//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Suramgama Samadhi Suttram  (Read 11221 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #15 on: 27 April 2013, 10:35:55 PM »
[Alam Sementara Pratyekabodhi]

Ketika Sang Buddha telah mengakhiri kata-kata itu, dua ratus Bodhisattva mengalami keputusasaan (linacitta) dan berpikir: Ajaran (dharma) dari Buddha Bhagavat terlalu mendalam (Atigambhira) dan anuttarasamyaksambodhi terlalu sulit untuk dicapai (Sudurlabha), kita tidak mampu mencapai hal-hal ini, akan lebih baik untuk memasuki Nirvana dengan cara Kendaraan dari Pratyekabuddha.

Kenapa? Karena Buddha telah mengatakan: "Bodhisattva yang goyah bimbang menjadi baik Pratyekabuddha ataupun Sravakas".

Kemudian Manjusri kumarabhuta, memahami keputusasaan (Linacitta) dari dua ratus Bodhisattva itu, ingin menghalangi mereka dari tekad mereka sehingga menyebabkan mereka untuk memperoleh
anuttarasamyaksambodhi. Dia juga berharap untuk mematangkan (paripacana) perkumpulan majelis dengan dewa nya, naga, Yaksa, gandharva, asura, garuda, kimnara dan mahoraga. Itulah sebabnya Ia berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Aku ingat bahwa di masa lalu (atite 'dhvani), selama kalpa yang disebut Vairocana 'Cemerlang', dalam perjalanan dari tiga ratus enam puluh ratusan ribu kehidupan, Aku masuk Nirvana dengan cara Kendaraan dari Pratyekabuddha.

Kemudian seluruh perkumpulan majelis (sarvavati parsad), benar-benar bingung (Samsayajata), berpikir: Jika Ia telah memasuki Nirvana, Dia tidak akan kembali ke kelahiran baru (pratisamdhibandha). Jadi mengapa Manjusri berkata: 'Bhagavat, Aku ingat bahwa di masa lalu, selama kalpa yang disebut Vairocana, dalam perjalanan dari tiga ratus enam puluh ratusan ribu kehidupan, Aku masuk Nirvana dengan cara Kendaraan dari Pratyekabuddha '? Apa artinya ini?

Kemudian Sariputra, diberikan kuasa oleh Buddha (buddhanubhavena), bertanya belakangan: Bhagavat, jika seseorang telah memasuki Nirvana, ia tidak bisa kembali ke kelahiran baru. Jadi bagaimana bisa Manjusri, setelah masuk Nirvana, telah terlahir kembali lagi?

Sang Buddha menjawab: Anda dapat bertanya kepada Manjusrl sendiri dan Dia akan menjawab Anda.


[Samaran Nirvana Manjusri]

Kemudian Sariputra bertanya kepada Manjusri dan berkata kepada-Nya: Jika seseorang telah memasuki Nirvana, ia tidak bisa kembali ke kelahiran baru. Jadi bagaimana bisa Anda mengatakan: 'Bhagavat, Aku ingat bahwa di masa lalu, selama kalpa yang disebut Vairocana, dalam perjalanan dari tiga ratus enam puluh ratusan ribu kehidupan, Aku masuk Nirvana dengan cara Kendaraan dari Pratyekabuddha '? Apa artinya ini?

Manjusri menjawab: sang Tathagata yang kini hadir adalah Yang Mengetahui Semua (Sarvajna) dan Yang Melihat Semua (sarvadarsin); Ia menceritakan kebenaran (satyavadin), Ia bercerita tentang kenyataan (tattvavadin) dan Dia tidak berbohong (na vancayati); tidak pernah dia menipu dunia dengan para dewa dan manusianya (sadevamanusyaloka). Sekarang ini sang Buddha secara pribadi menjadi saksi (saksin) terhadap kata-kata saya dan, jika saya berbicara sebaliknya (anyatha), saya akan menipu sang Buddha.

O Sariputra, pada waktu itu, selama kalpa Vairocana, ada muncul di dunia Buddha bernama Pusya. Setelah menjadi manfaat kebaikan bagi dunia dengan para dewa dan manusia-Nya, Ia memasuki Nirvana.
Setelah Nirvana-Nya, Dharma Baik-Nya berlangsung selama seratus ribu tahun. Setelah hilangnya Dharma Baik itu (saddharmavipralopa), para makhluk tidak bisa menemukan kondisi untuk pembebasan kecuali
dengan Pratyekabuddha. Bahkan jika ratusan ribu koti Buddha telah membabarkan Dharma kepada mereka, mereka tidak akan percaya dan tidak akan menerimanya. Itu hanya melalui badan-badan (Kaya), sikap tubuh (iryapatha) atau ajaran (dharma) dari Pratyekabuddha bahwa mereka bisa menang mengatasi. Dan semua makhluk itu bercita-cita ke Bodhi dari Pratyekabuddha. Pada saat itu, tidak ada Pratyekabuddha yang hadir, dan makhluk-makhluk itu tidak punya kesempatan apapun untuk menanam akar kebaikan (kusalamula).

Jadi saat itulah, agar untuk mematangkan mereka (paripacanartham), Aku berpura-pura menjadi seorang Pratyekabuddha. Dalam semua kerajaan (Rastra), desa (Grama), kota (nagara) dan kabupaten (nigama), Saya diyakini sebagai seorang Pratyekabuddha. Selain itu, saya mewujudkan (samdarsayami sma) bentuk badan (samsthana), warna (varna) dan sikap tubuh (iryapatha) dari Pratyekabuddha. Semua makhluk-makhluk itu menghormati Saya (pujayanti sma) sangat mendalam menawarkan dana makanan (Pindapata). Setelah menerima dan memakan itu, Saya menganggap kondisi mereka sebelumnya (purvapratyaya) dan ajaran-ajaran yang cocok untuk mereka dengar; Saya menjelaskan secara terperinci kepada mereka, lalu Saya bangkit ke udara (antariksam abhyudgamam), seperti raja angsa (rajahamsa). Kemudian para makhluk itu merasakan sukacita yang besar dan, diisi dengan hormat, mereka menghormati saya dengan kepala mereka, dengan mengatakan: "Kami ingin, di masa mendatang (Anagate 'dhvani), untuk mendapatkan kebajikan dan keuntungan seperti yang dimiliki Pria ini '.

O Sanputra, adalah dengan metode ini (tenaparyayena) bahwa Saya memimpin jumlah tak terhingga dan tak terhitung para makhluk untuk menanam akar yang baik (Kusalamula).

Kemudian, mengingat dan mengetahui bahwa orang-orang yang menawarkan Saya makanan memiliki perasaan putus asa (Linacitta), Saya menyatakan kepada mereka: "Waktu Nirvana saya telah tiba '. Ratusan ribu makhluk, setelah mendengar kata-kata itu, mengambil bunga (puspa), parfum (Gandha), berbagai intisari dan minyak (taila), dan datang kepada Saya. Lalu Aku memasuki pencapaian penghentian (nirodhasamapatti) namun, sesuai dengan cita-cita Saya sebelumnya (purvapranidhana), Saya tidak memasuki Parinirvana seluruhnya (atyantam). Para makhluk mengatakan bahwa Saya sudah mati;
dalam rangka untuk menghormati Saya, mereka membakar tubuhku dengan bahan bakar wangi (Gandhendhana) dan menegaskan bahwa Saya benar-benar di dalam Parinirvana.

Setelah itu, Saya sekali lagi pergi ke ibukota lainnya (Rajadhani); Saya menampilkan ulang diri Saya sebagai Pratyekabuddha, ada lagi, para makhluk datang untuk menawarkan saya dana makanan (Pindapata). Pada saat itu, Aku berpura-pura masuk Nirvana dan, sekali lagi, Saya dikatakan di dalam Parinirvana. Orang-orang datang untuk menghormati saya dan membakar tubuh Saya.

Jadi, Sariputra, bahwa pada saat itu, selama kalpa kecil secara keseluruhan (Antarakalpa), dalam perjalanan dari tiga ratus enam puluh ratusan ribu kehidupan, Saya adalah Pratyekabuddha dan pura-pura masuk
Nirwana. Dalam semua ibu kota (Rajadhani), satu demi satu, Saya menyampaikan tiga puluh enam ratus ribu makhluk melalui Kendaraan Pratyekabuddha. Jadi itulah, Sariputra, bahwa seorang Bodhisattva yang masuk Nirwana melalui Kendaraan Pratyekabuddha tidak dalam Parinirvana untuk senantiasa.

Ketika Manjusri telah berbicara kata-kata itu, trisahasmahasahasralokadhatu bergetar dalam enam cara (sadvikaram akampata) dan dipenuhi dengan pancaran yang besar (Mahata prabhaya parisphuto 'bhut). Agar
untuk memberi penghormatan kepada Manjusri kumarabhuta, seribu ratusan ribu para dewa menyebabkan bunga-bunga surgawi (divyapuspa) untuk menghujan turun dan berkata: Ini benar-benar luar biasa (adbhuta): hari ini kita telah memperoleh keuntungan besar (labha nah sulabdhah), kita telah melihat Bhagavat Buddha, kita telah melihat Manjusri kumarabhuta dan kami telah mendengar Suramgamasamadhi. O Bhagavat, Manjusri kumarabhuta memiliki kualitas yang benar-benar luar biasa (adbhutadharma). Di dalam samadhi manakah Dia dapat ditemukan untuk mewujudkan kualitas yang luar biasa seperti itu?



[Perbuatan Luar Biasa dari para Bodhisattva dalam Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani]

Sang Buddha berkata kepada para dewa: Manjusri kumarabhuta ditemukan di dalam Suramgamasamadhi, itulah mengapa Dia bisa melakukan hal-hal yang luar biasa (Adbhuta) dan sulit (duskara) seperti itu.
1. Bodhisattva di dalam Suramgamasamadhi mempengaruhi untuk mengikuti kebenaran di bawah dorongan keyakinan (sraddhanusarin), tapi Dia tidak bergantung pada orang lain untuk percaya.

2. Dia mempengaruhi untuk mengikuti kebenaran dengan cara Dharma (Dharmanusarin) tapi, tentang hakikat segala sesuatu (dharmata) dan pemutaran Roda Dharma (dharmacakrapravartana), Dia adalah tanpa tidak dapat diubah atau kekurangan.

3. Dia mempengaruhi menjadi tingkat delapan Yang Suci (astamaka), tetapi selama tak terhingga tak terhitung periode kalpa {asamkhyeyakalpa), Dia menjalani sang jalan (margam carati) demi mereka yang telah jatuh ke dalam delapan kejahatan (astamithyatvapatita).

4. Dia mempengaruhi telah memasuki aliran arus Nirvana (srotaapanna) namun, demi mahluk yang tertarik ke dalam aliran arus Samsara (samsarasrotovahita), Dia tidak memasuki kepastian (niyama) [mengenai kemahiran mutlak yang baik].

5. Dia mempengaruhi kembali hanya sekali [antara manusia] (sakrdagamin), tetapi Dia memperlihatkan dirinya dimana-mana di seluruh dunia (lokadhatu).

6. Dia mempengaruhi untuk tidak terlahir kembali [di Kamadhatu] (anagamin), tapi Dia kembali sekali lagi untuk mematangkan makhluk (sattvaparipacanartham).

7. Dia mempengaruhi menjadi Seorang Suci (arhat), tapi Dia terus mengerahkan semangatnya (viryam arabhate) untuk mencari sifat Buddha {buddhadharmaparyesanartham).

8. Dia mempengaruhi untuk menjadi pendengar biasa (Sravaka), tapi Dia mengajarkan Dharma (dharma desayati) kepada umat manusia dengan kefasihan yang tak terhalang {Anacchedyapratibhana).

9. Dia mempengaruhi untuk menjadi Pratyekabuddha tetapi, demi untuk mematangkan para makhluk diberkahi dengan kekuatan kondisi (pratyayabalopeta), Dia tampaknya masuk Nirvana, kemudian melalui kekuatan samadhi ini Dia kembali ke kelahiran baru.

10. O para devaputra, Bodhisattva yang berdiam di dalam Suramgamasamadhi dapat menggunakan berbagai cara mulia dari pidato (aryavyavahara) tetapi, dalam semua tahap (bhumi) di mana Dia membabarkan Dharma, Dia tidak benar-benar menghuni (na viharati).

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #16 on: 27 April 2013, 10:38:07 PM »
[Keunggulan Pelanggar terhadap Dia Yang Suci]

Para dewa, saat mendengar Buddha sedang menjelaskan hal-hal ini, larut dalam air mata dan berkata: Bhagavat, makhluk yang telah memasuki kepastian (niyama) dari Sravaka dan Prateykabuddha adalah pasti hilang dicabut (vipanna) dari Suramgamasamadhi ini.

O Bhagavat, seorang yang bersalah dari lima pelanggaran dari hasil langsung (pancanantarya) yang mendengar Suramgamasamadhi dibabarkan/dijelaskan adalah lebih unggul terhadap [Dia Yang Suci] yang masuk ke dalam kepastian (avakrantaniyama) dan terhadap arhat yang telah menghancurkan semua kekotoran batin (ksinasrava). Mengapa? Orang yang bersalah dari pancanantarya, saat mendengar Suramgamasamadhi dibabarkan, membangkitkan anuttarasamyaksambodhicitta dan bahkan jika, karena kelakuan buruk dia sebelumnya (purvapapakarman), dia jatuh ke dalam neraka (Naraka), jasa kebaikan (kusalamula) karena telah mendengar Suramgamasamadhi memungkinkan dia untuk menjadi Buddha. Sebaliknya, para arhat yang telah menghancurkan kekotoran batin (Ksinasrava) adalah seperti wadah rusak (chinnabhajana): tidak pernah bisa dia membuat penggunaan Suramgamasamadhi.

Dengan demikian, Bhagavat, suatu hari ketika pembagian mentega (ghrta), minyak (Taila) dan madu (madhu) sedang berlangsung, kerumunan orang menampilkan diri mereka sendiri dengan segala macam wadah (bhajana). Antara orang-orang itu, melalui ketidaksengajaan (smrtihani), memecahkan wadah yang dia sedang pegang. Ia pergi ke pembagian namun tidak memperoleh keuntungan dari minyak, mentega dan madu. Dia menyegarkan dirinya hanya pada tempat itu, tetapi tidak bisa mengambil apa pun pulang untuk diberikan kepada orang lain. Sebaliknya, orang lain yang memiliki wadah utuh di pengasingan dirinya tidak hanya
menyegarkan dirinya di tempat, tapi bisa mengambil semangkuk yang terisi dengan baik (Paripurnabhajana) untuk menawarkan kepada orang lain.

Mentega, minyak dan madu itu menunjukkan Dharma yang baik {Saddharma) dari Buddha. Pria dengan mangkuk yang rusak yang hanya memperoleh kepuasan pribadi dari pembagian tetapi tidak bisa mengambil apa pun pulang untuk diberikan kepada orang lain menunjukkan Sravaka dan Pratyekabuddha. Pria dengan mangkuk yang utuh menunjukkan Bodhisattva yang, sementara memastikan kesejahteraan (svahita) sendiri, masih bisa memberikan kepada semua mahluk.

[Dua Ratus Bodhisattva yang Putus asa Mendapatkan Sepuluh Kekuatan]

Ketika dua ratus Bodhisattva yang ingin menarik diri dari anuttarasamyaksambodhi mendengar kata-kata tersebut dari para devaputra itu dan belajar dari kebajikan tak terbayangkan dan kemampuan
(acintyagunaprabhava) dari Manjusri kumarabhuta, Mereka memperbaharui tekad tinggi (adhyasaya) mereka dan membangkitkan anuttarasamyaksambodhicitta tersebut. Sepenuhnya memutuskan untuk tidak menarik diri dari itu lagi, Mereka berkata kepada Sang Buddha: Bahkan jika Kami harus menghadapi bahaya dan kehilangan hidup Kami, tidak pernah lagi akan Kami meninggalkan bodhicitta dan tidak akan pernah Kami meninggalkan makhluk. O Bhagavat, berdasarkan manfaat jasa kebaikan (kusalamula) akibat mendengar Suramgamasamadhi ini, semoga Kami memperoleh sepuluh  kekuatan Bodhisattva (dasabodhisattvabala). Apa itu sepuluh kekuatan?
1. Kekuatan kesetiaan ketabahan dalam pemikiran Bodhi (bodhicittasaratabala),
2. Kekuatan keyakinan dalam sifat-sifat Buddha yang tidak terbayangkan (acintyabuddhadharmasraddhabala),
3. Kekuatan penyimpanan ingatan pada pengetahuan (bahusrutyasampramosabala),
4. Kekuatan tak kenal lelah dalam perjalanan melalui putaran kelahiran kembali (samsaranaparikhedabala),
5. Kekuatan kesetiaan ketabahan dalam kasih sayang yang besar terhadap makhluk {sattvesu mahakaruna saratabala),
6. Kekuatan pendirian teguh kemurahan Hati dalam memberi (danadrdhatyagabala),
7. Kekuatan tidak meninggalkan janji mengenai moralitas (silasamadanaparihanibala),
8. Kekuatan penyelesaian tegas dalam kesabaran dan kebaikan (ksantisauratyanivesanabala),
9. Kekuatan kebijaksanaan yang tidak bisa dihancurkan Mara,
10. Kekuatan keyakinan dalam ajaran yang mendalam (gambhiradharmadhimuktibala).
Kemudian Sang Buddha berkata kepada Bodhisattva Drdhamati: Jika seseorang, sekarang atau setelah Saya Parinirvana, mendengar Suramgamasamadhi ini dan mempercayainya,
ia pasti akan mendapatkan sepuluh bodhisattvabala itu.


[Mengapa dan Bagaimana Melatih Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani]

Sekarang, dalam perkumpulan ada seorang Bodhisattva bernama Namamati yang berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat,
1. Dia yang mencari jasa kebaikan harus memberi penghormatan kepada Sang Buddha (punya paryesina buddhapujanam kartavyam).
2. Dia yang mencari kebijaksanaan (prajna) harus mengabdikan dirinya untuk belajar (Srutabhiyoga).
3. Dia yang mencari surga (svarga) harus memperhatikan moralitas (silaraksana).
4. Dia yang mencari kekayaan (upabhoga) harus melipatgandakan pemberian (Danavardhana).
5. Dia yang mencari kecantikan (rupa) harus mengembangkan kesabaran (Ksantibhavana).
6. Dia yang mencari kefasihan (pratibhana) harus tekun mengabdi untuk Guru nya (gurubhakti).
7. Dia yang mencari daya ingat (dharani) harus menghindari kesombongan (abhimanaparivarjana).
8. Dia yang mencari pengetahuan (Jnana) harus mengembangkan perhatian benar (Yoniso manasikara).
9. Dia yang mencari kebahagiaan (sukha) harus menghindari semua tindakan yang salah (Sarvapapakarana).
10. Dia yang berusaha untuk menjadi bermanfaat bagi makhluk (sattvarthakriya) harus membangkitkan pikiran pencerahan (bodhicittotpada).
11. Dia yang mencari suara manis (madhurasvara) harus menumbuhkan perkataan benar (satyavagbhavana).
12. Dia yang mencari kebajikan (guna) harus bersuka dalam kesunyian kesendirian (Pravivekapriti).
13. Dia yang mencari Pengajaran (dharma) harus sering dengan sahabat dharma (kalyanamitrasevana).
14. Dia yang mencari ketenangan (samatha) harus menghindari kerumunan (Samsargavipravasa).
15. Dia yang mencari wawasan pengetahuan yang dalam (vipasyana) harus menumbuhkan perhatian (manasikarabhavana).
16. Dia yang ingin terlahir kembali di dunia Brahma (Brahmaloka) harus berlatih empat tingkatan tak terbatas (caturapramanacittabhavana).
17. Dia yang ingin dilahirkan kembali di antara dewa dan manusia (devamanusyasampad) harus mengikuti sepuluh jalan perbuatan baik (dasakusalakarmapatha).
18. Dia yang mencari Nirvana harus mematuhi kekosongan dharma (dharmasunyatadhimukti).

O Bhagavat, Dia yang mencari pada saat yang sama jasa kebaikan, kebijaksanaan, surga, kekayaan, kecantikan, kefasihan, daya ingat, pengetahuan, kebahagiaan, manfaat bagi makhluk, suara manis, kebajikan, Dharma, ketenangan, wawasan pengetahuan dalam, dunia Brahma, dewa dan manusia dan Nirvana, orang itu, Saya katakan, harus mendengar Suramgamasamadhi, pegang, ingat, menjelaskannya secara terperinci
kepada orang lain dan memasukkannya ke dalam latihan. Bhagavat, bagaimana kemudian harus seorang bodhisattva melatih samadhi ini?

Sang Buddha menjawab: Namamati,
1. Bodhisattva yang menganggap Dharma sebagai kosong (sunya), tidak melawan (apratigha) dan binasa dari seketika ke seketika (ksanika), tanpa keengganan atau kasih sayang (ananunayapratigha), Bodhisattva itu melatih samadhi ini.

2. Selain itu, O Namamati, tidak hanya ada satu metode tunggal pengejaran (ekapratipatti) dalam berlatih samadhi ini. Bagaimana bisa begitu? Sebanyak keberadaan fungsi-fungsi (pravrtti) dalam pikiran dan jiwa
(Cittacaitta) dari makhluk, adalah banyaknya fungsi-fungsi dalam samadhi ini. Sebanyak pintu masuk (pravesa) ke dalam pikiran dan jiwa {Cittacaitta) dari makhluk, adalah banyaknya pintu masuk ke dalam samadhi ini. Sebanyak pintu masuk (pravesamukha) ke indra (indriya) dari makhluk, adalah banyaknya pintu masuk ke samadhi ini. Sebanyak nama dan bentuk (namarupa) diantara para makhluk, adalah banyaknya nama dan bentuk dalam samadhi ini. Mengetahui hal ini begitu adalah sedang berlatih samadhi ini.

3. Sebanyak nama (naman), bentuk (rupa) dan tanda (Laksana) dalam para Buddha, adalah banyaknya nama, bentuk dan tanda dalam samadhi ini. Mengetahui hal ini begitu adalah sedang berlatih samadhi ini.

4. Bodhisattva sendiri memperoleh bidang (ksetra) sebanyak yang Dia lihat dari mereka diantara para Buddha:itu adalah sedang berlatih samadhi ini.

Bodhisattva Namamati berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, metode dari pengejaran (pratipatti) dalam samadhi ini adalah sangat sulit (atiduskara).

Sang Buddha berkata kepada Namamati: Itulah sebabnya sedikit Bodhisattva yang tinggal di dalam samadhi ini, dan banyak para Bodhisattva yang berlatih samadhi-samadhi lainnya.


[Maitreya dalam Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani]

Kemudian Bodhisattva Namamati berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Maitreya Bodhisattva di sini dipisahkan dari lingkungan Buddha dengan hanya satu kehidupan {ekajatipratibaddha) dan menurut Anda, Bhagavat, Dia akan mencapai anuttarasamyaksambodhi. Apakah Maitreya memiliki Suramgamasamadhi?

Sang Buddha menjawab: Namamati, para Bodhisattva yang berada di Tahap kesepuluh (dasabhumistha), yang ekajatipratibaddha dan yang telah menerima pentahbisan (abhiseka) dari para Buddha semuanya memiliki Suramgamasamadhi.

Kemudian Bodhisattva Maitreya menampilkan perbuatan supernormal (evamrupam rddhyabhisamskaram abhisamskaroti sma) bahwa bodhisattva Namamati dan seluruh perkumpulan majelis (sarvavati parsad)
melihat Maitreya Bodhisattva di semua Jambudvipa dari trisahasramahasahasralokadhatu.

Di sini Dia berada di antara para dewa (devaloka), disana di antara manusia (Manusyaloka). Di sini Dia adalah seorang pengemis yang taat beragama (pravrajita), di sana Dia adalah orang awam (grhastha).

Di sini Dia adalah seorang pelayan (upasthayaka) dari Buddha seperti Ananda, disana Dia adalah yang paling utama dari orang bijak besar (mahaprajnavatam agryah) seperti Sariputra, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang memiliki kekuatan supernormal (rddhimatam agryah) seperti Maudgalyayana, disana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang mengamati praktek pertapaan (Dhutagunavadinam agryah) seperti Mahakasyapa, di sana Da adalah yang paling utama dari mereka yang membabarkan Dharma (dharmakathikanam agryah) seperti Purna, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang suka untuk melatih diri sendiri (siksakamanam agryah) seperti Rahula, di sana Dia adalah yang paling utama dari para penjaga Vinaya (vinayadharanam agryah) seperti Upali, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang memiliki mata surgawi (Divyacaksukanam agryah) seperti Aniruddha, di sana Dia yang paling utama dari penyerap (dhyayinam agryah) seperti Revata, di sana Dia adalah yang paling utama dari mereka yang tinggal didalam tidak adanya perselisihan (aranaviharinam agryah) seperti Subhuti. Jadi itu adalah yang mereka lihat Maitreya menjadi yang paling utama di antara semua.

Di sini mereka melihat Dia memasuki desa {grama), kota (nagara) dan provinsi (nigama) mengemis untuk makanan, di sana mereka melihat Dia menguraikan Dharma, atau lagi, duduk dalam kesunyian meditasi (pratisamlina).

Bodhisattva Namamati dan perkumpulan majelis besar melihat Bodhisattva Maitreya demikian mewujudkan kekuatan pendukung dari Suramgamasamadhi dan, setelah melihat Dia, mereka sangat bersukacita dan
berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, seperti emas (kancana), bahkan jika itu  telah melewati penempaan, tidak pernah kehilangan kealamiannya (svabhava), jadi para Satpurusa Besar ini, di mana pun Mereka pergi, menyatakan dimana-mana kealamian dari kualitas-kualitas mereka yang tak terbayangkan (acintyadharma).

Kemudian Bodhisattva Namamati berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Saya menyatakan bahwa Bodhisattva yang dapat menembus Suramgamasamadhi juga menembus praktek dari semua jalur (sarvamargacarya) dan menembus Sravakayana, Pratyekabuddhayana dan Mahabuddhayana.

Sang Buddha menjawab: Ya, memang seperti yang Anda katakan: para Bodhisattva yang dapat menembus Suramgamasamadhi juga menembus praktek dari semua jalan.
« Last Edit: 27 April 2013, 11:03:30 PM by Namo Rahula »

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #17 on: 27 April 2013, 10:38:35 PM »
[Manjusri Identik dengan Nagavamsagra Buddha]

Kemudian Sang Sthavira Mahakasyapa berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, Saya menyatakan bahwa Manjusri kumarabhuta, di masa lampau (Bhutapurvam), di masa lalu yang lama (atite dhvani), melakukan perbuatan Buddha (buddhakarya), bahwa Dia duduk di Kursi Pencerahan (Bodhimanda), bahwa Dia mengatur memutar Roda Dharma, bahwa Dia mengajar para makhluk dan bahwa Dia memasuki Nirvana Yang Besar (Maha Parinirvana).

Sang Buddha menjawab: Hal ini memang begitu, memang seperti yang Anda katakan (evam etad evam etad Yatha vadasi). Di masa berlalunya waktu yang lama, baik lebih dahulu yang sangat luas {Aprameya), tak terbatas (ananta) dan tak terbayangkan (acintya) asamkhyeyakalpa, ada seorang Buddha yang bernama Nagavamsagra "Puncak dari Bangsa Naga", Yang Telah Datang (Tathagata), Yang Suci (arhat), Yang Mencapai Pencerahan Sempurna (samyaksambuddha), Yang sempurna Pikiran dan Perbuatan (Vidyacaranasampanna), Yang Terbahagia (Sugata), Yang Maha Mengetahui dunia (lokavid), Pemimpin tak Tertandingi (Anuttara), Penjinak Nafsu makhluk-makhluk (purusadamyasarathi), Guru dewa dan manusia (Sasta Devanam ca manusyanam ca), Sang Buddha, Sang Bhagava (bhagavat).

Di wilayah selatan (daksinasyam disi), jika meninggalkan alam semesta ini disini seseorang melintasi seribu tanah Buddha (ito buddhaksetrad buddhaksetrasahasrany atikramya), ada tanah yang disebut Sama "rata", tiada gunung dan sungai {apagataparvatanada) tanpa pasir, kerikil dan batu, tanpa bukit atau batu kecil, bahkan sama seperti telapak tangan (sama panitalajata), menghasilkan rumput lembut (mrdutrna) seperti Kacilindika.

Itu adalah di dalam alam semesta (lokadhatu) itu bahwa Buddha Nagavamsagra mencapai anuttarasamyaksambodhi, mengatur memutar Roda Dharma, mematangkan dan memenangkan tujuh puluh koti lebih para Bodhisattva. Delapan puluh koti orang menjadi arhat dan sembilan puluh enam ribu orang didirikan pada ajaran hubungan sebab akibat dari Pratyekabuddha. Buddha Nagavamsagra memiliki perkumpulan Sravaka yang sangat besar sebagai pengikut-Nya O Kasyapa, umur-Nya (Ayuspramana) adalah dari empat ratus dan empat puluh tahun yang banyak sekali. Ketika Dia telah mengantarkan dewa dan manusia, Dia memasuki Nirvana. peninggalan relik tubuh-Nya (Sarira) dibagikan ke seluruh negeri, tiga puluh enam koti stupa didirikan pada Nya yang para mahluk datang untuk menghormati. Setelah Parinirvana dari Buddha itu, Dharma-Nya yang baik (Saddharma) berlangsung lebih sepuluh tahun yang banyak sekali.

Buddha Nagavamsagra, berada di titik masuk Nirvana, telah memberikan ramalan (vyakarana) kepada Bodhisattva Jnanaprabha "Pengetahuan Cemerlang" dan mengumumkan: 'Bodhisattva Jnanaprabha ini, setelah Diri-Ku sendiri, akan mencapai anuttarasamyaksambodhi dan akan menanggung nama 'Jnanaprabha'.

O Kasyapa, jangan mulai bertanya-tanya apakah, pada waktu itu, Sang Buddha Nagavamsagra dari alam semesta Sama tak lain [selain Manjusri]. Kenapa? Karena Manjusri kumarabhuta yang sekarang hadir waktu itu adalah [Sang Buddha Nagavamsagra].

Kasyapa, sekarang mempertimbangkan kekuatan dari Suramgamasamadhi. Itu adalah melalui kekuatannya para Bodhisattva Agung menyatakan:
1. turun ke dalam rahim (garbhavakranti),
2. kelahiran (janman),
3. penolakan terhadap dunia (abhiniskramana),
4. praktek dari pertapaan (duskaracarya),
5. yang pergi ke pohon pencerahan (bodhivrksagamana),
6. pemasangan di kursi pencerahan (bodhimandanisidana),
7. kemenangan atas Mara (maradharsana),
8. yang mencapai pencerahan (abhisambodhana),
9. pemutaran Roda Dharma (dharmacakrapravartana),
10. yang Mahaparinirvana,
11. pembagian relik (sariraniksepa).

Meskipun demikian, para Bodhisattva itu tidak pernah meninggalkan sifat alami Bodisattva Mereka (bodhisattvadharmatam notsrjanti) dan, [bahkan] di dalam Mahaparinirvana, Mereka tidak benar-benar sepenuhnya di Parinirvana (atyantaparinirvrtta).

Kemudian Mahakasyapa ayusmant berkata kepada Manjusri: Teman, Anda telah mencapai suatu hal yang paling sulit (atiduskara) dengan demikian mewujudkan diri-Kamu sendiri kepada para makhluk.

Manjusri menjawab: Kasyapa, apa pendapat Anda tentang hal ini (tat kim manyase): siapa yang menciptakan Grdhrakutaparvata dan di mana alam semesta (lokadhatu) ini berasal?

Kasyapa menjawab: Manjusri, semua alam semesta diciptakan seperti busa dan mereka berasal dari buah hasil tindakan yang tak terbayangkan (Acintyakarmavipaka) yang dicapai oleh para makhluk.

Manjusri berkata: Semua Dharma juga datang dari buah hasil dari tindakan yang tak terbayangkan. Dalam bidang lingkungan ini, Saya tidak perlu melakukan usaha apapun (Abhisamskara). Kenapa? Semua Dharma tergantung pada penyebab dan kondisi (Hetu-pratyayadhina), tidak menjadi bebas berdiri sendiri (asvamika) mereka ditempa pada keinginan (yathakamavithapita). Tidak ada yang sulit (duskara) untuk dia yang telah memahami hal ini. O Kasyapa, bagi orang yang belum melihat Empat Kebenaran Mulia (na drstasatya) untuk mendengar hal-hal ini dan mempercayainya, itulah yang sulit. Tapi untuk seorang yang telah melihat Empat Kebenaran Mulia (drstasatya) dan memperoleh Pengetahuan Super (abhijhaprapta) untuk mendengar ini dan mempercayainya , bahwa itu tidak sulit.


[Kemunculan para Buddha dari Sepuluh Wilayah]

Kemudian Sang Bhagavat, naik ke atas udara dengan ketinggian tujuh pohon palem (saptatalamatram vaihayasam abhyudgamya), duduk bersila (paryankam abhujya nyasidat) dan memancarkan sinar (avabhasa) yang menerangi alam semesta yang tak terhitung jumlanya dari sepuluh wilayah. Seluruh perkumpulan majelis melihat para Buddha yang tak terhitung jumlahnya dari sepuluh wilayah yang semuanya membabarkan Suramgamasamadhi, tiada menambahkan apapun dan tiada menghilangkan apapun (anunanadhikam), dan dari jauh para perkumpulan majelis mendengar Mereka.

Pada gilirannya Mereka sendiri para Buddha dari sepuluh wilayah, naik ke atas udara dengan ketinggian tujuh pohon palem, duduk bersila dan memancarkan sinar (avabhasa) yang menerangi alam semesta yang tak terhitung jumlanya dari sepuluh wilayah. Para makhluk dari alam semesta tersebut juga melihat sang Buddha Sakyamuni duduk di atas udara, duduk bersila. Mereka para perkumpulan majelis itu mengambil bunga (Puspa) dan, dari jauh, menyebarkan bunga-bunga itu ke atas Sakyamuni Buddha. Mereka melihat bunga-bunga itu bergabung bersama di udara dalam bentuk payung bunga  (puspacchattra).

Para Bodhisattva di alam semesta ini, serta para dewa, naga, Yaksa, gandharva, dan seterusnya, juga mengambil bunga dan menyebarkan bunga-bunga itu ke atas para Buddha [dari sepuluh daerah]. Dan, di atas para Buddha itu, bunga-bunga itu berubah menjadi payung bunga.

Kemudian Sang Buddha mencabut basis kekuatan supranatural-Nya (Rddhipadan pratisamharati sma) dan kembali duduk di tempat asli-Nya. Dia berkata kepada Drdhamati: Itulah kekuatan yang menakjubkan (pratiharyabala) dari Tathagata. Hal ini demikian sehingga kebajikan (guna) dari para makhluk dapat bertambah bahwa Tathagata mewujudkan hal-hal ini.

Pada saat itu Sang Buddha mewujudkan kekuatan ajaib-Nya (pratiharyabala), delapan ribu dewa dan manusia membangkitkan anuttarasamyaksambodhicitta. Dan, sebagaimana pengajaran dari Suramgamasamadhi akan berakhir, Bodhisattva Drdhamati dan lima ratus Bodhisattva Mahasattva memperoleh Suramgamasamadhi. Mereka melihat kekuatan yang luar biasa banyaknya (vikurvanabala) dari para Buddha dari sepuluh wilayah, Mereka memperoleh cahaya pengetahuan (jnanaloka) mengenai ajaran-ajaran yang mendalam {gambhiradharma) dari Buddha, Mereka mendirikan diri Mereka sendiri ke dalam tahap kesepuluh (dasama bhumi) dan menerima pentahbisan dari para Buddha (buddhabhiseka). Trisahasramahasahasralokadhatu berguncang dalam enam cara (sadvikaram akampata); Sinar Besar (mahavabhasa) mengisi alam semesta, banyak sekali ribuan alat musik (turya) dimainkan secara serempak bersamaan dan, dari langit antariksa (uparybantariksat), para dewa menurunkan hujan semua jenis bunga.
« Last Edit: 27 April 2013, 11:05:13 PM by Namo Rahula »

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #18 on: 27 April 2013, 10:39:14 PM »
[Perlindungan terjamin  untuk Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani]


Kemudian Sang Buddha berkata kepada Ananda: Pegang Genggamlah, Ananda, Suramgama samadhi ini, ingat, ceritakan dan jelaskanlah secara luas kepada orang lain (Udgrhnisva tvam Anandemam Surarngamasamadhim dharaya vacaya parebhyas ca vistarena samprakasaya).

Lalu Hyang Sakra Merusikharadhara berkata kepada sang Buddha:

Bhagavat, pengetahuan (Jnana) dan kesadaran (smrti) dari Ananda adalah terbatas (pradesika), dan para Sravaka membatasi diri Mereka sendiri untuk mengulangi kata-kata orang lain (parato ghosanuga), bagaimana bisa Anda mempercayakan (Parindatum) ke Ananda permata dari Dharma {dharmaratna) ini yang adalah Suramgama samadhi?

Sang Sakra Merusikharadhara kemudian membuat pernyataan kebenaran (satyavacanam akarot) : Jika memang benar bahwa, pada saat sekarang ini (pratyutpanne dhvani) dan di masa depan mendatang (anagate dhvani) Saya akan menyebarkan (upabrmhayisydmi) Suramgama samadhi ini, semoga pohon-pohon (vrksa) yang menutupi meliputi Grdhrakutaparvata semuanya berubah menjadi pohon bodhi (bodhivrksa) Sang Buddha dan, dibawah masing-masing pohon Bodhi itu, semoga ada Bodhisattva.

Hampir setelah sang Sakra Merusikharadhara mengucapkan kata-kata itu lalu Dia melihat semua pohon sebagai bodhivrksa dan, di bawah setiap salah satu dari bodhivrksa, seorang Bodhisattva. Semua bodhivrksa itu mengucapkan kata-kata berikut ini: Apa yang dikatakan oleh Sakra Merusikharadhara adalah kebenaran (satya): bahwa Dia akan secara luas menjelaskan dan menyebarkan Suramgama samadhi.

Kemudian para dewa, naga, Yaksa, gandharva, dan lain-lain, dengan satu suara berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, mari kita anggap bahwa sang Tathagata menetap hidup untuk seluruh kalpa, tidak melakukan apa-apa selain membabarkan Sravakayana kepada umat manusia, mari kita lebih lanjut menduga bahwa pada masing-masing perintah-Nya Dia memenangkan atas banyak makhluk sebanyak Dia menang atas pada waktu pertama kali memutar Roda Dharma (prathamadharmacakrapravartana). Nah sekarang, para makhluk yang dimenangkan atas (vinltasattva) pengajaran Suramgama samadhi akan melebihi mereka, masih lebih. Kenapa? Karena para makhluk yang dimenangkan melalui Sravakayana tidak mencapai bagian seratus (satatamlm api kalam nopayanti) dari makhluk yang dimenangkan melalui bodhisattvayana, tidak juga seperseribu (Sahasratamim api), maupun sepuluh ribu (dasasahasratamim api), atau seratus-ribu (satasahasratamim api), dan seterusnya sejauh (Yavat) yang tidak dapat di tanggung dengan penomoran, atau perhitungan, atau perbandingan, atau kemiripan (samkhyam api gananam api upamam api upanisam api na ksamante). Suramgama samadhi ini memiliki kekuatan besar, dia dapat menyempurnakan para makhluk dan menyebabkan mereka untuk mendapatkan sifat-sifat Buddha.



[Ciri-ciri Sakyamuni Buddha dan Vairocana]

Kemudian Drdhamati Bodhisattva bertanya kepada Sang Buddha: Bhagavat, berapa lama rentang hidup Anda akan menjadi (kiyat tavayuspramanam) dan setelah berapa lama (kiyacciram) Anda akan masuk Parinirvana tetap yang pasti?

Sang Buddha menjawab: Drdhamati, di wilayah Timur (purvasyam disi) jika, meninggalkan alam semesta ini, seseorang melintasi tiga puluh dua ribu tanah Buddha (Ito buddhaksetrad dvatrimsadbuddhaksetrany atikramya), ada alam semesta (lokadhdtu) yang disebut Pratimandita 'Dihiasi': ada disana bisa ditemukan 'Vairocana Rasmi Pratimandita Vikurvana Raja' ("Raja Luar Biasa Pandai Yang Dihiasi dengan Sinar Bintang), sang 'Tathagata' (Yang Telah Datang), Yang Suci (Arhat), Yang Sepenuhnya Tercerahkan (samyaksambuddha), sempurna pikiran dan perbuatan (vidya carana sampanna), Sugata (Yang Terbahagia), Maha Mengetahui dunia (Lokavid), Pemimpin tiada tanding yang menjinakkan para makhluk (Anuttara purusadamyasarathi), Guru dari dewa dan manusia (Sasta Devanam ca manusyanam ca), Sang Buddha, Sang Bhagava (Bhagavat). Saat ini, Dia sedang menjelaskan secara terperinci Dharma tersebut.

O Drdhamati, rentang hidup-Ku (ayuspramana) adalah sama persis dengan rentang hidup Vairocanarasmipratimanditavikurvanaraja Buddha itu.

[Drdhamati bertanya]: Bhagavat, berapa lama rentang hidup Buddha Vairocanarasmipratimanditavikurvanaraja itu?

Sang Buddha menjawab Drdhamati: Pergi dan bertanyalah kepada-Nya dan Dia sendiri akan menjawab Anda.

Kemudian sang Drdhamati, melalui kemampuan batin luar biasa (rddhibala) dari Sang Buddha, melalui kekuatan batin luar biasa dari Suramgamasamadhi dan juga melalui kekuatan batin luar biasa dari akar kebajikan sendiri (kusalamula), pergi dalam seketika (ekasminn eva ksanalavamuhurte) ke alam semesta Pratimandita dan, setelah memberi hormat pada kaki sang Buddha itu dengan kepala-nya (tasya bhagavatah padau sirasabhivandya) dan setelah mengelilingi Dia tiga kali (trispradaksinikrtya), Dia berdiri di satu sisi (ekante 'sthat). Lalu Dia berkata kepada sang Buddha: Bhagavat, berapa lama rentang hidup Anda akan menjadi dan setelah berapa lama Anda akan masuk Parinirvana?

Buddha itu menjawab: Rentang hidup Saya adalah sama persis dengan rentang kehidupan dari Buddha Sakyamuni. O Drdhamati, jika Anda ingin tahu, rentang hidup Saya akan berlangsung selama tujuh ratus periode kosmis yang tak terhitung (700 asamkhyeyakalpa), dan itu adalah sama persis untuk itu dari sang Buddha Sakyamuni.

Lalu Hyang Drdhamati Bodhisattva mengalami sukacita yang besar dan, setelah kembali ke Saha Lokadhatu ("alam semesta Saha"), Dia berkata kepada Sang Buddha [Sakyamuni]: Bhagavat, rentang hidup Vairocanarasmipratimanditavikurvanaraja Buddha itu akan berlangsung selama tujuh ratus asamkhyeyakalpa dan Dia mengatakan kepada saya: 'Rentang hidup Saya adalah sama persis dengan rentang kehidupan dari Buddha Sakyamuni'.

Kemudian Ananda, setelah bangkit dari tempat duduk-nya, setelah mengatur pakaian atas-nya di salah satu pundak-nya, setelah menempatkan lutut kanannya pada tanah dan setelah mengulurkan tangan-nya bergabung anjali dalam arah kepada sang Bhagavat, berkata belakangan (athananda utthayasanad ekamsam uttarasangam krtva daksinam janumandalam prthivyam pratisthapya yena bhagavams tenanjalim pranamya bhagavantam idam Avocat):

Bhagavat, seperti yang Saya mengerti arti dari kata-kata sang Bhagavat (Yathaham, Bhagawan, bhagavato bhasitasyartham ajanami), Saya katakan bahwa itu adalah Engkau, hai Bhagavat, yang berada di dalam Pratimandita Lokadhatu (alam semesta Pratimandita) di mana, dengan nama yang berbeda (anyena namna), Anda membawa kesejahteraan dan kebahagiaan {hitasukha) dari semua makhluk.

Kemudian Sang Buddha mengucapkan selamat (sadhukaram adat) kepada Ananda: Sangat baik, sangat baik (sadhu sadhu), itu adalah melalui kekuatan sang Buddha bahwa Anda tahu bahwa, bahwa sang Buddha [Vairocanarasmipratimanditavikurvanaraja] adalah diri-Ku sendiri yang, dengan nama yang berbeda, menguraikan secara terperinci Dharma dalam [Pratimandita] alam semesta dan mengantarkan para makhluk. Ananda, kekuatan super dan luar biasa (rddhivikurvanabala) ini adalah kekuatan dari Suramgamasamadhi itu sendiri.

Kemudian Sang Buddha, mengarah kepada Drdhamati Bodhisattva, berkata kepada-nya: Oleh karena itu harus diketahui bahwa rentang hidup Saya  (ayuspramana) akan berlangsung selama tujuh ratus asamkhyeyakalpa dan setelah itu Saya akan secara pasti memasuki Parinirvana.




[Pengaruh Kemajuan Pahlawan Yang Gagah Berani Yang Sangat Bagus]

1. Panjang Umur dan Jaminan Keamanan

Kemudian seluruh perkumpulan majelis {sarvavati parsad), pada pembelajaran bahwa rentang hidup Sang Buddha adalah begitu tak terbayangkan (acintya), mengalami sukacita yang besar dan, dipenuhi keheranan penuh takjub (adbhutaprapta), berkata kepada Sang Buddha: Bhagavat, kekuatan batin (rddhibala ) dari para Buddha adalah menakjubkan (adbhuta) dan semua praktek Mereka (carya) adalah tak terbayangkan (acintya). Bahkan saat, di alam semesta ini [Saha Lokadhatu], Anda mewujudkan rentang hidup yang sangat singkat (atihrasva), dalam alam semesta [yang Pratimandita Lokadhatu] itu, rentang hidup Anda berlangsung selama tujuh ratus asamkhyeyakalpasl O Bhagavat, kami ingin semua makhluk untuk memiliki rentang hidup yang terbayangkan seperti itu.

Kemudian Sang Buddha berkata kepada Drdhamati: Dalam semua kerajaan (rastra), desa (grama), kota (nagara), provinsi (nigama), tempat tinggal (vihara) dan tempat-tempat sepi (aranya) di mana Suramgamasamadhi ini akan menembus, tiada Mara maupun kerabat Mara (marajdtlya) akan memiliki kuasa di atasnya (avataram na lapsyante).

Dia lebih lanjut berkata kepada Drdhamati: Jika ahli Dharma (dharmacarya) menuliskan (likhayati), belajar (svadhyayati) atau mengajarkan (uddesayati) sang Suramgamasamadhi, ia akan mengalami ketiadaan takut atau gemetar di hadapan manusia atau mahluk bukan manusia {manusyamanusyanam antike nottrasisyati na samtrasisyati na samtrasam apatsyate). Selanjutnya, ia akan memperoleh dua puluh satu macam kebajikan tak terbayangkan (acintyagunavisesa).


2. Dua Puluh Satu Kebajikan Yang Tak Terbayangkan

Apa itu dua puluh satu kebajikan yang tak terbayangkan (acintya) itu?
1. Manfaat Jasa Kebajikan Pahala Yang Tak Terbayangkan (Punya).
2. Pengetahuan Yang Tak Terbayangkan (Jnana).
3. Kebijaksanaan Yang Tak Terbayangkan (prajha).
4. Cara Mahir Yang Tak Terbayangkan (upaya).
5. Kefasihan Yang Tak Terbayangkan (pratibhana).
6. Cahaya pengetahuan Yang Tak Terbayangkan (jnanaloka).
7. Dharani Yang Tak Terbayangkan.
8. Penjelasan Terperinci Dharma Yang Tak Terbayangkan (dharmamukha).
9. Kesadaran (smrti) dan Kecerdasan (mati), Sesuai Dengan Kebenaran  Yang Tak Terbayangkan .
10. Kekuatan dari Pengetahuan Super Yang Tak Terbayangkan (abhijnabala).
11. Penembusan Bahasa Seluruh Makhluk Yang Tak Terbayangkan (Sarvasattvaniruktipravesa).
12. Penembusan Praktik dan Cita-Cita Semua Makhluk Yang Tak Terbayangkan (sarvasattvacaryasayapravesa).
13. Daya Penglihatan Semua Buddha Yang Tak Terbayangkan (sarvabuddhadarsana).
14. Pembelajaran Yang Tak Terbayangkan (sruta).
15. Pematangan Makhluk Yang Tak Terbayangkan (sattvaparipacana).
16. Kekuatan Atas Pemusatan Pikiran Yang Tak Terbayangkan (samadhivikurvana).
17. Pencapaian Prestasi dari Tanah Suci Yang Tak Terbayangkan (ksetrabhinirhara).
18. Keindahan dari Bentuk dan Pewarnaan Yang Tak Terbayangkan (samsthanavarnaprasada).
19. Kebajikan (guna) dan Kekuatan Berdaulat (vasita) Yang Tak Terbayangkan.
20. Praktek Kesempurnaan Yang Tak Terbayangkan  (paramitabhavana).
21. Roda Dharma Tak Dapat Diubah Yang Tak Terbayangkan (avaivartikadharmacakra).

Tersebut adalah dua puluh satu kebajikan. Drdhamati, siapa pun yang menuliskan (likhati) dan belajar (svadhyayati) Suramgamasamadhi ini memperoleh dua puluh satu macam kebajikan yang tak terbayangkan (acintyagunavisesa) itu. Itulah sebabnya, O Drdhamati, siapa pun yang ingin mendapatkan keuntungan-keuntungan (artha) itu dalam kehidupan masa ini dan kehidupan masa depan (ihaparajanmani) harus menulis, belajar, menembus dan berlatih Suramgamasamadhi ini.



3. Mencapai Pencerahan

Drdhamati, kulaputra atau kuladuhita (Putra Yang Baik atau Putri Yang Baik) yang mencari pencerahan berlatih enam kesempurnaan (Sat Paramita) selama seratus ribu kalpa. Tapi siapa pun, yang mendengar Suramgamasamadhi ini, akan percaya, tidak putus asa, tidak takut, tidak gentar [dan tidak mengambil ketakutan], akan melampaui yang lebih dahulu dalam pahala kebajikan prestasi dan akan lebih cepat dibentuk di dalam Pencerahan Sempurna Tertinggi. Apa yang kemudian dapat dikatakan dari orang-orang yang, setelah mendengar itu, akan menggenggam memahami, mempertahankan, mengulangi dan menjelaskannya sambil menerapkan setiap usaha untuk itu? (Drdhamate, bodhyarthikah kulaputro vd kuladuhita va kalpasatasahasresu satparamitas Carati. Yas ca khalu punah suramgamasya samadheh saha sravanenadhimucyeta navaliyen nottrasen na samtrasen na samtrasam apadyet sa eva bahutaram punyaskandham prasavati, ksiprataram niryaty anuttarayam samyaksambodhau. kah Punar vado yah srutvodgrhniyad dharayed vacayet parebhya uddised bhagavanayogam anuyuktah).

4. Keyakinan Pasti

Bodhisattva yang, setelah mendengar Yang Tidak Dapat Dipahami dari para Tathagata, tidak ingin takut dan tidak ingin gemetar, Bodhisattva yang ingin tahu meskipun pengalaman pribadi semua sifat Buddha, tanpa bergantung pada ajaran lain, Bodhisattva itu, kata Saya, harus menumbuhkan Suramgamasamadhi. Bodhisattva, yang ketika mendengar ajaran yang belum pernah didengar sebelumnya, ingin mempercayainya dan tidak ingin menolaknya, Bodhisattva itu harus mendengarkan Suramgamasamadhi (bodhisattvena tathagatacintikatam srutvanuttrasitukamenasamtrasitukamena, bodhisattvena parato ghosam anisritya sarvabuddhadharmanam pratyatmajnanam anugantukamena suramgamasamadhir bhavayitavyah bodhisattvenasrutapurvan Dharman srutvadhimoktukamena na niksiptukamena.
suramgamasamadhih srotavyah).


[Pengubahan Akhir]

Sementara Suramgamasamadhi demikian diajarkan, makhluk yang tak terhitung jumlahnya membangkitkan Pemikiran Tertinggi Pencerahan Sempurna (Anuttara SamyakSamBodhi Citta), lebih banyak yang tak terhitung dari Mereka yang didirikan pada tingkat Tanpa Kemunduran (Avaivartika Bhumi), namun lebih banyak yang tak terhitung dari Mereka yang memperoleh Kepastian dari Dharma Yang Tidak Timbul (Anutpatika Dharma Kshanti). Delapan belas ribu Bodhisattva memperoleh Suramgamasamadhi, pikiran delapan belas ribu Bhikkhu dan Bhikkhuni yang, melalui pelepasan, disampaikan dari kekotoran mereka, dua puluh enam ribu upasaka dan upasika memperoleh Mata Dharma Murni Tanpa Debu atau Noda Mengenai Dharma (Dharma Caksu Visuddham); tiga puluh nayuta Dewa masuk kedalam Kepastian Mulia.

(Asmin suramgamasamadhau nirdisyamane 'prameyanam sattvanam anuttarayam samyaksambodhau cittany utpannani, apramanatara ye 'vaivartikabhumau pratisthitah. apramanataras ca yesam anutpattikadharmaksantih pratilabdha. astadasanam bodhisattvasahasranam suramgamasamadhih pratilabdhah. astadasanam bhiksubhiksunisahasranam anupadayasravebhyas cittani vimuktani. sadvimsatinam copasakopasikasahasranam virajo vigatamalam dharmesu dharmacaksur visuddham. trimsatinam ca devanayutanam niyamavakrantir abhusit).

Demikianlah yang diucapkan Bhagavan. Diangkut dengan sukacita, Manjusri Kumarabhuta, Bodhisattva Drdhamati, para Bodhisattva besar yang lain, murid-murid besar dan dunia dengan dewa-dewanya, manusia, asura dan gandharva memuji kata-kata yang diucapkan oleh sang Bhagavan

(idam avocad bhagavan. attamana Manjusrih kumarabhutah sa ca Drdhamatir bodhisattvas te canye bodhisattva mahasattvas te ca mahasravakah sadevamanusyasuragandharvas ca loko bhagavato bhasitam abhyanandann iti)

Offline Namo Rahula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 252
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #19 on: 27 April 2013, 10:42:51 PM »
Namo Sarvajna Siddha Tathagata

Namo Dasa Disani Triadhvani Sarva BuddhaBodhisattveSravakaPratyekaBuddhebhyah
Dengan keberuntungan, akhirnya selesai sudah Penerjemahan Suramgama Samadhi Suttram yang dinaungi oleh yayasan AnuttaraSamyakSamBodhiCitta.

Semua Dharma dana ini dan dharma-dharma lain yang saya buat disini adalah bebas, boleh dan dianjurkan untuk di sebarkan oleh semua umat Triratna tanpa ada unsur hak cipta atau ijin apapun karena ini semua adalah dari dan oleh Triratana bahwa yayasan AnuttaraSamyakSambodhicitta mendanakannya.

Terima kasih kepada saudara Asun yg antusias dalam mereply dan membaca dharma ini.

akhir kata, Sabbe Satta Sabba Dukkha Pamuccantu, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata, Sadhu Sadhu Sadhu

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #20 on: 28 April 2013, 12:06:23 AM »
bagus bagus sekali!

sayangnya terjemahannya kadang agak susah dibaca, ada beberapa yg rasanya terbalik aktif pasifnya, ada yg rasanya harus digabung jadi 1 kalimat dari 2 kalimat, Tapi karena memang sulit menerjemahkan dan aku jg gak punya sumber aslinya, yah apa boleh buat.

Sebagian besar bagus kok.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #21 on: 28 April 2013, 06:34:20 AM »
pengarang kitab ini punya imajinasi yang lumayan baik
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #22 on: 28 April 2013, 08:37:00 PM »
terlepas dari keabsahan mengenai sutra tersebut, nampaknya kita harus menggunakan point of view dr sisi Mahayana, serta menghargainya. Agar ke anekaragaman di Dhammacitta ini terjaga, agar DC ini menjadi salah satu tempat untuk belajar yang kaya akan "sumber". jangan yg terkenal dr DC ini ialah, forum yg isinya tukang ribut.

Samma Vayama

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #23 on: 28 April 2013, 08:46:40 PM »
pengarang kitab ini punya imajinasi yang lumayan baik

kalau mau meragukan ya tempatnya kan ada sendiri..... kalau di tiap thread sutra ngomong begini itu namanya ngajak debat
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #24 on: 29 April 2013, 06:01:06 AM »
kalau mau meragukan ya tempatnya kan ada sendiri..... kalau di tiap thread sutra ngomong begini itu namanya ngajak debat

tidak ada yang ngajak debat kok !.
mosok mengatakan pengarang kitab ini punya imajinasi yang lumayan baik adalah suatu kesalahan  ???
wong saya menganggap semua penulis kitab adalah pengarang kok,
masalahnya cerita di kitab, benar atau tidak benar, pembacalah yang menilai

mosok kepercayaan pembaca hanya dari suatu penulisan.
dan saya tidak minta pembaca utk tidak boleh percaya kitab diatas kok !
biar aja pembaca yang memahaminya sendiri.
jangan lebay  :)
« Last Edit: 29 April 2013, 06:19:55 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #25 on: 29 April 2013, 06:14:24 AM »
terlepas dari keabsahan mengenai sutra tersebut, nampaknya kita harus menggunakan point of view dr sisi Mahayana, serta menghargainya. Agar ke anekaragaman di Dhammacitta ini terjaga, agar DC ini menjadi salah satu tempat untuk belajar yang kaya akan "sumber". jangan yg terkenal dr DC ini ialah, forum yg isinya tukang ribut.

bold, :jempol:
biasanya yang punya 'sensi tinggi' atas kritikan, tidak senang dikritik.
« Last Edit: 29 April 2013, 06:20:41 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #26 on: 29 April 2013, 11:05:16 AM »
asal njeplak:
sutra ini <kasih kata sifat di sini>.

kritik:
sutra ini <kasih kata sifat di sini> karena <kasih argumen di sini>.

kritik membangun:
sutra ini <kasih kata sifat di sini> karena <kasih argumen di sini>. menurut saya, seharusnya <kasih solusi atau kondisi ideal>.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Suramgama Samadhi Suttram
« Reply #27 on: 29 April 2013, 07:17:52 PM »
asal njeplak:
sutra ini <kasih kata sifat di sini>.

kritik:
sutra ini <kasih kata sifat di sini> karena <kasih argumen di sini>.

kritik membangun:
sutra ini <kasih kata sifat di sini> karena <kasih argumen di sini>. menurut saya, seharusnya <kasih solusi atau kondisi ideal>.


ai tidak ada ide dan tidak bisa kasih solusi
wong pengarang udah pintar begitu kok !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.