O ya, dua pertanyaan terakhir lagi,Samanera: Mengapa para Dighabhanaka menolak memasukkan Apadana khususnya Buddhapadana ini dlm Sutta Pitaka? Bagian mana yg menjd poin2 kontroversial bg mereka?
Dari hsl diskusi ini,saya melihat gak ada masalah bg para komentar & Theravadin modern utk menerima Buddhapadana ini.
Trus apakah dlm Kathavatthu gak ada disinggung ttg konsep Buddhakhetta & banyak Buddha dlm satu masa ini? Thx
Sebenarnya, pertanyaan yang pertama kurang tepat karena bukan hanya Apādana saja yang tidak dimasukkan ke dalam sutta pitaka, tetapi juga seluruh buku Khuddhakanikāya. Menurut Dighabhānāka seperti yang anda cantumkan di atas (terutama di ambil dari PTS tradition), seluruh buku khuddhakanikāya kecuali empat buku lain yakni Cariyapitaka, Buddhavamsa, Apadana dan Khuddhakapatha dimasukkan ke dalam Abhidhamma. Data ini sebenarnya agak berbeda dari apa yang terkutip dalam kitab komentar dalam Chaṭṭhasangayana di Burma. Dalam Sumangalavilasini menurut Chaṭṭhasangayana, terkutip sebagai berikut:
Tato paraṃ jātakaṃ, niddeso, paṭisambhidāmaggo, apadānaṃ, suttanipāto, khuddakapāṭho, dhammapadaṃ, udānaṃ, itivuttakaṃ, vimānavatthu, petavatthu, theragāthā, therīgāthāti imaṃ tantiṃ saṅgāyitvā ‘‘khuddakagantho nāmāya’’nti ca vatvā ‘‘abhidhammapiṭakasmiṃyeva saṅgahaṃ āropayiṃsū’’ti dīghabhāṇakā vadanti. Majjhimabhāṇakā pana ‘‘cariyāpiṭakabuddhavaṃsehi saddhiṃ sabbampetaṃ khuddakaganthaṃ nāma suttantapiṭake pariyāpanna’’nti vadanti.
Bisa diartikan sbb:
Dīghabhāṇakā mengatakan bahwa setelah mengumpulkan beberapa teks yakni jātakaṃ, niddeso, paṭisambhidāmaggo, apadānaṃ, suttanipāto, khuddakapāṭho, dhammapadaṃ, udānaṃ, itivuttakaṃ, vimānavatthu, petavatthu, theragāthā, therīgāthā, teks-teks ini dimasukkan ke dalam Abhidhammapitaka dan menamakannya sebagai Khuddakagantha. Sementara itu, Majjhimabhāṇakā berpendapat bahwa semua buku ini termasuk cariyāpitaka dan buddhavamsa harus dimasukkan ke dalam Suttapitaka dan menamakannya sebagai Khuddhakagantha.
Dari kutipan di atas, Dighabhāṇaka memasukkan Apādana ke dalam Abhidhamma dan bukan Suttapiṭaka, namun Majjhimabhāṇaka memasukkan semua buku yang saat ini tergabung ke dalam Khuddhakanikāya ke dalam Suttapitaka. Anehnya, kedua grup bhāṇakā ini tidak menyebut buku2 ini sebagai khuddhakanikāya,melainkan menyebutnya sebagai Khuddhakagantha. Sayangnya, di kitab komentar ini tidak disebutkan alasan mengapa Dīghabhāṇakā tidak memasukkan buku2 tersebut ke dalam Suttapitaka. Jadi pertanyaan anda tidak bisa dijawab. Karena kontroversi yang termuat dalam kitab komentar ini, banyak para sarjana Buddhis berpendapat bahwa buku-buku Khuddhakanikāya disusun belakangan.
Untuk pertanyaan kedua, saya melihat bahwa diskusi mengenai Buddhakhetta tidak disebutkan dalam Kathavatthu. Ada pernyataan mengenai Buddhavisaya, namun ini hanya untuk menunjukkan bahwa arahat tidak mengetahui semua pengetahuan Sang Buddha.