada tidak ada bukan keputusan kita :)
Ingat, tidak ada ruang untuk spekulasi, apalagi bespekulasi dgn kata-kata  :D apalagi spekulasi dengan membolak-balikkan kata-kata  ;) peace.......terkesan cerdas.....salut utk bro Sumedho


Quote
Jika memang dilarang, tentu para tipitaka dhara dan para ahli pasti tidak menyembunyikan dan tentu kita semua akan tahu juga sekarang.

Sudah pernah menanyakan kepada Tipitaka Dhara? kalau beliau2 yg ahli Tipitaka juga bilang tidak ada, saya juga semakin yakin :), paling tidak mengandalakan orang yg konon menghafal seluruh isi Tipitaka :) lebih reliable.....

Quote
Terlepas dari ada atau tidaknya. Saya pribadi, melakukan seks oral atau normal, sama saja, sama2x untuk kepuasan, sama seperti makan eskrim, sama seperti nonton film, dst. Kehendak lah yang menentukannya.

Pernyataan ini sudah menjadi kesepakatan umum di forum ini, silakan lakukan sesuai dengan pemahaman maksimal yg kita punya masing-masing, informasi sudah disampaikan, tak ada rasa tertekan, tak ada rasa tidak enak, tidak ada rasa dibatas-batasi oleh definisi, semua adalah pilihan masing-masing, demikian kan cara Buddha menurunkan aturan utk para umat biasa? tidak ada unsur paksaan....

bagi monastik, aturan memang lebih ketat, tidak mau melaksankan aturan yg sudah digariskan, sebaiknya "out from the sangha", ini lebih bersifat tegas.

bow and respect,

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #83 on: 08 April 2008, 11:21:08 AM »
 _/\_ mohon praktekan dengan bijaksana.
secara tibetan mungkin kita mengetahui bahwa praktik Buddhism versi Tibetan Tantra memang lebih tegas mengenai ya dan tidaknya. namun saya pikir pembahasan ini cukup sampai disini. terdapat sebuah jarak antara samana dengan praktisi rumah tangga.

Selama tidak membawa kerugian dalam arti kesehatan,perselingkuhan,praktekan dengan bijaksana. mungkin pertanyaan konyol yang perlu dibantai adalah apakah boleh memasukkan ke lobang hidung atau telinga(got my point?),nah baru kita bilang gile masuk aja kaga bisa,malah bisa infeksi kalo dipaksain.gitu. Dhamma perlu dipahami sebagai Jalan Tengah. thanks
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #84 on: 08 April 2008, 11:24:39 AM »
Quote
Kalau sudah menelusuri dan tidak ditemukan, tentu saja baru bisa ambil kesimpulan bro, ada tidak ada bukan keputusan kita
Ingat, tidak ada ruang untuk spekulasi, apalagi bespekulasi dgn kata-kata   apalagi spekulasi dengan membolak-balikkan kata-kata   peace.......terkesan cerdas.....salut utk bro Sumedho
Maap nih samanera ^:)^, saya cuma menggunakan kembali kata2x dari samanera yg di revisi dikit :P , spekulasi dijawab pake spekulasi juga  ;D

Quote
Sudah pernah menanyakan kepada Tipitaka Dhara? kalau beliau2 yg ahli Tipitaka juga bilang tidak ada, saya juga semakin yakin , paling tidak mengandalakan orang yg konon menghafal seluruh isi Tipitaka  lebih reliable.....
Sayangnya saya belum pernah ketemu Tipitakadhara nih. Mau jadi tipitaka dhara juga nga mampu heheheh. Tapi dari sejauh yang saya pelajari, dari pola2xnya, demikianlah apa yang saya mengerti.

There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #85 on: 08 April 2008, 12:08:07 PM »
Quote
Anda pernah membaca tulisan Eks Bhikkhu Mettanando tentang konsili? banyak hal yg kita telan mentah-mentah, dan byk informasi baru yg beliau temukan dalam kitab Tipitaka Theravada, lumayan buat informasi berimbang, sekedar informasi saja, berhubungan saya sendiri jg blum sanggup masuk ke dalam Tipitaka theravada, karena alasan bahasa.

Kita kagyur yg merupakan terjemahan2 dari zaman dulu, merupakan sutra otentik, dan ini yg setara dengan Tipitaka pali, kemudian kitab tagyur yang isinya komentar atas Kagyur oleh guru2 pada zaman itu.

utk melestarikan dharma yg kami anggap sumber ajaran, tidak ada cara lain yaitu dgn belajar, mengerti, memahami, merenungkan, memeditasikan, kemudian menerapkannya, sesuai dengan berbagai nasihat Buddha maupun ehipasiko.

Saya berbicara sesuai jalur yg sy tempuh, yaitu dari turun temurun aliran Mulasarvastivada, yang merupakan kelanjutan dari Tradisi Universitas Monastik Nalanda di zaman India kuno, karena secara personal sy yakin atas jalur ini, sy memaparkan apa yg saya tahu, tidak menjadikan itu suatu tulisan otoritatif maupun mengambil keputusan utk aliran lain. sy jg sangat menghargai hal2 yg kurang selaras, bahkan yg bertolak belakang, tampaknya karena kita yg kurang mengerti sehingga menganggap sesuatu itu boleh dilakukan, menganggap sesuatu itu bertolak belakang, dll......semoga kita menemukan harmonis dlm semua aliran, yg sesungguhnya adalah kendaraan Buddha.

Betul Samanera. Saya belum baca tulisan Bhikkhu Mettanando, tapi saya baca tulisan lain General Integrated Sutta Theory karangan Bhante Sujato isinya antara lain Kitab Agama Mandarin dan Pali Canon (Sutta dan Vinaya) itu hampir identik dengan garis besar sama, kecuali ada satu Sutta yang hilang dari Kitab Agama Mandarin, mengenai makan daging.

Saya dulu pernah bilang ke bro El Sol kalau Tibetan dan Theravada hampir mirip, karena Tibetan berakar pada Mula-Sarvastivada, daripada aliran yang mengambil akar dari Mahasanghika. Tetapi  Mahasanghika juga tidak saya anggap sesat, semua berakar dari ajaran Sang Buddha.

Dan diantara ketiga aliran, Mahayana, Theravada dan Tantrayana memang satu akar, bisa dilihat dari Vinaya 6 aliran yang isinya tidak jauh berbeda.

Saya tidak pernah menganggap salah satu aliran sesat, tapi diantara 3 aliran saya memilih satu jalan, yaitu Theravada. Theravada sendiri cukup luas, banyak hal-hal yang kontroversial. Antara lain citta yang berubah-ubah atau muncul dan hilang, teori anatta, Nibanna bisa dicapai dalam jhana atau jhana tidak diperlukan, metode Mahasi atau metode Goenka, menerima Abhidhamma sebagai asli atau tambahan, dll dll dll. Karena itu saya juga tidak pernah menelan mentah-mentah pendapat satu pihak. Saya memilih Theravada klasik sebagaimana dikumpulkan oleh Mahavihara semata-mata karena saya melihat sebagai jalan yang paling otentik. Bahkan Bodhicitta, Dhammakaya, Samboghakaya, Nirmanakaya juga ada disinggung dalam kitab komentar Theravada, tetapi dengan isi yang berbeda.

Tetapi saya tidak pernah melihat aliran lain sebagai sesat. Ini hanya pendapat sementara saya karena saya belum tercerahkan.

Bila ada suatu pendapat, biasanya saya mencoba melihat dari sisi lain.

Kalau Samanera melihat 84000 aliran sungai bermuara ke laut yang sama, saya melihat 100000 aliran sungai, 84000 mungkin bermuara ke laut, sisanya 16000 belum tentu, saya tidak tahu.

Saya setuju koq kalau pemuasan nafsu indera akan ada akibatnya. Sila sejati dengan sila sebagai definisi memang berbeda. Bahkan diantara Para Murid hanya satu yang terunggul dalam pelaksanaan Vinaya, bukan karena kebodohan atau salah, tetapi karena kondisi yang sesuai.

4 kebenaran mulia, ada sebab ada akibat, jalan mulia beruas delapan, tumimbal lahir, dukkha, anicca, anatta, sebab musabab yang saling bergantung, itulah inti yang saya terima.

Terus terang saya senang berdiskusi yang sehat seperti ini. Yang saya tidak senangi adalah yang mencampur, yang mengatakan semua hal sebagai hal yang benar, semua agama membawa kebaikan, semua aliran sama, ada hal-hal berbeda yang tidak bisa disatukan. Ini pandangan saya, kalau ada orang berpandangan lain silahkan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #86 on: 09 April 2008, 03:14:10 PM »
GURU SAYA AKAN SELALU 1..

GURU SAYA GURU PARA GURU..

GURU SAYA GURU PARA DEWA..

GURU SAYA GURU PARA MANUSIA..

GURU SAYA GURU PARA MAKHLUK..

GURU SAYA BUDDHA GOTAMA...

dan beliau...menyatakan bahwa Pancasila upasaka dan upasika adalah...kamesumichacara..

beres tah..~~

 [at] karuna,
emank seh gw juga rasa seh Vajra ajaran intinya itu mirip ajaranne Theravada...n mereka mayan ketat Vinanyanya..

tapi yah gw tetep kurang suka ama Vajra karena..mereka menghina Hinayana!..-_-"

ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue
« Last Edit: 09 April 2008, 03:19:14 PM by El Sol »

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #87 on: 09 April 2008, 03:21:06 PM »
Quote
Di forum perbandingan Buddhis dengan tradisi lain saya menghargai semua pihak, bahkan termasuk El Sol. Karena itu saya berpikir beberapa kali sebelum mengubah judul Topik yang beliau tulis "SESAT". Dari sudut pandang Buddhis, aliran lain di luar 4 kebenaran mulia = tidak benar. Menilik dari kata "SESAT" = salah jalan, saya tidak mau mengubah judul topik beliau. Meskipun kata "SESAT" bisa berkonotasi negatif, saya tidak mau mengubah begitu saja... tetapi akhirnya setelah diskusi dengan Fox saya akhirnya setuju mengubah judul topik... bukan karena El Sol benar atau salah, tetapi menimbang bahwa hal negatif yang muncul bisa lebih besar dari hal positifnya...
Di post kata sesat tidak akan saya ubah, hanya di judul saja. Demikian juga dengan kata-kata member yang lain, egois..., dll, tidak saya hapus begitu saja, tetapi saya pertimbangkan dulu.
bagi gw ini gk msalah...^^

asal jangan kayak felix yg suka apus post gw...T_T

* Sekali lagi El Sol, yang di hapus pada saat itu sangat tidak pantas di tulis di forum ... Sekali lagi harap di mengerti dan seingat saya hanya satu kali di hapus postinganmu ... tetap jaga penulisan di forum yah, gunakan bahasa indonesia yang baik  :D ... _/\_
« Last Edit: 09 April 2008, 03:42:59 PM by Felix Thioris »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #88 on: 10 April 2008, 12:02:33 AM »
saya sedang mengingatkan diri sendiri...  :)
akan wejangan Suhu Sumedho awal2 forum DC terbentuk...  ^:)^
memposting dengan Sati [sadar]...  _/\_
ingat baik2, agar tidak ada penyesalan nanti...  ::)
tidak ada kebahagiaan di atas penderitaan orang lain...  ;)
kematian akan datang menghampiri kita, jangan sampai ada penyesalan ketika saatnya tiba...  :)


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #89 on: 10 April 2008, 01:20:44 AM »
******

tapi yah gw tetep kurang suka ama Vajra karena..mereka menghina Hinayana!..-_-"

ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue

hak-hak-hak.......
Saya tidak pernah menemukan Ajaran Mahayana (Vajrayana) mengina aliran Hinayana. Coba buktikan kata-katamu :)
Yang ada hanya mereka yang mengaku (melabelkan) diri sebagai penganur Vajrayana (tidak mengerti inti mahayana maupun Vajrayana) sehingga dengan "bodohnya" menghina Hinayana.
Demikian juga sebaliknya, para penganut yg tak mengerti (Hinayana, Theravada, dll) kemudian dengan "bodohnya" menghinda Mahayana.

anyway, ini tidak berkaitan dgn topik ini, saya cukup segini saja, mohon pikir baik-baik sebelum mengetik sesuatu di forum, di tempat orang ramai, jaga mulut (dlm hal ini tulisan), dan di tempat sepi, sebaiknya jaga batinmu (pikiranmu).

Semua aliran yang mengalir, Theravada, Sukhavati, Zen, Vajrayana, semuanya begitu saya junjung tinggi dan hormati, aliran lain saya tidak berani komen.

peace,

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #90 on: 10 April 2008, 01:25:25 AM »
****
ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue


Saya sangat yakin, anda tidak pernah membaca Dhammapada, kalaupun pernah baca, saya kembali lagi yakin, kamu tidak mengerti.
Dhammapada hanya salah satu contoh saja, membalas menghinda dengan menghina, sudah jelas bukan ajaran Buddha.

Anyway, saya tidak tahu apakah anda seorang buddhis atau bukan, kalau anda memang seorang Buddhis, sungguh disanyangkan bertindak gegabah seperti demikian, karena sungguh merusak nama baik ajaran Buddha, dan bisa dianggap anak "kecil" pintar yg tidak tahu apapun.

selamat merenung,

bow and respect,

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #91 on: 10 April 2008, 01:58:03 AM »
******

tapi yah gw tetep kurang suka ama Vajra karena..mereka menghina Hinayana!..-_-"

ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue

hak-hak-hak.......
Saya tidak pernah menemukan Ajaran Mahayana (Vajrayana) mengina aliran Hinayana. Coba buktikan kata-katamu :)
Yang ada hanya mereka yang mengaku (melabelkan) diri sebagai penganur Vajrayana (tidak mengerti inti mahayana maupun Vajrayana) sehingga dengan "bodohnya" menghina Hinayana.
Demikian juga sebaliknya, para penganut yg tak mengerti (Hinayana, Theravada, dll) kemudian dengan "bodohnya" menghinda Mahayana.

anyway, ini tidak berkaitan dgn topik ini, saya cukup segini saja, mohon pikir baik-baik sebelum mengetik sesuatu di forum, di tempat orang ramai, jaga mulut (dlm hal ini tulisan), dan di tempat sepi, sebaiknya jaga batinmu (pikiranmu).

Semua aliran yang mengalir, Theravada, Sukhavati, Zen, Vajrayana, semuanya begitu saya junjung tinggi dan hormati, aliran lain saya tidak berani komen.

peace,

bow and respect,
gw gk bisa kasih bukti skarang...

karena gw dulu pernah baca beberapa buku Tantra yg menghina Hinayana..dengan mengatakan bahwa ajaran tertinggi adalah Vajra dan Hinayana itu sangat selfish(mementingkan diri sendiri)

aku hanya menulis apa yg aku baca...

dan gw masih inget kalo buku itu ditulis oleh Bhikkhu Vajra...

dan anyway, dalam Diamond sutra juga menghina Hinayana..

padahal pada zaman itu belum ada beda2 aliran...tapi kok dah menghina Hinayana...-_-" ndak percaya coba ajah baca..

ini linknya...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1769.0.html
« Last Edit: 10 April 2008, 02:09:37 AM by El Sol »

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #92 on: 10 April 2008, 02:01:08 AM »
****
ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue


Saya sangat yakin, anda tidak pernah membaca Dhammapada, kalaupun pernah baca, saya kembali lagi yakin, kamu tidak mengerti.
Dhammapada hanya salah satu contoh saja, membalas menghinda dengan menghina, sudah jelas bukan ajaran Buddha.

Anyway, saya tidak tahu apakah anda seorang buddhis atau bukan, kalau anda memang seorang Buddhis, sungguh disanyangkan bertindak gegabah seperti demikian, karena sungguh merusak nama baik ajaran Buddha, dan bisa dianggap anak "kecil" pintar yg tidak tahu apapun.

selamat merenung,

bow and respect,
aku sangat paham bahwa itu tidak benar..

tapi aku hanya mencontohi apa yg kalian para anggota Sangha perbuat...

kalian mulai dengan menghina aliran lain...

menghina Hinayana...

maka akupun menghina Mahayana(Vajrayana)...

kalian coba untuk membuat public melihat keburukan jika berjalan di jalan Hinayana..

maka aku ingin membuat public melihat keburukan jika berjalan di jalan Mahayana..

but anyway, gw repect kok ama ajaran2 Mahayana(vajra)..hanya saja..sekali lage...di Sutra2 kalian ada menghina Hinayana(Theravada) gitu ajah yg aku rasa sangat tidak betul..

anyway, gw Buddhist.. aliran Elsolyana.. :)

*kayakne gw gk cocok dipanggil aliran Theravada... ;D takutne kebawa ajah nama baek Theravada...jadi ini bukan Musavada yak guys*

 _/\_
« Last Edit: 10 April 2008, 02:02:55 AM by El Sol »

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #93 on: 10 April 2008, 02:11:24 AM »


* Sekali lagi El Sol, yang di hapus pada saat itu sangat tidak pantas di tulis di forum ... Sekali lagi harap di mengerti dan seingat saya hanya satu kali di hapus postinganmu ... tetap jaga penulisan di forum yah, gunakan bahasa indonesia yang baik  :D ... _/\_

haha...bercanda ajah kok Felix...sorry kalo gk sengaja buat loe sakit hati.... ^:)^ ^:)^

* Santai saja, Sol ... Itu sebagai penjelasan supaya tidak terjadi kesalahpahaman .... Silahkan lanjutkan berdiskusi
:) _/\_
« Last Edit: 10 April 2008, 08:02:56 AM by Felix Thioris »

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #94 on: 10 April 2008, 02:44:22 AM »
****
ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue


Saya sangat yakin, anda tidak pernah membaca Dhammapada, kalaupun pernah baca, saya kembali lagi yakin, kamu tidak mengerti.
Dhammapada hanya salah satu contoh saja, membalas menghinda dengan menghina, sudah jelas bukan ajaran Buddha.

Anyway, saya tidak tahu apakah anda seorang buddhis atau bukan, kalau anda memang seorang Buddhis, sungguh disanyangkan bertindak gegabah seperti demikian, karena sungguh merusak nama baik ajaran Buddha, dan bisa dianggap anak "kecil" pintar yg tidak tahu apapun.

selamat merenung,

bow and respect,
aku sangat paham bahwa itu tidak benar..

tapi aku hanya mencontohi apa yg kalian para anggota Sangha perbuat...

kalian mulai dengan menghina aliran lain...

menghina Hinayana...

maka akupun menghina Mahayana(Vajrayana)...

kalian coba untuk membuat public melihat keburukan jika berjalan di jalan Hinayana..

maka aku ingin membuat public melihat keburukan jika berjalan di jalan Mahayana..

but anyway, gw repect kok ama ajaran2 Mahayana(vajra)..hanya saja..sekali lage...di Sutra2 kalian ada menghina Hinayana(Theravada) gitu ajah yg aku rasa sangat tidak betul..

anyway, gw Buddhist.. aliran Elsolyana.. :)

*kayakne gw gk cocok dipanggil aliran Theravada... ;D takutne kebawa ajah nama baek Theravada...jadi ini bukan Musavada yak guys*

 _/\_

bro El Sol, inga... inga... [hukum karma]
anda sedang berdiskusi dengan anggota Sangha...
jaga baik2 pikiran, ucapan, dan perbuatan...
_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #95 on: 10 April 2008, 03:04:32 AM »
ini aku dah rem 80%...

 :|

tapi emank kenyataannya gitu...

kena kamma buruk deh.. :'( :'( :'(

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #96 on: 10 April 2008, 07:45:43 AM »
 ^-^ ^-^ elsol rajin banget sekarang
pagi pagi dah bangun... :D


:outoftopic:                                  :backtotopic:
« Last Edit: 10 April 2008, 08:08:11 AM by Felix Thioris »

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #97 on: 10 April 2008, 08:19:18 AM »
 _/\_ Vajrayana dalam semua teks yang pernah saya baca tidak pernah menghina Theravada atau Hinayana,mereka lebih berpikir bahwa mempelajari Theravada adalah step awal mengerti Buddhism setelah itu berkembang menjadi Mahayana dan akhirnya memasuki Vajrayana. Jadi itu adalah step yang harus diikuti.
Mohon setiap kata agar tidak menjadi musavada di pahami dengan kebijaksanaan dan cinta kasih.  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #98 on: 10 April 2008, 09:09:26 AM »
hati2 menggunakan dalil seperti yg bro jelaskan, bisa terjebak dan menyatakan bahwa oral seks itu boleh dilakukan, padahal sudah jelas di lubang yang tidak sebagaimana mestinya.


Anumodana atas pendapat yg diberikan.

Pertama,
Pemahaman Buddhism saya memang berdasarkan kitab Pali dan sejauh ini sy berpendapat Oral Sex boleh-boleh saja dilakukan, karena kita tidak dapat menemukan referensi dalam Tipitaka yg melarang kegiatan tsb.

Kedua,
Meskipun boleh dilakukan, namun harus disadari konsekuensi yg akan akan mengikuti, karena segala hal yg dilakukan akan mempunyai konsekuensi, setidaknya akan mengakumulasi LDM pada batin.

Ketiga,
Saya tetap berpegangan bahwa dasar penilaian Buddhism terletak pada reaksi Bathin, bukan pada referensi kitab suci. (Memang, kita tetap memerlukan sila sebagai tuntunan, tetapi dasar penilaian dan pegangan yg sangat jelas dan universal terletak pada Reaksi Batin. Pegangan ini dapat kita terapkan kapan saja dimana saja, tanpa terikat sekte2 maupun aliran apapun). Demikian juga dalam konteks Oral Sex ini, kita segera dapat memahami perbuatan ini boleh/tidak, bermanfaat/tidak, dari reaksi batin kita saat melakukannya.

 _/\_

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #99 on: 10 April 2008, 10:16:26 AM »
Sangat setuju dengan bro willi

bagaimana konsekuensinya di batin  ^:)^

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #100 on: 10 April 2008, 12:49:35 PM »
.......
.......
.......

ajaran bagus..tapi menghina aliran lain..~~ bah!..makane aye menghina mereka juga..biar imbang dan alami jadine...~~ huehuehue


Quote
"Para Bhikkhu, jika ada orang berbicara menentang aku, atau
menentang Dharma atau menentang Sangha, janganlah karena hal itu
engkau menjadi marah, benci, atau menaruh dendam. Jika engkau merasa
tersinggung dan sakit hati, hal itu akan menghalangi perjalanananmu
sendiri mencapai kemenangan. Jika engkau merasa jengkel dan marah
ketika orang lain mengucapkan kata-kata yang menentang kita, bagaimana
engkau dapat menilai sejauh mana ucapannya itu benar atau salah?...
Jika ada orang yang mengucapkan kata-kata yang merendahkan Aku, atau
Dharma atau Sangha, engkau harus menjelaskan apa yang keliru dan
menunjukkan kesalahannya dengan menyatakan berdasarkan hal ini atau
itu, tidak benar, itu bukan begitu, hal demikian tidak diketemukan di
antara kami dan bukan pada kami. Sebaliknya pula, Bhikkhu, jika orang
lain memuji Aku, memuji Dharma, memuji Sangha, janganlah karena hal
tersebut engkau merasa senang atau bangga atau tinggi hati. Jika
engkau bersikap demikian maka hal itu itu pun akan menghalangi
perjalanananmu sendiri mencapai kemenangan. Jika orang lain memuji
Aku, atau Dharma atau Sangha, maka engkau harus membuktikan kebenaran
dari apa yang diucapkan dengan menyatakan berdasar hal ini atau itu,
ini benar, itu memang begitu, hal demikian terdapat di antara kami,
ada pada kami" (Digha-Nikaya. I, 3).

 ^:)^ ^:)^ ^:)^ maaf...


Offline willyyandi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 5
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #101 on: 13 April 2008, 04:12:48 PM »
Topik yang menarik nih...


saya mau komentar ya.

Menurut yang pernah saya ketahui, Theravada membolehkan Oral seks. Coba buka websitenya www.samaggi-phala.or.id


sebagai tambahan coba baca :

Buddhism and Sex by M. O'C. Walshe di
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/walshe/wheel225.html
 versi bahasa indonesianya terbitan Vidyasena
Nanti saya minta kasih ebook agar diupload di dhammacitta

kasihan para homoseksual (gay atau lesbian) di Indonesia kalau gak boleh oral atau anal..

Jadi bagaimana perilaku seksual dalam kehidupan mereka??

untuk artikel yang berhubungan dengan homoseksual coba lihat tulisan saya di
http://dhammacitta.org/artikel/willy-yandi-wijaya/homoseksualitas-dan-buddhisme

Mahayana pada akhirnya berkembang berbeda dengan Vajrayana atau Tibetan.

Saya rasa problemnya adalah ketika salah satu tradisi budhisme berbeda pandangan, bagaimana ini??
bukankah agama Buddha harusnya lebih jelas?

walaupun seks untuk keturunan, kenikmatan seksual juga pasti didapat ketika berhubungan untuk mendapatkan keturunan.

Kalau untuk mendapatkan keturunan, sebenarnya tidak perlu berhubungan seksual. lewat bayi tabung atau teknologi lainnya ada yang sudah bisa menghasilkan anak tanpa perlu seks.

Oral seks dan anal seks sudah ada sejak zaman Budha Gautama dan menurut 4 kitab yang diyakini paling otentik dari  agama Buddha dan dimiliki oleh semua aliran (yaitu Digha Nikaya, Anguttara Nikaya, Majjhima Nikaya, dan Samyutta Nikaya [ada padanan di literatur mahayana dan vajrayana dengan nama berbeda]), TIDAK ADA PERNYATAAN TEGAS ORAL ATAU ANAL SEKS TIDAK BOLEH. jadi kutipan dari Abidhamma/abidharma, Vinaya dan Khuddhaka Nikaya DIBUAT BELAKANGAN dan mungkin diselipkan tambahan2.

Jadi ORAL SEKS DIPERBOLEHKAN, namun bukan berarti dianjurkan. kembali lagi kepada budaya, kondisi dan situasi.
di asia, walaupun masih ada sebagian yang merasa aneh atau jijik dengan oral, namun sebagian lainnya telah dapat menerima.
tentunya dilakukan dengan pertimbangan kesehatan juga.
anal seks sebaiknya tidak dilakukan karena dapat merusak dubur seseorang.
kalau oral, dari segi kesehatan tidak terlalu masalah.



kalau orangnya gak mau dioral, adanya pemaksaan, tergolong seksual yang salah dan melanggar sila ke-3.

Offline willyyandi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 5
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #102 on: 13 April 2008, 04:17:34 PM »
yang saya katakan untuk umat awam

kalau biksu untuk semua aliran tidak boleh melakukan seks termasuk oral, anal, dengan binatang, alat, fantasi, cybersex, dsb (kecuali beberapa aliran kecil di Jepang yang boleh berumah tangga saya tidak tahu)


Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #103 on: 13 April 2008, 04:45:04 PM »
Topik yang menarik nih...


saya mau komentar ya.

Menurut yang pernah saya ketahui, Theravada membolehkan Oral seks. Coba buka websitenya www.samaggi-phala.or.id


blablabla......


Bro willyyandi....
Boleh berikan linknya langsung ? Kasihan harus "jalan-jalan" ke dalam....

Anumodana..

 _/\_

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #104 on: 14 April 2008, 11:06:39 PM »
ternyata Dalai Lama gk setuju ama Homosexual itu gara2 ini toh.. ;D

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #105 on: 15 April 2008, 12:15:11 AM »
****
aku sangat paham bahwa itu tidak benar..

tapi aku hanya mencontohi apa yg kalian para anggota Sangha perbuat...


Contohlah sangha yg baik...jangan contoh sangha yang suka menghina, itu saja saranaku, kamu bukan anak kecil, dan bisa bedakan sendiri mana yg baik dan mana yg buruk.

Quote
kalian mulai dengan menghina aliran lain...

menghina Hinayana...

maka akupun menghina Mahayana(Vajrayana)...

kalian itu siapa yah? mahayana? kalau gitu anda sungguh tidak mengerti mahayana, dan melemparkan tuduhan tidak berdasar, saya rasa ini kurang tepat cara demikain. masuk ke dalam mahayana, kamu akan tahu makna di balik itu.

Kalau gitu, mohon tunjukkan bagian mana dari tulisan sy yg menghina aliran lain?
terima kasih

aku tidak mempermasalahkan kamu mau menghina mahayana ataupun vajrayana, silakan terima karma buruknya, saya hanya memberi saran sebagai seorang teman doang.

Quote
kalian coba untuk membuat public melihat keburukan jika berjalan di jalan Hinayana..

maka aku ingin membuat public melihat keburukan jika berjalan di jalan Mahayana..

membuat publik apa yah? kok kayak ini perdebatan aliran yah hehehehe.....pakai istilah kalian (mahayana) dan aku (theravada).

sungguh disayangkan anda berpikiran sempit.

bagi saya, intisari ajaran buddha sama, utk pembebasan, saling menghormati, saya tidak akan membalas menghina walaupun kamu menghina ajaran manapun, termasuk menghina aliran buddhis sendiri. Buddha tidak pernah mengajar utk saling menghina, kalau anda menghina, anda tak layak disebut seorang yg mengikuti ajaran Buddha, anyway terserah mau labelnya apapun, buddhis, kr****n, dsb...tak ada agama yg memperbolehkan umatnya utk menghina umat lain atau aliran yang lain.

Quote
but anyway, gw repect kok ama ajaran2 Mahayana(vajra)..hanya saja..sekali lage...di Sutra2 kalian ada menghina Hinayana(Theravada) gitu ajah yg aku rasa sangat tidak betul..

anyway, gw Buddhist.. aliran Elsolyana.. :)

*kayakne gw gk cocok dipanggil aliran Theravada... ;D takutne kebawa ajah nama baek Theravada...jadi ini bukan Musavada yak guys*

 _/\_

saya rasa kamu ini orang yg tidak konsisten, dan sangat lucu dalam memberi komentar.
menghinda buddhis dengan cara ugal-ugalan, dan dengan jokie "Elsolyana" sungguh kurang tepat menurutku, semoga menjadi bahan renungan pribadi.

berbohong banyak jenis, dari bercanda, berbohong kecil, berbohong menengah, dan berbohong besar.....jadi semoga menjadi perhatian kita semua (maaf bukan mau mengurui, hanya mengingatkan saja sebagai sahabat)

Sutra mahayana memang banyak, pemahaman-mu yg dangkal membuatmu berkesimpulan bahwa mahayana menghina aliran hinayana, padahal tidak demikian. semoga anda bisa membaca dengant teliti dan dengan motivasi dan semangat ingin mengetahui dan mengetahui makna di balik itu, bukan hanya membaca sepintas dan menafsirkan dengan intelektual semata.

saya rasa topik ini sudah tidak relevan lagi, setelah membalas beberapa posting, saya rasa cukup utk mengakhiri topik "oral seks" ini.

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #106 on: 15 April 2008, 12:23:22 AM »
******

gw gk bisa kasih bukti skarang...

karena gw dulu pernah baca beberapa buku Tantra yg menghina Hinayana..dengan mengatakan bahwa ajaran tertinggi adalah Vajra dan Hinayana itu sangat selfish(mementingkan diri sendiri)

aku hanya menulis apa yg aku baca...

dan gw masih inget kalo buku itu ditulis oleh Bhikkhu Vajra...

dan anyway, dalam Diamond sutra juga menghina Hinayana..

Baca buku jg perlu barengi dgn prajna, dan yg menulis buku zaman sekarang sgt banyak, apa yg mereka tulis belum tentu benar, apalagi kalau sampai menghina aliaran buddhis yg lain, sampai bilang Hinaya selfish, saya secara personal sudah jelas tidak setuju dgn cara berpikir orang yang menulis buku tersebut, dan meragukan kredibilitas penulis tersebut, meragukan pemahamannya tentang buddhis, jangan2 buddhis new bie menulis buku dan membaca sutra hanya sekilas, dan takfsir pakai pemikiran selfish dia sendiri, sehingga muncullah kesimpulan seperti di atas.
apa yg kamu baca tidak perlu semuanya dituliskan, dan tidak perlu seperti "BEO", maaf, maksud saya, pikirkan baik2 dulu sebelum menulis, semoga ini tidak terlalu kasar utk memberi peringatan kepada anda, mohon maaf kalau saya tidak sopan.

Kalau kamu bilang Diamond Sutra menghina Hinayana, saya cuman bisa bilang, anda tidak mengerti intisari Diamond Sutra itu apa, dan anda juga tidak tahu tujuan dari Sutra itu, dan kepada siapa Sutra itu diberikan. kalau diteliti dengan detail, kamu akan mengerti, jadi ga perlu buru2 ambil keputusan karena kamu hanya baca dan tidak paham makna di balik itu.

Quote
padahal pada zaman itu belum ada beda2 aliran...tapi kok dah menghina Hinayana...-_-" ndak percaya coba ajah baca..

ini linknya...

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1769.0.html

saya hanya tahu Buddhayana.....

terima kasih memberi kesempatan kepada saya untuk berlatih sabar :)

bow and respect,

nyanabhadra

  • Guest
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #107 on: 15 April 2008, 12:54:11 AM »
Topik yang menarik nih...


saya mau komentar ya.

Menurut yang pernah saya ketahui, Theravada membolehkan Oral seks. Coba buka websitenya www.samaggi-phala.or.id

Samaggi memang bagus buat rujukan, kalau para bhikku senior di sana yang ahli vinaya dan sila tidak menemukan dalam kitab Tipitaka bahwa oral seks dilarang, maka ini cukup jelas, dan tentu saja dikembalikan kepada masing2 pasangan, karena ini urusan dapur orang. seperti kesimpulannya sebelumnya, silakan melakukan dengan konsekuensi masing2, walaupun pihak samaggi mengatakan boleh, bagi mereka yg yakin silakan melaksanakan sarannya, boleh-boleh saja.

sebagai posting sebelumnya, saya pegang sumber dari mahayana mulasarvastivada, dan dalam sutra dan komentar sudah jelas, jadi saya hanya bisa menasihatku untuk tidak melakukan oral seks, dan faktanya seperti apa, itu urusan masing-masing, toh kami monastik tidak boleh campur sampai sejauh itu, hanya sekedar memberi nasihat sesuai apa yg kami pahami, itu saja.


Quote
sebagai tambahan coba baca :

Buddhism and Sex by M. O'C. Walshe di
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/walshe/wheel225.html
 versi bahasa indonesianya terbitan Vidyasena
Nanti saya minta kasih ebook agar diupload di dhammacitta

kasihan para homoseksual (gay atau lesbian) di Indonesia kalau gak boleh oral atau anal..

Jadi bagaimana perilaku seksual dalam kehidupan mereka??

dasar karma dan efeknya bukanlah dari konsep kasihan terhadap kehidupan seksual para lesbian atau homoseksual, mohon renungkan kembali tulisanmu bro, kalau memang demikian dengan rasa kasihan, contoh dlm kasus orang sakit keras yang disuntik mati, karena kasihan terhadap derita fisik sekarang ini, oke ini cerita lain, hanya contoh pembanding saja.

apakah kita juga perlu mengakomodasi orang yg berprilaku seksual meyimpang seperti "pedophilia" dan membernarkan pemerkosaan terhadap anak2 atas dasar kasihan juga? mohon jadi pertimbangan.....mohon pertimbangkan hasil dan akibat karma

Quote
untuk artikel yang berhubungan dengan homoseksual coba lihat tulisan saya di
http://dhammacitta.org/artikel/willy-yandi-wijaya/homoseksualitas-dan-buddhisme

Mahayana pada akhirnya berkembang berbeda dengan Vajrayana atau Tibetan.
terus terang, saya baca e-book yg bro posting itu, eka citta kalau tidak salah, ternyata byk salah persepsi tentang mahayana yg mengalir ke tibet (mulasarvastivada). saya rasa perlu ada beberapa klarifikasi, namun tidak di thread ini, karena topik pembahasan berbeda.
Vajrayana sesungguhnya adalah sub bagian dari Mahayana, jangan memisah keduanya. dari prinsip dasar saja bro sudah salah memberi komentar.
tujuannya adalah pencerahan sempurna, dng dasar bodhicitta dan mahakaruna, paramita, shunyata, dll.

Quote
Saya rasa problemnya adalah ketika salah satu tradisi budhisme berbeda pandangan, bagaimana ini??
bukankah agama Buddha harusnya lebih jelas?

Silakan ikuti yg kamu yakin betul hingga detik ini.

Buddha memberikan ajaran kepada byk orang dan sesuai dengan kecenderungan seseorang, dan ajaran yg tepat seperti apa utk orang tersebut, dan buddha membantu mereka maju dalam spiritual.
sayang, saya bukan buddha, tidak sanggup melihat kecenderungan seseorang, dan sy msh dlm tahap belajar dan mencari tahu semakin dalam tentang Mulasarvastivada sesuai dengan jalur yg saya tempuh.
Semua sudah dipaparkan dgn jelas, silakan melakukan yg anda yakini utk sementara ini, sambil terus mencari tahu.


Quote
walaupun seks untuk keturunan, kenikmatan seksual juga pasti didapat ketika berhubungan untuk mendapatkan keturunan.

Kalau untuk mendapatkan keturunan, sebenarnya tidak perlu berhubungan seksual. lewat bayi tabung atau teknologi lainnya ada yang sudah bisa menghasilkan anak tanpa perlu seks.

sungguh sayang, teknologi zaman dulu ketika Buddha masih hidup, teknologi tidak secanggih seperti sekarang ini, dan tentu saja tidak ada bayi tabung zaman itu.


Quote
Oral seks dan anal seks sudah ada sejak zaman Budha Gautama dan menurut 4 kitab yang diyakini paling otentik dari  agama Buddha dan dimiliki oleh semua aliran (yaitu Digha Nikaya, Anguttara Nikaya, Majjhima Nikaya, dan Samyutta Nikaya [ada padanan di literatur mahayana dan vajrayana dengan nama berbeda]), TIDAK ADA PERNYATAAN TEGAS ORAL ATAU ANAL SEKS TIDAK BOLEH. jadi kutipan dari Abidhamma/abidharma, Vinaya dan Khuddhaka Nikaya DIBUAT BELAKANGAN dan mungkin diselipkan tambahan2.

saya sarankan bro utk baca thread sebelumnya, menulis kesimpulan demikian, berarti anda menulis komentar di tengah jalan, tanpa membaca keseluruhan thread diskusi kita, mohon hendaknya menjadi perhatian sebelum menulis komentar, karena urang nyambung.
Di theravada memang sampai saat ini belum ditemukan, menurut beberapa teman yg berkecimpung dlm theravada bilang tidak menemukan (saya tidak tahu dan tidak yakin apakah ada atau tidak ada)
Di Mahayana khususnya aliaran Mulasarvastivada sebagai yg saya pelajari, tercatat jelas dalam tripitaka yaitu dalam Sutra (Kagyur) dan komentar (Tagyur), bahwa lubang yg tidak tepat apa saja.
Kurang baik utk berspekulasi, dan tidak ada ruang utk itu, kita perlu merujuk pada kitab2 yg diwariskan hingga saat ini, dan budaya yang berkembang hingga saat ini, apakah masih selaras dan akur dengan catatan kita suci, dan kita semua merenungkan baik-baik, pikirkan, nanti kita bisa menentukan sendiri, dan tentu saja terus mencari tahu dan belajar dan merenung, karena semua pemahan adalah proses yang panjang, saya juga ga berani bilang, sepenuhnya saya benar atau sebaliknya, at least, apa yg saya baca, pedoman, dan saya pahami demikian.

Quote
Jadi ORAL SEKS DIPERBOLEHKAN, namun bukan berarti dianjurkan. kembali lagi kepada budaya, kondisi dan situasi.
di asia, walaupun masih ada sebagian yang merasa aneh atau jijik dengan oral, namun sebagian lainnya telah dapat menerima.
tentunya dilakukan dengan pertimbangan kesehatan juga.
anal seks sebaiknya tidak dilakukan karena dapat merusak dubur seseorang.
kalau oral, dari segi kesehatan tidak terlalu masalah.

ini juga sudah kita bahas sebelumnya, adat setempat, budaya, catatan yg ada dalam sutra maupun komentar, dan budaya kepantasan.

Quote
kalau orangnya gak mau dioral, adanya pemaksaan, tergolong seksual yang salah dan melanggar sila ke-3.

segala jenis pemaksaan, bahkan terhadap istri utk berhubungan seksual, walaupun itu pada "lubang" yg tepat, itu tetap menjadi kategori pelanggaran sila ke-3 pancasila menurut Mahayana Mulasarvastiva.

semoga ada waktu, bro kembali menelusuri diskusi kita sebelum kembali mentah lagi hal2 yg kita sama2 tahu untuk sementara ini.

mohon maaf,

bow and respect,

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #108 on: 15 April 2008, 08:18:55 AM »
 _/\_ silahkan baca Bhikkhu Vinaya : Parajika Sex di Theravada untuk mendapatkan referensi
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #109 on: 15 April 2008, 08:31:05 AM »
:) kesimpulan,

theravada: masalahnya di pikiran dan niat melakukannya, apapun lubangnya
Mahayana: lubangnya yg nga "tepat"

bukan begitu?
There is no place like 127.0.0.1

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #110 on: 15 April 2008, 10:21:29 AM »
Diskusi di forum pada dasarnya adalah untuk berbagai wawasan, pandangan dan menggugah kekeliruan... Meskipun sering terjadi perdebatan, adu tatapan (kebetulan di sini gak bisa...  :P) atau mengangguk-anggukkan kepala dengan senyum dan dukungan..

Setiap pribadi membawa 'sesuatu' yang bisa kita sebut sebagai 'aku'...
Artinya, segala sesuatu masih berpusat pada pemahaman, latihan dan penerimaan dari diri sendiri, meskipun telah memperoleh wawasan, pandangan dan pengaruh dari pihak2 lain...

Ada sebuah cerita, ketika seorang Arya menerima muridnya untuk berkonsultasi. Mula2 muridnya bercerita tentang kehidupan sehari-hari, dan sang Arya menjawabnya dengan memuaskan. Lalu murid bertanya lagi tentang asmara, sang Arya menjelaskan tentang pasangan setia. Ketika murid menanyakan tentang hubungan seksual, sang Arya tersenyum padanya. Lalu, dengan lembut mengingatkan; 'Maaf. Saya sangat tidak menguasai topik ini. Sejak masih sangat muda saya sudah hidup selibat. Antara praktek dan teori terdapat jurang yang tak tergapai. Jadi, seharusnya anda yang lebih tahu tentang hubungan seksual anda. Dan saya hanya mengerti seksualitas berdasarkan sila dan vinaya sangha.'

Dari cerita itu, jelas sekali, tentu saja kenyataan praktek dan teori, anjuran dsb tidak bisa begitu saja diterapkan pada setiap individu. Karena memang jalur yang dilewati tidak sama. Keputusan dan latihan yang diambil tidak sama.
Seperti seorang anak SD yang akan menemui kesulitan besar (jika tidak punya kemampuan luar biasa) jika langsung belajar pelajaran SMP... Maka, sebagai umat awam dengan samana yang aturan dan keputusan yang diambil juga berbeda... Seorang umat jelas sekali berbeda kualitas sila dan aturannya dengan samana, karena itu meskipun mengetahui beberapa aturan samana, tidak lantas harus ikut menjalankan aturan para samana. Itu sama saja dengan memaksakan kemampuan... Itu berbeda jika kualitas umat awam itu di atas rata-rata, bahkan melebihi beberapa samana....

saya, sebagai seorang yang masih dalam kehidupan duniawi, tidak mungkin menjalankan apa yang dijalankan para samana ... karena lingkungan, situasi, dan keputusan kita berbeda... Jika lingkungan, situasi dan keputusan sama, maka saya bukanlah umat awam lagi... Saya juga adalah seorang samana...

Ini bukan pembenaran... Tapi adalah kenyataan.. Bukan mencoba mengencerkan Dharma... Tapi sejauh inilah dharma yang bisa saya terapkan... Saya masih 'SD'... Dalam proses yang alami akan menuju 'SMP' (tentu saja harus rajin berlatih, belajar dan disiplin diri)... lalu SMA... lanjut ke universitas.... mendapat gelar Diploma, sarjana, pasca sarjana...

Semoga semua kembali pada diri sendiri, memahami diri sendiri, melatih diri sendiri, tidak merugikan makhluk lain.... Pada waktunya, akan tiba untuk membimbing makhluk lain... Tetapi, tidak semua makhluk perlu dibimbing... Tidak semua makhluk ingin dibimbing... tidak semua makhluk bisa dibimbing... Ketika mengetahui hal ini, seorang yang telah tercerahkan akan cenderung diam tanpa terlalu banyak memberikan nasehat dan pendapat...

Semoga semua makhluk berbahagia...

*Ini adalah hasil pembelajaran saya... Dan meskipun hasil pembelajaran dari berbagi sumber, ketika menuliskannya, telah menjadi pemahaman dan penerimaan pribadi... harap dimengerti dan mohon bimbingan rekan2 DC sekalian...  :x
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline willyyandi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 5
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #111 on: 27 April 2008, 02:43:03 AM »
Salam,
Saya mau Menanggapi komentar dari samanera/biksu nyanabadra.
Untuk masalah pedophilia, memang tidak dibenarkan karena penyimpangan seksual.
untuk kasus homoseksual, gay atau lesbian, para ahli (psikolog) tidak menganggap hal tersebut menyimpang. Jadi tidak beralasan menganalogikan dengan pedophilia.

Saya tetap sejalan dengan pemikiran banyak ahli bahwa buddhisme dibagi menjadi Theravada, Mahayana dan Vajrayana (Tantrayana).
Memang pada awalnya Vajrayana berkembang dari Mahayana, tapi pada akhirnya konsepnya menjadi berbeda. Mahayana semakin berkembang dengan berinteraksi dengan Taoisme dan Konghucuisme. sedangkan Vajrayana berkemabang seiring dengan berjalannya waktu dan interaksi dengan agama rakyat tibet Bon. Jadi untuk kasus Mahayana saya rasa tidak semua kasus bisa dipandang sejalan dengan Vajrayana.
Mahayana yang Anda maksud adalah Mahayana pada zaman dahulu (Mahayana Purba), namun saat ini, Mahayana yang berkembang sudah banyak berinteraksi dengan Taoisme dan Konghucuisme.

Jadi oral seks di:

Theravada: tidak masalah
Vajrayana : tidak boleh
Mahayana : belum tahu (perlu ada ahlinya yang benar-benar mendalami
                Mahayana dari tradisi seperti Chan, Sukhavati, dsb )

Jadi bagi Anda yang Vajrayana tidak boleh oral..hehehe ;D
trims.
Mohon maaf kalau ada yang salah.
salam,

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #112 on: 27 April 2008, 06:03:41 AM »
apa yang menyebabkan beda???ada yang boleh dan tidak???
emang kalau boleh kenapa???
dan tidak boleh karna apa???
menyimpang itu gimana maksudnya
 :o :o :o
mohon bimbimngannya kejalan yang benar ;D

Offline willyyandi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 30
  • Reputasi: 5
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #113 on: 02 May 2008, 04:06:39 PM »
salam,
yang menyebabkan beda karena kondisi lingkungan dan pola pikir (pandangan) dari 3 aliran (tradisi utama) tersebut.
kata boleh atau tidak maksudnya sebaiknya dihindar atau tidak dilakukan karena mungkin akan berakibat negatif di masa mendatang

perlu kita pahami bahwa kata 'menyimpang' karena berbeda dari yang biasa. dari sejarah, masturbasi atau onani pada awalnya dianggap menyimpang, namun seiring dengn zaman dengan perkembangan iptek dan kesehatan, diketahui bahwa hal tersebut tidak masalah sehingga mendorong banyak orang mulai menerima. lama-kelamaan menjadi umum dan dianggap tidak menyimpang lagi.
kalau untuk kasus homoseksual, sudah dianggap tidak menyimpang dikalangan psikolog. yang masih dianggap menyimpang untuk biseksualitas. tentunya anggapan penyimpangan bukan semata-mata ditentukan oleh konstruksi sosial namun ada juga bukti ilmiah yang mendorong penerimaan atau tidak yang memengaruhi cara pandang masyarakat

terima kasih atas perhatiannya
mohon maaf kalau salah.

salam

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #114 on: 02 May 2008, 09:48:16 PM »
The confused question...
Boleh gk Oral seks??
Gk jelas pertanyaannya...
mskdnya oral seks memicu kemana???
Sangha,umat awam,dll???
Anda berkata,"Buku Karma dikatakan bahwa Oral Sex, Anal Sex tidak diperbolehkan walaupun antara Suami Istri karena itu termasuk Pelanggaran Sila ke 3 : Berzinah."
Memang secara sila oral sex,anal sex melanggar sila ke 3 yakni perzinahan..
Tetapi perzinahan itu sebatas jika tdk ada Ikatan suami istri..
Seperti dlm slh 1 type wanita yg tdk boleh digauli yakni Dalam "perlindungan kedua org tua"
Jika belum menikah berati masih dlm "perlindungan kedua org tua"
Jd jika anda memasukan alat vital  ke 3 saluran yaitu mulut,anus,dan vagina maka dikatakan pelanggaran sila 3.(Maksudnya melakukan hub dgn type wanita yg dikatakan diatas td)
Tapi jika sudah menikah,kenapa tidak?????
Krn jika sudah nikah Wanita tsb sudah tidak dlm "perlindungan ortu" mereka,melainkan perlindungan suami mereka.Krn dia sendiri sudah membentuk sebuah keluarga.
Dan lage Bknkah mereka sudah seiya sekata???
Tetapi mesti dilihat pokok permslhannya lage,apakah slh 1 dr pasangan tersbt tdk setuju melakukan oral sex itu kah??Jika salah 1 tdk setuju,tetapi msh dipaksa.itu bisa dikatakan tdk sesuai dgn Dhamma lage,Krn merugikan org laen(Walaupun itu Istri anda sendiri)....
Tergantung setiap permasalahan yg ada...
Dhamma itu luas banget...
Jd Boleh gk oral seks itu,tergtg siapa dia/statusnya(sanghakah?umat awan kah?Atau org laen?),kemudian dgn siapa dia melakukan(Istri orgkah??IStrinya sendirikah??Pacarnya kah???)


 _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline aditrockstar

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #115 on: 22 July 2010, 05:21:58 AM »
Hahaha
Mana ada 'Baik' sama 'Ngga Baik' di dunia ini
Ahahaha
Janganlah berdebat dengan konsep dan jangan pula mengkhawatirkan sebab akibat
Bila Anda masih nyaman merasa benar dengan memegang konsep dan ajaran,itu berarti masih ada 'ketakutan' pada diri Anda. Ketakutan ini merupakan Perhatian Salah...


Offline decay2000

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 32
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #116 on: 22 July 2010, 07:24:59 AM »
namaste.... thank you.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia dan damai sejahtera.
-----------------------------------------

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #117 on: 01 August 2010, 10:37:40 PM »
kayaknya nga boleh deh bro. itu pernah saya denger dari seorang bikkhu. tp udah lupa bhikku siapa:d

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #118 on: 01 August 2010, 10:49:34 PM »
kayaknya nga boleh deh bro. itu pernah saya denger dari seorang bikkhu. tp udah lupa bhikku siapa:d

alasannya? suami istri gitu loh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #119 on: 02 August 2010, 05:51:31 PM »
kayaknya nga boleh deh bro. itu pernah saya denger dari seorang bikkhu. tp udah lupa bhikku siapa:d
lupa gan. kwakwakakwwa
alasannya? suami istri gitu loh.
lupa gan

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #120 on: 02 August 2010, 10:13:10 PM »
ugh jangan diperpanjang, jadi Ajahn Brahm vs Dalai Lama lagi dah.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #121 on: 03 August 2010, 12:48:50 PM »
Hahaha
Mana ada 'Baik' sama 'Ngga Baik' di dunia ini
Ahahaha
Janganlah berdebat dengan konsep dan jangan pula mengkhawatirkan sebab akibat
Bila Anda masih nyaman merasa benar dengan memegang konsep dan ajaran,itu berarti masih ada 'ketakutan' pada diri Anda. Ketakutan ini merupakan Perhatian Salah...

kalau tidak ada "baik" dan "tidak baik", lalu membunuh juga tidak ada dong?

merasa benar dan nyaman dengan memegang ajaran : Perhatian Salah? setahu saya itu adalah ditthi, bukan miccha sati..... tlg koreksi jika saya salah

Offline iwakbelido

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 251
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #122 on: 13 August 2010, 08:30:06 PM »
setau gw sih ga boleh.. karena lobang yg salah!
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Offline D1C1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 136
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Boleh gak Oral Sex?
« Reply #123 on: 14 December 2017, 11:23:40 PM »
Andaikan saja masih ada yg bertanya2 apakah oral seks boleh dilakukan.

Oral seks boleh dilakukan dan tidak melanggar sila dr pancasila Buddhis.

Perbuatan asusila seperti tertera di Majjhima Nikaya 41 dr kitab Pali mengatakan: mereka yg melakukan hubungan seks dengan pasangan orang lain, dgn mereka yg mengambil sumpah hidup selibat (bhikkhu /bhikkhuni), tahanan, anak yg masih dibawah pengawasan ayah, ibu, kakak adalah melakukan perbuatan asusila.

Seperti juga yg Bhante Uttamo katakan jika oral, anal seks atau seks konvensional dilakukan pada mereka yg merupakan pasangan orang lain, ini baru adalah pelanggaran sila ke tiga dr pancasila Buddhis.

Jadi di ajaran Buddhis awal (Theravada),  oral seks tidak dilarang. Tidak ada di kitab Pali yg menyatakan oral seks itu tidak diperbolehkan.

Semoga membantu.